Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 104208 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tino Suhartanto
"Candi Kalicilik terletak di desa Candirejo, Kec Ponggok, Kab. Blitar, Jawa Timur. Memiliki hiasan ornamental yang sanagt raya, sehingga bentuknya sangat indah walaupun ukurannya yang relatief kecil.
Hasil penelitian diperoleh menunjukan bahwa Candi Kilicilik memeliki satu tingkatan kaki candi, memiliki bagian kaki, tubuh dan atap secara lengkap, walupun atapnya merupakanhasil rekonstruksi. Bentuk atapnya sikhara dengan bahan yang sama dengan bahan penyusunan tubuh candi. Latar belakang keagamaan adalah Hindu Saiwa berdasarkan dari hasil analisis yang telah dilakukan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S12053
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Surtikanti Putri Sejati
"ABSTRAK
Penelitian mengenai gaya arsitektur Candi Rimbi telah dilakukan. adapun tujuannya adalah untuk melihat Candi Rimbi dalam kerangka sejarah kuno serta sejarah arsitektur candi Klasik Muda khususnya masa Majapahit, berdasarkan kronologi relatifnya. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan data lapangan dan data kepustakaan.
Penelitian dilakukan berdasarkan bentuk arsitektur Candi Rimbi yang kemudian dibandingkan dengan bangunan candi lain yang mempunyai kemiripan bentuk arsitektur dengan candi tersebut. Penelitian mengenai hubungan antara Candi Rimbi dengan tokoh Tribhuwana digunakan kitab Negarakertagama dan kitab Pararaton.
Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian adalah bahwa Candi Rimbi masuk ke dalam gaya Jago menurut pembagian gaya percandian yang dilakukan oleh Pitono serta ke dalam gaya Brahu menurut Agus Aris Munandar. Hal itu karena ciri pada kedua gaya percandian tersebut dapat dijumpai pada bangunan Candi Rimbi. Adapun tersebut adalah: 1) Bangunan Candi Rimbi memiliki kaki yang berbentuk undakan yang terdiri dari tiga tingkatan kaki candi. 2) Tubuh yang merupakan bilik candi tersebut terletak di bagian belakang denah bangunannya yang berbentuk bujur sangkar. 3) Sampai saat ini tidak dijumpai lagi namun berdasarkan batu sungkup dan temuan antefiks sangat mungkin dahulu atap terbuat dari bahan batu dengan bentuk uki/ara.

"
2001
S12061
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Poeri Inti Asmara
"Berkembangnya peradaban Hindu-Buddha di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa yang berlangsung sejak kurang lebih abad ke 2-15 Masehi menghasilkan banyak bangunan monumental, di antaranya adalah candi. Tinggalan candi tersebut sangat banyak jumlahnya dan memiliki gaya yang berlainan pula, namun tidak semua candi tersebut berada dalam keadaan baik, bahkan banyak yang sudah rusak sehingga bentuknya tidak dapat diketahui dengan jelas. Salah satu candi di Jawa Timur yang sangat menarik untuk dikaji lebih lanjut adalah Candi Sawentar. Candi ini ditemukan dalam keadaan terkubur dan rusak parah akibat timbunan material-material lava Gunung Kelud. Candi ini belum selesai dibangun dan relung-relungnya kosong sehingga tidak diketahui pasti bagaimana bentuk arsitektur, kronologi pembangunan dan sifat keagamaannya. Tujuan penelitian Candi Sawentar ini adalah untuk mengetahui perkiraan bentuk dan gaya arsitektur, kronologi pembangunan dan sifat keagamaannya. Dengan demikian diharapkan basil dari penelitian ini dapat menempatkan Candi Sawentar dalam kerangka sejarah kuno serta sejarah arsitektur percandian, khususnya di Jawa Timur pada masa Kerajaan Singhasari dan Majapahit. Metode penelitian yang digunakan meliputi kegiatan pengumpulan data utama, yaitu pengamatan langsung pada Candi Sawentar dengan cara pendeskripsian tertulis, gambar dan foto, sedangkan pengumpulan data tambahan diperoleh dari literatur-literatur pendukung dan laporan penelitian. Setelah itu, data diolah dan dianalisis serta diperbandingkan (metode analogi) dengan candi-candi yang telah teridentifikasi dengan jelas. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa Candi Sawentar memiliki satu tingkatan kaki dan memiliki bagian kaki, tubuh, atap secara lengkap. Bilik utama (garbagrha) terletak di tengah denah candi dan atapnya memiliki tingkatan-tingkatan yang mengecil ke puncak serta diakhiri bentuk kubus. Ciri-ciri tersebut merupakan ciri-ciri bangunan candi pada masa Kerajaan Singhasari, sedangkan untuk sifat keagamaannya, berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa Candi Sawentar merupakan bangunan candi yang bersifat Hindu Saiwa."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S11609
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
St Prabawa Dwi Putranto
"Candi merupakan salah satu bangunan peninggalan purbakala masa klasik yang banyak terdapat di Indonesia, terutama di pulau Bali dan Jawa, berasal dari agama Hindu dan Buddha. Masa klasik muda berlangsung di Indonesia dari abad ke-11 sampai ke-15 Masehi, yang memiliki bentuk dan gaya yang beragam. Hal itulah yang melatarbelakangi penelitian mengenai Candi Ngetos. Candi Ngetos terletak di Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Propinsi Jawa Timur. Candi tersebut memiliki bentuk yang unik dan belum banyak peneliti yang menulis. Penelitian ini bertujuan untuk membuat gambar/denah rekonstruksi bentuk utuh Candi Ngetos, penentuan kronologi relatif dan gaya arsitektur, dan latar belakang keagamaan.
