Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 105320 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sudarwati
"Tradisi penulisan naskah sudah berlangsung lama di Indonesia, termasuk di Jawa Salah satu naskah Jawa yang dapat dimasukkan ke dalam naskah kesusastraan adalah Serat Kanjun Marjaka yang menjadi koleksi FSUI( FIB UI ) dengan kode NR 393. Pada naskah tidak tertulis judul teks sama seperti pada naskah-naskah pada umumnya. Adapun judul naskah tertulis Serat Kanjun Marjaka merupakan pemberian judul yang dilakukan oleh penyunting. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan ciri tulisan serta warna tinta yang digunakan. Teks serat Kanjun Marjaka diawali tentang penggambaran keadaan negeri Dwarawati serta segenap istri dan putra-putra Kresna. Kemudian dilanjutkan dengan datangnya musuh dari negeri sebrang yaitu Parang Gubarja. Bersamaan dengan datangnya musuh, Arjuna dikabarkan hilang. Teks diakhiri dengan gugurnya raja Jungkung Marjaka oleh panah api yang dilontarkan Arjuna. Naskah Serat Kanjun Marjaka kemungkinan adalah naskah tunggal karena tidak ditemukan data-data mengenai naskah ini. Pada naskah ini juga dijumpai banyak perbaikan yang dilakukan oleh penyunting, yang menurut penyunting terdapat penulisan-penulisan kata yang salah dan kemudian diperbaiki pada kata tersebut dengan menggunakan warna tinta yang berbeda. ..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S11459
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Suprapti
"Serat Jatikusuma adalah naskah yang berisi tentang cerita roman Islam dan berkembang di sekitar daerah pesisir pantai utara Jawa. (Pigeaud, 1967: 219-223). Dibanding dengan teks-teks keraton, teks-teks pesisiran memiliki kekhasan dalam hal bahasa (bahasa Jawa dialek pesisiran), aksara (aksara pegon disamping aksara Jawa, dan isi (meskipun tidak seluruhnya, namun menunjukkan warna keislaman). (Karsono H. Saputra, 2001:88). Serat Jatikusuma yang selanjutnya disebut SJK merupakan salah satu naskah yang berkembang disekitar daerah pesisir pantai utara Jawa. Pigeaud (1967:219-223) telah mengelompokan teks Serat Jatikusurna termasuk dalam sastra roman yang berkembang di sekitar daerah pesisir pantai utara Jawa bersama dengan Johar Manikam, Johar Sah, Mursada, Jaka Nestapa, Jaka Prataka, Sukamadi, Ardi Kusuma, Raden Saputra, dan Santri Gudigan. Teks SJK menceritakan tentang pengembaraan seorang putra raja bernama Jatikusuma dari Asmarakandi, disertai dua punakawannya bernama Jumput dan Caleput. Pada akhimya Jatikusuma menikah dengan Sasmitarasa, putri dari Jong Biraji. Melalui studi pustaka diperoleh informasi ternpat penyimpanan SJK. Naskah_naskah yang mengandung teks SJK tersimpan di perpustakaan FSUI dengan koleksi empat naskah, PNRI dua naskah, dan tiga naskah terdapat di Museum Sono Budoyo. Berdasarkan informasi tersebut, peneliti bermaksud menyajikan suntingan teks SJK dan terjemahan dalam bahasa Indonesia, melalui langkah-langkah kerja filologi dengan menggunakan metode landasan. Poerbatjaraka (1950:75) dalam Indonesische Handscriften mngelompokkan naskah SJK sebagai naskah kesusastraan pesantren. Sebagai naskah yang berkelompok dalam kesusastraan pesantren, naskah SJK setidak-tidaknya mengandung unsur-unsur pesantren atau unsur-unsur Islam."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S11496
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triasih Yustinia Wibawa
"Kerja Filologi Serat Lyu Si Jun dimulai dengan sebuah asumsi atau anggapan bahwa naskah ini adalah naskah tunggal (Codex Unicus). Dengan menggunakan metode edisi naskah tunggal, suntingan teks dan terjemahan Serat Lyu Si Jun ini diharapkan dapat mendekati naskah aslinya. Naskah ini mcnjadi menarik karena ditulis dengan latar budaya Tionghoa dan pernah ditulis dalam bahasa Melayu dengan aksara latin. Seperti kita tabu bahwa budaya Tionghoa, pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, sangat berkembang di bumi nusantara. Salah satunya dalam bidang sastra, pada masa itu muncul karya sastra yang dihasilkan oleh peranakan Tionghoa dan cukup menyedot perhatian masyarakat.
