Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113056 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tetty Damayanti
"Naskah .Sarh 'ala ()ash/A al-Hurclah merupakan salah satu naskah kuno yang membahas mengenai puisi dan penjelasannya, baik dari struktur kata dan kalimat, maupun pemaknaannya. Teks naskah ini berupa narasi. Hal yang membuat naskah ini unik adalah tidak adanya tanda baca. Bahkan pen anda paragaraf pun tidak ada.Naskah ini terdiri dari 72 halaman, ditulis dengan huruf Arab dan ditulis menggunakan tinta hitam. Namun, Qasidah dalam naskah ini ditulis menggunakan tinta merah, tetapi karena telah termakan usia dan karena tinta yang dipakai Iuntur maka terlihat seperti berwama kecoklatan. Baris pada halaman naskah bervariasi. fsinya berbentuk puji-pujian kepada Nabi. Teks ditutup dengan kolofon.Ada banyak hal yang menarik dalam struktur naskah ini. Pertama, dalam penandaan syair Qasidah Burdah menggunakan tinta yang berbeda. Menurut pengamatan saya,fpenanda syair menggunakan tinta coklat. Akan tetapi, tidak ada keterangan yang menjelaskan hal ini. Bisa jadi penulis Sarh `Ala Qasidah Al-Burdah ini menggunakan tinta wama merah yang telah meluntur, karena di beberapa literatur naskah kuno, dalam penandaan teks yang dianggap panting menggunakan wama merah.Kedua, hanya ada beberapa potongan syair yang didahului oleh kata dl-ii /faga:la/, saya tidak menemukan keterangan tentang hal ini, mengapa hanya beberapa potongan syair saja yang diberi kata /faga:la/, yaitu pada bait ke-7 dan ke-8. Sedangkan potongan syair yang lain tidak demikian. Ketiga, dalam naskah ini tidak ditemukan huruf (hamzah). Keempat, adanya kesalahan yang terjadi dalam penulisan ayat Al-Qur'an. Adapun naskah ini terdiri dan 72 halaman, ditulis dengan bumf Arab dan ditulis menggunakan tinta hitam. Namun, Qasidah dalam naskah ini ditulis menggunakan tinta merah, tetapi karena telah termakan usia dan karena tinta yang dipakai luntur maka terlihat seperti berwarna kecoklatan. Ronkel menyebutkan ukuran naskah adalah 21 x 15'/ cm. Namun, setelah saya mengukur kembali temyata ukuran naskah adalah 20,2x 15 cm. Baris pada halaman naskah bervariasi. Halaman 1 terdiri atas 12 baris, halaman 2 sampai dengan 14 terdiri atas 25 baris, halaman 15 hanya 22 bans, halaman 16 terdiri atas 21 baris, halaman 17 terdiri atas 14 baris, halaman 18 terdiri atas 18 bans, halaman 19 sampai dengan 71 terdiri atas 25 baris, halaman terakhir terdiri atas 16. Isinya berbentuk puji-pujian kepada Nabi. Teks ditutup dengan kolofon"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S13429
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
VAN Der Meij, Dick
"Dalam meneliti naskah Indonesia harus dilakukan kontekstualisasi naskah, teks, dan kebudayaan. Hal ini juga berlaku untuk naskah dan teks di Lombok. Kontekstualisasi penting karena hubungan naskah, teks dan konteks dapat mengarahkan metode filologis yang dapat diterapkan untuk menyunting sebuah teks berdasarkan naskah yang berasal dari Lombok. Naskah dan teks harus dibedakan karena keduanya memiliki kontekstualisasi yang berbeda. Ternyata, naskah dan teks di Lombok ditulis karena memiliki peran di kebudayaan Sasak yang penting untuk diingat karena dapat menjelaskan banyak gejala yang ditemukan dalam naskah maupun dalam teks."
