Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21999 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amzir Ramali Bandaro
"Dari uraian yang tertulis pada lembaran di halaman muka jelas diungkapka bahwa Konfusius, etika merupakan masalah yang paling mendasar dalam menciptakan masyarakat yang harmonis. Dengan demikian etika harus mendapat prioritas utama dalam kehidupan manusia. Norma-norma etika harus meliputi bidang-bidang politik, sosial, ekonomi, seni dan lain-lain. Menurut Konfusius tanpa bertindak etis manusia tidak akan mencapai kesempurnaannya. Penulis berusaha menarik kesimpulan tentang pandangan Konfusius dan menyusunnya dalam beberapa titik..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1982
S15976
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Sam
"ABSTRAK
Sembahyang rebut atau Chiong Si Ku (Qiāng shì gù-枪事故) sebenarnya berawal dari perayaan sembahyang arwah leluhur atau Zhōng yuán jié (中元节). Sembahyang rebut merupakan salah satu perayaan terbesar bagi masyarakat peranakkan Tionghoa penganut Konghucu di Indonesia yang jatuh pada Chit ngiat pan (七月半-Qī yuè bàn)-tanggal 15 bulan 7 penanggalan kalender Cina. Bagi masyarakat Tionghoa, makna dari sembahyang rebut yaitu selain sebagai wujud laku bakti, juga supaya dapat menghindari kenaasan selama tahun tersebut dengan meminta perlindungan leluhur. Di Kelenteng Setya Bhakti Koba, Bangka Tengah walaupun perayaan sembahyang rebut sarat akan nilai agamis Konghucu, namun peran masyarakat masyarakat non-Tionghoa dan non-Konghucu menjadi sangat penting dalam penyelenggaraan sembahyang rebut ini. Jurnal ini akan membahas mengenai gambaran tentang sembahyang rebut, proses dan tata cara perayaan sembahyang rebut, makna sembahyang rebut bagi masyarakat peranakkan Tionghoa dan non-Tionghoa, serta peran masyarakat setempat dalam perayaan sembahyang rebut.

ABSTRACT
Sembahyang rebut or Chiong Si Ku (枪事故-Qiāng shì gù) was originated from the celebration of the ancestor spirit or Zhong yuan jie (中元节-Zhōng yuán jié). Sembayang rebut is one of the biggest celebration for chinese people whom are confucianism adherent in Indonesia. They call the celebration day as Chit ngiat pan (七月半-Qī yuè bàn) that according to Chinese
calendar happens on the fifteenth day of the seventh month. To the Chinese people, besides for honor the ancestors, sembahyang rebut is also to avoid bad luck on that year by asking for protection from the ancestor spirit. On Setya Bhakti Temple, Koba, Central Bangka even sembayang rebut has religious value, but the non-Chinese and non-confucianism adherents take a big role on the event. This journal is going to discuss about sembahyang rebut in general, the process, and procedures, the meaning of sembahyang rebut to the Chinese and non-Chinese people and the role of the local people to the event."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Noviantoro
"Pada permulaan Zaman Meiji terjadi perubahan besar-besaran pada masyarakat Jepang pada berbagai aspek kehidupan. Ketika masa tersebut, diskriminasi sosial masyarakat dihapuskan dan Jepang membuka dari masuknya peradaban barat setelah sekian lama mengisolasi negeri. Hal ini adalah konsekuensi yang dijaiani setelah Kaisar Meiji mengumumkan Gokajo no Goseimon (Lima Sumpah Kaisar) yang menjadi ideologi dan landasan berpijak pemerintahan baru Meiji. Dengan terjadinya perubahan yang besar pada kemajuan Jepang terutama dalam bidang pendidikan dan ilmu pengetahuan, juga dibarengi dengan masuknya kebudayaan dan paham-paham barat yang dikenal dengan istilah westernisasi atau seiyouka. Kaisar melihat gejala-gejala sosial yang terjadi pada masyarakat sehingga dirasa perlu untuk membuat rambu-rambu untuk mengatasi implikasi dari kebijakannya memodernisasi negeri dengan mengeluarkan Kyouiku Chokugo (Sabda Kaisar tentang Pendidikan). Kyouiku Chokugo adalah maklumat yang dikeluarkan untuk membentuk sebuah pendidikan yang berbasis moral yang bersumber dari ajaran Konfusianisme."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S13894
