Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 63870 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Salim Said
"Dalam skripsi ini dibahas pemakaian bunyi antara dalam kata majemuk nominal bahasa Belanda yang ditinjau dari aspek morfologis dan semantis, yaitu pengaruh bentuk jamak pada leksem pertama serta komponen makna leksikal leksem pertama terhadap calon bunyi antara yang akan dipakai dalam pembentukan kata majemuk nominal bahasa Belanda."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S15887
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Wulan Sari
"Makna unsur pembentuk dari kata majemuk tidak selalu dipertahankan lam makna kata majemuk sehingga kata majemuk dapat dibagi menjadi tiga jenis, itu kata majemuk nonidiomatis, semiidiomatis, dan idiomatis. Kata majemuk 1nidiomatis adalti kata majemuk yang mempertahankan makna seluruh unsur nbentuknya; kata majemuk semiidiomatis adalah kata majemuk yang hanya lempertahankan makna sebagian unsur pembentuknya; kata majemuk idiomatis lalah kata majemuk yang tidak mempertahankan makna unsur-unsur mbentuknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gejala semantis apa saja yang ;rjadi pada unsur pembentuk kata majemuk. Teori yang digunakan untuk tenganalisis data adalah teori analisis komponen makna (Nida & Taber, 1977), ietafora (Tutescu, 1979), metonimi _ sinekdok (Tutescu, 1979), kata majemuk Martinet, 1979), serta jenis kata majemuk (Kridalaksana, 1989). Penelitian dilakukan melalui studi kepustakaan. Data diperoleh dari kamus ;kabahasa Le Nouveau Petit Roberts (2002), yaitu sebanyak 73 buah kata majemuk iominal tete. Kamus yang sama juga dipergunakan untuk menganalisis makna dan Komponen makna kata majemuk beserta unsur-unsur pembentuknya. Ketika makna"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S14533
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lita Dwiyana Rocharpriyati
"Penelitian mengenai Bahasa Iklan Jepang sebagai sebuah tinjauan morfo-semantie dan gaya bahasa telah dilakukan untuk skripsi mencapai gelar sarjana sastra. Tujuannya ialah untuk memberi gambaran apa dan bagaimana Bahasa Iklan Jepang itu dilihat dari eudut Pandang ilmu Linguistik. Penelitian ini menggunakan metode dekakriptif yang menggunakan metode studi kepustakaan dan metode penelitian terhadap media iklan khususnya media iklan cetak. Hasil dari penelitian ini berupa kesimpulan_-kesimpulan yang berusaha memberi gambaran apa dan bagaimana Bahasa Iklan Jepang itu dan terakhir penelitian ini juga merupakan tinjauan morfo-semantie dan gaya bahasa terhadap Bahasa Iklan Jepang. Kesimpulan-kesimpulan itu sebagai berikut: (a) 1. Bahasa Ikian Jepang adalah Bahasa Jepang yang dipakai dalam pesan-pesan penjualan - Copy iklan atau CM - iklan Jepang. Bahasa Jepang yang dipakai dalam paean-paean penjualan ini sebagai bahasa penggerak manusia bertujuan menggunakan kemampuannya untuk membangkitkan tindakan manusia. (b) Bahasa Iklan Jepang merupakan bidang retorika bahasa. Retorika dalam Bahasa Iklan Jepang merupakan retorika pengaruhen atau retorika persuasi. (c) Bahasa Iklan Jepang selain harus memenuhi kaidah-_kaidah tata bahasa yang dimiliki Bahasa Jepang pada umumnya, Bahasa Iklan Jepang juga harus memenuhi prasyarat bahasa iklan yang baik yaitu: bahwa kalimat-kalimat pada iklan itu harus 1) tampak oleh meta dan terdengar oleh telinga; 2) dibaca atau didengar sampai akhir; 3) diisi