Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 174089 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Olivia Denny Puspitasari
"Media massa pada masa Perang Dunia II (1939-1944) memegang peranan penting dalam memberikan informasi kepada masyarakat Prancis. Penelitian ini membicarakan mengenai situasi pers dan kondisi surat kabar di Prancis pada masa Perang Dunia II, serta memperlihatkan pesan propaganda melalui judul dan isi artikel politik yang dimuat dalam surat kabar tersebut dengan menggunakan teori fungsi Bahasa dari Roman Jakobson dan teknik-teknik propaganda. Setelah memaparkan sejumlah data dan menganalisisnya, maka pada akhir penelitian diketahui bahwa surat kabar Prancis pada masa ini berada di bawah kontrol Jerman untuk wilayah Prancis Utara melalui Propaganda Abteilung yang berada di bawah arahan Gobbels dan kementrian propaganda Jerman, sementara kontrol atas pers di wilayah Prancis Selatan dipegang oleh pemerintahan Vichy. Dengan adanya kontrol atas pers, pembatasan informasi yang boleh dimuat, serta pemberlakuan sensor, maka selain surat kabar resmi muncul surat kabar-surat kabar gelap yang merupakan suatu reaksi atas keadaan tersebut. Surat kabar selain berfungsi sebagai alat penyebar informasi juga berfungsi sebagai media propaganda. Melalui propaganda yang ditampilkan dalam artikel politik di surat kabar, pihak pemerintah Jerman, Vichy, dan kelompok Resistance berusaha mempengaruhi rakyat Prancis terhadap suatu ide tertentu sehingga ide tersebut dapat diterima oleh banyak orang.

Pendant la seconde guerre mondiale et sous 1'occupation, les medias ont joue un role important en diffusant beaucoup d'informations aux civils. Cc memoire pane de condition de la presse francaise en deuxieme guerre mondiale. II s'agit aussi d'analyse de la propagande parue dans des titres et des contenus des articles politiques de journaux francais en utilisant les fonctions du langage de Roman Jakobson et des techniques de propagande. A la fin de l'analyse, on trouve que la presse est controlee, censuree, tant en zone nord par les Allemands qu'en zone sud par le gouvernement de Vichy. En zone nord, la presse est directement sous tutelle de la Propaganda-Abteilung, controlee par Goebbels (ministre allemand de la propagande). En zone sud, elle est soumise a la pression du gouvernement de Vichy. Censuree, limitee, et uniformisee a la source dans le choix de ses informations, la presse doit se plier aux diverses recommandations et injonctions des institutions de controle. En marge de cette presse autorisee, des journaux clandestins apparaissent et se mettent progressivement en place. Le gouvernement de 1'Allemagne et de Vichy et aussi les Resistances utilisent des journaux comme media de propagande. Its emploient la propagande dans des articles po
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S14362
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
R.A. Soffie Andriani Hadi
"Penelitian dilakukan dengan menggunakan sumber primer yaitu Surat Kabar Asia Raja dilakukan dari bulan Juni 2002-Februari 2003 (di bawah bimbingan Dwi Mulyatari, M.A. Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003). Tujuannya ialah untuk mengetahui peran foto dan teks berita yang terdapat pada Surat Kabar Asia Raja yang digunakan oleh Jepang untuk melakukan propaganda politiknya. Dalam melakukan penulisan menggunakan metode sejarah. Pengumpulan data dengan menggunakan sumber primer dalam hal ini Surat Kabar Asia Raja yang hanya terdapat pada Perpustakaan Nasional RI dan juga mewawancarai saksi-saksi sejarah seperti H. Rosihan Anwar yang merupakan wartawan dari Surat Kabar Asia Raja, S.K Trimurti seorang Jurnalis dan Yudhi Irawan Soerjoatmodjo seorang Kurator Foto ANTARA. Sumber primer dan sekunder yang didapat kemudian dikritik dan diinterprestasikan berdasarkan data yang didapatkan. Kemudian dituliskan berdasarkan penulisan sejarah.
