Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 170800 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Duhita Mawar Cynantia
"Bakonka atau penundaan pernikahan merupakan masalah yang umum terjadi pada negara industri maju. Namun, bankonka yang terjadi di Jepang sangat signifikan karena sangat terbatasnya pembentukan keluarga selain melalui pernikahan. Maka, bankonka akan menyebabkan penundaan mempunyai anak atau bansanka yang menyebabkan penurunan angka kelahiran atau shoushika. Masalah shoushika akan mengundang berbagai macam efek, yang pada akhirnya menyebabkan kemunduran ekonomi Jepang. Penelitian di dalam skripsi ini bertujuan untuk mengungkapkan faktor-faktor penyebab terjadinya bankonka di Jepang, terutama karakteristik utama penyebab bankonka di Jepang.Ditemukan bahwa faktor-faktor penyebab bankonka adalah semakin tingginya pendidikan perempuan Jepang, partisipasi perempuan Jepang di sektor tenaga kerja, semakin meningkatnya pernikahan berdasarkan cinta dan semakin menurunnya pernikahan perjodohan, munculnya parasaito shinguru, dan lazimnya hubungan seksual pranikah. Seluruh faktor tersebut berujung pada pembagian peran jender yang tidak seimbang, sehingga dapat disimpulkan bahwa hal ini merupakan karakteristik bankonka di Jepang. Karakteristik ini dianalisa dengan teori Mackintosh yang menyatakan bahwa pembagian kerja berdasarkan jender menentukan posisi perempuan, yakni berhubungan dengan subordinasi perempuan, karena senantiasa menempatkan perempuan dalam wilayah domestik, serta menghalangi mereka untuk mencapai kemandirian individu dan finansial.Di Jepang, seorang perempuan yang telah menikah harus mengambil tanggung jawab penuh atas pekerjaan rumah tangga, pengasuhan anak dan perawatan lansia baikdalam kehidupan rumah tangga maupun dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Hal ini memasung kaki perempuan dalam wilayah domestik dan menghalangi perempuan untuk mandiri secara ekonomi. Oleh sebab itu, pembagian peran jender yang tidak seimbang merupakan faktor signifikan dalam keputusan perempuan untuk menikah. Disimpulkan bahwa perempuan-perempuan Jepang melakukan bankonka sebagai upaya untuk menolak kestatisan pembagian peran jender yang tidak seimbang yang sangat didukung oleh masyarakat dan ditunjang pemerintah."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S13711
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Entin Nurhayati
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
T38213
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Ayu E. A.
"Skripsi ini membahas tentang eksklusi sosial terhadap pekerja migran perempuan Filipina di Jepang dan hubungannya dengan pembangunan wilayah yang tidak seimbang. Dalam menganalisa eksklusi sosial terhadap pekerja migran perempuan Filipina di Jepang dan hubungannya dengan pembangunan wilayah yang tidak seimbang menggunakan metode deskriptif analisis berdasarkan teori proses makro globalisasi yang salah satu aspeknya adalah pembangunan wilayah yang tidak seimbang. Pada akhir analisa, diketahui bahwa pembangunan wilayah yang tidak seimbang berdampak pada terjadinya eksklusi sosial terhadap pekerja migran perempuan Filipina di Jepang.

The focus of this study is the social exclusion experienced by the Philippine female migrant workers in Japan and its relation with the unequal development of regions. This study is written based on analyzed-descriptive. In order to analyze the social exclusion experienced by the Philippine female migrant workers in Japan and its relation with the unequal development of regions, this study use the macro process of globalization theory, which is caused the existence of the unequal development of regions. An the end of the analysis shows that the unequal development of regions caused the social exclusion experienced by the Philippine female migrant workers in Japan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S13685
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sisca Ellyanto
"Penelitian ini menganalisis mengenai tingkat partisipasi perempuan Jepang dalam dunia kerja dan kaitannya dengan bankonka di Jepang. Jumlah bankonka di Jepang terus mengalami peningkatan dan salah satu penyebabnya adalah meningkatnya jumlah perempuan yang memasuki dunia kerja. Pada masa sebelum perang, perempuan hanya bekerja sebagai kazoku roudousha (pekerja keluarga) dan tidak memperoleh penghasilan. Namun, hal tersebut berubah setelah masa Perang Dunia II, jumlah perempuan yang menjadi koyousha (pegawai) pun meningkat. Dengan meningkatnya koyousha, perempuan pun menjadi semakin mandiri secara finansial. Hal ini menyebabkan perempuan enggan untuk menikah karena mereka dapat menghidupi diri mereka sendiri dan mereka tidak ingin kehilangan kebebasan. Hasilnya, mereka lebih memilih karir daripada membangun sebuah keluarga dan jumlah bankonka pun meningkat.