Metode penelitian yang digunakan meliputi kegiatan pengumpulan data utama, yaitu pengamatan langsung pada Candi Ngetos dengan cara pendiskripsian tertulis, gambar, dan foto. Pengumpulan data tambahan diperoleh dari literatur-literatur pendukung dan laporan penelitian. Selanjutnya data diolah, dianalisis, diperbandingkan (metode analogi) dengan candi-candi lain yang merniliki ciri arsitektural serupa dan berasal dari masa yang sama yaitu masa pemerintahan Hayam Wuruk. Candi-candi tersebut antara lain Candi Kalicilik, Candi Bangkal, Candi Angka Tahun Panataran, dan Gapura Bajang Ratu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk utuh Candi Ngetos terdiri dari kaki, tubuh, dengan atap yang menyerupai bentuk strip Candi Angka Tahun Panataran, terbuat dari bahan yang sama dengan kaki dan tubuhnya yaitu bata. Candi Ngetos diperkirakan berasal dari periode antara pembangunan Candi Kalicilik (1349 M) sampai dengan masa pembangunan Candi Angka Tahun Panataran (1369 M). Selain itu juga disimpulkan bahwa Candi Ngetos berlatar belakang keagamaan Hindu."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S11610
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dumarcay, Jacques
"Pada awal tahun 1807 gainbar Candi Sewu telah dibuat oleh H.C. Cornelius. berupa denah serta tampak muka dari Candi induk dan dari salah satu Candi perwaranya. Kedua gambar tampak muka itu dibuat gambar etsal. Pada denah ilu terdapat beberapa kesalahan: dua Candi perwara ditam- bahkan pada sisi utara dan selatan deretan ketiga dan keempat; bangunan no. 96, 115, 136 dan 1553 digambar dengan bilik pintu; sebalik- nya tidak adanya candi pada tempat no. 79 dan 84 sesuai dengan kenyataan (dalam hal ini pembetulan-pembetulan ].W. Ijzerman menurut pendapat kami tidak dapat dibenarkan)."
Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), 2007
913.926 DUM c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bimo Aryoaji
"Karya ini membahas mengenai bangunan Candi Dermo yang berada di Sidoarjo. Candi Dermo memiliki bentuk yang sudah tidak utuh lagi, yaitu bagian kaki, tubuh, dan sedikit atap. Bagian-bagian yang tersisa terse but semuanya dalam keadaan rusak. Hal ini disebabkan oleh rusaknya batuan penyusun bangunan, yaitu batu bata. Metode analisis yang digunakan adalah analisis bentuk yang digunakan untuk mengidentifikasi masing-masing bagian bangunan. Selain itu diterapkan pula metode anal isis analogi, yaitu membandingkan Candi Dermo dengan bangunan lainnya yang sudah diteliti lebih lanjut untuk mengetahui perkiraan bentuk utuh dari Candi Dermo. Hasil dari penelitian ini ad~lah untuk membuktikan bahwa Candi Dermo bukanlah suatu bangunan candi melainkan gapura. Selain itu dapat diketahui pula perkiraan bentuk utuh, gaya, dan kronologi relatifnya.

This research is to inform the reader about Dermo temple in Sidoarjo. Dermo temple is no longer have complete form, only legs, body, and some of the roof remains. These remaining parts are all in bad condition because the base material, which is bricks are deteriorating. Form analysis are used in this research as method to identify each part of the building. Another method, which is analogy also used to compare Dermo temple with other building. The purpose of this method is to determine the approximate shape of Dermo Temple. The purpose of this research is to proof the structure is a gate, instead of temple. It also include other data, such as form estimation, style, and chronology of the building."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S70294
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alvin Abdul Jabbaar Hamzah
"Karya ini membahas tentang bangunan Candi Tepas yang berada di Blitar. Bangunan Candi Tepas memiliki bentuk yang tidak utuh yaitu hanya tersisa kaki candi dan sedikit bagian tubuh. Candi pada umumnya memiliki tiga bagian yaitu kaki, tubuh, dan atap. Bentuk Candi Tepas menjadi hal yang dibicarakan dalam karya ini. Bagian yang tersisa yaitu kaki dan tubuhnya, tidak dalam kondisi yang baik. Terdapat kerusakan dan juga keausan pada batuan penyusun candi. Analisis bentuk yang dipakai untuk identifikasi Candi Tepas, dengan membandingkan bagian candi yang masih utuh dengan yang tidak utuh, untuk mendapatkan bentuk dari Candi Tepas. Kemudian dilakukan pula perbandingan dengan candi-candi yang memiliki ciri yang serupa dan naskah kuna. Hasilnya berupa dugaan bentuk dari Candi Tepas dan juga kronologi waktu dan latar keagamaan.

