Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 109780 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Kalimat perbandingan adalah kalimat yang menggunakan bentuk tingkat perbandingan. Penggunaannya akan dianalisis secara semantis dan sintaksis. Analisis didasarkan pada teori tradisional dan teori Van Caloar. Van Caloar memiliki pendapat yang agak berbeda dengan pendapat tradisional tentang generalisasi tingkat perbandingan. Tujuannya adalah untuk mendeskripsikan makna dan struktur kalimat perbandingan, di samping itu juga untuk membuktikan kebenaran pendapat Van Caloar tentang generalisasi tingkat perbandingan. Data dikumpulkan dari buku dan artikel yang membahas tingkat perbandingan dan adjektiva, karena adjektiva adalah bagian yang paling penting dalam tingkat perbandingan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna dan struktur kalimat perbandingan menentukan generalisasi tingkat perbandingan."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S15919
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arianty Visiaty
"Arianty Visiaty. Analisis Struktur dan Makna Kalimat Shieki Bahasa Jepang, (Di bawah bimbingan Thu Lea Santiar, M.A) Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 2000. Tujuan disusunnya skripsi ini adalah untuk lebih memahami maksud kalimat shield, penggolongan jenis kalimat shield, pembagian subjek, objek penderita, serta partikel penunjuk objek penderita, maupun makna kalimat shieki itu sendiri, sehingga nantinya dapat membuat dan menggunakan kalimat shield dalam percakapan sehari-hari dan dapat lebih memahami kandungan isi dalam sebuah teks, bacaan tulisan secara lebih mendalam. Lebih jauh lagi penulisan skripsi ini, bertujuan untuk dapat membantu para pelajar bahasa Jepang agar lebih memahami kalimat shield. Penulisan skripsi ini menggunakan penelitian pustaka deskriptif dengan menggunakan teori pakar linguistik Jepang yang bernama Okutsu Keiichiro. Akan tetapi, khusus untuk teori partikel penunjuk objek penderita kalimat shield, dipakai teori dari Taramura. Hideo karena dibandingkan dengan Okutsu, Teramura menjelaskan lebih rinci mengenai pemilihan partikel penunjuk objek penderita. Berdasarkan teori-teori pakar linguistik inilah, dianalisis data-data kalimat shield yang dikumpulkan dari buku-buku teks pelajaran bahasa Jepang tingkat dasar. Dilihat dari kata kerja pembentuknya, maka kalimat shield dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu kalimat shield transitif dan kalimat shield intransitif.Subjek, maupun objek penderita dalam kalimat shield transitif semuanya merupakan mahluk hidup. Sedangkan untuk partikel penunjuk objek penderitanya, hanya dapat menggunakan partikel ... Makna kalimat shieki transitif ,sebagaimana yang dikatakan oleh Okutsu Keiichiro dapat digolongkan ke dalam kyosei shield (shield paksaan) ataupun kyoyo shield (shield ijin), tergantung dari konteks kalimat itu sendiri. Untuk kalimat shield intransitif selain memakai mahluk hidup sebagai subjek maupun objek penderitanya, ada beberapa kalimat shield intransitif yang memakai benda mati sebagai subjek ataupun objek penderitanya. Sedangkan partikel penunjuk objek penderitanya, dapat berupa partikel ... ataupun ... Kecuali, menurut Teramura Hideo, untuk kata kerja shieki yang berasal dari kata kerja emosi dan kata kerja gejala alamiah, hanya menggunakan partikel ... sebagai penunjuk objek penderitanya. Dilihat dari segi maknanya kalimat shield intransitif dapat dimasukkan ke dalam kyosei shield (shield paksaan), apabila partikel penunjuk objek yang digunakan dalam kalimat tersebut adalah partikel ..., sedangkan apabila partikel penunjuk objek penderita yang dipakai adalah partikel ..., maka termasuk ke dalam kyoyo shield (shield ijin). Dari basil analisis kalimat-kalimat shieki yang dikumpulkan dari buku-buku teks pelajaran bahasa Jepang tingkat dasar, menunjukkan adanya kesesuaian antara teori Okutsu Keiichiro (subjek, objek penderita, makna) dan teori Teramura. Hideo (partikel penunjuk objek penderita) dengan basil analisis data data kalimat shield tersebut."
