Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 158363 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Murniati Kirananingdyah
"Vol dan tajuk adalah dua buah akhiran yang memiliki gejala pembentukan kata yang hampir sama, di mana di dalam pembentukan katanya, -veal dan -rljk dapat dikombinasikan dengan sebuah morfem bebas atau kata. Namun, di dalam bahasa Belanda, vol dan rljk sendiri juga dapat dikatakan sebagai sebuah morfem bebas karena keduanya memiliki kemampuan untuk berdiri sendiri.
Di dalam skripsi ini akan diuraikan bagaimana pembentukan kata yang terjadi pads kata jadian yang berakhiran -vol dan -rijk tersebut melalui spesifikasi bentuk dasarnya, spesifikasi kaidah pembentukan katanya, dan spesifikasi nilai kategorialnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S15773
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cisilya Veronika Walten
"Adjektiva deverbal bersufiks -baar dan merupakan suatu gejala bahasa biasa yang dapat dengan mudah dimengerti oleh penutur asli. Namun tidaklah demikian halnya bagi penutur asing. Ada kendala-kendala tertentu yang dapat mempengaruhi sehingga suatu verba dapat berkombinasi dengan sufiks -baar dan -Iijk atau salah satu dari kedua sufiks tersebut. Skripsi ini membahas kendala morfologis dan semantis bentuk dasar adjektiva deverbal bersufiks -baar dan -lijk serta nilai kategori dan ciri-ciri fonologis adjektiva deverbaal bersufiks -baar dan -lijk. Adjektiva bersufiks -baar dan -Iijk merupakan adjektiva yang produktif karena dapat membentuk adjektiva dalam jumlah yang tidak terbatas..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S15777
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yohana Citra Permatasari
"Ajektiva yang dalam penggunaannya seringkali berfungsi sebagai atributif, memberikan keterangan yang lebih khusus pada nomina contohnya het mooie meisje `gadis cantik'. Dalam sebuah frasa nominal, ajektiva berfungsi sebagai pemeri. Ajektiva tersebut dapat muncul bersama ajektiva lainnya membentuk suatu deret ajektiva yang memerikan nominanya, contohnya: rond, wit, fluwelen kussens `bantalan berbahan beludru putih nan bulat'. Dalam skripsi ini deret ajektiva dikelompokkan menjadi Deret Dua Ajektiva, Deret Tiga Ajektiva, Deret Empat Ajektiva, dan Deret Lima Ajektiva. Deret ajektiva tersebut akan dianalisis dari segi sintaksis dan semantis.
Dalam analisis sintaktis, digunakan tiga aturan urutan ajektiva untuk mengamati urutan letak ajektiva dalam frasa nominal (Haeseryn et al, 1997:837). Ketiga aturan tersebut adalah (1) urutan ajektiva yang tidak menunjukkan pembedaan, (2) urutan ajektiva dengan adanya pemerincian induk, dan (3) urutan ajektiva deret bebas. Selain itu, juga dideskripsikan urutan istimewa pada deret ajektiva yang urutannya tidak memenuhi ketiga aturan di atas. Dalam analisis semantis, untuk mengamati urutan letak ajektiva dalam frasa nominal, digunakan tiga cara pembedaan ajektiva (Haeseryn et al, 1997: 385) seperti, (1) ajektiva absolut dan relatif, (2) ajektiva subyektif dan obyektif, dan (3) kwalificerende adjectief dan relationeie adjectief."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S15886
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998
499.221 NOM (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Emy Wiryawati
"Penelitian kategori ajektiva ini bertujuan mengetahui klasifikasi ajektiva berdasarkan pendeskripsian maknanya, mengidentifikasikan kriteria kategori ajektiva berdasarkan ciri-ciri morfologisnya, dan mengidentifikasikan kriteria kategori ajektiva berdasarkan distribusi sintaksisnya. Data dikumpulkan dari beberapa korpus, yaitu Dian Yang tai. Kunjung Padam, Sukreni Gadis Bali, Belenggu, dan Di Bawah Lindungan Ka'bah dengan mencatat kalimat-kalimat yang mengandung ajektiva. Data-data tersebut kemudian dikelom_pokkan menurut makna semantisnya dan selanjutnya dianalisis. Hasilnya diperoleh seperangkat perilaku kategori ajekti va dalam hubungan antara makna dan realisasi morfosintaksis."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S10849
