Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 51623 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nainggolan, Imelda Novita
"Diese Arbeit behandelt die,. verschiedenen Moglichkeiten der Themenentfaltung and des thematischen Strukturaufbaus in verschiedenen Textsorten. Diise Arbeit besteht aus vier kapiteln."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1998
S15008
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yolanda Christine Koessoy
"ABSTRAK
These Arbeit besteht aus xier Abschnitten. Der erste Abschnitt ist die Einleitung. Diese Einleitung enthalt den Hintergrund des Themas, das Ziel der Analyse, den Ansatz and die Methode, die benutzt wurde, um die Daten zu analvsieren. In diesem Abschnitt werden auch die Datenquellen and die Arbeitsweise gegeben. elm zweiten Abschnitt wird hauptsachlich die Theorie von Klaus von Brinker uber Texte ins Besondere die Textstruktur, namlich die grammatische Koharenz dargestellt. Dazu verschiedene sprachliche Mittel gegeben. die fur den Textzusarrunenhang vichtig sind. Anschliel3end wird auch seine Theorie uber die konununikative Funktion von Textsorten beschrieben. Im dritten Abschnitt werden die Texte nach der Theorie von Brinker analvsiert, urn herauszufinden. welche Rolle die verschiedenen sprachlichen ?Mittel zur Erstellung der grammatischen Koharenz spielen. Dadurch kann man wissen, welche sprachlichen Nlittel die grammatische Koharenz verschiedener Textsorten charakterisieren. Im Nierten Abschnitt stelle ich die Ergebnisse der Analyse dar. Die Ergebnisse sind u.a: Die sprachlichen Mittel wie Vergangenheitstempus and Relativsatz charakterisieren den Berichttext. Gegenwartstempus, explizite Wiederaufnahme durch Repetition and Synonyme, Satzkonstruktionen wie Infrnitiv-, Aufforderung-, and Interrogativsatze, sind die Sprachmittel, die in (km W'erbetext am hiiufigsten auftreten. Pro-form, Vergangenheitstempus wie Prateritum and Perfekt. and elliptische Satze. sind die sprachlichen Mittel, die das Kondolenzschreiben scharakterisieren. Es hat sich in der Analyse herausgestellt, daB die Sprachmittel fir die Koharenz wichtig sind and daB verschiedene Textsorten charakteristische Sprachmittel benutzen. Also gibt es einen Zusammenhang zwischen der Funktion eines Textes and der gammatischen Koharenz.

"
1996
S14756
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damanik, Imelda Pasha
"Dalam skripsi ini, saya melakukan penelitian terhadap artikel berita utama pada surat kabar Jerman Bildzeitung. Fokus penelitian saya adalah menganalisis koherensi tematis dalam artikel berita utama dari aspek tekslinguistik dan aspek semantis. Skripsi ini terdiri atas empat bab. Dasar teori yang digunakan pada skripsi ini adalah teori teks dan koherensi Brinker, teori makna Blanke, serta teori teks jurnalistik Luger. Data yang digunakan adalah artikel-artikel berita utama mengenai perang antara Irak dan Amerika yang terdapat dalam surat kabar Jerman Bildzeitung. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa koherensi tematis dalam artikel berita utama mengenai perang antara Irak dan Amerika yang terdapat dalam surat kabar Jerman Bildzeitung dibangun dengan baik, meskipun Bildizeitung merupakan surat kabar yang menekankan tampilan beritanya (seperti tampilan gambar dalam ukuran besar). Tampilan gambar dalam surat kabar Bildzeitung memiliki pesan penting dalam membangun makna asosiatif. Makna referensial dan makna asosiatif dari setiap kata atau kalimat membantu terbentuknya koherensi tematis. Selain itu, pilihan kata yang sesuai dengan tema juga turut membantu terbentuknya koherensi tematis."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S14628
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumadi
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998
499.221 5 SUM k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Iaanatul Choiriyah