Hasilnya menunjukkan bahwa memang Jepang menggunakan berbagai media yang ada ketika itu, dan salah satu medianya adalah surat kabar Asia Raja. Surat Kabar ini sangat efektif dalam melancarkan dengan apa yang dinamakan publik opini, di mana foto dan teks berita yang diberitakan harus sesuai dengan apa yang diinginkan oleh Pemerintah Jepang, terkait dengan kebijakan yang Jepang lakukan setiap tahunnya pada masa pendudukannya di Indonesia. Sehingga jelas terlihat pola-pola kebijakan pemerintah Jepang di Indonesia ketika itu dituangkan dalam pemberitaan_-pemberitaan yang terdapat di surat kabar Asia Raja. Antara foto dan teks berita sangat terkait erat, karena bentuk visualisasi dari teks berita adalah foto. Foto tidak bisa berbicara banyak bila tidak digandengkan dengan teks berita, sedangkan berita bila tidak digandengkan dengan foto menyebabkan berita kurang diminati untuk dibaca. Akhirnya antara foto dan teks berita adalah dua hal yang tidak bisa terpisah, walaupun bisa terpisah menyebabkan salah satunya menjadi kurang diminati."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S12575
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Zubaidah
"Funktionsverbgefuge pada artikel berita dan surat pembaca dalam surat kabar harian Siddeutsche Seitung: Suatu Tinjauan Morfosintaksis (di bawah bimbingan Jossy Darman, M. Hum.). Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Skripsi ini membahas tentang Funktionsverbgefuge (FVG) sebagai salah satu ciri bahasa koran. Oleh karena itu, sumber data dari skripsi ini adalah artikel berita dan surat pembaca dalam surat kabar harian Suddeutsche Zeitung. FVG dalam sumber data tersebut kemudian dianalisis secara morfosintaksis dan semantis. Landasan teori yang digunakan dalam skripsi ini ialah teori FVG dari Gerhard Helbig dan Hans-Jurgen Grimm. Dari teori ini dapat diketahui jenis FVG yang ada. Selain melihat pemunculan FVG dalam artikel berita dan surat pembaca, diteliti juga jenis FVG yang sering muncul. Setelah melakukan analisis dapat disimpulkan bahwa pemunculan FVG dalam artikel berita dan surat pembaca tidak terlalu sering, walaupun FVG, menurut Loffler, merupakan salah satu ciri dari bahasa koran. Janis FVG yang paling sexing muncul pada artikel berita adalah FVG dengan nomina berpreposisi, sedangkan pada surat pembaca adalah FVG dengan nomina dalam akusatif. Selain itu, ditemukan juga beberapa FVG yang tak diperikan dalam teori, seperti munculnya FVG dengannomina dalam bentuk plural dan dengan atribut ajektiva, serta FVG yang tidak hanya berfungsi sebagai predikat, melainkan juga sebagai atribut dalam kalimat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2000
S14816
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karima Rakhma Putri
"Skripsi ini secara khusus membahas dan menganalisis tanda-tanda akan Jepang dalam film animasi era Perang Dunia II yang berjudul The Ducktator 1942 dan Tokio Jokio 1943 yang diproduksi oleh Looney Tunes. Tanda yang dianalisis dibagi menjadi tanda verbal dan tanda visual. Kerangka teori yang digunakan adalah teori semiotik Peirce dengan proses semiosisnya.
Analisis juga tidak terbatas dengan mengetahui makna dari tiap tanda yang muncul saja, tetapi juga mengaitkannya dengan konteks historis, sosial, dan budaya yang menyebabkan tanda tersebut muncul, yaitu Perang Dunia II, yang di dalamnya termasuk perang ras dan perang propaganda.
Hasil analisis keseluruhan dari tanda Jepang dalam kedua data film adalah meskipun berdasarkan pada latar belakang yang riil, karena konteks besar dibuatnya kedua data film adalah Perang Dunia II yang sedang berkecamuk, tanda Jepang yang muncul merupakan pesan propaganda Amerika Serikat mengenai gambaran Jepang, membentuk persepsi akan Jepang, dan mendorong untuk membenci Jepang kepada masyarakatnya pada saat itu.

This thesis is focusing to discuss and analyze the signs of Japan in the US World War II animation movies, The Ducktator 1942 and Tokio Jokio 1943 by Looney Tunes. The signs of Japan are divided into two categories there are verbal signs and visual signs. The frame of theories in this thesis is Peircean Semiotics with its semiosis process.
The analysis process in this thesis is not limited by only knowing the meaning of each signs, furthermore connect it within the historical, social, and cultural context of which those sign are arose. These contexts are the World War II with its race war and propaganda war included in it.
