Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 103446 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anik Riahananti
"
ABSTRAK
Skripsi ini membahas tiga metode dalam buku pelajaran bahasa Jerman, yakni metode GUM (Grammatik-Obersetzung Methode) pada buku Deutsche Sprachlehre fur Auslander I Direkte Methode pada buku Deutsch als Fremdsprache 1 dan metode Komunikatif Didaktik (Kommunikative Didaktik) pada buku Themen Neue I.
Skripsi ini terdiri atas empat bagian. Pada bagian pertama penulis memaparkan latar belakang penulisan skripsi ini, pokok bahasan dan tujuan analisis, metode serta teori yang dijadikan landasan dalam menganalisis tiga buku pelajaran Bahasa Jerman tersebut.
,br>
Bagian ke dua mengulas tentang teori yang yang digunakan sebagai acuan dalam menganalisis buku pelajaran bahasa Jerman. Pada bagian ini diuraikan menganai metode GUM, DM, KD, dan hubungan antara metode pengajaran dengan buku pelajaran.
Analisis metode dalam tiga buku pelajaran bahasa Jerman tercakup dalam begian ke tiga skripsi ini. Analisis dilakukan berdasarkan lima kategori yakni teks, grmatika, latihan, susunan materi pelajaran dan progresi materi pelajaran. Pada bagian akhir bab ini terdapat sebuah tabel yang merangkum hasil analisis.
Setelah penulis menjabarkan analisis, maka sampailah penulis pada kesimpulan yang diletakan pada bagian ke empat skripsi ini. Dalam kesimpulan dijelaskan bagaimana struktur tiga buku pelajaran bahasa Jerman tersebut Dua buah buku pelajaran tersebut, yakni; Deutsche Sprachlehre fur Auslander 1 dan Deutsch als fremdsprache 1 tidak murni disusun berdasarkan satu metode saja, tetapi disusun berdasarkan metode GUM (Grarnmatik- Obersetzung Methode) dan Direkte Methode, Buku Themen Neue 1 disusun berdasarkan metode Kommunikativ-Didaktik.
"
1998
S14597
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Ariani
"Proses nominalisasi merupakan salah satu cara membentuk nomina yang terdapat di dalam bahasa Jerman dan bahasa Indonesia. bahasa Jerman membedakan pemakaian istilah nominalisasi, yaitu Nominalisierung untuk tatatran frase dan kalusa, dan substantivierung untuk tataran kata; bahasa Indonesia hanya memiliki satu istilah untuk tataran kata, frase dan klausa yaitu nominalisasi.
Berdasarkan penelitian, terdapat perbedaan penggunaan alat pembentuk, yaitu afiks. Dalam bahasa Jerman hanya sufiks yang dapat mengubah kelas kata, sedangkan bahasa Indonesia dapat dilakukan oleh prefiks, sufiks, konfiks dan kombinasi afiks.
Kedua proses nominalisasi tersebut masing-masing diuraikan dan dianalisis secara terpisah, baik dari segi bentuk maupun dari segi makna semantis. Hasil analisis yang didapat digambarkan dalam bentuk tabel.
Pada analisis kontrastif diperlihatkan perbedaan dan persamaan bentuk serta makna semantis dari hasil proses nominalisasi.
Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa pada proses nominalisasi dalam bahasa Jerman dan bahasa Indonesia walaupun berbeda bila ditinjau dari segi bentuk tetapi memiliki persamaan dari segi makna."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S14753
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2016
430.07 SER
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Jayanti
"Bunyi Vokoid adalah bunyi bahasa yang arus udaranya tidak mengalami rintangan dalam proses produksinya. Penelitian terhadap vokoid dalam skripsi ini dimaksudkan untuk mencari persamaan dan perbedaan cara pembentukan dan pelafalan bunyi tersebut dalam bahasa Jerman dan bahasa Indonesia. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan fonetis-fonologis. Pendekatan fonetis fonologis dimaksudkan untuk memaparkan aspek-aspek fonetis-fonologis bahasa Jerman dan bahasa Indonesia khususnya bunyi-bunyi vokoid dan diftong. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai bunyi-bunyi vokoid dan diftong bahasa Jerman dan bahasa Indonesia. Hasil deskripsi ini kemudian dibandingkan secara kontrastif untuk menun_jukkan persamaan dan perbedaan antara kedua pokok bahasan tadi. Dari analisis kontrastif tersebut dapat disimpulkan adanya persamaan dan perbedaan antara vokoid bahasa Jerman dan vokoid bahasa Indonesia. Persamaan dan perbedaan tersebut mencakup masalah peta vokoid dan pembentuk_an vokoid. Berdasarkan peta vokoid, vokoid bahasa Jerman dapat dibagi menjadi: 8 bunyi vokoid panjang, yaitu [a:], [e:], [E:]. [i:], Co:]. [u:]. [o:]. [y:] dan bunyi vokoid pendek, yaitu [a], [E]. [I]. [)]. [U], [oe], [v], [a]. Sedangkan bahasa Indonesia mempunyai 6 bunyi vokoid, yaitu : [a], [e], Li], [o]. [u] dan [a]. Dalam bahasa Jerman terdapat pembagian bunyi vokoid berdasarkan panjang-pendeknya vokoid tersebut dilafalkan, tetapi hal yang sama tidak terdapat dalam bahasa Indonesia. Dalam bahasa Jerman, pelafalan suatu bunyi vokoid berdasarkan panjang-pendeknya vokoid tersebut dilafalkan merupakan faktor yang penting untuk diperhatikan karena perbedaan tersebut dapat membedakan arti. Sedangkan dalam bahasa Indonesia terdapat variasi fonem (alofon) yang tidak membedakan arti. Mengenai diftong dalam bahasa Jerman dan bahasa Indonesia terdapat perbedaan definisi antara keduanya tetapi dalam pembentukan dan pelafalannya dapat dikatakan sama. Dalam bahasa Jerman diftong terdiri atas dua bunyi vokoid atau disebut juga vokoid ganda. Ada tiga bentuk diftong dalam bahasa Jerman, yaitu: [a3], [aI] dan [)I]. Dalam bahasa Indonesia, diftong adalah rangkaian bunyi bahasa yang segmen pertamanya berupa vokoid dan segmen keduanya berupa bunyi hampiran. Rangkaian ini selalu berada dalam satu suku kata. Ada tiga bentuk- diftong dalam bahasa Indonesia, yaitu: [aw], [ay] dan [oy]."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S15004
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Koosmarlinah Soeparto Kramadibrata
"Bei der Analyse der Herbetexte habe ich mich auf die Analyse fachsprachlicher Elemente in Anzeigen fUr Elektrogerhte beschrénkt, vor allem unter syntaktischem, semantischem und pragmatischem Aspekt. Ich bin zu dem Ergebnis gekommen, dass die syntaktische Struktur der technischen Fachsprachen in den Werbetexten der Elektrogeréte besonders wichtig ist, d.h. Passivstrukturen mit ihren Variationen, Ableitungen (substantiviertes Verb, Adverb und Adjektiv ), Komposita (vor allem drei/mehrgliedrige Komposita),Suffixe kommen sehr oft in den Fachtexten vor.Unter semantischem Aspekt wurde die lexikalisch-paradigmatische Bedeutung analysiert; dabei zeigt sich, dass die referentielle Bedeutung abenso stark vorkommt wie die assosiative und afektive. Fremdsprachliche technische Terminologien begegnen nicht so héufig, es Uberwiegt der deutsche technische Fachwortschatz, wobei es sich vielfach nicht rein technische Terminologien, sondern mehr pseudo-technische handelt. Unter pragmatischem Aspekt spielt die ekspressive Funktion eine wichtige Rolle, wobei die Herbetexte in den &sseren Aufmachung sehr "informatif" aussehen.;Bei der Analyse der Herbetexte habe ich mich auf die Analyse fachsprachlicher Elemente in Anzeigen fUr Elektrogerhte beschrénkt, vor allem unter syntaktischem, semantischem und pragmatischem Aspekt. Ich