Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 185998 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Joan Erica
"Tujuan utama dari skripsi ini pada prinsipnya adalah memberikan uraian yang jelas mengenal penggunaan verba staan, liggen, dan zitten yang menjelaskan posisi dare subjek, di mana subjek merupakan benda kongkret. Untuk mencapai tujuan tersebut, Iangkah-langkah yang diambil adalah melihat konstituen-konstituen yang terdapat dalam kalimat yang menggunakan verba staan, Liggen, dan zitten, serta melihat hubungan sintaktis dan semantis antara verba staan, liggen, dan zitten dengan konstituen-konstituen tersebut.
Bentuk kalimat yang menggunakan verba staan, liggen, dan zitten, biasanya terdiri dari konstituen subjek, kontituen verbal, dan konstituen preposisi. Verba staan dan liggen dapat dikelompokkan ke dalam tipe verba yang sama karena penggunaan kedua verba tersebut di dalam kalimat menjelaskan khususnya posisi dari subjek.
Verba staan menjelaskan posisi berdiri dari subjek sedangkan verba liggen menjelaskan posisi tergeletak. Kemunculan konstituen preposisi menjelaskan keberadaan dari subjek.
Pemilihan penggunaan verba staan atau liggen dalam menjelaskan posisi benda kongkret sebagai subjek dalam kalimat didasarkan atas ciri dimensi benda; vertikal atau horisontal, sisi atas atau sisi bawah, sifat benda; keras atau lunak, dari kemungkinan posisi fungsional yang dtmiliki oleh benda; satu kemungkinan posisi atau lebih dari satu kemungkinan posisi. Berbeda halnya dengan verba zitten, penggunaan verba ini di dalam kalimat tidak menjelaskan posisi subjek seperti halnya verba staan dan liggen. Verba zitten yang disyaratkan muncul bersama dengan konstituen preposisi menjelaskan keberadaan dart subjek. Kemunculan preposisi dalam konstituen preposisi menentukan secara persis keberadaan subjek.
Pemilihan penggunaan verba zitten didasarkan terutama pada kemungkinan perpindahan tempat dart benda. Beberapa benda disebut permanen dan yang Iainnya dapat berpindah tempat. Pada benda permanen penggunaan verba zitten diikuti oleh preposisi selain ini sedangkan pada benda yang dapat berpindah tempat, penggunaan verba zitten diikuti oleh preposisi in."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S15759
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lestari Adiyanti
"Dubbelop adalah istilah dalam bahasa Belanda yang dapat diterjemahkan sebagai: pendobelan/pengulangan. Yang dimaksud di sini adalah pengulangan pemakaian kata dalam suatu kalimat, baik pengulangan yang eksplisit maupun yang implifsit. dapat berjalan dengan lancar.
Pengulangan ini sering terjadi, tapi bila pengulangan terjadi pada teks tertulis, hampir dapat dipastikan bahwa pengulangan tersebut dimaksudkan untuk tujuan tertentu, yaitu untuk memberikan penekanan anti dapat berjalan dengan lancar.
Dalam skripsi ini, penelitian dilakukan terhadap teks-teks tertulis yang mengandung pengulangan, dan yang akan diteliti adalah apa unsur pembentuk pengulangan serta bentuk pemuncu_lannya, pada jenis bacaan apa pengulangan lebih banyak terjadi serta fungsi dari pengulangan itu sendiri dalam suatu kalimat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S15749
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yohana Citra Permatasari
"Ajektiva yang dalam penggunaannya seringkali berfungsi sebagai atributif, memberikan keterangan yang lebih khusus pada nomina contohnya het mooie meisje `gadis cantik'. Dalam sebuah frasa nominal, ajektiva berfungsi sebagai pemeri. Ajektiva tersebut dapat muncul bersama ajektiva lainnya membentuk suatu deret ajektiva yang memerikan nominanya, contohnya: rond, wit, fluwelen kussens `bantalan berbahan beludru putih nan bulat'. Dalam skripsi ini deret ajektiva dikelompokkan menjadi Deret Dua Ajektiva, Deret Tiga Ajektiva, Deret Empat Ajektiva, dan Deret Lima Ajektiva. Deret ajektiva tersebut akan dianalisis dari segi sintaksis dan semantis.
