Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 72863 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dian Wasiat
"ABSTRAK
Penggunaan Om Fakultatif Dalam Artikel Surat Kabar Berbahasa Belanda. Skripsi ini untuk membuktikan masalah penggunaan konstruksi om yang bersifat fakultatif + te + infinitif dalam kalimat di lingkungan jurnalistik Belanda. Menurut taalbaak majalah Onze Taal, jurnalis Belanda mempunyai kecenderungan untuk menghilangkan om yang bersifat fakultatif dalam kalimat mereka dan oleh karena itu menurut Gerard Sweep dalam artikelnya, masih di majalah yang sama, muncul kalimat-kalimat hiperkoreksi dan kalimat-kalimat ambigu.
Penelitian skripsi ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan menggunakan dua belas surat kabar berbahasa Belanda dua orang jurnalis Belanda sebagai objek penelitian. Dari kedua belas koran tersebut dicari kalimat-kalimat yang menggunakan om fakultatif, kalimat-kalimat yang tidak menggunakan om fakultatif, kalmiat--kalimat hiperkoreksi dan kalimat-kalimat ambigu. Hasilnya dimasukkkan kedalam tabel-tabel dan dibuat prosentase masing-masing kemunculannya.
Berdasarkan penelitian di atas, ternyata para jurnalis Belanda tidak terlalu menganggap hal itu sebagai suatu masalah. Memang mereka cenderung untuk menghilangkan om yang bersifat fakultatif dan hanya memiliki fungsi gramatikal dalam kalimat. Perbandingan penggunaan om fakultatif ini adalah 1:2. 1 untuk penggunaaan om fakultatif dan 2 untuk penghilangan om fakultatif. Namun mereka sama sekali tidak takut akan muncul suatu kalimat ambigu dan kalimat hiperkoreksi. Dalam hal ini mereka menggunakan dan percaya terhadap rasa bahasa mereka. Bagi mereka, yang terpenting adalah bagaimana kalimat menjadi supel dan mudah dibaca, dengan atau tanpa menggunakan om yang bersifat fakultatif dalam kalimat mereka.

"
1999
S15858
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Nurliasari
"Eufemisme adalah penggunaan kata atau beberapa kata yang diperlembut, disamarkan dan terselubung untuk menggantikan kata atau kata-kata yang tidak pada tempatnya, kasar dan menyinggung (Van Dale, 2005: 970); contohnya: penggantian penggunaan kata bejaarden manula, jompo_ dengan kata ouderen _orang-orang tua_ atau senioren orang-orang senior. Skripsi ini akan membahas tentang penggunaan eufemisme dalam konteks politik dengan menggunakan korpus berupa 20 ujaran-ujaran langsung politikus Belanda yang dimuat dalam artikel politik majalah Vrij Nederland. Eufemisme akan dianalisis dari tujuan penggunaannya, proses pembentukannya, dan makna eufemisme tersebut dalam konteks politik. Untuk menganalisis data, antara lain digunakan teori dari De Coster (2001: 14-16) serta Reinsma (1992: 32-35) mengenai tujuan penggunaan eufemisme dan proses pembentukannya. Dari hasil analisis data ditemukan bahwa bentuk eufemisme yang paling banyak digunakan adalah eufemisme dalam bentuk kata. Proses pembentukan yang paling banyak digunakan adalah proses yang menggunakan bentuk yang samar dengan pendeskripsian minimal. Tujuan penggunaan eufemisme terbanyak yang ditemukan dalam korpus adalah untuk menjaga perasaan orang yang dimaksud agar tidak tersinggung. Selain itu, eufemisme dapat mengalami perubahan makna dari waktu ke waktu. Kata yang dahulu dianggap sebagai eufemisme, kini atau di masa yang akan datang, dapat bermakna biasa apabila terdapat istilah-istilah baru yang dianggap lebih baik untuk menggantikan kata tersebut."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
S15969
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Enrile Fariz Fakhriza
"Dalam bahasa Belanda masih ditemukan frasa yang memakai artikel der, den, des, dan preposisi ten serta ter. Semua artikel dan preposisi tersebut merupakan hasil dari gejala kasus, baik kasus nominatif, akusatif, datif, maupun genitif. Frasa-frasa tersebut telah menjadi bentuk beku dalam bahasa Belanda. Jurnal ini membahas tentang artikel dan preposisi te pada bahasa Belanda saat ini yang masih terikat kasus. Metode yang digunakan untuk menganalisis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian merangkum frasa dalam bahasa Belanda pada saat ini yang terikat kasus .
