Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 57619 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Budhy Kusworo
"Situasi batas dalam filsafat eksistensi Karl Jaspers adalah suatu tema filsafati yang menjelaskan, bahwa manusia di samping dapat memperoleh pengetahuan karena brrfikir rasional obyektif juga memperoleh pengetahuan yang mengatasi pengetahuan ini, yaitu pengetahuan transenden. Filsafat eksistensi Karl Jaspers bertitik-tolak dari tiga asas pemikiran, universalitas, orisinalitas dan unitas Ada. Universalitas menunjuk kepada kita dan dunia, di mana kita ini berada (Dasein). Di dunia ini kita berfikir rasional obyektif, artinya kita menanggapi dunia sebagai obyek dan kita sendiri subyeknya. Pengetahuan yang kita peroleh tentang dunia ini berlaku umum, yaitu berlaku untuk siapa saja lama, dan oleh karena itu bersifat universal. Di dalam mitos dan agama kita mengenal istilah-istilah jiwa dan Tuhan, dan dalam bahasa filsafat kita mengenal Existenz dan transendensi. Existenz inilah orisinalitas atau keaslian kita. Beberapa nama lain yang diberikan kepada Existenz adalah jiwa jati diri dan kadang-kadang juga disebut kebebasan, karena sifatnya bebas. Unitas Adalah Ada Yang Satu, yaitu Tuhan atau transendensi. Baik Existenz maupun transendensi tak dapat diketahui dan difahami dengan berfikir rasional obyektif, karena bukan obyek. Existenz dan transendensi hanya dihayati oleh individu yang bersangkutan saja dan seperti yang telah dikatakan di atas bukan merupakan hasil pemahaman rasional obyektif atau menurut istilah Karl Jaspers, orientasi dunia. Untuk kemungkinan dapat menghayati Existenz dan transendensi ini diperlukan dipenuhinya dua syarat. Syarat yang pertama ialah, bahwa orientasi dunia atau berfikir rasional obyektif telah mencapai batasnya, artinya orientasi dunia sudah tidak dapat memberikan pengetahuan lagi. Situasi demikian ini disebut situasi batas, yaitu batas kemampuan orientasi dunia dapat memberikan pengetahuan. Syarat yang kedua ialah, bahwa setelah berfikir rasional obyektif mencapai batas kemampuannya untuk memberikan pengetahuan, maka kita tetap memusatkan perhatian kita atau mengkontemplasikan masalah yang secara rasional obyektif tak dapat dipecahkan lagi itu. Menurut istilah filsaat eksistensi Karl Jaspers tetap berusaha memecahkan masalah yang telah mencapai jalan buntu ini disebut membuat keputusan. Demikianlah, hanya dengan memenuhi kedua syarat tersebut ini sajalah kemungkinan pengetahuan transenden dapat diperoleh. Hanya dengan demikian ini sajalah Existenz dan transendensi dihayati. Existenz pada hakekatnya tidak memberikan pengetahuan.Exist-enz juga tidak berdiri mandiri. Artinya, Existenz atau jati-diri, atau jiwa atau kebebasan itu hanya muncul dari kedalaman batin kita karena tidak puas dengan masalah yang tak dapat kita pecahkan hingga mencapai situasi batas itu, dan selanjutnya semata mata hanya membuka diri kepada transendensi saja. Dalam hal Existenz ini benar-benar bebas, maka transendensi memanifestasikan diri kepada Existenz yang bebas itu, karena transendensi hanya memanifestasikan diri kepada kebebasan saja. Dan dengan demikian, pengetahuan transenden kita peroleh. Sifat pengetahuan transenden ini mutlak, artinya yang menerima pengetahuan transenden tidak menanyakan lagi tentang mengapa dan bagaimananya, namun menerimanya secara mutlak. Demikianlah inti-sari dari situasi batas dalam fileafat eksistensi Karl Jaspers."
