Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 150834 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anindita Kosala
"Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan fungsi permainan peran melalui alur, tokoh, dan ruang, serta makna permainan itu. Pendekatan yang dipakai adalah pendekatan struktural dan teori yang akan digunakan dalam skripsi ini adalah teori struktural mengenai hubungan sintagmatik dan paradigmatik dari Roland Barthes, teori tentang sekuen dari M.P Schmitt dan A.Viala,dan teori mengenai tokoh serta ruang yang dijabarkan oleh Anne Ubersfeld dalam Lire le Th?_tre. Sementara untuk analisis makna akan digunakan pendekatan psikologi sosial dari Biddle & Thomas serta Sarbin mengenai Teori Peran yang terdapat dalam buku Teori-Teori Psikologi Sosial oleh Dr. Sarlito Wirawan Sarwono. Analisis fungsi mengungkapkan bahwa permainan memengaruhi gerak alur, mengungkapkan sifat dan keinginan tokoh serta membagi tokoh menjadi kelompok tokoh artificiel (dibuat-buat) dan naturel (wajar). Melalui analisis ruang terungkap bahwa terdapat ruang konkret dan abstrak yang mendukung analisis alur dan penokohan. Setelah analisis fungsi maka dilakukan analisis makna permainan. Dari sudut pandang sosial, manusia terikat oleh perannya dalam masyarakat. Permainan adalah bagian dari pergaulan dan sebagai alat untuk mengatasi perbedaan. Dari sudut pandang psikologis, permainan adalah alat untuk melampiaskan keinginan dan metafora dari usaha manusia berpura-pura untuk menutupi keburukan. Sebagai kesimpulan dapat dikatakan bahwa permainan dapat membuat kita lebih memahami diri sendiri"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S14425
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mouton, Jane S.
Paris Correa 1948
928.44 P 362
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Fajri Hadian
"Cinta merupakan salah satu hal penting yang dimiliki manusia, namun tidak semua orang dapat mengerti dan memahami makna cinta yang ada dalam dirinya secara mendalam, padahal apabila cinta dapat dipahami dan dimengerti secara mendalam maka niscaya manusia akan mampu mencapai eksistensi dirinya, ia akan mampu memenuhi dirinya dengan kemanusiaan yang seutuhnya, karena cinta merupakan kunci untuk mencapai kemanusiaan tersebut. Konsep cinta yang mendalam menjadi sulit dicapai karena makna cinta telah digeneralisasi dan dibatasi sehingga manusia tidak mampu mengeksplor cinta yang dimilikinya yang berakibat pada harapan dalam kehidupan manusia sulit untuk dimunculkan, maka dari itu hadirlah Gabriel Marcel seorang filsuf eksistensialis yang membawa kembali konsep cinta yang lebih mendalam, mematahkan segala konsep cinta yang sudah disempitkan maknanya, cinta yang menghidupkan manusia sebagai being bukan having semata. Hal ini sejalan dengan pemikiran John Lennon yang juga mendefinisikan kembali konsep cinta melalui karya-karya dan pemikirannya yang terangkum dalam lagu All You Need is Love. Skripsi ini akan membuka kembali konsep cinta dan merumuskan ulang makna cinta melalui pemikiran Gabriel Marcel dan John Lennon kita akan melihat cinta sebagai sebuah misteri bukan problema yang harus dipecahkan. Akhirnya melalui lagu All You Need is Love kita dapat memaknai cinta sebagai sebuah hal penting dalam kehidupan manusia yang dimaknai secara mendalam.

Love is one of essential things that belong to human, but not every human can understand the significance of love itself nonetheless. In point of fact, if love is capable of being understood wholeheartedly, then all human will definitely be able to get hold of their own existences along with the power to satisfy their quality of life, one of which is an absolute humanity since love is the greatest key to reach the humanity itself. The concept of profound love becomes hard to reach since the significance of love has been generalized and limited that humans cannot explore the love they possess which causes their hopes in life turn out to be difficult to achieve. Therefore, Gabriel Marcel, an existentialist philosopher, brings back the concept of profound love which livens up humans not just as having but being, and he breaks the entire concept of love whose significance has been narrowed. Then all of this comes along with John Lennon’s idea which redefines the concept of love all the way through both his artworks and thoughts that have been summarized in All You Need is Love song. This thesis will reopen the concept of love and reformulate the significance of love through the thoughts of Gabriel Marcel and John Lennon which make us able to see love as a mystery not a problem that has to be solved. Finally, right through All You Need is Love song, we are able to understand love as the essential role of life. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S44008
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Curtis, William J.R.
