Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 141135 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Manullang, Yunita
"Kondisi lagu anak-anak saat ini sudah jauh berbeda dengan zaman emas sekitar tahun 70-an. Sekarang anak-anak cenderung menyukai lagu-lagu yang ditujukan bagi orang dewasa. Di tengah kondisi tersebut, dunia musik anak Indonesia memiliki seorang pencipta lagu yang telah banyak menyumbangkan karyanya. Tokoh tersebut adalah A.T. Mahmud. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tema dalam lirik lagu anak ciptaan A.T. Mahmud, dan menunjukkan bahwa beberapa lagu tersebut masih dinyanyikan di TK Regina Pacis Bogor sampai saat ini. Data pertama yang digunakan dalam penelitian ini adalah lagu-lagu ciptaan A.T. Mahmud yang dinyanyikan kembali oleh Tasya. Terdapat dua album yang telah beredar, yaitu _Libur Telah Tiba_ (2000) dan _Gembira Berkumpul_ (2001). Data kedua adalah lagu-lagu A.T. Mahmud yang diaarkan di TK Regina Pacis Bogor. Lagu-lagu tersebut akan dianalisis temanya. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara (dengan alat bantu berupa pedoman wawancara, kamera, dan tape recorder), telusur internet, dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tema lagu-lagu ciptaan A.T. Mahmud sangat sederhana. Dari segi lirik, meskipun banyak menggunakan kata-kata puitis, bahasa yang digunakan mudah dipahami anak. Lirik lagu umumnya terdiri atas dua bait. Tema yang paling dominan disampaikan adalah keagungan Tuhan, alam, dan cinta tanah air. Dengan demikian, lagu-lagu ciptaan A.T. Mahmud dapat dikategorikan sebagai lagu anak-anak yang sederhana dan sarat makna."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S11298
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dania Diniari
"Skripsi ini adalah penelitian mengenai gaya bahasa dan makna yang terkandung dalam sebelas lirik lagu karya Muse dalam album keempat mereka, Black Holes and Revelations. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan stilistika. Selain itu, digunakan juga teori semantik, serta penjelasan gaya bahasa atau majas, puisi, lirik, dan lagu untuk melengkapi interpretasi lirik dalam skripsi ini. Tujuan dituliskannya skripsi ini adalah untuk menjelaskan macam-macam gaya bahasa yang terkandung dalam lirik-lirik lagu Muse dalam album Black Holes and Revelations serta untuk mengilustrasikan korelasi gaya bahasa yang terdapat pada masing-masing lirik lagu dengan makna yang mungkin terbentuk. Temuan skripsi ini adalah: (1) Dalam setiap lirik lagu terdapat gaya bahasa semisal majas sebagai bentuk yang digunakan penyair untuk mengekspresikan keindahan estetika dari karya-karya yang dibuatnya, (2) Makna lirik lagu dapat dipahami dengan adanya pemahaman mengenai gaya bahasa yang dipilih atau digunakan penyair dalam menulis karyanya, (3) Sebagian besar lirik dalam album Black Holes and Revelations bertema politik serta mengkritik kebijakan pemerintah tentang perang. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam memahami gaya bahasa yang digunakan pencipta lagu dalam menyuarakan opininya sekaligus menyampaikan pesan terhadap pembacanya atau pendengarnya.