The whole result of the analysis process in the data movies is all the signs of Japan in the movies contains propaganda messages which gave the image of Japan, created perception of Japan, and encourage the US people at that time to hate Japan as the enemy, regardless all the real backgrounds because the war is the main event at that time.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S67505
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Harini
"Atribut dalam bahasa Jerman pads artikel surat kabar Siiddeutsche Zeitung (di bawah bimbingan Jossy Darman, S.P., M.Hum.). Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Penelitian mengenai atribut dalam bahasa Jerman yang digunakan dalam tujuh buah artikel dari rubrik Themen aus Deutschland surat kabar Siiddeutsche Zeitung. Artikel-artikel ini terdiri atas dua buah jenis teks, yaitu jenis teks wawancara dan berita. Sebagai landasan teori utama adalah teori mengenai klasifikasi atribut dari Harald Weinrich (1993). Selain itu, digunakan pula teori mengenai bahasa surat kabar dari Heinz-Helmut Luger.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis jenis atribut yang digunakan dalam dua jenis artikel surat kabar Siiddeutsche Zeitung dan mengetahui jenis atribut yang paling dominan dalam masing-masing jenis artikel. Selain mengetahui jenis atributnya, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui variasi pola penggunaan atribut dalam kalimat.
Setelah dilakukan penelitian didapatkan basil bahwa atribut banyak digunakan untuk memperjelas elemen-elemen nominal dalam kalimat pada artikel surat kabar. Jenis jenis atribut yang dapat ditemukan dalam teks yang diteliti antara lain atribut ajektiva, termasuk Parlizipialattribut, atribut genitif, atribut preposisional, atribut konjungsional, atribut infinitif, atribut relatif dan aposisi.
Jenis atribut yang tidak ditemukan dalam penelitian ini adalah adverbia atributif. Setelah dianalisis dapat diketahui bahwa jenis atribut yang dominan digunakan adalah atribut ajektiva yang meliputi 42,15 % dari seluruh penggunaan atribut. Variasi pola penggunaan atribut yang dapat ditemukan dalam penelitian ini berjumlah 55 pola."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2000
S14698
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Ketut Darma Laksana
"ABSTRAK
Kajian terhadap tajuk bermajas dalam surat kabar berbahasa Indonesia dimaksudkan untuk menemukan hubungan antara struktur gramatikal dan semantik--pragmatik sebagai refleksi dari karakteristik tajuk. Sumber data berupa enam buah surat kabar: lima dari surat kabar yang berskala nasional yakni Kompas, Suara Pembaruan, Suara Karya, Berita Buana, dan Merdeka; dan satu dari surat kabar kota yakni Pas Kota. Tujuan penelitian ini adalah mengungkapkan segi stilistik dan gramatikal majas, cara pemahaman, dan fungsinya pada tajuk.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini merupakan perpaduan dari ancangan stilistik dan ancangan gramatika. Ancangan stilistik sendiri diperoleh dari perpaduan tiga macam teori: semantik, pragmatik, dan kognitif. Teori semantik dimanfaatkan untuk mengungkapkan bentuk majas yang dicirikan oleh kesamaan fitur semantik; teori pragmatik dimanfaatkan untuk mengungkapkan bentuk majas yang tidak dicirikan oleh kesamaan fitur semantik karena penciptaannya sudah keluar dari pola yang ada (sistem); dan teori kognitif dimanfaatkan untuk menjelaskan tema-tema ungkapan majasi. Selanjutnya, ancangan gramatika didasarkan pada teori gramatika fungsional. Teori gramatika fungsional --.tersebut dipandang dapat menjelaskan pola gramatikal tajuk karena tajuk hakikatnya adalah sebuah kalimat teks.
Perpaduan antara ancangan stilistik dan ancangan gramatika itu menghasilkan salah satu temuan yaitu bentuk majas, dalam hal ini metafora, yang salah satu unsurnya berfungsi sebagai pengekspresif makna. Temuan lainnya dapat dikemukakan berikut ini.
Penelitian terhadap lima ratus tajuk bermajas menghasilkan simpulan bahwa kategori majas perbandingan lebih tinggi frekuensi pemakaiannya dibandingkan dengan majas pertautan, yakni dalam perbandingan 420:80 (84%:15%). Di antara kategori majas perbandingan itu dapat diketahui pula bahwa subkategori metafora menempati posisi teratas, yakni 370 buah (74%); kemudian personifikasi dan perumpamaan masing-masing: 18 buah (3,60%) dan 32 buah (6,40%). Sementara itu, pada metafora, pola pemakaian Tb-Mt (metafora predikatif) menduduki posisi paling tinggi, yakni 220 buah (59,46%). Dua pola lain yaitu Tb-Pb (metafora nominal) dan gala Pb-Mt (metafora kalimat) masing-masing: 115 buah (31,08%) dan 35 buah (9,46%). POla Pb-Mt (metafora kalimat) tersebut'digolongkan dalam metafora inovatif. Pada metonirmia, pola Pu-OTu lebih tinggi frekuensinya daripada pola Tu-Pu; dalam perbandingan 42:18 (70%:30%).