"Skripsi ini menjelaskan hasil penelitian mengenai koherensi dan kohesi dalam membentuk keutuhan wacana dalam Dunia Sato Kewan. Penelitian ini diawali pentingnya keutuhan wacana sebagai sarana penyampaian informasi. Jika suatu wacana tidak utuh, maka wacana tersebut akan menjadi sulit dipahami. Apabila wacana tersebut tidak dipahami, maka usaha penyampaian informasi yang dimaksudkan akan tidak tercapai. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah mengetahui penanda formal koherensi, mengingat keutuhan wacana pada aspek ini berada pada tataran semantis; dan mengetahui bagaimana penanda formal pada kohesi menciptakan keutuhan pada sebuah wacana. Penelitian menggunakan konsep keutuhan wacana yang dipaparkan Halliday dan Hasan (1976), Kridalaksana (1978), Lubis (1993a) yang membahas keutuhan dalam wacana berbahasa Inggris dan Indonesia. Sementara Soedaryanto (1992) digunakan sebagai pendekatan terhadap onjek penelitian yang berbahasa Jawa. Konsep-konsep tersebut digunakan karena saling mendukung dan melengkapi. Dengan menerapkan beberapa konsep tersebut diharapkan tujuan penulisan, yang telah disinggung sebelumnya, dapat tercapai. Metode umum yang digunakan dalam penelititan ini adalah metode deskriptif. Hasil penelitian mengenai koherensi menemukan beberapa penanda formal berupa konjungsi dan pronomina demonstratif. Sementara mengenai kohesi, mengetahui penanda formalnya membangun keutuhan wacana dengan mempertahankan kesinambungan topik informasi dan menciptakan keadaan saling merujuk. Dengan merinci beberapa persyaratan utuh tidaknya sebuah wacana, penulis pada penelitian ini menemukan indikator sebuah wacana yang baik dan mudah dipahami. Oleh karena itu, penelitian ini dapat memperlihatkan kepada penulis dan khalayak umum mengenai pembentukan wacana yang baik dan mempermudah pemahaman, sehingga tujuan untuk menyampaikan informasi dapat tercapai."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S11694
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayusya
"Skripsi ini meneliti pelanggaran terhadap prinsip kerja sama, koherensi, makrostruktur, dan suprastruktur yang terjadi dalam blog humor ngupingjakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa saja yang menimbulkan humor dalam ngupingjakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Hasil penelitian ini adalah salah ucap dan ucapan yang tidak relevan adalah kesalahan berbahasa yang lebih sering dilakukan oleh masyarakat Jakarta dan cenderung menimbulkan humor dalam ngupingjakarta; suprastruktur dalam ngupingjakarta menjadi ciri khas di antara blog humor lokal lain; tingkat intelektualitas atau pengetahuan pembaca harus sesuai dengan yang dimiliki penulis untuk memahami kelucuan dalam ngupingjakarta.

The focus of this study is about cooperative principle, coherence, macrostructure, and superstructure in humor blog named ngupingjakarta. The purpose of this study is to know what kinds of factor which causing humor are there in ngupingjakarta. The method of this research is qualitative method. The result of this research are: irrelevant utterance and slip in utter are kinds of mistake in speaking that happens the most caused by citizen in Jakarta to create a humor; superstructure in ngupingjakarta build a strong uniqueness among other Indonesian humor blogs; all the readers of ngupingjakarta must have the same level of intellectuality or knowledge with the writer to understand the humor in ngupingjakarta."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S10801
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Frans Asisi Datang
"ABSTRAK
Komik Panji Koming merupakan salah satu bentuk wacana, yang mengandung unsur verbal dan nonverbal. Unsur verbalnya, yang terdiri atas dialog antartokohnya. memiliki koherensi lokal dan global. Koherensi lokal terlihat dari adanya hubungan antar proporsi secara kondisional, yaitu berupa hubungan kausal, kontras, dll, dan secara fungsional, karena proposisi yang satu membataai fungsi proposisi yang lain.
