Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 58719 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agnes Purwanti
"Agenes Purwanti. Pengetahuan tentang konsep Sangkan Paran dalam Kawruh Kasampurnaning Ngaurip. Skripsi ini berisikan pembahasan mengenai pengetahuan terhadap konsep-konsep Jawa dengan tinjauan filsafat Jawa"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S10755
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
PATRA 6(3-4) 2005 (1)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Irwan Abdullah
Yogyakarta: Pusat Penelitian Kependudukan UGM , 2003
331.4 SAN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Melvin M.
"Pancasila democracy departs and stems from the embodiment of the Pancasila precepts, which received the legitimacy of the Constitution of the Republic of Indonesia in 1945 and MPRS Decree Tap / MPRS / 1968 / XXXVn of 1968. Pancasila as the basic of state and open state ideology should also be an inspiration and motivation in the implementation process of Direct Election of District Head, which is also regulated in the Constitution of the Republic of Indonesia in 1945, Law 32/2004, Law 1/2015, and Law 8/2015 so that when the politicalization of religion in the process ofElection of Governor of DKI Jakarta did not cause widespread contraction that reveals the urgency of Pancasila, NKRI, Constitution of the Republic of Indonesia in 1945, Unity in Diversity and NKRI State law.
Based on the phenomena occurring as a result of the Direct election of the Governor of DKI Jakarta , the people realize the importance of Pancasila in the process of democracy through by examining what is meant by "PANCASILA DEMOCRACY " and what is the relevance of PANCASILA in the democratic process of Direct election of district head? This study presents explorations based on bibliography and phenomenological studies that reveal the urgency of Pancasila democracy in the process of local head election and conceptual theoretical as an effort to re-actualize the whole understanding of democracy called "Pancasila democracy".
"
Universitas HKBP Nonmensen, 2017
050 VISI 25:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah berisi ajaran kawruh kasampurnaning urip. Membahas bab asal mula terjadinya manusia (h.1), tentang Tuhan (h.45), rasa tunggal (h.45), kekuatan atau daya tunggal (h.46), masalah badan wadhag manusia (h.47), persaudaraan lahir (h.49), persaudaran batin (h.49), pamikir (50), theosofi (h.51), wontenipun pathokaning piwulang ageng (h.52), wontenipun kamulan ingkang langgeng (h.54), bab kemajuan (h.55), kumelaring jagad (h.57), alam kodrat (h.59), wulon utami kamulaning manungsa (h.59), manjalma (h.61), karma (h.62), labuh (h.63), persaudaraan para guru (h.64), manungsa miwah sakaliring badanipun (h.69), sajatining manungsa (h.70), dan sebagainya. Naskah ini merupakan kumpulan karya Tuan van den Broek dan Tuan J.C. Sateryi yang bernada teosofi, yang kemudian dikoleksi oleh R.M.Ng. Mangundipura di Mangkunagaran, Surakarta. Keterangan tarikh penulisan tidak diketahui secara pasti, kemungkinan disalin pada tahun 1930an."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.28-B 12.07
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Anggraeni
"Pi Cheon Deuk adalah tokoh sastrawan yang tersohor di Korea. Terkenal dengan esai-esainya yang banyak menceritakan kehidupannya, Pi Cheon Deuk memiliki pemikiran yang unik mengenai kehidupan, termasuk dalam esainya yang berjudul 토요일 (Toyoil). Esai ini ditulis dengan bahasa yang awalnya terkesan lugu, namun jika diteliti lebih dalam dapat ditemukan adanya makna yang lebih dalam. Ditinjau dari sistem tanda yang dikembangkan oleh Saussure (1916) dalam bidang semiologi, konsep konotasi Barthes (1957), dan konsep Ohaeng serta Obangsaek, 파란 토요일 (paran toyoil) atau Sabtu hijau dalam esai ini memiliki arti bahwa kehidupan tidak akan berhenti setelah menerima cobaan. Manusia akan menerima kebahagiaan dan awal baru untuk kembali hidup.