Jakarta: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, 2012
090 JMN 3:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Hikmah
"Naskah Risalah Tabayyana Al-Tariga Ala Allahi Ta'ala (disingkat RTAAT) merupakan naskah tunggal (codex unicus) yang hanya terdapat di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Naskah ini bernomor MI. 458. Kondisi naskah RTAAT sangat memprihatinkan karena banyak kertas yang sudah bolong-bolong sehingga tulisan sulit terbaca. Naskah RTAAT merupakan naskah yang tergolong sebagai sastra kitab atau tasawuf kitab karena naskah ini berisi ajaran tasawuf yang cenderung wahdat al-wujud. Tujuan penelitian ini adalah menyajikan suntingan teks, mendeskripsikan ajaran wahdat al-wujud, dan mendeskripsikan ajaran martabat tujuh dalam naskah RTAAT. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode edisi biasa, sedangkan untuk mendeskripsikan ajaran wahdat al-wujud dan ajaran martabat tujuh digunakan metode analisis deskriptif dengan tinjauan pustaka. Berdasarkan analisis yang telah penulis lakukan dapat disimpulkan bahwa naskah RTAAT merupakan naskah yang berisi ajaran wahdat al-wujud karena diungkapkan penyatuan antara manusia dan Tuhan. Salah satunya berdasarkan hadis Nabi SAW yang berbunyi barang siapa mengenal dirinya, maka ia akan mengenal Tuhannya. Hadis tersebut mengungkapkan penyatuan yang terjadi antara manusia dan Tuhan. Di sisi lain, hadis tersebut membuat manusia menyadari kekuasaan Allah dalam menciptakan manusia. Hal lain dapat dilihat dari kata-kata tersurat yang terdapat dalam naskah RTAAT, antara lain Ana Al-Haq, Insan itulah Allah, atau Akulah Allah itu. Kata-kata tersebut berhak diucapkan sufi ketika dalam keadaan fana. Kata-kata tersebut bermaksud untuk mengungkapkan keesaan Allah. Oleh karena ajaran yang diungkapkan dalam RTAAT merupakan ajaran sulit karena mengungkapkan hal yang rahasia, maka penyalin atau pengarang menyatakan bahwa perlunya bimbingan dari guru yang telah disempurnakan makrifatnya. Naskah RTAAT juga menyebutkan nama lima orang ulama, yaitu Hamzah Fansuri, Syamsuddin Al-Sumatrani, Ibnu Arabi, Ali Ai-Muttagi, dan Abdul Qadir Jailani. Tiga ulama pertama merupakan ulama yang beraliran wahdat al-wigud. Dua ulama terakhir merupakan ulama pendukung dan tidak beraliran wahdat al-wujud. Kemungkinan nama tersebut disatukan untuk mendamaikan ajaran wahdat al-wujud dan memberikan pemahaman yang baik terhadap ajaran wahdat al-wujud, walau diikuti dengan ucapan-ucaan rahasia. Selain itu, naskah RTAAT juga menyebutkan ajaran martabat tujuh yang meliputi ahadiyat, wahdat, wahidiyat, alam ruh, alam misal, alam ajsam, dan alam insan. Ajaran ini dijelaskan dalam bentuk kiasan. Martabat ahadiyat disebut sebagai martabat zat Allah karena Allah masih dalam sesuatu yang tersembunyi. Martabat wahdat disebut sebagai martabat sifat Allah karena Allah sudah berkehendak dan belum menampakkan diri-Nya. Martabat wahidiyat disebut martabat alma Allah karena Allah sudah mulai bernama. Martabat alam ruh, alam misal, alam ajsam, dan alam insan disebut sebagai fa'al Allah karena Allah mulai beraktivitas dalam menciptakan alam semesta, termasuk manusia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S11015
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suryadi
Depok: Program Penggalakan Kajian Sumber-sumber Tertulis Nusantara. Fakultas Sastra UISUI, 1998
899.224 4 SUR n
Koleksi Publik  Universitas Indonesia Library
cover
Teddie Herdiansyah