Koherensi global nampak dalam tema yang konsisten yang disajikan dalam tiga wacana sampel penelitian ini. Ketiga wacana itu, dengan caranya sendiri, meperolok dan mengeritik keadaan sosial maayarakat di Indonesi.a yang tidak adil. tidak manusiawi, dan tidak pancasilais. Keadaan sosial yang demikianlah yang selalu menjadi sasaran kritik Dwi-Koen melalui. hampir setiap wacana komik yang dikarangnya.
"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Ruth Eveline
"Dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari manusia membutuhkan komunikasi antar sesamanya. Dalam komunikasi yang terpenting adalah tersampaikannya pesan kepada penerima seperti yang diinginkan oleh pengirim. Manusia menggunakan bermacam-macam media untuk berkomunikasi; salah satu diantaranya yang sudah dikenal adalah film yang merupakan media komunikasi audio-visual. Komunikasi dalam film dilakukan dengan menggunakan gambar-gambar atau lambang-lambang dan suara sesuai dengan fungsinya sebagai media komunikasi audio-visual. Oleh karena itu, dewasa ini film dianggap sebagai media komunikasi yang sangat efektif. Pesan yang ingin disampaikan akan lebih mudah diterima dibanding dengan meng_gunakan media komunikasi lainnya, seperti misalnya, buku, kaset, dan sebagainya. Cobalah kita simak acara film pendidi_kan Sesame Street di RCTI, suatu acara televisi untuk anak_anak yang sangat digemari di negara asalnya, Amerika Serikat. Acara ini ternyata juga sudah menjadi acara favorit anak-anak khususnya di Jakarta. Acara tersebut sebenarnya ingin memberikan pendidikan dasar kepada anak-anak, seperti pengenalan akan angka, huruf, kata dan pengenalan akan alam sekitarnya, tetapi karena hal itu dilakukan melalui film, anak-anak yang pada umumnya cepat bosan, menjadi tertarik dan antusias terhadap acara tersebut. Keberhasilan suatu film dalam penyampaian pesan tentunya tidak terjadi begitu saja, perlu dukungan skenario yang baik dan dibutuhkan sutradara yang cakap. Seorang sutradara harus dapat menggunakan subyek sinematik, seperti faktor makhluk, ruang, waktu dan peristiwa semaksimal mungkin sehingga setiap adegan dapat memberi makna bagi penonton dan pesanpun dapat diterima. Tujuan pembuatan film bisa bermacam-macam. Ada film yang dibuat untuk memperkenalkan obyek-obyek pariwisata dan berbagai kebudayaan suatu tempat dengan tujuan menarik para wisatawan. Ada pula film yang dibuat untuk memberikan pelajaran kepada murid-murid sekolah, seperti acara-acara pendidikan di TPI (Televisi Pendidikan Indonesia)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S14523
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jossy Darman
"Ihwal tema-rema telah diteliti oleh banyak ahli bahasa, baik untuk bahasa Jerman maupun untuk sejumlah bahasa lain. Struktur tema-rema menarik perhatian para ahli ilmu bahasa karena analisis struktur kalimat secara tradisional kurang memuaskan. Yang dimaksud dengan analisis kalimat secara tradisional ialah pembagian kalimat dalam subjek dan predikat, atau subjek, predikat, dan objek. Istilah subjek, predikat, objek adalah istilah formal atau gramatikal. Bila masih ada keraguan di antara ahli bahasa akan tepatnya menerapkan kategori gramatikal tersebut pada bahasa secara universal, ujaran dalam semua bahasa dapat dipandang secara universal dari segi fungsional atau komunikatifnya, yaitu pengujar memberi keterangan (rema) tentang sesuatu (tema). Ujaran atau secara formal kalimat di bawah ini memiliki persamaan. Pengujar membubuhi keterangan kepada Ani (1.1) dan kepada mobil (1.2).
