Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 160867 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Dalam bahasa Belanda dikenal istilah werkwoordstijden atau tempus yang bersinonim dengan istilah tenses dalam bahasa Inggris. Tenses diterjemahkan ke dalam bahasa Indo_nesia menjadi kala (Kridalaksana, 1984:83) yang didefinisikan sebagai berikut: Kala adalah penbedaan bentuk verba untuk nenyata_kan perbedaan waktu atau jangka perbuatan. Selanjutnya dikatakan bahwa, biasanya dibedakan antara kala lampau, kala kini dan kala mendatang (ibid.). Penggunaan kala dalam kalimat dalam bahasa Belanda dapat diperlihatkan sebagai berikut: De bus stopt vandaag (Vandeputte et al, 1985:45). Bis itu berhenti hari ini. De bus stopte gisteren (ibid.). Bis itu berhenti kemarin. Kalimat (1) adalah contoh penggunaan kala kini. Sedangkan kalimat (2) merupakan contoh penggunaan kala lampau."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S15971
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anti Krishardianti
"Adanya keinginan untuk mengetahui proses pembentukan verba berprefik be- dalam bahasa Belanda dan bagaimana pengaruh penambahan prefiks her- pada verba berprefiks be- merupakan titik tolak penulisan skripsi ini. Langkah awal tersebut, dilanjutkan dengan mengadakan pembahasan morfologis, sintaksis dan semantis dari verba berprefiks tersebut. Dan sebagai tujuannya, selain membuat deskripsi mengenai verba berprefiks be- dan herbe- juga ingin menjelaskan keproduktivitasan masing-masing prefiks tersebut. Untuk menunjang pembahasan korpus, dipakai beberapa teori seperti teori S.C. Dik dan J.G. Kooij (1981), Geerts (1985), A. Santen (1984), H. Schultink (1964), J.W. de Vries (1975) dan lain-lain. Kesimpulan yang didapat, pembentukan verba berprefiks be- dan herbe- mengarah pada perubahan morfologis, sitaksis dan semantis. Mengenai keproduktivitasan kedua prefiks ini tergantung dari kemampuannya bergabung dengan bentuk dasar tertentu."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S15774
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Andriani
"Tujuan dari skripsi ini pada prinsipnya adalah untuk memberikan gambaran mengenai verba bentuk partisipium imperfektum (PI) yang dipakai sebagai keterangan adjektival, bagian nominal dari predikat nominal, keterangan keadaan, dan keterangan adverbial. Untuk mencapai tujuan tersebut, ada dua langkah yang diambil. Pertama, mencari makna PI dan makna verba asal (VA) sehingga dapat dilihat apakah makna VA masih ditemukan pada PI. Langkah kedua adalah mengubah bentuk PI menjadi bentuk verba--akar yang berfungsi sebagai verba unit (VF), sehingga diperoleh gambaran hubungan PI dengan bagian yang diterangkannya.
PI yang dapat dipakai sebagai keterangan adjektival, bagian nominal dari predikat nominal, keterangan keadaan, dan keterangan adverbial adalah PI yang mengandung makna sifat, keadaan, inkoatif, atau duratif. Namun, ada juga PI yang menggambarkan perbuatan, pergerakan, atau tingkat. Pada umumnya, makna VA masih dapat ditemukan pada PI.
PI yang mengandung makna sifat atau keadaan disebut juga adjektiva deverbal. Data yang memiliki bentuk yang sama dengan PI, namun memiliki makna yang berbeda dari makna VA disebut juga adjetiva atau adverbia 'murni.'
Hal menarik yang diperoleh dari analisis adalah untuk bentuk PI seperti - onderstaand(e), laatkomend(e), dan hardwerkend(e) - merupakan hasil gabungan adverbia dengan verba staan, komen, dan werken, tidak langsung diturunkan dari verba onderstaan, laatkomen, dan hardwerken. Di samping itu verba laatkomen dan hardwerken pun tidak ada.
Hubungan PI dengan bagian yang diterangkannya, pada umumnya adalah hubungan antara subjek (S) dan PV. Jika PV diisi oleh verba transitif, maka hubungan yang akan terjalin adalah antara S, PV, dan objek langsung (O)."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
S15769
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indrijani Kusnadi
"ABSTRAK
Penelitian ini terutama bertujuan untuk mengetahui penggunaan doen dan laten dari segi bentuk dan segi makna dalam teks-teks tertulis.