kebajikan dan simpati; 4) kesan yang ditinggalkan terus berlanjut, sampai kapanpun tidak terlupa; 5) orang yang membaca atau mendengar, sebagi hasilnya bertindak sesuai dengan keinginan pemasang iklan tersebut. (d) Bahasa Iklan Jepang menggunakan keragaman akeara Jepang, yaitu huruf Kanji, Hiragana, Katakana, dan huruf latin/alfabet untuk memenuhi prasyarat bahasa iklan yang baik. (e) Ciri khas Bahasa iklan Jepang yang menonjol terutama pada bagian cacth phrase--nya adalah pemakaian tanda Baca titik-koma yang bertujuan menonjolkan penampilan iklan sehingga menarik perhatian pembacanya. Pemakai_an tanda titik-koma ini membentuk kalimat-kalimat pendek yang sederhana susunan tata-bahasanya, bahkan ada kecenderungan kalimat-kalimat dalam Bahasa Ikian Jepang menyerupai kalimat-kalimat percakapan sehari-hari. (f) Kesederhanaan vokal dasar Bahasa Jepang yang sangat erat hubungannya dengan permainan kata-kata atau Goroawase yang sering dipakai dalam Bahasa Iklan Jepang. Kesederhanaan vokal Bahasa Jepang inilah yang memungkinkan perbendaharaan kosa-kata Bahasa Jepang banyak memiliki kata-kata yang sama/mirip bunyi tetapi berbeda arti atau tulisan (Doonigigo dan Ruijionigigo) (g) Bahasa Iklan Jepang juga banyak menggunakan kekayaan khasanah Onomatopoeia (Giseigo) yang dimiliki Bahasa Jepang untuk membentuk kalimat-kalimat pendek yang memberikan kesan yang kuat dan menarik perhatian konsumennya. (h) Analisa yang melahirkan kesimpulan keenam dan kesimpulan ketujuh, apabila ditilik dari cabang bidang ilmu Linguistik tertentu, merupakan sebuah tinjauan Morfo-Semantic karena menitik beratkan pada pembahasan kosa-kata dengan makna yang dimilikinya atau arti yang lahir seteiah pemakaiannya dalam kalimat. Sedangkan analisa yang melahirkan kesimpulan kedua merupakan tinjauan gaya bahasa terhadap Bahasa Iklan Jepang, karena menilik Bahasa Iklan Jepang sebagai bidang retorik6 bahasa. Gaya bahasa pada Bahasa Ikian Jepang adalah gaya bahasa pengaruhan atau gaya bahasa persuasi yaitu cara menggunakan bahasa dengan tujuan mempengaruhi orang secara halus agar bertindak sesuai dengan keinginan kita. Jadi penelitian terhadap Bahasa Iklan Jepang ini juga merupakan sebuah tinjauan Morfo-semantis dan gaya bahasa terhadap Bahasa Iklan Jepang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S13626
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novri Yanto
"Skripsi ini membahas salah satu proses pembentukan kata dalam bahasa Arab yaitu abreviasi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain deskriptif yang berasal dari sumber primer yaitu Al-Quran dan Hadits Arba'in, dan sumber sekunder yaitu buku-buku pembelajaran bahasa Arab yang diterbitkan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA).
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa bahasa Arab memiliki bentuk-bentuk abreviasi yang kompleks dan sebagiannya memiliki pola atau wazan tertentu. Selain itu, terdapat beberapa proses abreviasi yang dipengaruhi oleh unsur semantik dan pragmatik.

This final paper explores about one of processes towards word formation in Arabic which is called abbreviation. This research applied qualitative method, which is designed by descriptions from some primary sources such as Koran (Al-Quran) and the Forty Hadits (Hadits Arba'in); and also from some secondary sources such as Arabic tutorial books published by Institute of Islamic and Arabic Knowledge (LIPIA).