(1.1) Ani Mama sayang!
(1.2) Mobil itu menabrak sebuah pohon.
Dalam (1.1) seorang anak (2-3 thn) sebagai pengujar yang bernama Ani memberi keterangan tentang dirinya sendiri, yaitu bahwa ibunya harus menyayanginya. Dalam (1.2) pengujar berceritera tentang mobil yang menabrak pohon.
Pada hakikatnya bahasa adalah ciri khas manusia yang digunakan untuk berkomunikasi. Desco dan Szepe (1974:81) berpendapat bahwa topik-komen termasuk sistem semiotis yang universal. la menulis:
'topic-comment' is a substantive universal of semiotical order, i.e. covers an area where language falls into the same class with zoo-semiotical systems ...
Mirip dengan pendapat Desco dan Szepe, Lutz (1981:8) menulis: Jeder Aeusserung - in anscheinend jeder Sprache der Welt - liegt eine Thema-Rhema-Struktur zugrunde.
Istilah topic-comment digunakan sebagai padanan kata untuk tema-rema, tetapi ada juga ahli bahasa yang membedakan kedua dikotomi tersebut.
Dengan meneliti struktur tema-rema yang ada dalam tiap ujaran kita meneliti bahasa dalam fungsi dasarnya, yaitu sebagai alat komunikasi. Meskipun secara umum diakui bahwa semua bahasa memiliki struktur tema-rema, realisasinya dalam ujaran berbeda. Untuk mengetahui seluk beluk struktur tema-rema suatu bahasa, perlu diteliti mekanisme apa yang terkandung dalam struktur tema-rema. Dua ujaran berikut ini mengandung kata-kata dengan bentuk dan makna yang sama, namun maksud komunikatif pengujarnya dalam kedua ujaran di bawah ini berbeda.
(1.3) Amir ialah anak terpintar di kelas V.
(1.4) Anak terpintar di kelas V ialah Amir.
Dengan (1.3) pengujar membicarakan Amir dan dengan demikian Amir menjadi titik tolak ujarannya atau tema, dan ialah anak terpintar di kelas V ialah informasi yang diberikan pengujar tentang Amir. Dengan (1.4) pengujar membicarakan anak terpintar di kelas V. Bagian ujaran itu menjadi titik tolak ujaran atau tema, dan Amir merupakan penjelasan yang diberikan pengujarnya tentang tema. Jadi, bergantung pada sudut pandangan pengujar apakah Amir atau anak terpintar di kelas V yang menjadi titik tolak ujarannya. Pengujar cenderung memilih sebagai tema sesuatu yang diketahui atau dikenal pendengar. Dikenal tidaknya tema bergantung pada konteks bahasa dan situasi. Ujaran tidak bersifat mekanis, artinya tiap ujaran harus dilihat dalam konteks bahasa dan situasi. Bila Amir telah disebut sebelumnya pengujar lebih cenderung memilih Amir daripada anak terpintar di kelas V sebagai tema. Situasi juga penting. Misalnya, bila pada upacara tertentu kepala sekolah memberi hadiah kepada anak terpintar dari tiap kelas, maka pengujar mengambil tema anak terpintar di kelas V."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Makyun Subuki
"Sebagian ahli berpendapat bahwa pemahaman teks bergantung kepada hubungan antar elemen yang terdapat dalam teks secara eksplisit. Sebaliknya, sebagian lain berpendapat bahwa pemahaman teks tidak bergantung kepada elemen yang terdapat secara eksplisit, tetapi lebih lebih bergantung kepada hal lain yang tidak terdapat dalam teks secara eksplisit. Yang pertama sangat terkait dengan kajian kohesi, sedangkan yang kedua sangat terkait dengan kajian koherensi.