The focus of this study is about the language style and the meaning behind those eleven song lyrics on Muse’s fourth album, Black Holes and Revelations. This study used qualitative method through stylistics approach and contains an explanation of semantic theory, figures of speech, poem, lyric, and song to complete the interpretation of the eleven lyrics. The purpose of this study is to show language style in the lyrics, and to illustrate the correlation between the language style and the meaning in the lyrics. The results of this study are: (1) every song lyris has its own language style chosen by the songwriter to express the aesthetic side of the lyric, (2) the meaning of each lyric can be understood with the understanding of language style that is chosen by the songwriter in his work, (3) Most lyrics in Black Holes and Revelations are political and criticize the government’s policy of war. This study is expected to be a contribution to understand language style used by the songwriter to express his opinions as well as to deliver a message to his readers or listeners."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S44884
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leonardus Adi Widiarso
"Khasanah lagu pop anak-anak di era 1980 dan 1990-an mencatat munculnya seorang pencipta lagu bernama Papa T. Bob. Karya ciptanya yang terjual ratusan ribu kaset bahkan ada yang lebih dari satu juta menunjukkan bahwa karya-karyanya itu didengarkan secara luas oleh anak-anak. Ditinjau dari perspektif komunikasi, ini berarti lagu sebagai pesan komunikasi diterima oleh sejumlah besar komunikan. Mengingat adanya perbedaan wawasan antara penulis lagu dengan anak-anak, maka peneliti berminat untuk melakukan penelitian bertolak dari permasalahan bagaimana sebenarnya penafsiran anak-anak terhadap lagu yang didengarkannya itu serta bagaimanakah penafsiran tersebut jika dibandingkan dengan apa yang dimaksud oleh Papa T. Bob. Secara teoretis, penafsiran komunikan terhadap isi pesan dapat dijelaskan melalui proses pemaknaan tanda, yang disebut proses semiosis. Hasil penafsiran yang muncul dalam proses tersebut, selanjutnya dapat diperbandingkan dengan apa yang dimaksud oleh komunikator. Perbandingan antara keduanya dapat dijelaskan dengan sebuah model komunikasi Willbur Schramm. Adapun lagu yang menjadi objek penelitian ada lima, yakni Semut-Semut Kecit, Si Kodok, Semua Mencium, Suzan Punya Cita-Cita dan Si Komo Lewat ToLt. Data mengenai sudut pandang komunikan berupa penafsiran terhadap lagu diperoleh melalui focus group discussion (FGD). Sedangkan data mengenai sudut pandang komunikator mengenai cerita dan pesan yang dimaksud dalam lagu diperoleh melalui wawancara terbuka. Mari proses semiosis yang muncul dalam FGD dapat dilihat makna lagu bagi komunikan. Selanjutnya makna lagu bagi komunikan tersebut diperbandingkan dengan sudut pandang komunikator. Analisis perbandingan di samping menunjukkan terjadinya kesamaan dan perbedaan sudut pandang antara komunikan dengan komunikator, juga menunjukkan adanya pesan komunikasi yang ditangkap komunikan lebih dari sekedar yang dimaksudkan oleh komunikator."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
S4182
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wuryantoro
"Lirik lagu pada dasarnya adalah karya sastra berbentuk puisi. Sebagai pengarang lirik lagu, Leo Kristi memiliki kekhasan yang sangat menarik. Kekhasan itu terutama terlihat dari gaya dan tema lirik lagu-lagunya. Kebanyakan lirik lagu Leo Kristi berbicara tentang rakyat kecil. Oleh karena itu, banyak yang menganggapnya sebagai lagu rakyat. Sementara itu menurut batasan lagu rakyat, lagu-lagu Leo Kristi tidak termasuk di dalamnya. Berdasarkan kenyataan itu, timbul beberapa masalah. Masalah itu di antaranya adalah 1) apakah lagu Leo Kristi dapat disebut lagu rakyat, 2) bagaimana Leo Kristi menampilkan gagasannya lewat lirik lagunya, dan 3) apa yang menjadi tema lirik lagu Leo Kristi.
Berangkat dari permasalahan itu, skripsi ini bertujuan untuk 1) membuktikan bahwa lagu Leo Kristi bukan lagu rakyat, 2) menganalisis gaya yang dipakai oleh Leo Kristi dalam menyajikan lirik lagu-lagunya. menemukan tema lirik lagu-lagu Leo Kristi. Bahan analisis skripsi ini terbatas pada empat kumpulan lagu yaitu 1) Nyanyian Fajar, 2) Nyanyian Malam, 3) Nyanyian Tanah Merdeka, dan 4) Nyanyian Tambur Jalan. Sesuai dengan tujuan, skripsi ini menggunakan teori Stilistika sebagai dasar teori.