In Dutch there are still many phrases that use articles `der`, `den`, `des`, and prepositions `ten` and `ter` All those articles and prepositions are the result of cases-process, which applies to cases of nominative, accusative, dative, and genitive. These phrases have become fixed-forms in Dutch. This journal discusses the remaining phrases that are still bound in the article and `te` preposition case. The method is qualitative descriptive. The result of the study summarizes the phrases in contemporary Dutch which have cases on them."
2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Tangkilisan, Daniel Frits Maurits
"Jika kita mengajukan suatu permintaan, biasanya permintaan itu akan mendapat reaksi yang meluluskan atau menolaknya. Skripsi ini membahas bentuk-bentuk reaksi terhadap tindak bahasa meminta yang terdapat dalam komik berbahasa Belanda dan juga penyebab diluluskannya atau ditolaknya suatu permintaan. Dalam penelitian ini, saya menggunakan komik sebagai bahan analisis karena percakapan antara tokoh-tokoh dalam komik merupakan cerminan percakapan nyata yang kita lakukan sehari-hari. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada empat tindak bahasa meminta, tiga prapermintaan (ujaran yang muncul mendahului permintaan) dan sepuluh bentuk reaksi. Keempat tindak bahasa meminta tersebut adalah permintaan langsung, permintaan langsung konvensional, permintaan tidak langsung serta isyarat dan anjuran. Ketiga prapermintaan tersebut adalah prapermintaan yang mengandung isi permintaan, prapermintaan formal dan prapermintaan yang tujuannya baru diketahui setelah pendengar memberikan reaksinya. Sedangkan kesepuluh bentuk reaksi tersebut adalah pernyataan, pertanyaan, permintaan, ajakan, anjuran, interjeksi, isyarat, reaksi verbal yang bertentangan dengan tindakan, reaksi non-verbal dan reaksi non-verbal yang disertai ujaran yang tidak ada hubungannya dengan permintaan. Di samping itu terbukti juga bahwa dalam komik terdapat juga tindak-tindak bahasa meminta yang tidak mendapat dan tidak diketahui reaksinya."
Depok: Universitas Indonesia, 1996
S15917
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Hamzah
"ABSTRAK
Kontak bahasa merupakan salah satu penyebab terjadinya penyerapan kata dari bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia. Kata-kata yang diserap tersebut kemudian disesuaikan dengan kaidah dan sistem ejaan bahasa Indonesia. Penelitian ini mengkhususkan untuk menjelaskan proses perubahan fonologis yang terjadi pada katakata serapan dari bahasa Belanda ke dalam bahasa Indonesia di bidang otomotif, yang penulis temukan pada situs motorexpertz.com edisi februari-april 2015. Penulis menggunakan metode kualitatif dengan mengumpulkan kata-kata serapan bahasa Belanda yang ditemukan pada artikel otomotif tersebut.
Hasil penelitian ini, menyimpulkan bahwa perbedaan kaidah dan sistem bahasa, merupakan penyebab adanya perubahan bentuk ejaan dan lafal di dalam kata asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia.

ABSTRACT
Language contact is one of the main cause behind the absorption of foreign language to Bahasa. Those vocabularies are then adjusted according to the rules of Bahasa. This paper will analyze the phonological adjustment process that occurs when Bahasa absorped vocabulary from the Dutch, in the field of automotive particullary as found in motorexpertz.com, february-april 2015 edition. The writer used qualitative method by collecting vocabularies derive from the Dutch language in the site.
The result of this analysis found there is a distinction in terms of rule and system that causes changes in pronounciation and spelling of vocabularies in Bahasa that derived from the Dutch.
"
2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Erlina Vidyani P.