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Endang Noegroho Wilis. Adjektiva Denominal dalam bahasa Jawa, (di bawah bimbingan Djoko Kentjono, MA). Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Buku-buku lingguistik Jawa sebagian besar berdasarkan kenyataan adalah karya-karya pedagogis, serta pembahasan masalah dalam lingkup yang cukup luas, jika ditinjau secara teoritis banyak terdapat kekurangan. Penulis mencoba meneliti mengenai masalah adjektiva denominal dalam Bahasa Jawa secara teoritis, serta membahas lingkup masalah yang cukup sempit dengan harapan agar, mencapai hasil yang lebih balk dan mendetil. Pembahasan mengenai adjektiva denominal sebenarnya bukanlah yang pertama. Para linguis telah membahasnya. Namun apa yang telah dibahas para linguis hanya secara umum, sehingga kurang memadai. Maksud penelitian ini ialah mengupas apa yang telah dibicarakan dan yang belum pernah dibicarakan oleh para linguis, sehingga dari apa yang telah dibicarakan dapat diketahui mana yang harus diperbaiki dan mana yang harus ditambah. Dalam mengumpulkan data, penulis mengambil sumber data dari kamus bahasa Jawa, serta bahan bacaan tambahan sebagai pelengkap. Walaupun hanya adjektiva denominal yang dibahas dalam tulisan ini, bukan berarti masalahnya akan mudah dipecahkan. Untuk itu penulis perlu memakai wawasan teoritis dari berbagai ahli lingguistik dengan tujuan akan menekan sekecil mungkin hal-hal yang luput dari tinjauan. Masalah ini ditinjau secara deskriptif, agar dapat terpaparkan dalam pembahasan masalah untuk menuju kesimpulan, penulis menemukan perbedaan yang mendasar antara tulisan-tulisan terdahulu dengan hasil penelitian ini. Pada pembahasan-pembahasan terdahulu, masalah mengenai adjektiva denominal dibahas secara umum, tetapi setelah melalui berbagai pembahasan dalam tulisan ini dapat diketahui bahwa adjektiva denominal bahasa Jawa dapat dibentuk dengan kaidah morfofonemik, serta pengecualian-pengecualian yang mungkin muncul dalam kaidah tersebut."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S11679
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Agustiningtyas Cantika Putri
"Tugas akhir ini membahas pergeseran bentuk (transposisi) yang terjadi dalam penerjemahan adjektiva atributif bahasa Jerman ke dalam bahasa Indonesia pada sebuah artikel yang berjudul Ein Leben für die Tiere dalam majalah NADI. Pergeseran bentuk dalam penerjemahan tidak dapat dihindari karena setiap bahasa memiliki sistem yang berbeda.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif-kualitatif dengan model komparatif. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pergeseran dalam penerjemahan oleh J.C. Catford. Selain itu, teori mengenai kategori sintaksis bahasa Jerman oleh Pittner dan Berman, teori pembentukan kata bahasa Jerman oleh Michael Lohde, dan teori mengenai tata bahasa baku bahasa Indonesia oleh Hasan Alwi, dkk. juga digunakan dalam penelitian ini sebagai teori penunjang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua tipe pergeseran bentuk, baik transposisi tataran maupun kategori, terjadi dalam penerjemahan adjektiva atributif bahasa Jerman ke bahasa Indonesia. Bahkan, dalam penerjemahan satu adjektiva, dapat terjadi beberapa jenis pergeseran bentuk secara bersamaan.

This research discusses about the shifts in translation (transpositions) that occur in the translation of German attributive adjectives into Indonesian in an article entitled Ein Leben für die Tiere in NADI magazine. Shifts in translation are inevitable because each language has different systems.
The method used in this research is descriptive-qualitative method with a comparative model. The theory used in this research is the translation shift theory by J.C. Catford, meanwhile the theory about German syntax categories by Pittner and Berman, the theory of German word formation by Michael Lohde, and theories about Indonesian grammar by Hasan Alwi, et al. are also used in this study as supporting theories.