2000
S13481
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alberthiene Endah Kusumawardani
"Para linguis seperti Den Hertog (1973), Van den Toorn (1976), dan Geerts. et al. (1984) mengemukakan bahwa pada dasarnya kalimat terbagi menjadi dua bagian, yakni kalimat lengkap dan kalimat tidak lengkap. Kalimat lengkap terdiri dari kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Kalimat tidak lengkap adalah kalimat yang tidak dihadiri oleh subjek dan predikat atau salah satunya. Kalimat ini biasanya merupakan kata perintah, salam, judul, dsb. Kalimat lengkap adalah kalimat yang mengandung unsur subjek dan predikat. Sedangkan kalimat tunggal adalah kalimat lengkap yang hanya mengandung satu unsur predikat, dan kalimat majemuk adalah kalimat lengkap yang mengandung dua atau lebih unsur predikat.
Van den Toorn juga mengutarakan bahwa dalam kalimat bisa ditemukan beraneka pergeseran makna. Seperti penurunan makna, perluasan makna, dan penyempitan makna, dan gaya bahasa seperti metafora, sinestesa, ironi, eufemisme, metonimia, dan personifikasi. Dengan dasar teori tersebut dilakukan penelitian terhadap sejumlah iklan yang memiliki keanekaragaman struktur kalimat dan pergeseran makna. Pengumpulan korpus dilakukan dengan memilih secara acak iklan-iklan makanan dan minuman yang dimuat di majalah-majalah terbitan Belanda. Sedangkan untuk mempelajari teori, penulis inengadakan studi pustaka.
Hasil dari analisis menunjukkan bahwa iklan-iklan komersial makanan dan minuman di majalah. Belanda ternyata memiliki keanekaragaman struktur kalimat dan pergeseran makna. Iklan-iklan itu lebih banyak menampilkan kalimat tidak lengkap, dengan hanya menyebutkan nama produknya saja. Sedangkan pada iklan_iklan dengan kalimat lengkap, struktur yang paling sering ditampilkan adalah subjek + predikat + objek + keterangan. Dari penelitian semantis, diketahui bahwa kebanyakan iklan menampilkan kalimat dengan pergeseran makna."
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S15854
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Faisal Mokhamad Perdanaputra
"Masalah struktur dan pola kalimat pasif dalam bahasa Rusia dianalisis berdasarkan asumsi bahwa ada variasi pola kalimat pasif yang digunakan dalarn bahasa Rusia, sehingga perlu diketahui pemunculannya untuk menambah pemahaman tentang kalimat pasif.
Tujuan penulisan skripsi adalah untuk mendeskripsikan struktur dan pola-pola kalimat pasif dalam bahasa Rusia. Dari hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang kalimat pasif dalam bahasa Rusia kepada mahasiswa Indonesia yang belajar bahasa Rusia.
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode struktural. Metode ini merupakan upaya untuk mengetabui seluk beluk struktur suatu bahasa, dalam hal ini seluk beluk struktiur kalimat pasif dalam bahasa Rusia Sebagai korpus penelitian digunakan teks-teks yang terdapat dalam novel /stecenie obstojatel 'stv `kejadian-kejadian yang kebetulan'. Kalimat pasif yang muncul akan dianalisis berdasarkan struktur yang dimilikinya.
Hasil penelitian yang telah dilakukan adalah kalimat pasif dalam bahasa Rusia diklasifikasikan menjadi dua kelompok berdasarkan pemakaian bentuk pasif; yaitu bentuk pasif berupa partisipal pasif pendek dari bentuk pasif berupa verba berpartikel - cr /-sja/. Verba yang digunakan dalam pembentukan bentuk-bentuk pasif tersebut adalah verba transitif.
Dari analisis ditemukan 8 struktur kalimat pasif dengan 14 pola kalimat pasif. Pembentukan bentuk pasif dipengaruhi oleh pemakaian aspek verba, terutama verba aspek perfektif. Hal itu menunjukkan bahwa kalimat pasif bahasa Rusia digunakan untuk menyatakan fakta atau kegiatan yang secara pasti dilakukan. Sedangkan, untuk menyatakan fakta yang sedang dalam proses digunakan verba aspek imperfetif Penggunaan kalimat pasif untuk penyampaian fakta-fakta dapat dinyatakan secara lisan rnaupun tulisan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1999
S14862
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Parengkuan, Hortensia I.