bin zu dem Ergebnis gekommen, dass die syntaktische Struktur der technischen Fachsprachen in den Werbetexten der Elektrogeréte besonders wichtig ist, d.h. Passivstrukturen mit ihren Variationen, Ableitungen (substantiviertes Verb, Adverb und Adjektiv ), Komposita (vor allem drei/mehrgliedrige Komposita),Suffixe kommen sehr oft in den Fachtexten vor.Unter semantischem Aspekt wurde die lexikalisch-paradigmatische Bedeutung analysiert; dabei zeigt sich, dass die referentielle Bedeutung abenso stark vorkommt wie die assosiative und afektive. Fremdsprachliche technische Terminologien begegnen nicht so héufig, es Uberwiegt der deutsche technische Fachwortschatz, wobei es sich vielfach nicht rein technische Terminologien, sondern mehr pseudo-technische handelt. Unter pragmatischem Aspekt spielt die ekspressive Funktion eine wichtige Rolle, wobei die Herbetexte in den &sseren Aufmachung sehr "informatif" aussehen."
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Yogo Rahardja
"Di dalam bahasa yang berbeda seperti bahasa Jerman dan bahasa Indonesia dapat kita temukan kosa kata serapan yang seasal, seperti Aspekt = aspek, Favorit = favorit dan Imitation = imitasi. Kosa kata serapan seasal itu sebenarnya sudah ada padanan atau sinonimnya dalam bahasa Jerman maupun bahasa Indonesia. Sinonim kata serapan seasal itu membentuk pola sinonim yang dapat dirumuskan. Walaupun kata serapan itu seasal ternyata pola sinonim yang dimilikinya tidaklah selalu sama, seperti menurut jumlah anggota perangkatnya kata Jerman Aspekt mengikuti pola dua yaitu Aspekt, Gesichtspunkt sedangkan kata Indonesia aspek mengikuti pola empat yaitu aspek, faset, segi, sudut. Berdasarkan hal ini maka dilakukan penelitian untuk melihat sejauh mana persamaan dan perbedaan semantis pola sinonim kosa kata serapan seasal yang terdapat dalam bahasa Jerman dan bahasa Indonesia. Kosa kata serapan dan sinonimnya diperoleh dari dua buah kamus yang menjadi sumber utama penelitian ini, yaitu: kamus Duden Jilid 8 Die sinn-und sachverwandten Worter untuk bahasa Jerman dan Kamus Sinonim Bahasa Indonesia untuk bahasa Indonesia. Kosa kata serapan seasal tersebut masing-masing dianalisis pola sinonimnya menurut jumlah anggota perangkat, asal-usul dan perbedaan makna anggota perangkatnya. Kemudian dari hasil analisis itu dilakukan analisis kontarstif, yang menghasilkan kesimpulan bahwa menurut jumlah anggota perangkat sinonimnya kosa kata serapan bahasa Jerman lebih banyak mengikuti pola dua sedangkan kosa kata serapan bahasa Indonesia lebih banyak mengikuti pola tiga; menurut asal-usul anggota perangkat sinonimnya kosa kata serapan bahasa Jerman lebih banyak memiliki anggota yang berasal dari bahasa Jerman sendiri. Sedangkan kosa kata serapan bahasa Indonesia lebih banyak memiliki sinonim yang berasal dari bahasa Indonesia sendiri dan juga dari kata serapan bahasa asing. Menurut perbedaan makna anggota perangkatnya kosa kata serapan bahasa Jerman lebih banyak memiliki makna yang lebih luas dibanding dengan kosa kata serapan bahasa Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S14614
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lydia Putriyana
"Bahasa dalam suatu iklan merupakan hal yang penting. Penggunaan jenis dan bentuk kalimat yang tepat serta pemilihan kata yang juga tepat dan menarik dapat mempengaruhi konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan. Komposita merupakan suatu cara yang tepat untuk membuat kata di dalam iklan media cetak menjadi padat, singkat dan jelas. Komposita adalah pembentukan dua kata atau lebih sehingga membentuk kata-kata baru. Komposita yang dibahas adalah komposita yang terdapat dalam iklan kosmetik di media cetak karena kosmetik merupakan produk yang sering diiklankan di media cetak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis komposita apa saja yang sering muncul dalam iklan kosmetik. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yang ditunjang oleh data kepustakaan. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa komposita nominal merupakan jenis komposita yang paling sering muncul dalam iklan kosmetik di media cetak. Komposita nominal tersebut dibutuhkan untuk menggambarkan keunggulan dari produk sehingga pembaca merasa tertarik terhadap produk tersebut.