"Ilrnu mantiq adalah alat atau dasar yang penggunaannya akan menjaga kesalahan dalam berpikir. Lebih jelasnya, Mantiq adalah sebuah ilmu yang membahas tentang alat dan formula berpikir, sehingga seseorang yang menggunakannya akan selamat dari cara berpikir salah. Manusia sebagai makhluk yang berpikir tidak akan lepas dari berpikir. Namun, saat berpikir, manusia seringkali dipengaruhi oleh berbagai tendensi, emosi, subyektifitas dan lainnya sehingga is tidak dapat berpikir jemih, logis dan obyektif. Mantiq merupakan upaya agar seseorang dapat berpikir dengan cara yang benar, tidak keliru. Dalam Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara, yang merupakan katalog resin) naskah-naskah kuno yang terdapat di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, terdapat hanya satu koleksi karp Athir al-Din Mufaddal ibn Umar al-Abhari dengan nomor A 176 d ang berjudul Emu Mantiq. Karya ini pun ada dalam koleksi Tehran University Central Library and Documentation Center dengan nomor koleksi B 123, tetapi dengan nama yang berbeda yaitu Kitab al-isaghuli fi al-mantiq. Naskah ilmu Mantiq terdiri atas 54 halaman. Keadaan kertas sudah cukup parah, selain memiliki lubang di pinggir naskah, naskah ini pun memiliki lubang yang cukup banyak di tengah naskah, karena memang usia naskah ini memcapai hampir 400 tahun. Naskah ini ditulis pada tahun 1666. Naskah kuno ini yang berjudul Ilnuu Mantic/ memiliki teknik penulisan yang rapih, hat ini dapat terlihat dari konsistennya penulis naskah dalam menghitung jumlah bans pada tiap-tiap lembarnya. Bahkan tepi tulisannya pun sangat teratur dan lures, walaupun tanpa menggunakan garis bantu pada tepi halaman. Akan tetapi, hal ini tidak diimbangi oleh teknik penulisan catatan yang teratur juga, karena cara penulisan seperti ini cukup menyulitan penulis untuk memberikan catatan pada setiap teks yang ingin diberi penjelasan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S13425
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Nabilah
Jakarta: Forum Kajian Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Adab IAIN Syarif Hidayatullah, 1996
899.221 LUB n
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Suryadi
Depok: Program Penggalakan Kajian Sumber-sumber Tertulis Nusantara. Fakultas Sastra UISUI, 1998
899.224 4 SUR n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Suryadi
"Criticism of Kaba Malin Deman, a Minangkabau story."
Depok: Program Penggalakan Kajian Sumber-sumber Tertulis Nusantara. Fakultas Sastra UISUI, 1998
899.221 09 SUR n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Nabilah
Jakarta: Yayasan Media Alo Indonesia, 2001
899.221 LUB n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rosi Maria Adha P.
"Naskah Ramalan dan Nujum adalah naskah pengetahuan tradisional Melayu yang berasal dari abad ke 19. Naskah ini berbahasa Melayu dan bertulisan huruf Arab. Pengkajian pada naskah Ramalan dan Nujum bertujuan menghasilkan edisi teks naskah yang dapat dipahami masyarakat modern dan mendeskripsikan bentukbentuk pengetahuan yang terkandung dalam teks Ramalan dan Nujum. Edisi teks atau transliterasi dilakukan dengan edisi landasan yang disertai perbandingan struktur dua naskah yang dijadikan bahan analisis, yaitu naskah Ramalan dan Nujum ML 64 dan Ramalan dan Nujum ML 65 yang keduanya tersimpan di Perpustakaan Nasional Indonesia. Analisis dilakukan dengan teori antropologi yang mendeskripsikan unsur-unsur kebudayaan khususnya bentuk pengetahuan dan unsur dalam religi, yaitu religi dan ilmu gaib. Deskripsi bentuk pengetahuan didasarkan pada deksripsi pengetahuan ramalan dan nujum yang dikemukakan oleh Zalila Sarif dan Jamilah Haji Ahmad yang telah meneliti naskah berjenis ramalan dan nujum di luar Indonesia. Hasilnya, diketahui naskah Ramalan dan Nujum merupakan naskah yang menjelaskan dua unsur pokok kebudayaan yang berkaitan, yaitu unsur pengetahuan dan religi. Dalam unsur pengetahuan, naskah Ramalan dan Nujum memperlihatkan pengetahuan dalam teori penciptaan alam sekitar manusia, pengetahuan mengenai tubuh manusia, sifat-sifat dan kelakuan sesama manusia, serta pengetahuan mengenai konsep ruang dan waktu yang seluruhnya berhubungan dengan konsep meramal. Dalam unsur religi dan ilmu gaib, naskah Ramalan dan Nujum memperlihatkan bentuk pengetahuan masyarakat yang sangat dipengaruhi oleh pengetahuan Islam dan_"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S11086
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>