Metode pendekatan yang dipakai adalah metode intrinsik. Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah metode diskripsi dan analisis. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa 1) lagu Leo Kristi bukan lagu rakyat,- 2) gaya yang dipakai oleh Leo Kristi di antaranya adalah a) gaya bercerita akuan, b) gaya penyajian bercerita, bertanya, mengajak, dan campuran dari ketiganya, c) gaya bahasa perbandingan, metafora, perumpamaan epos, Berta personifikasi, dan d) gaya pengulangan, 3) tema lirik lagu-lagu Leo Kristi di antaranya adalah rakyat kecil, lingkungan alam, tanah air atau patriotisme, Tuhan, cinta, dan kritik sosial."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggraini Margaretha M.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S11626
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Herza Godlyva Victoria Alamsyah
"Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tema, rema serta progres tematik pada lagu-lagu patriotisme Vysotsky, khususnya pada lagu ?звёзды /zvezdy/ bintang?, ?он не вернулся из боя /on ne vernulsja iz boja/ ia tak kembali dari perang?, ?мне судьба - до последней черты... /mne sudʻba do poslednej cherty/ takdir menghampiriku - hingga akhir hayat...?, ?песня о погибшем летчике /pesnja o pogib?em letčike/ lagu tentang teman yang gugur? dan ?братские могилы /bratskie mogily/ kuburan masal?. Dengan menggunakan teori perspektif kalimat fungsional beraliran Praha dari Vilem Mathesius (1928) dan Frantysek Danes (1974) yang menjelaskan tentang penjabaran tema, rema dan juga progres tematik dalam tuturan. Dalam analisis ditemukan 93 tema, 163 rema, 9 progres tematik linear sederhana, 18 progres tematik konstan dan 2 progres tematik turunan. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa tema, rema dan progres tematik mampu menjelaskan serta menjabarkan makna dan juga cerita dibalik suatu teks.

This research aimed to rule out the theme, rheme and thematic progression on Vysotsky?s patriotic songs, especially on ?звёзды /zvezdy/ stars?, ?он не вернулся из боя /on ne vernulsja iz boja/ he doesn?t come back from the war?, ?мне судьба - до последней черты... /mne sudʻba do poslednej cherty/ i?m fated until the very last day?, ?песня о погибшем летчике /pesnja o pogib?em letčike/ a song about a fallen friend? and ?братские могилы /bratskie mogily/ mass graves of brothers?. By using a theory from Mathesius (1928) about the functional sentence perspective and Frantysek Danes (1974), it certainly helps on how to rule out a theme, rheme and thematic progression on a speech or text. A total of 93 theme, 163 rheme, 9 simple linear of thematic progress, 18 constant type of thematic progress and 2 derivative?s type were found during the analysis. Wherefore, theme, rheme and thematic progress certainly helps on finding out the meaning and story behind a text."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S65801
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Fabriana
"Penelitian ini membahas tentang metafora konseptual yang ada pada enam lirik lagu dalam album self-titled Nena. Album tersebut dirilis oleh grup band asal Jerman Nena pada tahun 1983. Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode kualitatif untuk menganalisis data berupa lirik lagu berjudul Kino, Tanz auf dem Vulkan, 99 Luftballons, Einmal ist keinmal, Leuchtturm dan Satellitenstadt. Permasalahan apa saja metafora konseptual yang terdapat di dalam lagu-lagu tersebut dianalisis berdasarkan teori pemetaan dan jenis metafora konseptual dari Lakoff dan Johnson (2003) dan teori skema citra dari Cruse dan Croft (2004). Hasil penelitian ini menunjukkan adanya 15 metafora konseptual dalam 12 pemetaan. Dari 12 pemetaan tersebut, semuanya merupakan metafora struktural, dan 4 buah metafora ontologis. Metafora orientasional tidak ditemukan. Skema citra yang terdapat pada data merupakan skema space (ruang), container (wadah), force (paksaan), identity (identitas) dan existence (keberadaan).