"Selama ini pembaca mengukur tingkat kesulitan teks-teks berbahasa asing hanya melalui perkiraan dan intuisi. Misalnya hanya dengan melihat rumit tidaknya konstruksi ka_limat, panjang pendeknya kalimat atau kata yang ada pada suatu teks, dan banyaknya idiom dan gaya bahasa yang diguna_kan (untuk mengukur tingkat kesulitan teks berbahasa asing khususnya Bahasa Belanda). Pertanyaan inilah yang muncul dalam skripsi ini. Penelitian dilakukan melalui studi kepustakaan, wawan-cara dan penyebaran angket kepada 64 responden yang terbagi atas tiga golongan. Golongan pertama terdiri atas 49 orang mahasiswa Fakultas Sastra Program Studi Belanda. Golongan kedua adalah 10 orang penutur asli Belanda, dan lima orang staf pengajar pada Program Studi Bahasa Belanda adalah golongan ketiga. Tujuannya adalah ingin mengetahui dan membandingkan hasil angket terhadap tingkat kesulitan teks Berbahasa Belanda berdasarkan intuisi mereka.Hasil angket berdasarkan intuisi ini kemudian diban_dingkan dengan hasil analisis secara bahasa. Hasil penelitian menunjukkan intuisi dari golongan ke_tiga yaitu lima staf pengajar yang paling mendekati kebe_naran sejalan dengan hasil analisis bahasa. Ini berarti ti_dak sepenuhnya intuisi dapat dipercaya menjadi alat pengukur tingkat kesulitan teks Berbahasa Belanda. Dari analisis bahasa kemudian saya membentuk sebuah rumus yang terdiri atas komponen-komponen yang amat menentukan kesulitan suatu teks berdasarkan pendapat para ahli dan angka-angka yang dihasilkan setiap kolom. Dengan demikian terbentuk sebuah rumus yang dapat digunakan dalam mengukur tingkat kesulitan teks. Rumus ini tidak dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesulitan satu teks saja namun harus dua atau tiga buah teks yang sama panjang sebagai pembanding. Jika satu teks menda_pat angka yang lebih dari yang lain maka dapat disimpulkan teks tersebut lebih sulit dari pada teks yang menghasilkan angka yang rendah. Untuk lebih jelas perhatikan cara penggunaan rumus dan perhitungannya di halaman 36-45."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S15789
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saminto
"Dalam Bahasa Belanda terdapat konstruksi om + te + infinitif yang sering disebut anak kalimat ringkas (beknopte bijzin1) dam dipakai dalam. Bahasa Belanda sehari--hari. Konstruksi ini sudah mulai dipelajari dalam linguistik Belanda dan.ditulis dalam buku-buku gramatika Belanda, tetapi pembahasannya terlalu terpaku pada teori.Dengan penulisan ini diharapkan akan didapat suatu gambaran yang lebih jelas memgenai konstruksi am + te + infinitif ini daripada penulisan yang telah ada sampai sekarang. Konstruksi am, + te + in,finitif muncul dalam kalimat _kalimat beriku t:Tijd om me alleen te voelen: het'. ik niet.'Waktu. untuk merasa kesepian saya tidak punya.t, Hat is vaak mooier om een. kleur te nemen die bij de sari past.'Ada kalanya lebih baik untuk mengamb.il warna yang sesuai dengan warna sari.'Hij heeft nog geprobeerd om de deur open te kri jgen. 'Dia waktu itu mencoba untuk membuka pintu. itu.Om daze vraaq te beantwoorden, is alweer een korte uiteen.zetting over enige prin.cipiele kwesties nodig, 'Untuk . menjawab pertanyaan ini diperlukan lagi penjelasan singkat mengenai beberapa hal yang pokok.Dalam kalimat (1) - (4) terdapat masalah-masalah. Posisi konstruksi om + te + infinitif di dalam kalimat tidak selalu pada tempat yang tetap. Bagaimana distribusi konstruksi ini di dalam kalimat Apakah terikat dengan unsur yang diwatasinya ?. Di dalam struktur intern konstruksi om + te + infinitif kadamg-kadang muncul seperangkat unsur kalimat, dan _"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S15833
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulmely
"Tingkat kematian ibu di Indonesia cukup tinggi. yaitu 390/100.000 kelahiran hidup. Aborsi berkontribusi 12% terhadap kematian tersebut. Dewasa ini kasus aborsi cenderung naik dan merupakan masalah kesehatan masyarakat yang sering kali menjadi perhatian media massa.
Penelitian ini berfokus pada bagaimana surat kabar memotret realitas sosial masalah aborsi, khususnya aborsi provokatus kriminalis. Hal lain yang juga penting diamati adalah fungsi media di dalam memberitakan fenomena aborsi tersebut.