"Topik ini muncul ketika saya harus memilih topik untuk mata kuliah Seminar Linguistik yang. diselenggarakan. pada semester ganjil tahun 1986. Pertama-tama dosen kami mengusulkan beberapa topik, salah satunya adalah topik me_ngenai Samentrekking atau pelesapan dalam bahasa Belanda. Saya merasa tertarik pada topik ini, karena selain merupa_kan hal yang baru bagi saya masalah ini juga ada dalam ba_hasa Indonesia. Sehingga saya menetapkan untuk memilih topik ini untuk dibahas dalam makalah mata kuliah tersebut. Yang menjadi_ bahan pembahasan saya waktu itu adalah tipe-_tipe mana saja yang dapat kita temui dalam pelesapan? Dari pertanyaan ini saya mendapat 3 tipe pelesapan, yaitu:1. Pelesapan dalam tingkat kata 2. Pelesapan dalam tingkat kelompok kata/frase 3. Pelesapan dalam tingkat kalimat. Selain ketiga tipe ini masih ada 2 tipe lagi, yaitu: 1. Voorwaartse samentrekking (Pelesapan ke muka) 2. Achterwaartse samentrekking (Pelesapan ke belakang). Kedua tipe ini dibedakan dengan faktor arah dilakukannya pelesapan. Oleh sebab itu istilah Indonesia yang diberi_kan di atas sesuai dengan arti harafiahnya. Tetapi lama kelamaan saya ingin mengetahui lebih banyak mengenai masalah pelesapan ini terutama pelesapan yang terjadi dalam tingkat kalimat. Sebab kelihatannya kemungkinan dilakukannya pelesapan dalam tingkat kalimat lebih banyak bila dibandingkan dengan kemungkinan yang ada dalam tingkat kata maupun dalam tingkat frase. Saya tetap akan membahas tentang elemen-elemen kalimat mana saja yang dapat dihilangkan. Tetapi selain itu ada beberapa hal yang akan diperhatikan pula, seperti kemungkinan dilaku_kannya pelesapan dalam kalimat majemuk bertingkat dan antar kalimat. Sebagai tambahan atau pelengkap, di dalam skripsi ini syarat-syarat yang diperlukan dalam ketiga ti_pe pelesapan itu akan tetap dibahas."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S15884
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lusmanto
"Dalam banyak kalimat bahasa Belanda terdapat konstruksi aktif dan konstruksi pasif: De zusters wassen de patienten. (Stok.: 141) Perawat memandikan pasien De patinten worden door de zusters gewassen. Pasien dimandikan oleh perawat Bentuk aktif (1) mempunyai subyek gramatikal yang merupa_kan pelaku dalam kalimat itu. Bentuk pasif (2) mempunyai subyek gramatikal yang merupakan sasaran (terhadap siapa tindakan itu dikerjakan) dalam kalimat itu. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa bentuk aktif digunakan bila pelaku berada dalam pusat perhatian dan bentuk pasif diguna_kan bila pada kalimat itu sasaran berada dalam pusat per_hatian. Menurut Damsteegt, di dalam van Dale rootordenbo ek van hedendaags Nederlands (1984: 1529), dikatakan bahwa dalam bahasa Belanda terdapat dua konstruksi pasif, yakni konstruksi pasif dengan subyek, seperti..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1986
S15852
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vidya Mara
"Bahasa memegang peranan penting dalam komunikasi. Dengan bahasa, orang dapat menyampaikan pikiran maupun peraaaannya kepada orang lain. Dengan bahasa pula, orang dapat mewarisi, menerima atau menyampaikan pengalaman dan pengetahuan. Bahasa adalah salah satu unsur kebudayaan. Karena di dunia ini tidak ada kebudayaan yang sama, maka tidak pula dijumpai dua bahasa yang seragam benar. Bahasa ber_beda karena sistemnya berbeda, artinya bentuk atau pole bahasa yang satu belum tentu terdapat pada bahasa yang lain (Weinreich, 1967:1-2). Meskipun bentuk atau pola bahasa yang satu berbeda dengan