Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 141583 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muslichah Syukri
"Skripsi ini mengemukakan sebuah tema tentang teori evolusi khususnya mengenai teori evolusi menurut pandangan Teilhard de Chardin. Teori evolusi pada umumnya mengemukakan pandangan bahwa seluruh alam semesta dengan isinya termasuk didalamnya manusia, merupakan hasil perkembangan berangsur-angsur dari bentuk/benda yang sederhana menuju bentuk/benda yang makin komplek dan sempurna. Dengan demikian uraian tentang evolusi adalah uraian tentang hidup itu sendiri yang lebih mendalam, yang mencoba meninjau asal usul dan tujuan, menjejaki masa lampau, masa kini dan masa depan alam semesta dengan seluruh kehidupan yang ada didalamnya. Kenyataan menunjukkan bahwa pada abad ini perhatian dan minat terhadap evolusi meningkat dari tahun ke tahun sesuai dengan arus evolusi yang selalu bergerak maju. Teori evolusi menjadi menarik untuk diamati kalau kita melihat penilaian yang umum berlaku yang melatar belakangi munculnya serta reaksi yang timbul sesudah teori evolusi dekemukakan..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S16171
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anakotta, Elka
"Menggagas hubungan iman dan akal menjadi persoalan utama yang hendak dikuak dalam disertasi ini. Persoalan ini kaya dengan berbagai perspektif, dan khususnya dalam disertasi ini adalah merupakan upaya untuk menjawab dalam perspektif filosofis, dalam menggali titik temu yang menghubungkan iman dan akal melalui tinjauan kritis atas evolusi kesadaran yang didasarkan pada teori Pierre Teilhard de Chardin. Awalnya, pergolakan antara iman dan rasio adalah pergumulan para kaum agamawan yang berusaha menjawab tantangan dari filsafat Yunani. Dari sanalah muncul ungkapan Tertulianus: ""what does Athens have in common with Jerusalem?"", juga Agustinus dengan ungkapan: faith seeking understanding (fides quaerens intellectum). Bergerak maju ke zaman Pencerahan, titik berat perdebatan lebih dititikbeWkan pada potensi manusia dengan akalnya. Peristiwa yang dialami ',Galileo menjadi catatan penting dalam sejarah, dan semakin banyak orang yang menekankan bahwa manusia tidak dapat sampai kepada Tuhan melalui akal sebab Tuhan itu sama sekali tidak dapat dikenali. Kecedurungan hubungan iman dan akal, ataupun sains dan agama kemudian sering dipandang bermusuhan dan berada dalam sebuah pertempuran hidup-mati. Namun, beberapa orang berupaya mencari kemitraan yang konstruktif antara keduanya. Pada posisi inilah Pierre Teilhard de Chardin menghadirkan peta pemikirannya tentang evolusi kesadaran. Evolusi merupakan sebuah proses panjang yang melibatkan berbagai elemen, mulai dari yang sederhana, mengalami keterpecahan, berkembang menjadi semakin kompleks, selama kurun waktu yang sangat panjang. Kehadiran manusia dalam fase noosfera, di mana kesadaran menjadi penanda kehadirannya. Manusia yang berkesadaran harus dilihat sebagai pribadi yang memiliki otonomi aatas dirinya, sebagai animal rationale, yang dalam pergulatannya itu menciptakan simbol-simbol dalam menjalin komunikasi juga berpikir, sehingga apa yang disampaikan olehnya menjadi bermakna (animal symbolicum). Sebagai homo religiosus, manusia selalu terdorong ke arah yang kudus dan terlibat dalam pengalaman-pengalaman pribadinya yang bersifat religius. Dan dalam keseluruhannya itu, manusia mengalami dinamisasi dan terus berproses dalam hidupnya. Di bawah pengaruh misitisme, Teilhard mengusung pemahaman communion with God sebagai kecendurungan yang dimiliki manusia sebagai homo religiosus. Communion with earth yang menunjuk pada kemampuan manusia dalam mengolah"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
D1596
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anakotta, Elka
"Menggagas hubungan iman dan akal menjadi persoalan utama yang hendak dikuak dalam disertasi ini. Persoalan ini kaya dengan berbagai perspektif, dan khususnya dalam disertasi ini adalah merupakan upaya untuk menjawab dalam perspektif filosofis, dalam menggali titik temu yang menghubungkan iman dan akal melalui tinjauan kritis atas evolusi kesadaran yang didasarkan pada teori Pierre Teilhard de Chardin. Awalnya, pergolakan antara iman dan rasio adalah pergumulan para kaum agamawan yang berusaha menjawab tantangan dari filsafat Yunani. Dari sanalah muncul ungkapan Tertulianus: ""what does Athens have in common with Jerusalem?"", juga Agustinus dengan ungkapan: faith seeking understanding (fides quaerens intellectum). Bergerak maju ke zaman Pencerahan, titik berat perdebatan lebih dititikbeWkan pada potensi manusia dengan akalnya. Peristiwa yang dialami ',Galileo menjadi catatan penting dalam sejarah, dan semakin banyak orang yang menekankan bahwa manusia tidak dapat sampai kepada Tuhan melalui akal sebab Tuhan itu sama sekali tidak dapat dikenali. Kecedurungan hubungan iman dan akal, ataupun sains dan agama kemudian sering dipandang bermusuhan dan berada dalam sebuah pertempuran hidup-mati. Namun, beberapa orang berupaya mencari kemitraan yang konstruktif antara keduanya. Pada posisi inilah Pierre Teilhard de Chardin menghadirkan peta pemikirannya tentang evolusi kesadaran. Evolusi merupakan sebuah proses panjang yang melibatkan berbagai elemen, mulai dari yang sederhana, mengalami keterpecahan, berkembang menjadi semakin kompleks, selama kurun waktu yang sangat panjang. Kehadiran manusia dalam fase noosfera, di mana kesadaran menjadi penanda kehadirannya. Manusia yang berkesadaran harus dilihat sebagai pribadi yang memiliki otonomi aatas dirinya, sebagai animal rationale, yang dalam pergulatannya itu menciptakan simbol-simbol dalam menjalin komunikasi juga berpikir, sehingga apa yang disampaikan olehnya menjadi bermakna (animal symbolicum). Sebagai homo religiosus, manusia selalu terdorong ke arah yang kudus dan terlibat dalam pengalaman-pengalaman pribadinya yang bersifat religius. Dan dalam keseluruhannya itu, manusia mengalami dinamisasi dan terus berproses dalam hidupnya. Di bawah pengaruh misitisme, Teilhard mengusung pemahaman communion with God sebagai kecendurungan yang dimiliki manusia sebagai homo religiosus. Communion with earth yang menunjuk pada kemampuan manusia dalam mengolah."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
D903
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Dalam penelitian kuantittif,teori sangat menentukan arah penemuan kebenaran penelitian ,karena teori berfungsi sebagai sumber hipotesis dan panduan dalam pengumpulan data....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Shapiro, Ian
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2006
116 SHA e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dahler, Franz
Yogyakarta: Kanisius, 1976
573.2 FRA a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Teilhard de Chardin, Pierre
New York: Harcourt Brace Jovenovich, 1975
194 CHA t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Teilhard de Chardin, Pierre
London: Collins, 1960
194 CHA p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mayr, Ernst
Jakarta : KPG (Kepustakaan Populer Gramedia, 2010
591.38 MAY e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hengstenberg, Hans-Eduard
Munchen Anton Pustel 1963
575 HEN e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>