Depok: Universitas Indonesia, 1989
S16018
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mardety
"Skripsi ini membicarakan salah satu tema penting dalam filsafat Karl Jaspers, yaitu Komunikasi. Karl Jaspers adalah seorang filsuf Jerman yang muncul pada abad kedua puluh. Dia dikategorikan sebagai tokoh penting dalam Eksistensialisme. Sebagai Eksistensialisme, Jaspers membahas manusia dan menguak dimensi sosial manusia, yaitu hubungan antar manusia (intersubjektivitas) yang merupakan salah satu tema dalam Eksistensialisme. Komunikasi yang diperkenalkan Jaspers dikategorikan sebagai hubungan antar manusia (intersubjektivitas), namun dalam konsep Komunikasi ini Jaspers membedah kehidupan kejiwaan manusia, dan dia menampilkan inti terdalam dari manusia yang disebutnya dengan Existenz. Menurut Jaspers, ada dua cara ada manusia. Pertama Dasein adalah ada manusia secara empiris. Kedua, Existenz adalah ada manusia yang tidak empiris, dan merupakan kehidupan batiniah manusia. Existenz bersifat unik, otentik dan tidak objektif. Existenz menampakkan diri dalam Komunikasi. Existenz menurut Jaspers adalah eksistensi manusia yang berkaitan erat dengan komunikasi. Malahan bagi Jaspers eksistensi manusia adalah eksistensi dalam komunikasi. Bagi Jaspers Komunikasi penting dalam rangka manusia menjadi dirinya. Existenz adalah ada manusia yang sebenarnya. Menurut Jaspers, komunikasi yang sebenarnya adalah komunikasi eksis tensial. Komunikasi Dasein tidaklah menyentuh inner space dari manusia, sehingga komunikasi berlangsung tanpa sadar diri dan komunikasi ini tidak melahirkan kreativitas apa-apa. Sedangkan Komunikasi eksistensial, adalah komunikasi yang menyentuh kehidupan batiniah manusia, sehingga dalam komunikasi ini manusia akan menjadi dirinya sendiri dan dapat menangkap diri orang lain. Menurut Jaspers, menjadi diri sendiri sangat penting, karena dengan menjadi diri sendiri orang dapat melahirkan kreativitas yang memperkaya ada dunia dan memperkaya kehidupan manusia. Disamping itu, menangkap diri orang lain juga penting dalam kerangka hidup bersama. Bagi Jaspers, dunia ini adalah milik bersama. Manusia hidup bersama di atasnya. Dalam hidup bersama ada hubungan antar manusia. Kata Jaspers dalam hubungan antar manusia ada koeksistensi, aku ada karena orang lain ada. Aku sadar diri karena orang lain sadar akan dirinya pula. Aku menjadi diri sendiri karena orang lain menjadi dirinya pula. Pemikiran Jaspers tentang Komunikasi menonjolkan suatu gagasan moral, dimana dinyatakan bahwa suatu pedoman moral yang kokoh sangat penting dalam melangsungkan hidup bersama. Aksentuasi Jaspers pada otentisitas masing-masing individu menampilkan suatu gagasan moral bahwa dalam hidup bersama perlu ada saling pengertian, dan harus saling menerima diri masing-masing. Usaha untuk mengatur orang lain , sehingga ia menjadi orang lain menurutku akan menyebabkan komunikasi hancur. Hasilnya adalah perselisihan dan perpisahan."