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Minderop, Albertine
Jakarta: Yayasan Obor, 2006
306.447 3 ALB p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Chairul Arifin
"Skripsi ini berusaha memaparkan salah satu dari pada tema pokok dari pada ajaran Friedrich Nietzsche yang disebut dengan kehendak untuk kuasa, khususnya mengenai paham kekuasaannya, berdasarkan bacaan beberapa karyanya yang terpenting, dengan dibantu ulasan berbagai pengarang atas karya Friedrich Nietzsche. Secara garis besar, teori paham kekuasaan yang diajukan oleh Friedrich Nietzsche menunjukkan kepada kita bahwa segala sesuatu dalam tingkah laku manusia, satu-satunya faktor yang menentukan ialah daya pendorong hidup atau hawa nafsu. Setiap pengenalan manusia merupakan alat bagi kehendak untuk kuasa..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1980
S16009
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dennis Islami Arafah
"ABSTRAK
Film Confucius ?? karya sutradara Hu Mei 2010 adalah film asal Tiongkok yang mengisahkan tentang perjalanan hidup Konfusius sekitar tahun 498 ndash;479 SM semenjak ia berusia 52 tahun ketika ia diangkat sebagai menteri hukum di Kerajaan Lu hingga ia meninggal dunia pada usia 73 tahun. Penggambaran sikap-sikap teladan tokoh Konfusius merupakan aspek utama yang ditonjolkan dalam film ini. Perilaku teladan tersebut yang pertama adalah laku bakti, kesetiaan, dan kecintaan terhadap negara dan pemimpin. Yang kedua adalah sikapnya yang selalu mengutamakan kepentingan rakyat dan kerajaan. Sikap teladannya yang ketiga adalah patuh terhadap nilai dan aturan yang berlaku di masyarakat. Dalam tulisan ini, penulis akan menjelaskan sikap-sikap teladan tokoh Konfusius dalam film Confucius ?? tersebut berdasarkan analisis dialog dan adegan dalam film.

ABSTRACT
Confucius by film director Hu Mei 2010 is a Chinese movie that tells a story of Confucius rsquo life around 498 ndash 479 BC. This movie recounts Confucius rsquo life at the age of 52 when he was promoted as law minister in Lu State, until the day he died at the age of 73. The depiction of Confucius rsquo exemplary attitudes are the prominent aspects that highlighted in this movie. Those exemplary attitudes include 1 his devotion to his country and its leaders, 2 his attitude to always prioritize the state and people rsquo interests, 3 his obedience with the existing norms and values among society. In this study, the writer will describe the exemplary attitudes of Confucius rsquo character in Confucius based on analysis both in dialogue and scenes in the movie."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Busman D.S.
"BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Manusia merasa puas ketika memperoleh pembenaran atas peminggiran jenis kelamin tertentu. Namun, pada saat yang hampir bersamaan muncul kecemasan dan kekecewaan dalam hidup. Manusia belajar bahwa begitu banyak perbuatan jahat yang ada di dunia, tidak ada gunanya menambah daftar kejahatan yang mereka lakukan sendiri atas dasar dengki dari prasangka terhadap satu sama lainnya. Karena itu buatlah hidup bernilai untuk setiap individu. "... makes life valuable to the individual human being." Kurang lebih demikian ungkapan John Stuart Mill (1988, h. 108-109) yang sarat muatan filosofis tentang pandangannya mengenai keberadaan manusia jika dikaitkan dengan manusia lain. Pandangannya ini menyiratkan suatu kegalauan bahwa tidak semestinya terjadi diskriminasi antara satu jenis kelamin dengan jenis kelamin tertentu.