Sampel penelitian ini adalah seluruh artikel aborsi yang dimuat oleh Kompas, Suara Pembaruan, dan Republika selama Juli 1996-Juni 2001. Ketiga surat kabar ini mempunyai latar belakang sosial yang berbeda yang diharapkan dapat memperkaya temuan penelitian.
Terdapat 140 artikel aborsi yang dipublikasikan oleh ketiga surat kabar yang diteliti. Dengan menggunakan metode analisis isi kuantitatif dan kualitatif ditemukan: Ketiga surat kabar mempunyai perhatian yang cukup terhadap masalah aborsi yang terlihat dari jumlah artikel dan pemberitaan yang dilakukan. Kompas memuat 57 (40.7%) dari 140 artikel, 54 artikel oleh Republika, dan 29 artikel lainnya oleh Suara Pembaruan. Fungsi surveilen, fungsi korelasi, dan fungsi sosialisasi juga telah dijalankan oleh ketiga surat kabar sehubungan dengan masalah aborsi, meskipun fungsi surveilen lebih dominan dari dua fungsi lainnya.
Media tidak begitu memperhatikan batasan yang jelas mengenai jenis aborsi yang dibahas. Provider aborsi merupakan pelaku yang lebih banyak disorot dibandingkan dcngan klien aborsi. Karakteristik klien yang cenderung dimunculkan adalah mereka yang menikah ataupun yang tidak menikah dengan latar belakang pendidikan yang cukup bervariasi mulai dari SMTP hingga perguruan tinggi. Provider yang disorot sebagian besar adalah dokter dan bidan tidak terkecuali perawat. Hanya Kompas yang memuat aborsi juga dilakukan oleh dukun. Teknik aborsi yang dilakukan dapat dibedakan menjadi teknik medis (injeksi, obat-obatan atau tindakan medik tertentu) dan teknik tradisional (minum jamu/ramuan atau pemijatan).
Alasan pelaku melakukan aborsi yang terungkap dari artikel yang dimuat adalah masalah sosial ekonomi dan psikologis, kegagalan kontrasepsi, kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) baik disebabkan oleh inses atau perkosaan.
Peningkatan kasus aborsi dewasa ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti kegagalan KB, pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi yang minim, dan lemahnya hukum yang berlaku serta dekadensi moral dan juga perubahan pola hidup yang lebih permisif.
Untuk menekan kasus aborsi maka para pelaku harus dikenakan sanksi. Diantara sanksi yang diungkap oleh ketiga media adalah sanksi hukum (Undang-Undang Kesehatan dan KUHP), sanksi sosial, agama, dan profesi berupa pencabutan izin praktek. Media juga mengemukakan pembenahan hukum, pendidikan agama dan kesehatan reproduksi, serta pengungkapan jaringan aborsi sebagai solusi pemecahan masalah sosial yang kompleks tersebut.
Didalam memberitakan masalah aborsi Kompas dan Suara Pembaruan cenderung mengakomodasi semua pendapat yang kontroversial mengenai aborsi. Namun Republika memperlihatkan sikap yang tegas mengenai aborsi kecuali atas alasan medis.
Dengan demikian, surat kabar dapat dijadikan sebagai media komunikasi untuk mendapatkan informasi, memberi interpretasi dan menyosialisasikan nilai dan norma yang ada sehingga masalah aborsi yang pelik menjadi perhatian semua pihak dan menemukan solusinya.

Content Analysis of Abortion Articles on Kompas, Suara Pembaruan, and Republika Published on July 1996-June 2001The maternal death in Indonesia is 3901100,000 life births. Abortion contributes 12% to that maternal death. Nowadays, abortion tends to rise and is one of the public health problems which have long been subject of interest by mass media. This research focus on how newspapers portray the social reality of abortion especially the provocateur criminalizes abortion. Another important thing, the research would like to discover what functions performed by newspaper in dealing with illegal abortion phenomenon.
The samples of this research are all abortion articles published by Kompas, Suara Pembaruan, and Republika on July 1996-June 2001. These three leading newspaper have their own social background which is expected to enrich the finding of this research.