Karya sastra yang dihasilkan oleh peranakan Tionghoa umumnya memiliki kckhasan bahasa. Dalam Suntingan Serat Lyu Si Jun ini kita dapat melihat adanya kekhasan bahasa yang muncul dari penulisnya, diduga sebagai peranakan Tionghoa. Penggunaan campuran bahasa seperti Jawa-Melayu, Jawa-Belanda dapat ditemukan dalam Serat Li'u Si Jun. Penulis berharap kerja Filologi ini dapat menjadi salah satu pintu bagi mereka yang ingin mendalami karya sastra Jawa-Tionghoa."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S11306
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi saduran macapat sebuah cerita carangan, diawali dengan jejer Dwarawati menceritakan segenap istri Kresna dan putra-putranya lalu dilanjutkan kisah datangnya musuh dari Sabrang, dari negara Parang Gubarja dengan rajanya Jukung Marjaka bergelar Kanjun Mardeya yang menyerang negara Amarta dan menguasainya. Hal ini disebabkan dendamnya pada Arjuna ketika berperang memperebutkan Srikandi, ayahnya Jukung Mardeya beserta balatentaranya dibuang dengan senjata angin. Bersamaan dengan datangnya musuh, satria Pandawa Raden Arjuna diberitakan telah menghilang dengan tiba-tiba dari negaranya, Madukara. Teks dilanjutkan dengan cerita pencarian terhadap Arjuna dan pengembaraannya. Teks ini diakhiri dengan gugurnya Raja Jukung Marjaka oleh panah api yang dilontarkan Arjuna. Daftar pupuh lihat di bawah. Naskah mulai disalin pada hari Kamis Pon, 1 Jumadilakhir, Jimakir 1810 (31 Maret 1881). Pada halaman terakhir ada kata terhapus dengan tinta hitam, lalu oleh peneliti terdahulu diberi keterangan berbunyi ponang titining carita dan angka 14-20-7-8 dan 1810 dengan angka Jawa yang berasal dari penyalin. Angka 1810 mungkin adalah angka tahun Jawa saat akhir penyalinan, tetapi makna angka yang lain kurang jelas. Tempat penyalinan belum diketahui. Keterangan di luar teks menyebutkan bahwa naskah ini diterima Pigeaud dari Suwarna di Surakarta pada tahun 1939. Naskah banyak terdapat ralat atau perbaikan di sana sini, bahkan ada sebagian halaman yang sobek yang lalu disalin ulang dan direkatkan bersama-sama dengan teks semula (h.2). Daftar pupuh: (1) dhandhanggula; (2) sinom; (3) asmarandana; (4) kinanthi; (5) mijil; (6) pangkur; (7) pucung; (8) durma; (9) gambuh; (10) maskumambang; (11) megatruh; (12) girisa; (13) dhandhanggula; (14) sinom; (15) mijil; (16) durma; (17) pangkur; (18) asmarandana."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CW.21-NR 393
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Reiza Alfian
"Agama Islam masuk ke pulau Jawa melalui pantai utara. Agama ini disebarkan oleh para pedagang muslim sambil berdagang. Persebarannya sampai ke pedalaman, pada masa itu para wali agama Islam mengajarkan ajaran Islam dengan memasukkan unsur mistik kedalamnya. Hal ini dimaksudkan agar para wali tersebut dapat dengan mudah berinteraksi dengan penduduk yang sudah terbiasa dengan konsep mistik. Ajaran-ajaran itu kemudian mejadi buku-buku suluk, yaitu suatu himpunan syair-syair mistik yang ditulis dalam bentuk macapat gaya Mataram.
