Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 88612 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Risna W. Rizal
"Berangkat dari teori Foucault yang menyatakan bahwa seksualitas merupakan suatu konstruksi sosial yang terbentuk dari pengaruh kekuasaan, dan wacana-wacana seputar seksualitas, dan membagi seksualitas lewat konsep Ars Erotica atau Scientia Sexualis, Skripsi ini menggunakan teori itu untuk menganalisis tentang homoseksualitas dalam konstruksi sosial masyarakat Jepang lewat perkembangan wacana tentang homoseksualitas dari masa ke masa. Proses pengumpulan data dilakukan lewat analisis wacana dan studi literatur berupa buku, artikel, dan film yang tersedia mengenai homoseksualitas dalam masyarakat Jepang. Hasilnya menunjukkan bahwa homoseksualitas dalam konstruksi sosial mengalami perubahan dari Ars Erotica ke Scientia Seksualis bersamaan dengan transisi dari Jaman Edo ke Meiji, ditandai dengan perubahan dari istilah Nanshoku ke Douseiai, kemudian hingga kini masih terjadi perkembangan wacana tentang homoseksualitas dan homoseksualitas mendapatkan pencitraan yang beragam dalam media populer (televisi, film, majalah, dan manga) di masyarakat Jepang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S13787
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frieska Sekar Nadya
"Jepang memiliki kebudayaan-kebudayaan tradisional yang sampai sekarang masih terus dijaga dan diselenggarakan. Salah satu kebudayaan tradisional tersebut adalah matsuri. Matsuri merupakan suatu kegiatan keagamaan yang diselenggarakan sedikitnya oleh satu unit keluarga untuk melayani kamisama (dewa). Salah satunya adalah hadaka matsuri. Hadaka matsuri yang masih ada hingga sekarang adalah Saidaiji Eyou di Okayama. Dalam Saidarji Eyou, para peserta berusaha mendapatkan shingi untuk mendapatkan keberuntungan selama setahun mendatang.
Mutsuro Takahashi (Tamotsu Yato, 1968:149), mengungkapkan bahwa di dalam matsuri Jepang, ketelanjangan mempunyai konotasi yang lebih luas. Hadaka dapat diartikan sebagai ketelanjangan secara total, atau hanya menutupi salah satu bagian tubuh, atau sebagian tubuh yang tidak berbusana. Hal ini mungkin akan membingungkan, khususnya untuk orang asing. Ketika mendengar kata "hadaka matsuri", yang ada di dalam benak mereka adalah orang-orang yang berpartisipasi dalam matsuri tersebut pasti `telanjang bulat', mengikuti definisi yang ada di dalam kamus. Akan tetapi, ternyata pelaku ritual tidak benar-benar telanjang bulat, mereka masih memakai fundoshi (cawat), kain berwarna putih yang digunakan khusus menutupi alat kelamin pria.
Menurut Yoneyama Toshinao (1986: 171), Yanagita Kunio juga membedakan matsuri menjadi dua, yaitu matsuri itu sendiri dan sairei. Sairei merupakan kegiatan keagamaan yang diselenggarakan dengan meriah dan disaksikan oleh banyak penonton. Saidayi Eyou, dapat dikatakan sebagai salah satu bentuk sairei, karena diselenggarakan dalam bentuk yang besar dan meriah jika dibandingkan dengan penyelenggaraan awalnya. Akan tetapi, hal ini bukan berarti dengan adanya perubahan matsuri menjadi sairei, merupakan penurunan dalam kebudayaan atau keagamaan di Jepang. Sebaliknya hal ini dijadikan momen bagi bangsa Jepang untuk mempertahankan budaya matsuri tersebut."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T 20686
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Subarno
"The Meiji restoration indicated an early process of modernization in Japan, a major political, economic, and social change that took place rapidly in the second half of the 19th century, by which Japanese society was transformed into the modern one. This process of modernization continued up to the end of Pacific War when Japan was defeated by the allied forces. In the post war era, Japan rushed to catch up with the industrialized west by focusing on her industrial and economic development. Consequently, less than two decades Japan has become a rich country.