Depok: Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ronald Makmur Boesono Rakiman
"Skripsi kami ini akan membicarakan paham kebebasan yang ada pada pemikiran Karl Marx dimulai dari disertasi doktornya yang berjudul Uber die Differenz der demokiritschen und epikurischen Naturphilosopie sampai dengan pemikiran Marx yang lanjut yang terungkap dalam Materialistic Conception of History. Mengapa kami tergerak untuk membicarakan paham kebebasan yang ada dalam pemikiran Marx tidak lain karena di dalam pemikiran Marx sendiri terdapat suatu suasana yang problematis yaitu antara pemikiran humanis Karl Marx dan pemikiran sejarah Marx yang mengarah kepada determinisme ekonomi. Semua itu terlihat misalnya dengan munculnya Karl Marx sebagai nabi lewat ajaran Marx di sementara kalangan buruh, tani maupun banyak pejuang-pejuang kemerdekaan terutama dalam abad ke 19 dan awal abad 20. Dengan ajaran Marx kaum buruh menuntut perbaikan nasib, kaum tani menuntut suatu landreform dan pejuang-pejuang kemerdekaan mengusir kaum kolonianis; sehingga secara sepintas saja dapat dilihat bahwa ajaran Marx telah memberikan pegangan dasar bagi mereka untuk memperjuangkan kebebasan bagi kemanusiaan hidup mereka..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1978
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lake, Silverius CJM
"Sepanjang sejarah perkembangan ilmu pengetahuan, bagi Karl Popper, bukan saja merupakan dominasi pengembangan ilmu pengetahuan alam. Kasus pengembangan ilmu pengetahuan mengandung masalah yang berkaitan dengan dimensi metodologi ilmiah dalam ilmu pengetahuan sosial. Dalam proses pengembangan ilmu pengetahuan kita menemukan benturan berbagai metode pendekatan yang menggoncangkan sendi-sendi ilmiah. Hal tersebut akan berulang terns menerus kalau kita memang berusaha untuk lebih meningkatkan studi kita tentang pengembangan ilmu pengetahuan.
Karl Popper seorang filsuf ilmu pengetahuan berkeyakinan bahwa syarat mutlak bagi suatu pengembangan ilmu pengetahuan terletak dalam upaya menerapkan metode ilmiah. Dengan metode tersebut kita dapat memajukan dan meningkatkan ilmu pengetahuan baik ilmu-ilmu natural maupun terutama ilmu-ilmu sosial. Dalam tesis ini peneliti menguraikan pemikiran Karl Popper tentang metode ilmiah dalam ilmu pengetahuan sosial. Kupasan peneliti terbatas pada peningkatan ilmu pengetahuan sosial dalam kaftan dengan beberapa persoalan pokok. Bagaimana prinsip-prinsip dasar teori Karl Popper tentang ilmu pengetahuan menjadi sebuah kritik atas pandangan kelompok Lingkaran Wina? Dan, sejauh mana rasionalisme kritis Karl Popper memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan sosial?
Di tengah situasi yang sulit itu peneliti pertama-tama mengemukakan pandangan kelompok Lingkaran Wina tentang proses pengembangan ilmu pengetahuan. Selanjutnya peneliti menunjukkan kritik-kritik Karl Popper atas pandangan kelompok Lingkaran Wina. Terakhir, peneliti mengemukakan pandangan Karl Popper tentang Cara mengembangkan ilmu pengetahuan sosial secara ilmiah.Manakah metode yang sebenarnya berpengaruh dan cocok bagi pengembangan ilmu pengetahuan sosial: metode kuantitatif atau kualitatif, metode induktif atau deduktif, metode verifikasi atau falsifikasi, metode generalisasi, eksperimen, kompleksitas, atau holisme? Menurut Karl Popper antara metode-metode tersebut terdapat hubunganhubungan tertentu. Namun metode yang layak bagi pengembangan ilmu pengetahuan sosial adalah metode pemahaman intuitif. Metode tersebut didasarkan pada suatu pemahaman tentang fenomena sosial. Dengan demikian maka metode ilmiah dalam ilmu pengetahuan sosial dapat dipertanggungjawabkan sampai pada tataran rasionalisme kritis."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T14838
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Franz Magnis-Suseno
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1999
320.531 FRA p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Keuth, Herbert, 1940-
""Karl Popper is one of the greatest and most influential philosophers of the twentieth century. Perhaps his greatest book, The Logic of Scientific Discovery, sets out his epistemology of critical rationalism, while his most famous book, The Open Society and Its Enemies, applies the principles of critical rationalism to social philosophy." "This book is more comprehensive than any current introduction to Popper. Owing to its perspicuous structure and lucid exposition, it could be used in courses in both the philosophy of science and the philosophy of social science."--BOOK JACKET."