New York: Phaidon Press, 2001
720.92 CUR c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sirait, Gustaf Daud
"Moliere, pengarang komedi terbesar Francis yang hidup pada abad ke-17, tidak hanya pandai berlakon dan menciptakan lakon. Ia juga pandai memasukkan pandangan hidupnya dalam lakonnya. Pandangan hidup konformisnya menggema pada tokoh Ariste dalam lakon 1 'Lcole des Mans dan Philinte dalam lakon le Misanthrope. Pada lakon I'Ecole des Marls dan le Misanthrope, sikap konformis, yaitu sikap yang menunjukkan perilaku serupa dengan perilaku sesama, dipertentangkan dengan sikap non konformis, yaitu sikap penolakan terhadap adat perilaku dan nilai masyarakat. Pertentangan sikap tersebut bertemakan pendidikan remaja, khususnya remaja gadis, pads lakon 1'Ecole des Marrs. Sedangkan pada lakon le Misanthrope, pertentangan antara konformitas dengan non konformitas mengambil tema kejujuran. Tokoh non-konformis, Sganarelle dan Alceste, dalam kedua lakon menentang adat kebiasaan masyarakat Paris karena mereka masih memegang teguh adat kebiasaan lama yang kasar dan kuno. Sikap mereka itu mengundang kritik dan tentangan dari para tokoh yang mengikuti adat kebiasaan baru di masyarakat Paris. Namun, kedua tokoh konformis tak memedulikan kritik dan tentangan yang diberikan para tokoh non konformis, terutama Ariste dan Philinte. Sikap berkeras pars tokoh non konformis membuat mereka tertimpa kemalangan. Mereka berdua kehilangan cinta mereka dan dikhianati. Kekecewaan membuat mereka menjauhkan diri dari para tokoh konformis. Oleh MoIiere, penampilan yang hampir sama dalam penokohan dan hubungan antar tokoh pada kedua lakon diimbangi dengan pengaluran yang sama. Bila dihubungkan dengan teori segitiga Freytag, alur pada bagian pemaparan kedua lakon menampilkan pertentangan sikap konformis dan non konformis antara tokoh Ariste dengan Sganarelle dalam lakon 1 Scale des Maris dan antara tokoh Philinte dan Alceste dalam lakon le Misanthrope. Pada bagian rangsangan, tokoh non konformis menggerakkan alur cerita menuju gawatan. Alur gawatan pada kedua lakon tampak panjang dan berakhir pada klimaks. Klimaks ini menampilkan kegagalan tokoh non konformis dalam usaha mendapatkan keinginan mereka. Pada bagian selesaian, kegagalan tersebut membuat tokoh non konformis meninggalkan pars tokoh konformis."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S15091
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Baker, Geoffrey H.
New York: E&FN Spon, 1996
720.92 BAK l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Haralambidou, Penelope
"Examines the link between architectural thinking and Duchamp's work. By employing design, drawing and making - the tools of the architect - Haralambidou's work performs an architectural analysis of Duchamp's final enigmatic work Given: 1. The Waterfall."
Burlington, VT: Ashgate, 2013
709.2 HAR m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Muchlisah Mustika
"Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah salah satu karya Andre Roussin dalam bukunya 2 Chefs-d'oeuvre d'Andre Roussin. La Petite Hutte suivi de Lorsque L'enfant Parait_ yang diterbitkan oleh Coulommiers, Paris pada tahun 1959. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan jenis-jenis konflik yang terdapat dalam drama Lorsque L'enfant Parait. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan struktural yang berlandaskan pada teori aspek karya naratif oleh Tzvetan Todorov, teori sintagmatik dan paradigmatik oleh Roland Barthes, serta teori M.P Schmitt dan A. Viala mengenai sekuen. Di samping itu digunakan juga teori Gustave Freytag yang mengemukakan tahap-tahap dramatik dalam Lorsque L'enfant Parait. Penelitian diawali dengan penyusunan sekuen sebanyak lima puluh tiga sekuen yang menampilkan konflik-konfik pada tokoh-tokoh cerita. Melalui fungsi utama dapat terlihat bahwa masalah kehamilan yang tidak direncanakan telah menimbulkan konflik-konflik pada tokoh-tokoh. Berdasarkan analisis tahap-tahap dramatik dapat terlihat konflik-konflik yang terjadi pada masing-masing tokoh dan perkembangan konflik-konflik itu sendiri. Analisis berikutnya adalah analisis tokoh yang menampilkan perbedaan sifat, karakter, kepentingan dan pandangan antar tokoh yang merupakan potensi terjadinya konflik. Analisis tokoh menampilkan pula konflik batin yang terjadi pada tokoh-tokohnya. Analisis latar ruang dan waktu menampilkan keadaan masyarakat Perancis, terutama di kota Paris, pada tahun 1950-an yang melatari cerita. Penelitian di atas menunjukkan konflik-konflik pada tokoh-tokoh yang terjadi dalam cerita, yang dapat dibedakan atas konflik internal dan konflik eksternal. Konflik internal sendiri , terdiri dan dua macam konflik, yaitu: konflik batin dan konflik perbedaan kepentingan. Sedangkan konflik eksternal dapat dibedakan menjadi: konflik antar generasi, konflik antar individu, konflik antara individu dan masyarakat, konflik perbedaan pandangan, dan konflik perbedaan kepentingan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S13832
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martha Santoso
"Nama Ionesco sudah tidak asing agi dalam dunia teater. Kita tidak dapat memisahkan namanya dari teater kontemporer. Karya-karyanya sudah banyak dipentaskan di berbagai belahan dunia, juga di Indonesia. Goenawan Mohamad, pengamat teater Indonesia mutahir, setelah melihat banyaknya karya-karya Ionesco yang pernah dipentaskan di negri ini, tidak mengingkari adanya pengaruh Ionesco dalam pertumbuhan teater Indonesia: Tak terlampau mengherankan apabila pengaruh tokoh teater absurd yang paling banyak bicara ini punya jejaknya dalam teater kita (Goenawan M; l98O:103). Di negrinya sendiri, pada awal pemunculannya, Ionesco banyak mendapat serangan dari para kritikus sastra, karena karya-karyanya yang dianggap mengesampingkan konvensi drama pada jamannya. Ionesco sendiri menyebut lakon-lakonnya dengan anti-theatre, yaitu sebagai semacam kritik untuk lakon-lakon konvensional yang tidak pernah disu_kainya. Dalam lakon La Cantatrice Chauve (1950) misalnya, banyak hal aneh yang dapat di jumpai. Terlihat bahwa antara peristiwa satu dan lainnya tidak berkai tan, dan seakan-akan tidak berujung pangkal. Keterangan waktu dikacau-balaukan (bunyi dentang jam tujuh belas kali). Tokoh-tokohnya juga nampak aneh."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S14336
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Masello, David
New York: W.W. Norton, 1993
728.370 9 MAS a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>