There are totally 140 articles published by Kompas, Suara Pembaruan, and Republika. By using quantitative and qualitative content analysis method we found: All newspaper interest on abortion issue which show on frequencies of published articles. Kompas published 57 (40.7%) articles, 54 articles by Republika, and 29 other articles by Suara Pembaruan. They also performed their function as surveillance, correlation, and socialization related to abortion issue, even though, surveillance function is dominant than others.
Little attention gave to definitive concept of abortion. Provider is the most abortion actor. The characteristic of client are married and unmarried women with various education such junior high school until the students of university. The providers are doctors, midwives, nurses and traditional attendances. The abortion technique which published is medical technique (injection, medicine, curettage) and traditional technique (herbs and massage).
The reasons to conduct abortion are social economic and psychological problem, failed on family planning, unwanted pregnancy which caused by rape or incest. The increasing of abortion are caused by various factors here in failed on family planning, lack of knowledge on reproductive health and law enforcement, morale, and changing of life style to be permissive. Legal punishment such health agreement number 23 on 1992 or KUHP in order to control illegal abortion incidence. There are others punishment such social, religious, and professional sanction (cancellation of license). The tree newspapers see need of low enforcement, religious and reproductive education, and the investigation of illegal abortion network as solution to such complex social problem.
In informing abortion issues Kompas and Suara Pembaruan tend to accommodate all controversial opinion. But, Republika saw the un agreement on abortion except medical reason.
Hence, newspaper can be media communication for getting information interpretation, and socialization value and norm so abortion issue to be interest by all public and find its solution."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T 10222
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Latinulu, Nurdianti
"Penelitian mengenai penggunaan kata het sebagai artikel dan pronomia telah dilakukan pada mahasiswa Sastra Belanda FSUI, Depok, pada bulan September 1990 hingga Januari 1991. Tujuannya ialah untuk mengetahui hubungan antara lama belajar dan kemampuan mahasiswa berdasarkan persentase kesalahan yang dilakukan. Data yang digunakan adalah data primer. Pengumpulan data dilakukan melalui pengumpulan hasil tulisan para mahasiswa dalam mata kuliah schrijfvaardigheid (kemahiran menulis). Proses pengoreksian dan pengolahan data, pemilihan sampel dan klasifikasi dijelaskan.
Hasilnya menunjukkan bahwa dalam menggunakan het sebagai artikel, mahasiswa yang mampu adalah: tingkat II 70,6 %, tingkat III 58,8 % dan tingkat IV 66,7 %. Sementara dalam menggunakan het. sebagai pronomina, mahasiswa yang mampu adalah: tingkat II 91,2 %:, tingkat III 93,4 % dan tingkat IV 91 %.
Berdasarkan persentase tersebut disimpulkan bahwa kemampuan mahasiswa, tidak selalu dapat dilihat dari jenjangnya. Dengan kata lain, lama belajar tidak berpengaruh terhadap kemampuan mahasiswa menggunakan het sebagai artikel dan pronomina. Faktor yang menyebabkan terjadinya kesalahan adalah tidak adanya ketentuan khusus kapan suatu nomina didahului oleh artike1 tentu het atau de pada saat menggunakan het sebagai artike1 dan adanya kemungkinan pengaruh interferensi pada saat menggunakan het sebagai pronamina."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Kelasworo
"Analisis mengenai pengertian pronomina relatif dalam bahasa Belanda ini, membuat suatu penjelasan atas pertanyaan, bagaimana pronomina relatif mengacu pada antesedennya serta analisis sintaksis mengenai ekstraposisi klausa relatif pada kelompok kata benda.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan data dari buku-buku tata bahasa Belanda. Seringkali data tersebut berupa contoh kalimat yang kemudian dianalisis dari segi permasalahan lain. Untuk dapat menganalisis data tersebut, maka diterapkan teori gramatika generatif (Bennis & Hoekstra, 1989) yang didukung pula oleh pelajaran-pelajaran yang didapat selama perkuliahan.
Hasilnya menunjukkan bahwa pengertian pronomina relatif dalam bahasa Belanda yang selama ini diketahui belum mencakup pengertian yang sesungguhnya. Pronomina relatif tidak selalu mengacu kepada kata yang sudah disebut sebelumnya akan tetapi pada kata benda yang merupakan saudra kandung (zuster) dengan S' dari NP sama pada struktur-D. Analisis yang terakhir menunjukkan bahwa ekstraposisi tidak selalu bisa diterapkan dalam kalimat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S15912
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>