The results of this research conclude that Arabic has some complex abreviation forms, which half of it has its own paterns. Besides, the process of abbreviation in Arabic is influenced by semantic and pragmatic aspects.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S13374
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Margriet Lappia
"Skripsi ini merupakan suatu tinjauan kembali atas kata majemuk Belanda. Bentuk kata majemuk ini telah banyak dibicarakari oleh kaum tradisional maupun strukturalis, dan telah pula dijajagi oleh kaum trasformasional genaratif, namun kami rasakan masih kurang teliti dan menyeluruh. Sebagai model kami memilih jenis nomina, yang meliputi sebagian besar kata majemuk Belanda. Pembahasan terutama dilekukan dari segi pendekatan strukturalis yang kami lengkapi dengan beberapa dasar pendekatan trasformasional generakif.
Dengan meneliti beberapa definisi den dengan membandingkannya dengan contoh yang diberikan masing-masing, kami merumuskan suatu definisi kata majemuk (yang terutama didasarkan atas definisi A.W. de Sroot dan A. Reichling). Definisi ini, yakni: kata majemuk adalah kata yang dapat dianalisa atas dua/lebih morfem dasar yang mendukung mak_na keseluruhan, dan makna keseluruhan itu mewakili penger_tian yang baru yang berbeda dari penjumlahan makna anggo_ta-anggotanya, digunakan sebagai titik tolak pembatasan. Semua bentuk yang pernah digolongkan ke dalam kata majemuk, maupun bentuk-bentuk yang menyerupai kata majemuk, kami uji berdasarkan ciri-ciri yang harus dipenuhi sesuai."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S15893
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, R. Mawarni
"meniliti bilamana verba majemuk dapat di pisahkan dan bilamana tidak dapat dipisahkan..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1986
S15838
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yohana Citra Permatasari
"Ajektiva yang dalam penggunaannya seringkali berfungsi sebagai atributif, memberikan keterangan yang lebih khusus pada nomina contohnya het mooie meisje `gadis cantik'. Dalam sebuah frasa nominal, ajektiva berfungsi sebagai pemeri. Ajektiva tersebut dapat muncul bersama ajektiva lainnya membentuk suatu deret ajektiva yang memerikan nominanya, contohnya: rond, wit, fluwelen kussens `bantalan berbahan beludru putih nan bulat'. Dalam skripsi ini deret ajektiva dikelompokkan menjadi Deret Dua Ajektiva, Deret Tiga Ajektiva, Deret Empat Ajektiva, dan Deret Lima Ajektiva. Deret ajektiva tersebut akan dianalisis dari segi sintaksis dan semantis.
Dalam analisis sintaktis, digunakan tiga aturan urutan ajektiva untuk mengamati urutan letak ajektiva dalam frasa nominal (Haeseryn et al, 1997:837). Ketiga aturan tersebut adalah (1) urutan ajektiva yang tidak menunjukkan pembedaan, (2) urutan ajektiva dengan adanya pemerincian induk, dan (3) urutan ajektiva deret bebas. Selain itu, juga dideskripsikan urutan istimewa pada deret ajektiva yang urutannya tidak memenuhi ketiga aturan di atas. Dalam analisis semantis, untuk mengamati urutan letak ajektiva dalam frasa nominal, digunakan tiga cara pembedaan ajektiva (Haeseryn et al, 1997: 385) seperti, (1) ajektiva absolut dan relatif, (2) ajektiva subyektif dan obyektif, dan (3) kwalificerende adjectief dan relationeie adjectief."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S15886
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marina Augustina Isakh