This study discusses the conceptual metaphors found in six lyrics from the self-titled album Nena. This album was released by the German band Nena in 1983. The method used for this study is the qualitative method of the data in the form of song lyrics from Kino, Tanz auf dem Vulkan, 99 Luftballons, Einmal ist keinmal, Leuchtturm dan Satellitenstadt. The problem which conceptual metaphors in the songs analyzed is based on two theories, the mappings and types of the conceptual metaphor theory from Lakoff and Johnson (2003) and the image schema theory from Cruse and Croft (2004). The results of this study indicate that there are 15 data of conceptual metaphors in 12 mappings. From the 12 mappings, all of the metaphors are considered structural, 4 ontological, and none orientational. The image schemas found in the study are in the form of space, container, force, identity, and existence."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muammar Gilbran
"Penelitian ini membahas mengenai jenis dan makna metafora yang terkandung dalam lirik lagu dari tujuh lagu yang dipilih dalam album “Kessoku Band” yang diputarkan dalam anime “Bocchi the Rock!”. Penelitian dengan metode penelitian kualitatif ini menggunakan teori dan metode analisis metafora Knowles dan Moon. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis metafora, serta mengetahui dan menjelaskan makna metafora yang terdapat pada lirik lagu-lagu tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metafora kreatif merupakan metafora yang paling sering digunakan dari total 42 metafora yang ditemukan. Untuk dapat memahami sebagian besar makna metafora dalam lirik lagu ketujuh lagu tersebut diperlukan diperlukan pengetahuan konteks anime “Bocchi the Rock!”. Hal tersebut karena metafora kreatif lebih banyak digunakan dibandingkan metafora konvensional oleh penulis lirik untuk menyampaikan pesan/perasaan berdasarkan sudut pandang dan kejadian-kejadian yang dialami tokoh Bocchi dalam anime “Bocchi the Rock!”.

This study discusses the types and meanings of metaphors contained in the song lyrics of seven selected songs in the album “Kessoku Band” that are played in the anime “Bocchi the Rock!”. This qualitative research uses Knowles and Moon's metaphor theory and their metaphor analysis method. The purpose of this study is to identify the types of metaphors, as well as to know and explain the meaning of the metaphors contained in the lyrics of the songs. The results of this study show that creative metaphor is the most frequently used metaphor of a total of 42 metaphors found. To understand most of the metaphorical meanings in the lyrics of the seven songs, it is necessary to know the context of the anime "Bocchi the Rock!". This is because creative metaphors are used more than conventional metaphors by the lyricists to convey messages/feelings based on the point of view and events experienced by the character Bocchi in the anime "Bocchi the Rock!"."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Meilysa
"Lagu sebagai salah satu produk seni musik kerap digunakan sebagai wadah penyampaian isi pikiran dan perasaan penciptanya, dengan memanfaatkan komponennya yaitu lirik. Bersamaan dengan dipahaminya konteks, gaya penulisan dan penggunaan diksi dalam lirik lagu menimbulkan efek tertentu yang bervariasi pada setiap pendengarnya. Dengan berporos pada semantik dan Model Komunikasi Roman Jakobson sebagai teori penelitian, penelitian ini bertujuan menganalisis makna lirik dalam album berjudul `442` karya salah satu penulis lirik yang dianggap paling legendaris di Rusia bernama Dolphin, dan mengkategorikannya ke dalam klasifikasi makna asosiatif Geoffrey Leech. Metode penelitian yang digunakan ialah kualitatif-deskriptif dengan teknik studi kepustakaan. Berdasarkan analisis lirik tujuh lagu dalam album, disimpulkan bahwa lirik semua lagu mengandung kelima jenis makna asosiatif Leech, yaitu makna sosial, makna afektif, makna reflektif, makna kolokatif, serta makna konotatif yang memiliki komposisi terbanyak.