Even though Japan has been an advanced and modern country, and accepted modern culture of the west and developed advanced industries based on what she has learned, she has at the same time, maintained her own culture, that has many characteristics, like: multi-layered, homogeneity, Japanization, and pragmatism. These features can be seen in religion too. Buddhism is absorbed side by side with Shinto and the two religions become harmoniously interwoven in the lives of the Japanese. This phenomenon strengthens folk religion, an indigenous primitive religion into which elements from Shinto, Buddhism, Taoism, Confucianism and other religions have been grafted and is expressed in the daily ritual and matsuri. Among them is the 0-Bon Matsuri.
0-Bon Marsuri is a part of ancestor worship, observed between 13-15th day of the seventh month, by placing offerings on the bondana and by otherwise seeking to please the ancestral spirits. For contemporary Japanese people, this observance has many functions, such as: to fulfill basic human needs, to strengthen solidarity among family groups, to be recreational event, and to break monotonous. That's why the phenomenon changes from religious ceremony to social custom."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T 11166
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tobing, Ekayani R.M.L.
"Pergerakan wanita adalah proses perjuangan dari kaum wanita guna mencapai status dan peranannya yang wajar dalam masyarakat, atau lazim juga disebut dengan emansipasi wanita. Pergerakan ini telah timbul dan terjadi di banyak negara. Pergerakan wanita ini juga telah berlangsung sejak lama di Jepang yang kemudian menghasilkan kemajuan bagi wanita Jepang seperti dapat dilihat sekarang ini. Dalam konteks ini tentu tidak dapat dilupakan jasa dan peranan seorang tokoh pejuang emansipasi wanita Jepang yang bernama Fukuda Hideko yang sejak masa mudanya telah dengan aktif membaktikan tenaga dan pengetahuannya bahkan dirinya sendiri yang untuk itu ia harus mendekam dan menjalani kehidupan yang serba sulit dan keras di dalam penjara dalam waktu yang relatif panjang selama 1,5 tahun. Latar belakang kehidupan Fukuda Hideko ini pun menarik, sebab tokoh pejuang ini dilahirkan dan dibesarkan tidak dalam suasana keluarga yang serba cukup melainkan dalam suatu keluarga miskin yang serba kekurangan. Namun kesulitan-kesulitan yang dihadapinya tidak pernah membuat ia berhenti berjuang untuk bangsanya khususnya bagi kaum wanita yang saat itu masih sangat terbelenggu oleh berbagai macam keterbatasan dan keterikatan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S13624
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yesy Tri Cahyani
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T30525
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnu Adihartono Reksodirdjo
"Since the sexual revolution began in Europe, the sexual discourse i.e. homosexuality, lesbianism, bisexuality and transexuality could be a scientific discourse and many scholars start doing research this area. The development of sexual revolution is also bring up the movement of homosexual revolution communities.
This thesis describes and analyzes the Same Sex Marriage Policy in the Netherlands, Belgium and Spain from the international perspective. The Netherlands is one of the European states which is having a free and liberal sexual tradition because the government could accommodate the sexual attitude into non-bias gender policy. The legalization of homosexuality in the Netherlands took by the French through "French Napoleonic Code at 1811. The code explained that the liberation and marriage of homosexuality is guarantee by policy. This Code is follow by the Dutch government and they make a non-bias gender policy such as Same Sex Marriage Policy and also Prostitution Policy. From the democracy theory, it is visible that the Netherlands have a "Sexual Social Democracy" because they give the tolerance for another aspiration, expression, the difference and human rights.