Language in an advertisement is important thing. Use of kind and form proper sentences and word choice is also appropriate and interesting can influence consumers to buy the products offered. Komposita is a great way to make a word in print media advertisements to a solid, concise and clear. Komposita is the formation of two or more words to form new words. Komposita Komposita covered are contained in cosmetics advertisements in print media as a cosmetic product most heavily advertised in print media. The purpose of this study is to determine what kind komposita often appeared in cosmetics commercials. The research method used is descriptive research that is supported by the literature data. The data in this study is qualitative data. The results in this study suggest that a nominal komposita komposita types that appear most frequently in cosmetics advertisements in print media. The nominal Komposita needed to describe the of the product so that the reader is interested in the product.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Ayu Zahra Wulandari
"Dalam penelitian ini, penulis menganalisis film berbahasa Jerman berjudul Isi & Ossi yang tayang di situs Netflix pada Februari 2020 lalu. Hal yang menjadi fokus utama adalah pelafalan karakter remaja pada film Isi & Ossi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis-jenis zeroisasi yang muncul sebagai bagian dari fenomena fonetis. Pembagian dari jenis-jenis zeroisasi ini didasarkan kepada pembagian oleh Muslich (2008). Jenis-jenis zeroisasi tersebut adalah aferesis, apokop, sinkop, dan kontraksi. Penelitian ini menggunakan metode simak dan metode fonetik artikulatoris. Metode simak digunakan untuk memudahkan dalam pengambilan data-data yang mengalami proses fonetis. Metode fonetis artikulatoris digunakan untuk mengetahui daerah terjadinya proses fonetis. Selain itu, di dalam penelitian juga dilampirkan tabel untuk proses apokop dan kontraksi. Hal ini dilakukan untuk memudahkan dalam penjabarannya. Data yang diambil kemudian ditranskripsikan secara fonetis sesuai dengan kamus bahasa Jerman Duden: Das Aussprachewörterbuch karya Mangold (1990). Penulisan transkrip dilakukan secara manual dengan bantuan situs https://ipa.typeit.org/full/. Hasil yang didapat dari tiap jenis zeroisasi adalah aferesis sebanyak 37 data, apokop sebanyak 98 data, sinkop sebanyak lima data, dan kontraksi sebanyak 63 data. Hampir sebagian besar lesapnya bunyi ditemukan pada bunyi vokal.