Penelitian ini berkaitan dengan hubungan kohesi dengan koherensi dalam pemahaman teks surat Al-Baqarah. Pemilihan surat Al-Baqarah sebagai data dalam penelitian ini didasarkan pada kenyataan bahwa bahasa Arab klasik yang terdapat dalam Al-Quran merupakan bahasa Arab yang bake (fusha) yang hingga saat ini digunakan dalam korespondensi resmi, pemerintahan, diplomasi, dan dijadikan model dalam penciptaan puisi dan prosa. Al-Baqarah sebagai bagian dari AI-Quran dianggap sebagai puncak Al-Quran (fustal al qurim), yaitu representasi terbaik dari Al-Quran, baik dari segi bahasa maupun dari segi tema.
Untuk melihat hubungan antara perwujudan peranti kohesi dengan koherensi yang dicapai dalam surat AI-Baqarah, saya mengidentifikasi peranti kohesi yang terdapat dalam surat Al-Baqarah dan selanjutnya mengujinya dengan penghilangan peranti kohesi tersebut dan atau dengan menghubungkan peranti tersebut dengan proses pemahaman. Selain itu, untuk memahami dengan lebih baik hubungan kohesi dan koherensi dalam bahasa Arab, penelitian ini memanfaatkan juga beberapa bidang yang terdapat dalam balagah dan `ulurn Al-Qur'an.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, terdapat tiga kecenderungan hubungan antara perwujudan peranti kohesi dengan koherensi yang dicapai dalam teks. Pertama, koherensi yang diwujudkan melalui peranti kohesi dalam surat Al-Baqarah sebagian besar dicapai bukan melalui perwujudan satu peranti kohesi saja, melainkan oleh beberapa peranti kohesi sekaligus. Kedua, kadangkala koherensi tetap terjaga meskipun tidak terdapat perwujudan peranti kohesi. Maksudnya, pemahaman teks kadangkala tidak bergantung kepada, atau tidak membutuhkan, perwujudan peranti kohesi, melainkan kepada "pangetahuan dunia". Begitu pula sebaliknya, perwujudan kohesi kadang kala tidak dibutuhkan dalam proses pemahaman teks. Ketiga, perwujudan peranti kohesi kadangkala sangat berkaitan dengan intensi tertentu yang dikehendaki penutur, sehingga sangat berguna proses pemahaman teks.

Some linguists think that text understanding is depended on relation of text elements that explicitly marked. Conversely, other linguists think that text understanding is not depended on relation of text elements that explicitly marked, but rather on the other properties which are not explicitly obtained in the text. The first study is related to the theory of cohesion, and the second is related to the theory of coherence.
This research related to the relation between cohesion and coherence in text understanding, that is sum Al-Baqara. The use of Al-Baqara as the source of data is based on the fact that classical Arabic in the Koran is standard Arabic (fusha) that used in formal correspondence, diplomation, and used as standard of poem and prose creation to the present time. As the part of the Koran, Al-Baqara is the greatest representation of the Koran, either linguistically or substantively, and known as the peak of the Koran (fustal al-qur'an).
Furthermore, in order to understand the relation between cohesive devices and achieved coherence within sura Al-Baqara, I identify and analyze those cohesive devices and examine them by elliding and or relating them in understanding process. In other way, in order to understand relation between cohesion and coherence in Arabic world, I use some concepts which are included in Malaga dan `ulum Al-Qur'an.
Based on the analysis of data, there are three tendencies of relation between cohesive devices and achieved coherence in the text. First, many coherences that achieved through cohesive devices in Al-Baqara are not achieved through one cohesive device only, but rather through some cohesive devices realized simoultanously. Second, there are coherences achieved within text that have no realization of cohesive device. In that the text understanding is often not depended on, or not necessary to, cohesive devices realized in the text, but rather depended on world view. Conversely, the realization of cohesive devices in text is often not necessary to text understanding. Third, there are realizations of cohesive devices that strongly related to speaker intended meaning, so that it can be very necessary to text understanding."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
T23028
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>