Serat Seh Jabar sidik yang menjadi objek penelitian dalam skripsi ini merupakan salah satu bentuk suluk yang tidak dikenal orang dan belum pernah diangkat sebagai suatu bahan penelitian. Hal ini menjadi sesuatu hal yang menarik karena Serat Seh Jabar sidik merupakan naskah pesisir yang berisi ajaran Islam dalam bentuk dialog. Sungguh suatu hal yang menarik mengingat pada umumnya ajaran Islam disampaikan dalam bentuk prosa. Penelitian bertujuan menghasilkan suntingan teks, terjemahan, dan analisis isi teks Serat Seh Jabar sidik.
Tujuan umum penelitian memberi sedikit masukan bagi disiplin ilmu filologi. Hal pertama yang dilakukan pada penelitian ini adalah mengumpulkan naskah-naskah Serat Seh Jabar sidik yang sekorpus, naskah tersebut dideskripsikan, dibandingkan untuk dilihat persamaan dan perbedaan masing-masing naskah. Setelah itu ditentukan naskah yang menjadi dasar suntingan dan terjemahan berdasar pada tujuan penelitian. Teks naskah akan disunting dengan edisi standar. Metode kritik teks yang dipergunakan pada penelitian ini adalah metode landasan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syaiful Rohman
"Tesis ini membahas naskah Jawa yang berjudul Serat Darmasaloka SD. Teks SD ditulis dalam bahasa dan aksara Jawa. Teks SD berbentuk puisi Jawa, yaitu tembang macapat. Berdasarkan isinya, teks SD termasuk sebagai teks piwulang. Kajian terhadap SD dilakukan secara filologis. Satu naskah, yaitu KS 539b/493 Ha naskah A digunakan sebagai naskah landasan untuk menyusun edisi teks. Edisi teks dilengkapi dengan terjemahan dalam bahasa Indonesia. Selanjutnya, isi teks SD dikaji dari strukturnya untuk menunjukkan kekhasannya sebagai teks piwulang. Berdasarkan kajian isinya, teks SD merupakan perpaduan antara unsur budaya Islam dan budaya Jawa. Dalam teks, ada sejumlah tokoh yang bernama Islam, antara lain Siti Maryam, Seh Ngabdullah, dan Abu Bakar. Selain itu, ada pula nama tokoh yang berasal dari budaya Jawa, antara lain Kiai Sangit dan Ki Darmasaloka. Latar cerita dalam teks SD berada di negeri Arab, yaitu Bagedad, Madinah, dan Ngedhah-ngedhah. Meskipun demikian, penggambaran suasana tempat terasa seperti suasana tempat di Jawa. Secara umum alur teks SD dibawakan secara episodik dan linier, yaitu peristiwa disusun berurutan dari awal sampai dengan akhir cerita. Akan tetapi, seringkali jalan cerita ditunda. Penundaan ini dimanfaatkan oleh pengarang untuk memasukkan unsur ajaran atau piwulang. Teks SD mengandung nilai ajaran moral, antara lain ajaran nilai moral untuk perempuan, ajaran tasawuf, ajaran rukun dan hormat, larangan berzina, dan ajaran hukum Islam.