Song as one of music art`s products is often employed as a place to convey the thoughts and feelings of its creators, by utilizing its component, namely lyrics. Along with understanding the context, the style of writing and the use of diction in song lyrics cause certain effects that vary on each of its listeners. By pivoting on semantics and Roman Jakobson`s Model of Communication as this study`s theories, this study aims to analyze the meanings of the lyrics in an album titled `442` by one of the said most legendary lyricists in Russia named Dolphin, and categorize them into Geoffrey Leech`s classification of associative meaning. The method used in this study is qualitative-descriptive with literature study techniques. Based on the analysis on the lyrics of the seven songs in the album, conclusions were drawn that the lyrics of all songs contain all five types of Leech`s associative meaning, namely social meaning, affective meaning, reflective meaning, collocative meaning, and connotative meaning that has the most compositions.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Andhieni Sekar Arum
"Lirik yang tersusun dalam sebuah lagu memiliki makna tersendiri yang merupakan pesan atau ekspresi hati penulisnya. Salah satunya adalah Maan de Steenwinkel pada albumnya yang bertajuk Onverstaanbaar yang rilis pada tahun 2020. Penelitian ini membahas bagaimana deiksis digunakan dalam lagu-lagu Maan de Steenwinkel dalam album Onverstaanbaar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memaparkan jenis deiksis beserta referen yang terdapat di dalamnya dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data yang digunakan merupakan enam lagu dari Maan de Steenwinkel dalam album Onverstaanbaar yang bertema cinta. Temuan dari penelitian ini adalah dominasi kemunculan deiksis persona dan waktu dalam setiap lagu. Dalam setiap lagu, terdapat deiksis persona pertama, yaitu Ik dan Me dengan referen penyanyi itu sendiri, serta kedua, yaitu Je atau Jij dengan referen pasangan penyanyi. Hal ini karena keenam lagu tersebut mengungkapkan perasaan Ik kepada pasangannya dalam bentuk interaksi. Sementara itu, kemunculan hij pada lagu 7 Maanden menggambarkan Ik yang bercerita kepada pendengar lagunya, mengenai seseorang, yaitu pasangannya. Deiksis tempat ditemukan dalam empat lagu dan cukup menggambarkan lokasi saat ujaran terjadi. Kemunculan deiksis sosial berupa kata sapaan joh dan baby diarahkan kepada pasangan duet Ik. Deiksis tekstual dat die, dan daarvoor merujuk pada keadaan atau situasi sebagai referennya, juga ditemukan dalam tiga lagu.

The lyrics that are composed in a song have their own meaning which is the message or expression of the author's heart. One of them is Maan de Steenwinkel on her album entitled Onverstaanbaar which was released in 2020. This study discusses how deixis is used in Maan de Steenwinkel's songs on the album Onverstaanbaar. The purpose of this study is to describe the types of deixis and their references using a qualitative descriptive method. The data used are six songs from Maan de Steenwinkel in the album Onverstaanbaar with the theme of love. The findings of this study are the dominance of the appearance of person and time deixis in each song. In each song, there is a first persona deixis, namely Ik and Me with references to the singer herself, and the second, namely Je or Jij with references to the singer's partner. This is because the six songs express Ik's feelings for her partner in the form of interaction. Meanwhile, the appearance of hij in the song 7 Maandendepicts Ik telling the listeners of her song about someone, namely his partner. Deixis of place is found in four songs and adequately describes the location when the utterance occurs. The emergence of social deixis in the form of greeting words oh and baby is directed to Ik’s duet partner. The textual deixis dat, die, and daarvoor refer to circumstances or situations as the reference, also found in three songs."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>