Kita mengenal doen dan laten sebagai verba mandiri, verba bantu ataupun doen dan laten yang muncul dalam ungkapan. Selain itu doen dan laten sebagai verba mandiri mempunyai beberapa makna, dalam hal ini saya berpedoman pada makna yang terdapat dalam kamus Belanda Van Dale Groot Woordemboeft der Nederlandse Taal. Sebagai verba bantu penggunaan doen dalam beberapa kalimat dapat diganti dengan laten. Namun ada juga kalimat yang tidak dapat digantikan.
Bertolak dari keragaman makna doen dan laten sebagai verba mandiri dan penggunaan doen dan laten sebagai verba bantu, maka saya tertarik untuk mengeta_hui dalam jenis dan makna apakah doen dan laten banyak digunakan dalam teks-teks tertulis. Untuk menjawab permasalahan tersebut saya menggunakan penelitian kepustakaan dan penelitian korpus.
Dari penelitian korpus yang telah dilakukan dalam teks-teks tertulis dan kemudian membandingkannya dengan teori yang telah disusun, maka saya mendapatkan bahwa doen sebagai verba mandiri transitif digunakan sebesar 73,58%, sebagai verba bantu sebesar 5,17%, sebagai verba mandiri intransitif sebesar 5,74% dan sebagai bagian dari ungkapan sebesar 15,51%. Sedangkan untuk laten sebagai verba mandiri transitif digunakan sebesar 6,41%, sebagai verba bantu sebesar 84,61% dan sebagai bagian dari ungkapan sebesar 8,98%."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S15744
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sisca Johanna Esperanza
"Tujuan utama dari skripsi ini secara umum adalah untuk mengetahui struktur dalam derivasi komposit ajektiva deverbal dan secara khusus adalah untuk membahas proses pembentukan dan hubungan antar anggota derivasi komposit ajektiva deverbal. Untuk mencapai hal tersebut, langkah yang dilakukan penulis adalah meninjau suatu derivasi komposit dari segi bentuk dan kemudian membahas hubungan enter unsur yang membentuknya. Kosa kata selalu berkembang. Kosa kata tersebut diantaranya dapat diperoleh dari pembentukan yang mengikuti aturan-aturan yang sudah ada sebelumnya. Salah satu pembentukan kata baru dapat diperoleh deri proses yang dinamakan derivesi komposit. Derivasi Komposit merupaken gabungan antara proses derivasi dan komposisi. Dilihat dari bentuknya, suatu derivasi komposit depot dianalisis dengan tiga cara. Yang pertama derivesi komposit dianalisis sebagai kompositum dengan basis derivasi, seperti:herdwerkend [ [ hard ]A [ [ werken ]v -d ]A, seizoengebonden [ [ seizoen ]N [ [ [ bind ]v ge- ... -en ]v ]A]A, Yang kedua adalah derivasi komposit yang dianalisis sebagai derivasi dengan basis kompositum seperti:schoolgaand[ [ [ [ school ]v [ gaan ]v ]v -d ]v ]A, vastgeklsmd[ [ [ [ vast ]A [ klem ]v ]v ge-... -d ]v ]A, Dan yang ketiga adalah derivasl komposit yang tidek termasuk dalam kedua kelompok tersebut. Misalnya:zonbeschermend[ [ zon IN [ beschermen ]v ]vp -d ]A, schoongeboend [ [ [ [ schoon ]+ [ boen ]v ]vp ge-... _d]A, Pada pembentukan derivasi komposit ejektiva deverbal, bentuk dasar dari bagian verbal dlbedakan menjadi bagian yang berasal dari verba partisipel perfektum, dan bagian yang berasal dari verba partisipel perfektum. Untuk bagian verbal yang berasal dari verba partisipel presentis, bentuk dasamya merupakan bentuk intiniftif. Sedangkan untuk bagian verbal dari verba partisipel perfektum, bentuk dasarnya merupakan bentuk stem. Untuk mengetahui hubungan antar anggota dalam derivasi komposit ajekttva deverbal, dapat dilakukan dengan membuat parafrase dari masing-masing korpus. Untuk derivasi komposit ajektiva dari verba