The liberal democration in the Netherlands, it should be like a pioneer for the other European countries. After Dutch government legalizes the Same Sex Marriage Policy in 2001, Belgium is also legalizing it in 2003. One of the European countries which is surprised all over the world is Spain. Spain is the country in the Mediterranean bay which has a strong Catholic tradition, but the Spanish government could accommodate the homosexual communities with the Same Sex Marriage Policy in 2005. From this point of view, the Netherlands it should be use a "latent" ideology to marketization their liberal democration. This pattern is one of the contemporary powers at the global era which is named Soft Power. This power is like a psychological power because they use values, morals and cultures as a dominant power. The method is to promote the attractive values and cultures, not with the repression but with the persuasion and argumentation.
The method of this research is descriptive. After describing the whole problems then we analyze it from the cases. In the mean time, the data's research technique of this thesis is from books, scientific journals, newspapers, the documents and internet.
In brief, this thesis analyzes the Same Sex Marriage Policy in the Netherlands, Belgium and Spain, complete with the international debates regarding this policy. On chapter 4 and 5, the researcher make a differentiation between homosexual communities in Europe and Indonesia, and this differentiation will be a challenge to advocate them to achieve their rights as a human being.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T18768
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnu Adihartono Reksodirdjo
"Since the sexual revolution began in Europe,the sexual discourse i.e.homosexuality, lesbianism, bisexuality and transexuality could be a scientific discourse and many scholars start doing research this area. The development of sexual revolution is also bring up the movement of homosexual revolution communities.Thia thesis describe and analize the same sex marriage policy in the Netherlands,Belgium and Spain from the interational perspective..The Netherlands is one of the European states which is having a free and liberal sexual tradition because the government could accomodate the sexual attitude into non-bias gender policy.The legalization of homosexuality in the Netherlands took by the French through "French Napoleonic code 1811. The code explained that the liberation and marriage of homosexuality itsguarantee by policy.This code is follow by the Dutch government and they make a non-bias gendewr policy such as same sex marriage policy and also Prostitution policy.From the democracyn theory ,it is visible that the Netherlands have a sexual social democracy because they give the tolerance for the another aspiration,expression,the difference and human right. The liberal democration in the Netherlands,it should be like a pioner for the other Europen countries.After dutch government legalize the same sex marriage policy in 2001, belgium is also legalize it in 2003.One of the European countries which is surprised all over the world is Spain.Spain is the country in the Mediterranian bay which have a strong catholic tradition,but the Spanish government could accoudate the homosexual communities with the same sex marriage policy in 2005"
2007
JKWE-III-1-2007-139
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Niken Tresnawati
"Skripsi ini menguraikan tentang peran Konfusianisme dalam berbagai aspek budaya Jepang jaman Edo, antara lain dalam sistem keluarga tradisional Jepang yang dikenal sebagai sistem ie dan dalam moral kelas penguasa saat itu, yaitu bushido. Penyusunan skripsi ini menggunakan metode kepustakaan yaitu dengan membaca bahan-bahan referensi, memilih, menimbang, menolak, dan menyusun kembali bahan-bahan tadi ke dalam suatu bentuk yang sesuai dengan judul skripsi ini. Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran budaya Cina, khususnya Konfusianisme dalam berbagai aspek budaya Jepang jaman Edo, serta untuk membuktikan bahwa jaman Edo mempunyai arti penting bagi Jepang untuk selanjutnya mengadakan suatu pembaharuaan dalam berbagai aspek budaya, terutama dalam penyerapan budaya Barat. Hasil penelitian skripsi ini menyatakan bahwa Konfusianisme mempunyai arti yang sangat penting dalam membentuk budaya Jepang. Meskipun Konfusianisme merupakan budaya yang berasal dari Cina, bangsa Jepang rnenafsirkan dan mengambilnya disesuaikan dengan keadaaan dan kepentingan pemerintahan dan masyarakat Jepang sendiri, sehingga Konfusiansisme Jepang dapat dikatakan berbeda dengan Konfusianisme Cina, dan telah menyatu menjadi bagian dalam budaya khas Jepang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S13545
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>