This research analyzed the rate of participation of Japanese women in the labor force and its relation to bankonka in Japan. The number of bankonka in Japan is increasing and one of the reasons is the increasing of the number of working women. In the period before the war, women worked just as kazoku roudousha (family workers) and they have no income. However, this condition changed after World War II, the number of women who become koyousha (wage employee) increases. By the increasing of koyousha, women became more financially independent. This causes women are reluctant to marry because they can sustain themselves and they do not want to lose their freedom. Thus, they prefer career instead to build a family and the number of bankonka increases."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43646
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Silvia
" Pernikahan merupakan suatu momen dalam hidup bagi setiap orang. Bahkan dianggap sebagai hal yang penting dan sakral bagi sebagian besar orang. Sebelum Perang Dunia ke II penduduk jepang memiliki pandangan bahwa pernikahan dianggap sebagai suatu hal yang sangat penting, bahkan digunakan sebagai alat memperbesar luas wilayah dan strategi politik maupun perang. Namun, seiring perkembangan zaman, pandangan tersebut berubah. Terutama bagi kaum perempuan di Jepang. Pasca perang dunia ke II hingga abad 21 sekarang, perempuan jepang berpandangan bahwa pernikahan hanya membuat diri mereka terikat sehingga membatasi kebebasan mereka untuk melakukan apa yang mereka inginkan termasuk bekerja dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Pandangan tersebut memunculkan fenomena baru di Jepang. Fenomena tersebut disebut 晩婚化(bankonka). Bankonka merupakan kecenderungan perempuan jepang untuk menunda pernikahan. Bankonka menyebabkan beberapa masalah sosial di Jepang terutama masalah populasi. Dengan mencari perubahan makna pernikahan di Jepang dan mengkaji sudut pandang wanita Jepang pada saat ini terhadap pernikahan, diharapkan mendapatkan pemahaman mengapa fenomena Bankoka ini terjadi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kepustakaan dengan pengumpulan data sekunder. Setelah itu, Kesimpulan ditarik berdasarkan data sekunder yang terkumpul.

Marriage is a moment in the life for everyone. Marriage being an important thing and sacred for many peoples. Before world war 2 the Japanese peoples have a view that marriage is being more important thing, and using for increasing the region and politic strategy as well as ar. However, over the times that view has changed. Especially for women in Japan. Post world war 2 to the 21st century now, Japanese women have a view that marriage is only making themselves bound there by limiting their freedom to do what they want, including work and continue their education to a higher level. View raises new phenomenon is called bankonka. bankonka is a woman tendency of Japanese woman to delay marriage. Bankonka caused some social problem in japan, especially the population problem. By looking for changes in the meaning of marriage in japan and study japanese female perspective of this time of the marriage, expected to gain an understanding of why this phenomenon occurs bankonka. methods used in this research is data collection method of secondary literature. After that, the conclusios drawn based on secondary data collected."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Novianti
"Nama : Karina Novianti. Skripsi ini membahas pengaruh faktor tempat tinggal terhadap relasi jender dalam pernikahan internasional antara wanita Jepang dengan pria Indonesia yang berkedudukan di Indonesia, berdasarkan teori Kiran Cunningham mengenai pengaruh pola tempat tinggal setelah menikah pada relasi jender dan status wanita dalam pernikahannya. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan taknik pengambilan data melalui wawancara yang mendalam terhadap tiga nara sumber wanita Jepang. Hasil penelitian menunjukkan adanya ketimpangan dalam relasi jender dari ketiga pasangan pernikahan internasional tersebut, dimana istri berada pada posisi yang inferior. Dengan menetap di wilayah suami, istri Jepang tersebut tidak memiliki sumber daya ekonomi, politik, dan sosial yang kuat dalam rumah tangganya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S13587
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Chairani
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S2995
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
S6884
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sitawaty Tjiptorini
"ABSTRAK
Penelitian ini di latar belakangi oleh maraknya gugatan cerai yang
diajukan oleh perempuan kepada suaminya di tengah budaya patriarki sehingga
peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana gambaran peran jender tradisional
pada sikap perempuan yang menggugat cerai suami. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui gambaran peran jender tradisional yang ada di masyarakat patriarki
seperti di Indonesia pada sikap perempuan yang menggugat cerai suami.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan subyek tiga
orang perempuan yang telah resmi bercerai dengan cara menggugat cerai
suaminya di Pengadilan Agama. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara
mendalam dan observasi. Data kemudian dianalisis dan diinterpretasi berdasarkan
tinjauan pustaka yang berkaitan dengan peran jender, agen sosialisasi peran
jender, skema jender dan sikap, perkawinan, perceraian dan gugat cerai.
Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan peran jender
tradisional yang diterima subyek sejak masa kanak-kanak, berpengaruh besar
terhadap kehidupan perempuan dan dalam menyikapi perkawinan dan
perceraiannya. Dampak selanjutnya dari kegagalan perkawinan dalam kehidupan
perempuan tergantung dari interaksi antara lingkungan, kemampuan kognitif, dan
tingkah laku yang interdependen.
Saran yang dikemukakan pada penelitian ini adalah perlunya penelitianpenelitian
lain dengan tema-tema yang berhubungan dengan peran jender untuk
menyadarkan perempuan dan masyarakat luas mengenai adanya perbedaan
perlakuan jender sehingga dapat dilakukan usaha untuk memperbaikinya."
2004
S3445
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>