Cambridge, UK: Cambridge University Press, 2005
192 KEU p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Corvi, Roberta
London: Routledge, 1997
192 COR i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Muhammad Romly
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
D1575
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Soerjono Soekanto
Jakarta: Rajawali, 1985
301 SOE k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Darsono Prawironegoro
"Dunia sekarang ini dikoyak-koyak dan sekaligus dibangun oleh kapitalisme. Negara-negara bekas jajahan ekonomi dan po_litik yang sekarang ini diaebut negara sedang berkembang men_derita dan sengsara karena kerakusan kapitalisme. Sedang nega_ra-negara kapitalis sedang sibuk membangun kehidupan yang ser_ba mewah dari hasil penghiaapan dan penindasan terhadap Negara-_negara jajahan ekonomi dan politiknya. Pada tahun 1867, di mana sedang tumbuh dan berkembangnya kapitalisme, Karl Marx menulia sebuah karya ilmiah mengenai kritik terhadap kapitalisme, yang dibukukan dalam Das Kapital. Karya Karl Marx itulah yang mengilhami gerakan dan kebangkitan kaum buruh, sehingga kaum buruh memandang perlu ajaran Karl Marx tersebut dijadikan senjata moril dan senjata politik untuk mem_bebaskan dirinya dari penghiaapan dan penindasan kaum kapitalis. Di samping itu karya Karl Marx di lain pihak juga digunakan o_leh kaum kapitalis untuk memperbaiki siatemnya dalam melang_gengkan atau melestarikan siatem penghiaapan dan penindasannya melalui siatem kerja upahan. Karl Marx dalam menyusun karyanya tidak berdiri sendiri, ia dibantu oleh Engels sahabat setianya dan ia juga dipengaruhi oleh Hegel dan Feuerbach. Dari Hegel, ia mengambil metode dialek_tikanya dan dari Feuerbach ia mengambil paham materialisnya, yang diterapkan dalam gej ala sosial. Maka ajaran Karl Marx tersebut terkenal dengan sebutan Materialisme Historic. Dalam materialisme historia Karl Marx menerangkan bahwa perubahan dan perkembangan masyarakat itu ditentukan oleh per_ubahan dan perkembangan alat-alat kerja atau alat-alat pro_duksi. Perubahan dan perkembangan alat-alat produksi selanjut_nya menentukan perubahan dan perkembangan siatem kerja. Kemu_dian sistem kerja itu menentukan siatem ekonomi masyarakat, dan sistem ekonomi masyarakat itulah yang menentukan ide dan alat pelaksana ide. Maka mekanisme perubahan dan perkembangan masya-rakat itu dimulai dari masyarakat komunal primitif, berubah dan berkembang menjadi masyarakat perbudakan, berubah dan berkem_bang menjadi masyarakat feodalisme, berubah dan berkembang men_jadi masyarakat kapitalisme, berubah dan berkembang mejadi ma_syarakat sosialisme, berubah dan berkembang menjadi masyarakat komunisme. Perubahan dan perkembangan masyarakat itu harus tun_duk kepada suatu hukum umum perkembangan masyarakat, basis dan bangunan atas, keadaan sosial menentukan kesadaran sosial, kelas dan perjuangan kelas, negara dan revolusi. Kemudian dalam masalah ekonomi Karl Marx mengkritik sistem ekonomi kapitalis, yang menurut pandangannya sistem tersebut te_lah membuat kaum buruh sengsara dan menderita. Maka dalam hal i_ni ia membahas mengenai peranan kapital, uang, barang dagangan, nilai dan harga, produksi kapitalis, penghisapan kapitalis, u_pah, moderniasasi industri kapitalis, organisasi kapitalisme, dan perkembangan kapitalisme."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S16128
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>