Pi Cheon Deuk is one of the most prized literature figures in Korea. Recognized by his essays that tell his own life story, Pi Cheon Deuk had a unique insight about life, included also in one of his work titled 토요일 (Toyoil). It is written with such innocent words, yet there is so much more meaning embedded in it. Inspected based on Saussures language sign on semiology (1916), Barthes connotation theory (1957), and Koreas Ohaeng and Obangsaek concept, the term 파란 토요일 (paran toyoil) or green Saturday from the essay means that life will never stop after any trials. Humans will receive happiness and new beginning to live their life."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Wawan Susetya
Jakarta: Elex Media Komputindo, 2019
181.16 WAW s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Alifa Handriane
"Riset terdahulu telah meneliti bahwa pengetahuan awal tentang social loafing atau kemalasan sosial tidak mempengaruhi terjadinya kemalasan sosial ketika diuji dengan tes fisik dikarenakan banyaknya variabel lain yang mempengaruhi dalam pengujian di area tes fisik olahraga sepeda. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah pengetahuan awal terhadap konsep kemalasan sosial memiliki dampak pada terjadinya kemalasan sosial ketika dioperasionalkan melalui tes kognitif (mengurutkan fungsi dari sebuah papan kayu sebanyak mungkin dalam 3 menit). Penelitian menggunakan desain independent-groups dengan 3 tingkat dan melibatkan 45 partisipan yang direkrut untuk bekerja secara koaktif (grup kontrol) atau secara kolektif dalam kelompok beranggotakan 5 individu (grup eksperimen). Untuk kelompok kolektif, partisipan diberikan antara pengarahan yang sesuai mengenai konsep kemalasan sosial (kolektif-sadar) atau pengarahan yang tidak sesuai (kolektif-tidak sadar). Hasil dari independent-groups t-test menemukan bahwa kelompok koaktif menghasilkan lebih banyak ide dibandingkan kelompok kolektif, yang mengindikasikan bahwa kemalasan sosial lebih sedikit terjadi di kelompok koaktif. Selain itu, kelompok kolektif-tidak sadar memiliki performa yang lebih baik dibandingkan kelompok kolektifsadar. Limitasi dari penelitian ini dibahas pada bagian Diskusi. Saran penelitian mencakup penggunaan konsep yang berbeda untuk pengarahan dummy dan menambah tingkat kompleksitas dari tes.

Early research has studied that prior knowledge upon social loafing did not affect the occurrence of social loafing when tested with physical task due to the many confounding variables it possessed. The current study aimed to test whether prior knowledge of social loafing may have an impact on the occurrence of social loafing when operationalised through cognitive task (listing as many uses of a plank of wood in three minutes). Using 3 level independent-groups design, 45 participants were recruited to work coactively (control) or in groups of five (collectively). In collective conditions, participants were given either proper briefing regarding the concept of social loafing (collective-aware) or dummy briefing (collective-not aware). Independent-groups t-test revealed that coactive condition generated more ideas than collective condition, indicating less social loafing in coactive condition. Additionally, collective-not aware performed better than collective-aware. Limitations of the study have been identified. Suggestions include using different concept for dummy briefing and increase complexity of the task."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Schuurman, B.M.
"Buku ini merupakan buku pegangan bagi penganut agama Kristen. Diharapkan para pembaca buku ini dapat menggunakannya sebagai petunjuk dan mempertebal imannya."
Malang: Bale Wiyata, 1939
BKL.1151-AK 31
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
"Pada dasarnya ilmu harus digunakan dan dimanfaatkan untuk kepentingan dan kemaslahatan manusia. Dalam hal ini ilmu dapat dimanfaatkan sebagai sarana dalam meningkatkan taraf hidup manusia dengan memperhatikan kodrat manusia, martabat manusia, dan kelestarian atau keseimbangan alam. Demi kepantingan manusia tersebut, maka pengetahuan ilmiah yang diperoleh dan disusun dipergunakan secara komunal dan universak. Komunal berarti bahwa ilmu merupakan pengetahuan yang menjadi milik bersama, setiap orang berhak memanfaatkan ilmu menurut kebutuhannya. Universal berarti bahwa ilmu tidak mempunyai parokial seperti ras, ideologi atau agama. Sehingga dalam Islam dilarang keras menyembunyikan ilmu, artinya ilmu itu harus disebarkan untuk bisa dimanfaatkan. Melalui iqra 'bismi Rabbika, digariskan bahwa titik tolak atau motivasi pencarian ilmu, demikian juga tujuan akhirnya, haruslah karena Allah. Ilmu harus bernilai Rabbani. Sehingga ilmu yang "bebas nilai", harus disempurnakan dengan nilai Rabbani."
KONSTAINT 9:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>