Argumen supremasi atas perempuan boleh dikata berlaku di berbagai belahan dunia ini, yaitu keyakinan bahwa kaum laki-laki lebih superior dari kaum perempuan. Kondisi itu lambat laun menjadi alasan klasik atas penindasan hak-hak perempuan. Berbagai upaya ditempuh untuk keluar dari masalah itu, baik oleh kalangan feminis maupun pemerhati masalah-masalah perempuan lainnya. Upaya yang dilakukan bukanlah untuk menyamai laki-laki dalam anti biologis, psikologis, dan sosiologis, melainkan untuk memungkinkan perempuan bertindak atas pilihan bebas dan sadar sebagaimana dimiliki kaum laki-laki. Bahwa perempuan tersebut kemudian memilih peran tradisionalnya atau malah peran baru bukanlah menjadi persoalan. Yang penting ialah bahwa perempuan mempunyai kekerasan untuk menentukan pilihan dan putusannya sendiri.
Pengalaman saat melahirkan, memberikan kehidupan bagi makhluk-makhluk kecil yang amat mereka sayangi, dan ketakutan akan kekerasan menurut Arivia (1996, h. 3) barangkali merupakan pengalaman yang betul-betul dirasakan perempuan secara universal. Pengalaman ini berlangsung dalam sejarah perkembangan budaya dan pemikiran manusia. Diskriminasi dalam bentuk kekerasan dan eksploitasi terhadap perempuan bukanlah hal yang baru. Berabad-abad lamanya perempuan telah terbiasa diperlakukan kasar, tidak berguna, dan inferior oleh keluarganya, masyarakat, sekelilingnya, kekasih maupun suaminya.
Celakanya, para ilmuwan atau filsuf sekalipun banyak berteori membenarkan alasan mereka mengapa perempuan harus ditindas. Aristoteles misalnya yang mengatakan bahwa perempuan itu setengah manusia, dikategorikan sebagai anak-anak, belum dewasa sehingga tidak mungkin menjadi pemimpin. Demikian halnya Sigmund Freud yang mengatakan bahwa perempuan secara psikologis tidak matang, karena mempunyai kecemburuan terhadap penis (penis envy), dan masih banyak lagi ilmuwan yang berusaha lewat teori-teori baru sebisa mereka menyepelekan perempuan. Jadi secara historis memang perempuan telah diperlakukan sebagai masyarakat kelas dua.
Gagasan John Stuart Mill (selanjutnya disingkat Mill) sebagai filsuf sekaligus feminis laki-laki tentang keberadaan perempuan khususnya mengenai persamaan hak bagi perempuan dan laki-laki merupakan sesuatu yang menarik untuk diteliti. Pada gagasan tersebut kita akan melihat bahwa dasar pemikiran feminisme liberal yang dianut Mill adalah semua manusia, laki-laki dan perempuan, diciptakan seimbang dan serasi sehingga mestinya tidak terjadi penindasan antara satu dengan lainnya.
Penulisan tentang filsuf terkenal seperti John Stuart Mill sebagai laki-laki pertama yang menuangkan karya besarnya tentang teori-teori feminis yang secara umum diperhitungkan sebagai teori besar dalam tradisi politik Barat terasa masih kurang. Umumnya hanya melihat dari aspek kepentingan sosial dan politik bagi kaum laki-laki, padahal Mill dan karyanya memainkan peran penting dalam memajukan persamaan hak perempuan di Inggris pada abad ke-19. The Subjection of Women, sebagai bentuk penuangan gagasan Mill dianggap sebagai salah satu karya terbesarnya. Dalam karyanya ini terwakili argumen-argumen Mill yang ada pada karya sebelumya seperti On Liberty, Utilitarianism, Considerations on Representative Government, dan teori-teori sosial-politik lainnya.