This work discusses the Candi Tepas located in Blitar. Candi Tepas has a form that not only left intact the foot of the temple and some parts of the body. Temple usually has three parts: legs, body and roof. The main discusses in this work is about form of Candi Tepas. The remaining parts of Candi Tepas is legs and body, but it_s not in good condition. There is damage and wear and tear on rocks making up the temple. Analysis of a form that is used for identification Candi Tepas, by comparing parts of the temple are still intact with non-intact, to get the form from Candi Tepas. Then do the same comparison with the temples that have similar characteristics and ancient manuscripts. The result of the alleged form of the Candi Tepas and also the chronology of time and religious background."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S11543
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dhuhuri Al Alif Megantara
"ABSTRAK
Skripsi ini meneliti mengenai tinjauan arkeologis dan perbandingan arsitektur candi perwara yang terdapat di Percandian Hindu Prambanan dan Percandian Buddha Plaosan Lor. Candi perwara merupakan salah satu bangunan di dalam kompleks candi selain pethirtan dan/atau mandapa. Candi perwara di kedua kompleks candi tersebut terdapat di dalam kompleks candi yang berbeda aliran keagamaan tetapi memiliki persamaan bentuk arsitektur caitya-grha, arah hadap, serta tata letak candi perwara yang sama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk arsitektur, perbandingan arsitektur, serta tinjauan arkeologis candi perwara di Percandian Hindu Prambanan dan Percandian Buddha Plaosan Lor sebagai wujud materi kebudayaan masa Hindu-Buddha di Indonesia, terutama di daerah Jawa. Analisis dilakukan dengan cara membandingkan bangunan Candi Perwara Prambanan dan Candi Perwara Plaosan Lor. Hasil analisis adalah tinjauan perbandingan arsitektural yang berisi persamaan dan perbedaan kedua gugusan candi perwara. Informasi di dalam tinjauan perbandingan arsitektural digunakan sebagai penafsiran tinjauan arkeologis kedua gugusan candi perwara. Tinjauan arkeologis diperkirakan bahwa gugusan Candi Perwara Prambanan berumur lebih muda pada abad ke - 9 Masehi yang dibuktikan dengan penambahan ragam hias arsitektural yang tidak terdapat pada gugusan Candi Perwara Plaosan Lor.

ABSTRACT
This research examines the archaeological review and the comparison of the Perwara Temple (candi perwara)s architecture which are located in both of the enshrinement named Prambanan Hindu Temple Complex and Plaosan Lor Buddha Temple Complex. Perwara Temple is one of the buildings inside an enshrinement beside the pethirtan or mandapa. Perwara Temple in both of enshrinement are different by religious side but have the same architectural form as temple (candi)s architecture in general or known as caitya-grha. Main purpose of this research is gain the general information of architectural form, architectural comparison and the review from archaeological side in both of the enshrinement, hence as one of the archaeological evidences of Hindu- Buddhist period in Indonesia, especially in Java. Analysis is done by comparing the Perwara Prambanan Temple and Perwara Plaosan Lor Temple. Result of the analysis are archaeological review and architectural comparison, first depicted by the architectural differences both of the perwara temples. Hence, the information of the architectural differences use for elucidate about the Perwara Prambanan Temple which is estimated to be slightly younger in the 9th century AD compared to Perwara Plaosan Lor Temple from the field of architectural decoration.
"
2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Ungaling Dian
"
ABSTRAK
Penelitian mengenai gaya arsitektur dan latar belakang keagamaan candi Sanggrahan telah dilakukan, tujuannya ialah untuk mengidentifikasi bentuk gaya arsitektur dan latar belakang keagamaan, serta kronologi bangunan yang terdapat di Candi Sanggrahan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan data lapangan dan data kepustakaan. Penelitian dilakukan berdasarkan bentuk arsitektur candi Sanggrahan, kemudian di bandingkan dengan bangunan candi lain yang mempunyai kemiripan bentuk arsitektur dengan candi Sanggrahan. Sedangkan penelitian latar...
"
1998
S11801
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>