This thesis discusses a classical Javanesse manuscript entitled Serat Darmasaloka SD. This manuscript is written in Javanese languange and script. SD text is a narrative poetry, namely tembang macapat. Based on the content, SD is classified as piwulang. The analysis of SD manuscripts is based on philology theory. One manuscript, KS 539b 493 Ha manuscript A , is used as a basis for preparing the text edition. Text edition equipped with an Indonesian translation. Furthermore, the content of SD text be examined on the text structure to show the uniqueness as piwulang text. Based on the content analysis, text SD is a blend of elements of Islamic culture and Javanese culture. In the text, there are a number of figures that have names with shades of Islam, among others Siti Maryam, Seh Ngabdullah, and Abu Bakar. In addition, there is also the name of the character comes from the Javanese culture, among others Kiai Sangit and Ki Darmasaloka. Background story in the text SD in Arab countries, namely Bagedad, Medina, and Ngedhah ngedhah. Nevertheless, the depiction of the atmosphere of the place feels like the atmosphere of the place in Java. In general, plot of SD text delivered in episodic and linear, the events are arranged sequentially from the beginning until the end of the story. However, often the story was delayed. This delay is used by the authors to incorporate the teachings or piwulang. SD text contains the value of moral teaching, among other are teachings of moral values for women, Sufism, harmonious and respectful teachings, prohibition of adultery, and the teachings of Islamic law."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
T47527
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iik Idayanti
"Tesis ini membahas tentang Serat Samud. Teks ini termasuk karya sastra saduran Melayu, berjudul Hikayat Seribu Masail. Selain itu, teks ini termasuk dalam karya sastra Jawa berjenis suluk. Isi teks tentang beragam ajaran Islam, antara lain akhirat, surga, neraka, kiamat, dan sebagainya. Dari penelusuran naskahnya, diketahui ada 22 naskah yang membahas tentang Serat Samud yang tersebar di Indonesia dan Belanda. Dari 22 naskah tersebut, hanya satu naskah yang dijadikan teks suntingan, yaitu Naskah L (St.80). Agar teks dapat dipahami, maka disajikan juga terjemahan teksnya.

The thesis talks about Serat Samud which is one of Malay adapted literature, (Hikayat Seribu Masail). This text is also included in suluk literature. The text discusses Islamic lesson, such as afterlife, heaven, hell, doomsday, etc. There are 22 manuscripts about Serat Samud found in Indonesia and the Netherland. One of the manuscripts, which is L (St.80), will be made into a text edition. Text translation will be applied in order to make it understandable."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
T28709
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Luwiyanto
"Penelitian ini bertujuan menyajikan suntingan teks Serat, Seh Jangkung (SSJ), terjemahan, dan mengemukakan struktur dan makna teksnya. Untuk mencapai tujuan itu dimanfaatkan dua teori yaitu filologi dan sastra, t.erutama teori struktural. Dalam rangka sunti.ngan teks SSJ digunakan edisi standar dengan disertai aparat kritik.Adapun teori struktural dimanfaatkan untuk membedah struktur naratif dan makna teks. Teori itu menganggap bahwa karya sastra memiliki struktur yang utuh dan lengkap, yang segenap unsurnya masing-masing memiliki koherensi intr.insik. Oleh karena itu, struktur naratif dan makna yang menjadi karakteristik teks SSJ dapat diuraikan unsur-unsurnya dan pertaliannya dalam membentuk makna teks secara keseluruhan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1996
T41364
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marsono
Jakarta: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, 2009
091 MAR l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Kitab Sembahyang adalah salah satu naskah yang masuk dalam golongan kepustakaan Islam santri, isinya mengenai syariat Islam (hukum Islam), seperti ajaran tentang pelaksanaan salat, puasa, ma'ripat, ihsan, iman, dan Islam. Langka kerja filologi pada naskah ini dengan melakukan kritik teks yang di dalamnya terdapat perbandingan teks.
Mengacu pada Behrend (1995,2), perbandingan meliputi tiga buah aspek yakni aspek tembung, carita, dan tembang. Dalam teks ini hanya melakukan perbandingan carita saja. Pemilihan naskah berdasarkan pada tiga kriteria yakni, kemandirian dan keutuhan teks, teks berbahasa Jawa, dan beraksara pegon dan Jawa. Berdasarkan kriteria itu, menghasilkan tiga buah naskah, yakni naskah yang bernomor koleksi NR 298, NR 208, dan NR 130.
Dari tiga buah naskah terpilih dilakukan perbandingan carita. Dalam perbandingan carita tersebut ditentukan kelompok naskah yang seversi, yakni versi I, NR 298 dan NR 208 dan versi II NR 130. Dari dua versi yang berbeda itu, ditentukan sebuah naskah landasan, yakni sebuah naskah koleksi perpustakaan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, bemomor koleksi NR 130 yang digunakan sebagai suntingan teks."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S11681
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>