bentuk atau pola bahasa yang lain, seringkali pesan yang disampaikan adalah sama. Misalnya dapat dilihat pada contoh bahasa Prancis dan bahasa Indonesia berikut ini. Dalam bahasa Indonesia (selanjutnya disebut BI) ki-ta mengatakan Saya merindukan ibu, dan untuk menyampai_kan pesan yang sama dalam bahasa Prancis (selanjutnya disebut BP) kita akan mengatakan Ma mere me mangue. Pe_san kedua kalimat di atas sama, tapi cara mengungkapkannya berbeda. Dalam BI yang ditonjolkan adalah saya, se_dangkan dalam BP yang ditonjolkan adalah ibu (Ma mare. Dari contoh di atas jelaslah bahwa BP dan BI adalah dua bahasa yang masing-masing mempunyai sistem maupun strukturnya sendiri. Dalam BP dan BI sering dijumpai adanya bentuk kali_mat negatif, baik dalam bahasa lisan maupun dalam bahasa tulisan. Di atas telah dikatakan bahwa BP dan BI memi_liki sistem maupun strukturnya masing-masing, demikian pula halnya dengan struktur kalimat negatif kedua bahasa tersebut. Pada kalimat negatif BP di atas kita lihat bahwa unsur negatifnya ada dua, yaitu ne dan pas yang mengapit verbs. Sedangkan pada kalimat negatif BI terlihat bahwa unsur negatifnya hanya satu, yaitu tidak, yang berada di muka verba."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S14547
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Bentuk ekstraposisi merupakan suatu bentuk yang dapat terjadi di luar bentuk konstruksi gunting dan di belakang kata kerja dalam anak kalimat. Pada dasarnya suatu kalimat dengaan susunan konstruksi gunting berakhir dengan komplemen verbal, tetapi dalam beberapa hal masih terdapat bagian kalimat lain di belakang komplemen verbal itu. Bagian kalimat itulah yang disebut ekstraposisi. Bentuk ekstraposisi dalam konstruksi gunting adalah untuk mencegah jarak yang terlalu jauh antara PV dan komlemen verbalnya. Hal ini memudahkan si pembicara maupun yang diajak bicara, apa bila si pembicara ingin mengucapkan kalimat yang panjang. Dalam anak kalimatsi pembicara dapat memindahkan elemen-elemen yang kurang dekat hubungannya dengan kata kerja ke bagian anak kalimat."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S15918
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elizabeth Sutrisno
"ABSTRAK
Kalimat dalam suatu bahasa memiliki struktur tersendiri yang telah ditentukan agar dapat dimengerti oleh masyarakat pemakainya. Kalimat dalam bahasa Belanda telah memiliki aturan tersendiri yang mengatur elemen-elemen di dalamnya. Elemen-elemen tersebut antara lain NP yang berfungsi sebagai subjek, VP yang berfungsi sebagai predikat dan sebagainya. Struktur inilah yang dipakai sebagai acuan yang biasa disebut sebagai kalimat lengkap.
Di lain pihak kalimat judul surat kabar yang harus menyesuaikan diri dengan keterbatasan tempat terkadang harus mengorbankan beberapa elemen yang pada akhirnya akan keluar dari kaidah yang telah digariskan. Berangkat dari sini saya tertarik untuk melakukan penelitian terhadap kemungkinan-kemungkinan pelesapan yang dapat diterapkan pada pembuatan kalimat judul surat kabar namun kalimat tersebut masih dapat dipahami oleh pembaca dari surat kabar tersebut.
Dalam melakukan penelitian ini, saya mengambil secara acak kalimat judul dari surat kabar Belanda De Yolkskrant, NRC Handelsblad, De Telegraaf dan Train') sebagai korpus. Korpus-korpus yang telah saya kumpulkan ini saya bandingkan dengan struktur kalimat lengkapnya. Berdasarkan perbandingan tersebut maka terlihat elemen-elemen apa saya yang dapat dilesapkan.

"
1995
S15798
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>