Makna suatu ungkapan majasi--terutama yang tergolong dalam bentuk inovatif--hanya dapat dipahami berdasarkan prosedur rekonstruksi makna, baik dengan bantuan kebahasaan maupun bantuan luar kebahasaan. Berdasarkan rekonstruksi makna ungkapan majasi itu, secara garis besar, dapat dikelompokkan dua tipe makna, yaitu makna bahasa dan makna budaya dengan perbandingan frekuensi 370:130 (74%:26%).
Analisis fungsi majas pada tajuk menghasilkan simpulan yang berikut: pertama, majas sebagai penghemat ruang dalam Surat kabar; kedua, majas sebagai penarik minat pembaca; dan ketiga, majas dapat mengkongkretkan hal yang diungkapkan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iswandi Nur
"Membahas semua kebijakan Pemerintah AS pada masa keterlibatan di Perang Dunia II terutama dalam industri senjata. Tanggal 7 Desember 1941 merupakan awal keterlibatan AS secara langsung (walaupun sebelumya hanya terlibat pada bantuan perekonomian terutama penjualan senjata ke beberapa negara yang berperang) ke PD II ditandai dengan penyerangan Pangkalan Militer Angkatan Laut AS Pearl Harbor di Kepulauan Hawaii oleh Jepang yang bergabung dengan Poros AXIS (Jerman dan Italia). Dengan kerugian yang sangat besar maka sehari setelahnya yaitu pada tanggal 8 Desember 1941 AS mengumumkan Perang dengan Jepang dan Sekutunya. Mulai saat itu AS mengerahkan segala Sumber Daya manusia dan Alam untuk mendukung kebutuhan perang. Lembaga-lembaga yang saling berkait dan pabrikan-pabrikan senjata dibuat. Dalam pelaksanaan kebijakan perang tidaklah selalu bisa berjalan dengan mulus. Hal tersebut dikarenakan perputaran kebijakan yang ekstrim dari isolasionis ke intervensionis, sehingga cukup mendapat tentangan dari sebagian masyarakat. Walaupun membuat masyarakat AS bersilang pendapat, akhirnya kebijakan tersebut dapat terealisasikan dengan baik. Dampak positif selain kemenangan yang didapati, keterlibatan AS di PD II akhirnya meningkat perekoniomian secara tajarn setelah sebelumnya terpuruk karena depresi ekonomi pada tahun 1930-an."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S12482
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Perpustakaan Nasional RI
RM 016.3 P 118 i (1999) XVIII.2
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Sakina Adiningtyas
"Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran perubahan nilai mengenai jisatsu di Jepang dewasa ini sebagai dampak dari perubahan struktur keluarga Jepang. Untuk melihat perubahan nilai jisatsu tersebut maka akan dilakukan perbandingan dengan menggunakan batasan waktu yaitu Perang Dunia Kedua. Sehingga perbandingan akan dilakukan antara jisatsu pada masa sebelum Perang Dunia Kedua dengan jisatsu pada masa setelah Perang Dunia Kedua dengan perubahan struktur yang terjadi pada kedua masa tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan metode kepustakaan yaitu metode deskriptif analitis yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data pustaka yaitu buku-buku yang relevan dengan pokok permasalahan, serta beberapa data yang didapat dari ensiklopedia dan artikel internet. Teori yang digunakan adalah Teori milik Emilie Durkheim, yaitu teori mengenai tindakan bunuh diri, dan teori yang dikeluarkan oleh William J. Goode mengenai fungsi keluarga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keluarga berfungsi sebagai media yang menyampaikan nilai dan norma dalam sebuah masyarakat, sehingga fenomena yang terjadi dalam masyarakat dapat dilihat dari struktur keluarga yang berlaku di masyarakatnya. Modernisasi yang terjadi pada masa setelah Perang Dunia Kedua menyebabkan penurunan nilai-nilai keluarga, sehingga fenomena jisatsu yang muncul pada masa sebelum Perang Dunia Kedua berbeda dengan fenomena jisatsu pada masa setelah Perang Dunia Kedua."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S13870
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>