Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 98181 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vulovik, Visna
"Penelitian ini mengkaji tentang subsistensi manusia terutama dalam memanfaatkan tulang sebagai bahan baku peralatan. Alat tulang dimanfaatkan manusia sebagai alat bantu dalam melakukan suatu pekerjaan. Adanya pemanfaatan tulang untuk alat dapat dikenali dari bentuk, ukuran, serta ciri-ciri fisik lain yang terlihat pada alat tulang. Hal ini dapat terjadi karena adanya perlakuan tertentu pada tulang pada saat proses pembuatan dan pemakaian alat. Proses tersebut dapat berupa penajaman, penggosokan, pemangkasan, kilapan, peretusan, dan patahan. Usaha untuk menginterpretasikan pemanfaatan alat tulang oleh manusia masa lampau dilakukan dengan beberapa analisis, yaitu analisis khusus yang meliputi analisis fauna dan analisis artefaktual, serta analisis kontekstual. Tujuan analisis ini untuk mendapatkan gambaran pemanfaatan tulang hewan sebagai bahan baku, teknologi dan morfologi alat tulang, serta gambaran perkembangan teknologi alat tulang dalam satuan lapisan budaya. Gambaran pengolahan dan pemanfaatan alat tulang menggunakan teknologi pembentukan tulang yang dikemukakan oleh Eileen Johnson (1985). Gambaran pengolahan dan pemanfaatan alat tulang dilakukan dengan menempatkan unsur tajaman sebagai indikator utama dalam mengamati alat tulang. Berdasarkan bentuk, alat tulang dibagi menjadi dua hentuk utama, yaitu spatula dan lancipan. Berdasarkan indikasi kemunculan dan sebaran, penggunaan elemen tulang hewan untuk dijadikan sebagai alat pada situs Braholo didominasi oleh ulna Macaca sebagai bahan baku lancipan, dan tulang panjang Bovidae sebagai bahan baku spatula. Teknologi dan morfologi alat tulang tampak pada munculnya ciri-ciri luka buat dan pakai yang menimbulkan beberapa bentuk dan variasi. Alat tulang pada Situs Braholo memiliki jumlah dan bentuk yang beragam. Penyebab keragaman tersebut terutama disebabkan oleh faktor teknologis, antara lain proses pembuatannya yang belum terstandardisasi sehingga menghasilkan cukup banyak subtipe dan varian. Dalam hal ini, spatula memiliki 3 bentuk subtipe dan 19 bentuk varian, sedangkan lancipan memiliki 5 bentuk subtipe dan 13 bentuk varian. Ciri pembentukan alat tulang yang sama pada setiap lapisannya, menunjukkan adanya kelanjutan tradisi yang diturunkan dari generasi ke generasi. Puncak pemanfaatan alat tulang pada situs Braholo terdapat pada lapisan Preneolitik Holosen dan Preneolitik-Neolitik Holosen, sama halnya dengan situs-situs lainnya di Gunung Sewu. Situs Braholo sendiri mungkin juga mendapat pengaruh tradisi Sampung, di mana alat tulang dari Situs Braholo memiliki kesamaan bentuk dengan alat tulang dari Sampung."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S12042
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Monica Soebekti
"ABSTRAK
Dari hasil pengamatan terhadap orientasinya Sarkofagus dan Pandhusa mempunyai arah hadap ke Gunung Arqopuro (3088) yang merupakan bagian puncak dari komplek pegunungan Hyang. Hal ini merupakan ciri dari tradisi megalitik dimana arah suatu benda megalitik berkaitan erat dengan latar belakanng megalitik itu sendiri. Posissi benda megalitik biasanya diarahkan ke tempat-tempat yang dianggap suci oleh masyarakat megalitik. Tempat suci yang dianggap sebagai tepat bersemayam arwah nenek moyang antara lain di Gunung dan di Pulau Seberang. Disamping itu ada juga posisinya se arah dimana matahari terbitdan tenggelam. Dari hasi penggalai pandhusa ditemukan manik-manik dari kaca, pemukul kulit kayu dari batu, keramik dan alat dari perunggu maupun besi sehinggadiduga situs tersebut berasal dari masa prasejarah yaitu jaman besi.

"
1995
S11902
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Petrus C. Kuswoyo W.