In this study, the writer analyzes the German-language film Isi & Ossi. The film broadcasted on Netflix in February 2020. The main focus is the pronunciation of adolescent characters in the movie Isi & Ossi. The purpose of this study is to identify the types of zeroization. Zeroization is a part of the phonetic process. The distribution of the types of zeroization based on the distribution by Muslich (2008). Types of zeroization are apheresis, apocope, syncope, and contraction. This research uses the listening method and the articulatory phonetic method. The listening method used to facilitate the process of data retrieval that undergoes a phonetic process. The articulatory phonetic method used to identify the area where the phonetic process occurs. In addition, in this study, a table for the apocope and contraction process is attached to make it easier to explain. The data taken were then transcribed phonetically according to the Duden: Das Aussprachewörterbuch dictionary by Mangold (1990). Transcripts were writtten manually with the help of the site https://ipa.typeit.org/full/. The writer found 203 data of zeroization overall. It includes 37 data apheresis, 98 data apocopes, five data syncopes, and 63 data contractions. In this study, the loss of one or more sounds occurs in vocal sounds. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Brigita Pathresia
"Musik merupakan karya seni yang memiliki banyak fungsi, salah satunya adalah sebagai sarana untuk mengekspresikan diri. Namun, banyak lagu diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa demi kepuasan dari pendengar itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi prosedur dan metode apa saja yang digunakan penerjemah dalam menerjemahkan lagu berbahasa Inggris How Far I’ll Go ke dalam bahasa Jerman yang berjudul Ich Bin Bereit. Di dalam penelitian ini, penulis juga bertujuan untuk mengidentifikasi masalah apa saja yang dihadapi dan strategi apa saja yang digunakan oleh penerjemah saat menerjemahkan lagu. Korpus data yang digunakan untuk penelitian ini adalah lirik lagu How Far I’ll Go dan juga lirik terjemahannya ke dalam bahasa Jerman yang diperoleh secara daring melalui aplikasi layanan pemutar lagu Spotify yang dipublikasikan secara resmi oleh label Walt Disney Records. Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif kontrastif karena penulis membandingkan dua lirik dalam bahasa yang berbeda. Teori yang digunakan adalah teori metode penerjemahan milik Newmark (1988) untuk mengidentifikasi metode penerjemahan apa saja yang digunakan dan teori prosedur penerjemahan milik Vinay dan Darbelnet (dalam Venuti, 2000). Hasil penelitian menunjukkan adanya empat prosedur yang digunakan, yaitu transposisi, terjemahan harfiah, modulasi, dan kesepadanan. Kemudian dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga metode penerjemahan yang digunakan dalam penerjemahan, yaitu penerjemahan harfiah, idiomatik, dan komunikatif.

Music is a form of art that has many functions, one of the functions is as a medium to express oneself. However, many songs are translated into various languages for the satisfaction of the listeners themselves. This analysis aims to identify the procedures and methods used in translating the song How Far I’ll Go (in English) into a song with German lyrics, Ich Bin Bereit. This study also aims to identify which problems are faced and which strategies are used by the translator when translating this song. The data corpus chosen for this study are the lyrics of the songs in English and German: How Far I’ll Go and Ich Bin Bereit. The lyrics are procured through Spotify, a music streaming service application. The songs and lyrics were published officially by Walt Disney Records. This study uses Newmark’s (1988) translation methods theory to identify which translation methods are used and Vinay and Darbelnet’s theory of translation procedures (in Venuti, 2000). Results show there are four translation procedures were used: transposition, literal, modulation and equivalence. Then it can be concluded that there are three translation methods used in translation: literal, idiomatic and communicative translation. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Anfebe Kapoh
"ABSTRAK
Preposisi sebagai salah satu jenis kata yang biasanya diletakkan di depan kata benda atau padanan kata benda. gategori ini tidak hanya dikenal dalam bahasa Indonesia tetapi juga dalam bahasa Jerman. Jika kita analisa preposisi dalam kedua bahasa tersebut naka akan dapat kita lihat persanaan naupun perbedaannya.
Begitu banyak preposisi yang kita kenal dalam kedua bahasa tersebut, sehingga penulis nerasa perlu untuk nembatasi topik penbahasan dalan skripsi mni yaitu hanya nenbahas.secara detail preposisi yang nenyatakan hubungan lokal. Tidak hanya dari segi kuantitasnya saja, preposisi juga nemiliki fungsi dan variasi penggunaan yang sangat beraneka ragam.
Perbedaan yang paling menyolok antara preposisi yang Indonesia adalah Rektion. Mungkin istilah ini masih asing bagi kita dan semoga skripsi ini dapat membantu para pembaca untuk lebih mengenal istilah tersebut serta hal_hal lain yang berhubungan dengan preposisi, khususnya preposisi yang menyatakan hubungan lokal.

"
1990
S14586
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>