partisipel presentis, hubungan antar anggota yang muncul adalah hubungan antara Predikat den Objek, hubungan Predikat - Keterengan Adverbial, hubungan Prediket - Keterangan Tempat, atau hubungan Predikat - Keterengan Atasan. Sedangkan hubungan yang terjadi pada ajektiva derivasi komposit dari partisipel perfektum adalah hubungan Predikat - Objek, hubungan Predikat - Objek Preposisi, hubungan Predikat - Keterengan Objek, Hubungan Predikat - Keterangan Alat, atau hubungan Predikat - Keterengan Sebab. Hubungan yang tidak pernah muncul pada sebuah derivasi komposit ejektiva deverbal adalah hubungan Predikat - Subjek."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1999
S15957
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nurul Chasanah
"ABSTRAK
Kelompok verba /kana naqis/ adalah kelompok verba yang tidak sempurna kalimatnya jika hanya diikuti oleh nomina yang berkasus nominatif, tetapi harus dilengkapi dengan nomina yang berkasus akusatif. Nomina berkasus akusatif itu kedudukannya bukan sebagai obyek, tetapi sebagai predikat dari kelompok verba itu. Sedangkan nomina yang berkasus nominatif menjadi subyeknya. Nomina yang berkasus nominatif dan akusatif itu, asalnya adalah konstruksi kalimat nominal yang terdiri dari mubtada' 'subyek' dan khabar 'predikat'. Keduanya berkasus nominatif. Tetapi setelah salah satu verba dari kelompok verbs /kana naqis/ memasuki konstruksi kalimat itu, maka terjadi perubahan kasus pada predikatnya, dari berkasus nominatif menjadi akusatif. Sedangkan subyeknya tetap berkasus nominatif. Selain berkaitan dengan kasus, kelompok verba ini berkaitan juga dengan kala, persona, jenis, dan jumlah. Untuk mengungkapkan perilaku tersebut, maka diterapkan teori yang berasal dari para ahli linguis Arab, baik yang berasal dari Timur Tengah, negara Barat, maupun Indonesia. Pembahasan kelompok verba/kana naqis/ berkaitan dengan berbagai bentuk verba dan jenis nomina yang mengisi gatra subyek dan predikat.

"
1989
S13394
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dien Rovita
"ABSTRAK
Penelitian mengenai verba resiprokal dalam bahasa Indonesia yang dikaji secara sintaktis dan semantis. Tujuannya adalah untuk menentukan tipe-tipe verba resiprokal dan kaidah-kaidah pembentukan tipe-tipe verba resiprokal berpenanda gramatikal dan leksikal. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk menentukan hubungan antara verba resiprokal dengan fungsi-fungsi lain dalam kalimat berdasarkan analisis fungsi sintaktis dan menentukan hubungan antara verba resiprokal, sebagai predikator, dengan argumen-argumen yang terdapat dalam proposisi berdasarkan analisis fungsi semantis, serta menentukan tipe-tipe semantis verba resiprokal. Penelitian ini menggunakan tulisan berbentuk narasi yang diambil empat buah novel yaitu Burung-burung Manyar, Raumanen, Hati yang Damai, dan Balada si Roy: Blue Ransel, dan tulisan berbentuk eksposisi yang diambil dari majalah Tiras edisi bulan Februari sampai dengan September 1995. Setelah data terkumpul diadakan pengelompokan terhadap verba resiprokal berdasakan tipe-tipe verba resiprokal berpenanda gramatikal dan leksikal. Terakhir diadakan analisis berdasarkan fungsi sintaktis dan fungsi semantis. Hasil yang diperoleh terdapat dua puluh delapan tipe verba resiprokal, yang dibedakan menjadi delapan tipe verba resiprokal berpenanda gramatikal dan dua puluh tipe verba resiprokal berpenanda leksikal. Selain itu diperoleh fungsi-fungsi sintaktis, peran-peran semantis, dan tipe-tipe semantis verba resiprokal.