"Dalam skripsi ini kata sandang Belanda akan dibahas dalam kaitannya dengan substantif yang menyertainya, yang dijabarkan dalam analisis sintagmatis dan analisis paradigmatis; berbagai kasus khusus pemakaian kata sandang de, het, een, dan _ yang nonidiomatis; Berta ciri-ciri sintaksisnya. Selain itu juga akan dibahas ciri-ciri pembeda semantis kata sandang Belanda menurut beberapa pakar linguistik Belanda. Sebagai tambahan juga dibahas mengenai kata tunjuk dalam Bahasa Belanda, yang meliputi deze, die, dit, dan oat. Dalam meneliti kata sandang ini penulis mengadakan penelitian pustaka dan penelitian korpus. Pertama-tama penulis mengumpulkan berbagai sumber rujukan pustaka yang berkaitan, dengan kata sandang. Setelah itu bahasan yang berasal dari sumber tadi dilengkapi dengan penelitian korpus. Dari hasil penelitian tersebut penulis menyimpulkan bahwa kata sandang tidak memiliki makna, namun kata sandang memiliki fungsi, yaitu menentukan kata benda dan mensubstantifkan suatu kata, sehingga erat sekali keterikatan antara kata sandang dan kata benda. Berdasarkan tatabahasa baku Belanda, kata sandang termasuk salah satu kelas kata yang barmakna gramatikal, karena kehadirannya di dalam kalimat harus didampingi Oleh kelas kata benda, sehingga keterikatan tersebut akan memunbulkan makna baru."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yati R. Suhardi
"Kira kira lima belas tahun terakhir ini para ahli Ilmu sosial memberikan perhatian pada bahasa. Dari hasil penyelidikan mereka dapat diperoleh suatu kesimpulan yang menarik. Dalam linguistik tradisionil (termasuk tata bahasa transformasi-generatif) variasi-variasi bahasa tidak diperhatikan. Linguistik membatasi diri pada penyelidikan tata bahasa dimana bahasa-bahasa dipelajari sebagai sistem yang 'otonom'. Masyarakat bahasa dilihat sebagai kelompok bahasa yang homogen dimana semua anggotanya menggunakan sistem bahasa yang persis sama. Variasi bahasa, yang membuat masyarakat bahasa menjadi heterogen, dilihat sebagai masalah 'penggunaan bahasa' dan dengan demikian oleh para ahli tata bahasa ditempatkan di luar sistim bahasa (Walraven, 1977:192). Interpretasi sosiolinguistis tentang bahasa dan ma_syarakat bahasa berbeda dari penglihatan para ahli bahasa tradisionil. Bagi sosiolinguis bahasa bukanlah suatu sistem yang seragam dan suatu masyarakat bahasa bukanlah suatu kelompok menusia dengan kemampuan bahasa yang identik (Walraven, 1977:198)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S15942
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simamora, Indah Perwitasari
"Penelitian mengenai tekanan kata dalam bahasa Belanda ini ditulis dengan tujuan mencari sistem tekanan kata dalam bahasa Belanda yang jelas, yang dapat menjelaskan mengapa tekanan jatuh pada suku kata pertama (eanada), kedua (bikini), atau ketiga (ohocola) dari kanan. Fonologi linear banyak digunakan untuk mencari dan membahas sistem tekanan. Hasil yang didapat kurang memuaskan karena masih banyak hal yang tidak terpecahkan, misalnya bagaimana ketiga contoh di atas mendapatkan tekanannya masing-masing. Skripsi ini menggunakan fonologi metris untuk membahas tekanan. Fonologi metris berdasarkan suku kata. Ada dua jenis suku kata yang mempunyai kecenderungan besar mendapat tekanan, yaitu suku kata berat, terdiri dari VC dan suku kata superberat, terdiri dari VCC atau VVC. Untuk memperjelas uraian tentang tekanan digunakan pohon kata. Fonologi metris juga mengenal kaki, sifat peka kuantitas, tanda dan arah pada kaki dan pohon kata, yang kesemuanya merupakan parameter yang digunakan untuk menentukan dan menjelaskan tekanan kata dalam bahasa Belanda. Selain itu masih ada lagi beberapa istilah yang dipakai untuk menjelaskan tekanan kata, yaitu kaki ekasuku dan keluar matraan cepat dan lambat. Dari pembahasan kedua fonologi disimpulkan bahwa untuk membahas tekanan kata lebih baik menggunakan fonologi metris daripada fonologi linear."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S15810
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>