Menuliskan gagasan tentang persamaan hak bagi perempuan dan laki-laki tergolong berat, karena tidak semudah menuangkan gagasan tentang politik. Mill mengungkapkan bahwa bagaimana perempuan direndahkan dan didiskriminasikan telah lama mengganggu pikirannya tetapi baru sekarang ia mempunyai perasaan kuat?."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2000
T14592
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mardy Fery
"Suatu transaksi perdagangan internasional, melibatkan pihak penjual dan pembeli yang berada di negara yang berbeda, dan pada umumnya antara penjual dan pembeli belum benar-benar saling mengetahui kredibilitas counterpartnya. Hal ini dapat menyebabkan kurangnya kepercayaan (trust) antara para pihak, khususnya kepercayaan pihak penjual (eksportir) kepada pihak pembeli (importir).
Transaksi perdagangan internasional (ekspor impor) merupakan salah satu hal penting dalam sistem perekonomian dunia yang menganut prisip perdagangan bebas. Semakin kompleksnya transaksi perdagangan internasional, telah membuat konsep "cash and carry" tidak lagi menjadi jawaban yang praktis untuk memenuhi kebutuhan para pelaku usaha."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T18880
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitompul, Zulkarnain
Jakarta: Universitas Indonesia, 2002
332.1 SIT p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Liza Dwi Ratna Dewi W.
"ABSTRAK
Dalam berkomunikasi, komunikator selalu berusaha agar tujuan pesan dapat tercapai semaksimal mungkin. Untuk itu komunikator biasanya melakukan komunikasi persuasi yang diciptakan manusia sendiri. ini kemudian berkembang melalui simbol-simbol Komunikasi antar manusia untuk berbagai tujuan. Salah satunya adalah komunikasi dilakukan perusahaan kepada masyarakat melalui meningkatkan citra perusahaan di masyarakat dan masyarakat akan adanya perusahaan yang logo untuk mengingatkan atau produk tertentu. Logo bila digunakan secara konsisten akan memiliki efek berganda (snonbalIing effect). seseorang terhadap logo sebetulnya juga sikap seseorang terhadap sesuatu yang itu sendiri. Sikap seseorang terhadap obyek-obyek yang ada Sikap cerminan diwakili di sekitarnya dipengaruhi oleh status sosial ekonomi yang dimilikinya. Dalam penelitian yang berjudul Logo Sebagai Lambang Komunikasi Visual dengan studi kasus sikap masyarakat Yogyakarta terhadap logo Pegadaian ini diperoleh beberapa kesimpulan. Dari segi kognitif, masyarakat masih rancu antara logo Pegadaian dan logo Kejaksaan / Pengadilan. Dari segi afektif Pegadaian dapat dikatakan berhasil mengkomunikasikan falsafah yang dianut dalam logo barunya. Dalam segi konatif terbukti bahwa masyarakat tidak memberikan pendapat berdasar pada logo tetapi pada sesuatu yang diwakili logo, dalam hal ini lembaga atau jasa Pegadaian. Dalam penelitian ini juga terungkap bahwa Pegadaian merupakan lembaga yang sangat dikenal masyarakat, namun belum menjadi pilihan masyarakat bila memerlukan uang. Belum dijadikannya Pegadaian sebagai pilihan ini karena citra Pegadaian di masyarakat kurang baik. Pegadaian memiliki citra sebagai tempat orang bawah. Untuk meningkatkan citra dan memperluas pasar Pegadaian pada masyarakat strata menengah harus dilakukan terobosan baru. Salah satunya dengan diversifikasi produk, yang dalam strategi pemasarannya lebih menonjolkan nama produk daripada nama lembaga. Bila produk telah diterima masyarakat kelas menengah, maka citra lembaga dapat juga terangkat."
1993
S 3864
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>