"Lingkungan alam, manusia, dan budaya merupakan tiga faktor yang sating berhubungan dan saling mempengaruhi. Lingkungan alam menyediakan berbagai sumber daya bagi manusia untuk dimanfaatkan dalam usahanya melangsungkan kehidupannya dan mengembangkan kebudayaannya. Manusia sebagai mahluk social memiliki kelebihan yang tidak dipunyai oleh mahluk ciptaan Tuhan lainnya. Kelebihan itu adalah manusia memiliki akal budi. Dengan kelebihan yang dimilikinya manusia prasejarah mengembangkan kemampuannya untuk membuat alat-alat, salah satunya adalah alat dari batu untuk berbagai keperluan, seperti memerangi musuh, mencari makan, membuat pakaian, membangun tempat berlindungdan menciptakan seni. (Howell, 1980:109). Alat-slat itu pada dasarnya merupakan hasil bagaimana manusia prasejarah beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya, terutama diwujudkan dalam bentuk teknologi yang menghasilkan artefak dan ipsefak (Soejono, 1984). A1at-alat yang dibuat saat itu masih sederhana. Yang pertama kali dikenali sebagai alat batu ialah yang sering disebut alat batu kerakal (pebble tools). Nama ini sekarang tidak digunakan lagi. Nama tepatnya ialah alat perimbas atau bale perimbas dengan ukuran kecil dan besar. Kebanyakan dibuat dari batu berhentuk kebulat-bulatan yang dikumpulkan dari dasar sungai dan pantai. Batu ini licin-licin karena gosokan pasir dan air. Batu yang bulat akibat gosokan pasir dan air tak dapat dengan mudah digenggam di tangan tanpa rnenimbulkan sakit pada tangan ketika digunakan. Untuk mengubahnya menjadi alat, dapat dilakukan beberapa pukulan dengan batu lain sampai melepaskan serpihan, sehingga akan menghasilkan semacam tajaman atau mungkin lancipan. Tajaman ini kemudian dapat digunakan sebagai alat sederhana. Alat-alat ini dibuat dari bahan-bahan yang mudah di dapat, seperti kayu, batu, dan tulang belulang. Kemudahan dalam memperoleh bahan, mengakibatkan kalau rusak atau tidak memadai lagi dapat dengan segera diganti. Namun denlikian tidak semua jenis bahan baku yang mudah diperoleh itu dapat langsung dibuat sebagai alat, misalnya batu. Tidak semua batuan dapat dibuat sebagai alat batu. Biasanya batuan yang umurn dibuat nnenjadi alat adalah jenis batuan yang memiliki tingkat kekerasan tertentu sehingga tidak mudah pecah, memiliki sifat belahan yang teratur sehingga memudahkan dalam proses pembentukan dan menghasilkan pecahan untuk dijadikan sebgai tajaman yang baik."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1999
S11598
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Bagus Santoso
"Skripsi ini membahas data ekofaktual berupa gigi fauna dari situs Gua Braholo untuk mengetahui kondisi lingkungan situs Gua Baraholo, untuk mengetahui kondisi lingkungan situs Gua Braholo pada kala Pleistosen akhir dan Holosen, ketika dimanfaatkan oleh manusia ..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S11464
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Setyo Saputro
"Penelitian ini membahas jejak pakai alat tulang di SitusGua Pawon. Berdasarkan jejak pakai tersebut akan diketahui penggunaan alat tulang. Penelitian dilakukan dengan melakukan pengamatan pada bagian tajaman alat tulang guna mengetahui bentuk jejak pakai. Pengamatan tersebut dilakukan dengan alat bantu berupa kaca pembesar dan kemera SLR...

Focus of this undergraduate thesis is about use wear of bone tools at Gua Pawon site. Base of this use wear will known the use of bone tools. The Research was done by observing the bevel part of bone tool. Observation were made with the help of magnifying glasses and SLR camera..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S11567
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Purnomo
"Skripsi ini mengkaji Pemanfaatan Hewan Sebagai Sumber Makanan dan Dan Alat Tulang di Situs Song Keplek Jawa Timur. Melalui temuan hasil penggaliannya yang berupa tulang-tulang hewan. Tujuan penelitian ini adalah mencoba mengetahui seberapa jauh pemanfaatan hewan yang dilakukan oleh penghuni situs Song Keplek, terutama untuk sumber makanan dan bahan pembuat alat tulang, dimana dari hasil penggalian yang pernah dilakukan banyak ditemukan temuan tulang hewan dan temuan alat tulang.
Proses pengumpulan data dilakukan dengan melakukan survei pustaka dan survey lapangan. Tujuan dari kegiatan tersebut untuk mengumpulkan seluruh data yang ada dan tercatatat. Data yang telah dikumpulkan dipisahkan menjadi dua, yaitu data pustaka dan data lapangan. Data Iapangan dibedakan lagi menjadi data penggalian dan data lingkungan. Data penggalian yang merupakan data utama dalam penelitian ini kemudian dipilah lagi untuk mendapatkan data yang layak diteliti lebih lanjut. Pengamatan secara khusus terhadap tulang-tulang hewan dan alat tulang dibantu dengan data kepustakaan menghasilkan beberapa hal yang berkenaan dengan proses pemanfaatan hewan yang ada di Situs Song Keplek, yaitu tentang jenis-jenis hewan yang dimanfaatkan dan bagian dari hewan yang kerap dimanfaatkan. Penelusuran data penggalian, kepustakaan mengenai habitat hewan dan lingkungan situs saat kini, menghasilkan kemungkinan gambaran lingkungan yang pernah berlangsung di lingkungan mikro Situs Song Keplek."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1998
S11510
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku ini memuat uraian tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dimulai pada zaman prasejarah hingga zaman kemerdekaan Indonesia."
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1997
959.801 SEJ
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, 1992
745 PER
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1981
398.216 IND c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1982
398.216 IND c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>