"
1996
S11263
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Demayanti
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas frekuensi verba dalam buku ajar bahasa Belanda Contact 1 untuk penutur asing untuk tingkat pembelajar A1 mdash;A2. Verba yang dianalisis adalah verba yang termasuk dalam 60 kata yang paling frekuen digunakan dalam bahasa Belanda menurut Bossers dan korpus Dutch Web 2014 nlTenTen14 dalam situs web Sketchengine. Permasalahan yang diangkat adalah bagaimana kosakata yang terdapat dalam buku ajar Contact 1, apakah sama dengan kata yang paling banyak digunakan dalam bahasa Belanda. Analisis dilakukan secara kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Data yang digunakan bersumber dari buku ajar bahasa Belanda Contact 1 bab 1 hingga 12 dengan jumlah token sebanyak 61.712. Data diolah dengan menggunakan aplikasi Antconc. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar verba sudah ditawarkan dengan frekuensi sesuai dengan bahasa yang digunakan oleh penutur jati, tetapi masih ada verba yang belum digunakan dalam buku teks Contact 1 dengan frekuensi sesuai dengan bahasa yang digunakan oleh penutur jati, yaitu verba worden.

ABSTRACT
This research aims to discuss the frequency of verbs in the textbook Dutch Contact 1 for foreign speakers for level A1 mdash;A2. The verbs analyzed are those of 60 high frequency words that is used in Dutch according to Bossers and Dutch Web 2014 nlTenTen14 from the Sketchengine website. The research question of this article is how Contact 1 texbook offers the vocabulary, is the vocabulary align with the most frequent used words in Dutch. This analysis uses descriptive qualitative methods using the data from the Dutch textbook Contact 1 from chapter 1 to 12 consist of 61.712 tokens. The data is processed using a linguistic application called Antconc. The result shows that some verbs in the book match the data but there is verb in the textbook Contact 1 that is not as frequent as used by native speakers, namely the verb worden. "
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Permatasari
"Di dalam kalimat terdapat verba sebagai inti kalimat. Untuk membentuk kalimat yang baik yang memiliki makna yang jelas, suatu verba haruslah berkaitan dengan valensi, yaitu; kemampuan yang dimiliki suatu verba untuk berhubungan dengan argumen tertentu, yang memenuhi fungsi semantis tertentu di dalam kalimat (Appel, 1992: 136) Pada umumnya suatu verba hanya memiliki satu `kemungkinan valensi', misalnya: bekijken sebagai verba bervalensi dua dan snurken sebagai verba bervalensi satu. Namun, dalam beberapa kasus ternyata ada sejumiah verba yang dapat memiliki lebih dari satu `kemungkinan valensi', misalnya verba breken yang bisa memiliki kemungkinan sebagai verbs bervaiensi dua atau verba bervalensi satu. Berkaitan dengan hal tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mencari tabu jenis verba Belanda apa saja yang dapat mengalami perubahan valensi, gejala beserta proses perubahannya, dan peran semantis verba tersebut. Bahan analisis sebagian besar diperoleh melalui internet dan ada beberapa yang diambil dari majalah Belanda. Dari analisis yang dilakukan disimpulkan bahwa perubahan valensi banyak terjadi pada verba intransitif, transitif, ditransitif, kopula dan mandiri. Dari analisis tersebut didapatkan sepuluh gejala penyebab perubahan valensi verba, yang dikelompokkan ke dalam gejala penyebab pengurangan valensi dan perluasan valensi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S15817
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendrarto Darudoyo
"Penelitian mengenai verba refleksif dalam bahasa Jerman dan bahasa Indonesia secara sintaktis telah dilakukan secara kontrastif. Tujuannya ialah untuk mendeskripsikan verba refleksif dalam kedua bahasa tersebut dan menganalisisnya untuk penerjemahan. Pengumpulan data dilakukan melalui studi kepustakaan dan perolehan data tadi dikelompokkan menjadi tiga untuk bahasa Jerman dan tiga untuk bahasa Indonesia. Setelah dianalisis, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa persamaan dan perbedaan jenis, konstruksi, fungsi, dan distribusi verbs refleksif masing-masing bahasa. Juga dapat disimpulkan bahwa teori yang dipakai kurang sesuai untuk diterapkan. Sebaiknya ditinjau pula segi semantisnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S14638
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>