This study shows that all types of translation shifts, both level and category transpositions, occurred in the translation of attributive adjectives from German into Indonesian. In fact, in the translation of an adjective, several types of shifts can occur simultaneously."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yania Andarini
"Kompositum adjectival adalah kompositum yang dibentuk dari dua morfem bebas atau lebih yang memiliki inti (anggota kedua) berupa adjektiva. Kompositum adjektival memiliki beberapa bentuk dan berbagai hubungan makna antar anggotanya. Tujuan penelitian adalah menggambarkan pembentukan kompositum adjectival, menguraikan hubungan makna antar anggotanya serta melihat apakah pada setiap bentuk kompositum adjektival memiliki hubungan makna yang sama. Hasil akhir penelitian yang dilakukan memiliki kesimpulan bahwa kompositum adjektival terdiri dari dua bentuk yaitu kompositum adjektival berbasis bukan kata turunan dan kompositum adjektival berbasis kata turunan. Kompositum adjektival berbasis kata turunan sendiri terdiri dari kompositum kompositum derivatif dan derivat komposit. Pada kompositum adjektival berbasis bukan kata turunan yang anggota pertamanya berupa nomina memiliki hubungan makna perbandingan, penguat, perinci dan hubungan makna dengan bantuan kata depan. Pada kompositum adjektival berbasis bukan kata turunan yang anggota pertamanya berupa adjektiva, hubungan makna yang terjadi adalah hubungan makna penguat dan makna perinci. Hubungan makna penguat merupakan hubungan makna yang terjadi pada kompositum adjektival berbasis bukan kata turunan yang anggota pertamanya berupa verba, preposisi dan adverbia. Sedangkan pada kompositum adjektival berbasis bukan kata turunan yang anggota pertamanya berupa numeralia, hubungan makna yang terjadi adalah makna perinci. Pada kompositum adjectival berbasis kata turunan yang dianalisis sebagai kompositum derivatif memiliki hubungan makna berupa makna penguat dan perinci. Sedangkan pads kompositum adjektival berbasis kata turunan yang dianalisis sebagai derivat komposit terjadi hubungan makna perinci. Hubungan makna penguat dan perinci merupakan hubungan makna yang paling sering muncul pada dua bentuk kompositum adjectival, baik yang berbasis kata turunan maupun bukan kata turunan. Hanya ada dua makna selain makna penguat dan makna perinci yang terdapat pada kompositum adjektival, yaitu makna perbandingan dan makna dengan bantuan kata depan. Dua makna tersebut muncul sebanyak satu kali dalam kompositum adjektival berbasis kata bukan turunan dengan anggota pertama nomina."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S15972
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triaswarin Sutanarihesti
"ABSTRAK
Tujuan utama dari skripsi ini pada prinsipnya adalah mencari persamaan dan perbedaan baik pembentukan kata maupun pembentukan makna kata-kata jadian yang termasuk dalam kategori -loos, -vrij, dan -arm.'Untuk mencapai hal tersebut, langkah yang dilakukan adalah mencari batasan-batasan fonologis, morfologis, dan semantis dari kata jadian berakhiran -loos, -vrij, -arm, dan mencari nilai kategorial dari kata jadian berakhiran -loos, -vrij, dan -arm yang berkelas kata adjektiva.
Setiap proses pembentukan kata mempunyai bentuk dasar yang unik, yaitu mempunyai kategori tersendiri. Bentuk dasar sejumlah besar adjektiva berakhiran -loos, -vrij, dan -arm adalah nomina. Selain itu dalam aturan pemben_tukan kata harus pula diperhatikan pembatasan bentuk dasar secara morfologis, fonologis, dan semantis. Bentuk dasar yang dapat berkombinasi dengan -loos, -vrij, dan -arm dapat berupa sebuah morfem bebas, derivat, dan kompo_situm. Hal tersebut terlihat setelah batasan morfologisdicari. Dengan melihat batasan fonologis, dapat diketahui bahwa -loos mempunyai alomorf -loos, dan dalam proses penggabungannya dengan bentuk dasar, -loos terkadang mendapatkan bunyi antara yaitu -s dan -e(n)-. Sedangkan beberapa bentuk dasar yang berkombinasi dengan -vrij dan -arm hanya mendapatkan bunyi antara -s-. Untuk menentukan apakah sebuah kata (bentuk dasar) hanya dapat berkombinasi dengan salah satu atau dua dari akhiran -loos, -vrij, dan -arm, atau bahkan dengan ketiganya, pembatasan semantis mempunyai peranan penting.
Di sini terlihat bahwa pola pembentukan kata jadian bera_khiran -loos, -vrij, dan -arm sama. Tetapi dengan melihat bahwa -loos sebagai akhiran dalam kata jadian mempunyai ciri-ciri tidak bermakna mandiri, maka -loos dianggap sebagai sufiks. Sedangkan -vrij dan -arm dianggap sebagai setengah sufiks karena meskipun makna kedua akhiran terse-but tidak memperlihatkan ciri-ciri makna yang mandiri, makna asalnya masih dapat dilihat pada makna keseluruhan dari kata jadian.
Nilai kategorial dari -loos adalah 'tanpa x, tidak mengandung x (lagi), tidak mempunyai x (lagi)'. Nilai kategorial dari -vrij adalah batas dari x, tidak mengandung x (lagi), tidak mempunyai x (lagi)', sedangkan _arm adalah 'miskin akan x, mengandung sedikit x'.
Di antara akhiran -loos, -vrij, dan -arm, -loos memiliki tingkat produktivitas tertinggi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S15906
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1996
499.221 STR (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>