Dalam analisis sintaktis, digunakan tiga aturan urutan ajektiva untuk mengamati urutan letak ajektiva dalam frasa nominal (Haeseryn et al, 1997:837). Ketiga aturan tersebut adalah (1) urutan ajektiva yang tidak menunjukkan pembedaan, (2) urutan ajektiva dengan adanya pemerincian induk, dan (3) urutan ajektiva deret bebas. Selain itu, juga dideskripsikan urutan istimewa pada deret ajektiva yang urutannya tidak memenuhi ketiga aturan di atas. Dalam analisis semantis, untuk mengamati urutan letak ajektiva dalam frasa nominal, digunakan tiga cara pembedaan ajektiva (Haeseryn et al, 1997: 385) seperti, (1) ajektiva absolut dan relatif, (2) ajektiva subyektif dan obyektif, dan (3) kwalificerende adjectief dan relationeie adjectief."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S15886
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Analisis mengenai tingkat kesopansantunan dalam kalimat impositif permintaan balk dari segi pragmatis maupun sintaksis, faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan tingkat yang sesuai, dan bagaiinana penerapan tingkat itu dalam Bahasa Belanda adalah pertanyaan yang muncul dalam skripsi ini. Penelitian yang dilakukan terbagi menjadi studi kepustakaan dan penelitian lapangan. Dalam studi kepustakaan diterapkan gambaran tentang tingkat kesapansantunan dalam kalimat impositif permintaan yang dikemukakan oleh Leech (1983), sedangkan dalam penelitian lapangan diajukan pertanyaan kepada sepuluh orang penutur asli untuk melihat sejauh mana penggunaan tingkat kesopansantunan bagi masyarakat Belanda golongan menengah. Hasil penelitian lapangan menunjukkan bahwa pemakaian tingkat kesopansantunan tidak lagi serumit tingkat kesopansantunan yang dikemukakan oleh Leech."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S15880
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yanti Slamet
"Skripsi ini merupakan suatu analisis sintaktis dan semantis terhadap verba zullen untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai fungsi verba tersebut. Di kalangan mahasiswa jurusan Belanda, verba culler hanya dikenal sebagai verba bantu yang mengacu pada kala mendatang. Pada kenyataannya zullen berfungsi juga sebagai verba bantu modalitas, dan bahkan beberapa pakar linguis Belanda berpendapat bahwa verba zullen tersebut hanya berfungsi sebagai verba bantu modalitas. Pengumpulan data dilakukan melalui penelitian kepustakaan, yaitu dengan mengambil sejumlah artikel yang membahas fungsi verba zullen dari beberapa pakar linguis Belanda untuk kemudian dibandingkan satu sama lain, dan dipilih satu pendapat yang paling akurat. Sebagai hasilnya terlihat bahwa verba zullen memang memiliki dua fungsi, yaitu sebagai verba bantu penunjuk waktu mendatang dan sebagai verba bantu modalitas. Hal tersebut di atas sesuai dengan pernyataan seorang pakar linguis Belanda Steenbergen (1974)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S15945
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umi Anisah
"Skripsi ini membahas mengenai repetisi serta siklus nomina dan verba pada Help! 1 Kunt U Mij Helpen yang merupakan bahan ajar Bahasa Belanda yang digunakan di Program Studi Belanda Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia. Hasil analisis menunjukkan bahwa dari 1114 nomina dan verba yang dianalisis, 90,57 % nomina dan verba mengalami repetisi di bawah enam atau dengan kata lain tidak sesuai dengan standar jumlah repetisi dalam pengajaran kosakata. Sedangkan yang sesuai dengan prinsip pengajaran kosata hanya berjumlah 9,42 %, dengan tempat pengulangan terbanyak terdapat pada latihan grammatica.

Abstract
The discusses is about the repetition and the cycle of nouns and verbs on the Help! 1 Kunt U Mij Helpen as the Dutch language teaching materials used in the Dutch Studies Program Faculty of Humanities University of Indonesia. The analysis showed that from 1114 nouns and verbs that were analyzed, 90, 58% of nouns and verbs have repetition under 6 or otherwise not in accordance with the standard number of repetition in teaching vocabulary theory. While in accordance with the principles of vocabulary teaching is only amounted to 9, 42%. The most places there in grammatica's practice."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S561
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Titissari
"Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui serta memaparkan bagaimana struktur kalimat dalam artikel koran berbahasa Rusia tersebut sehingga dari hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang struktur kalimat dalam bahasa Rusia. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode deskriptif analisis yaitu menganalisis data yang diperoleh dan teks yang telah dipilih dengan tinjauan sintaksis. Penulis menggunakan 22 eksemplar koran terbitan Juni sampai Agustus sebagai korpus penelitian. Hasil analisis yang telah dilakukan adalah kalimat sederhana dalam artikel koran berbahasa rusia tersebut dibagi menjadi dua kelompok utama berdasarkan jumlah komponen pembentuk skema struktural kalimat, yakni kalimat sederhana dua komponen dan kalimat sederhana satu komponen. Kalimat sederhana dua komponen memiliki tiga jenis kalimat sedangkan kalimat sederhana satu komponen memiliki dua jenis kalimat. Berdasarkan hal tersebut maka dapat diasumsikan bahwa penggunaan kalimat sederhana dua komponen lebih dominan dibandingkan kalimat sederhana satu komponen dalam penulisan artikel pada koran berbahasa Rusia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S15071
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedeh Kurniasih
"Tujuan dari skripsi ini pada dasarnya untuk mengetahui bagaimana membedakan keterangan keadaan dengan keterangan adverbial, khususnya adverbial cara. Untuk itu maka dilakukan tinjauan atas unsur keterangan yang dimiliki oleh suatu kalimat. Kemudian dilakukan tinjauan atas hubungan unsur tersebut dengan bagian-bagian lainnya dalam kalimat tersebut, yaitu dengan penggunaan konstruksi terwijl.
Langkah tersebut dilakukan untuk dapat melihat bagaimana ciri-ciri unsur pem_bentuk keterangan keadaan. Selain itu untuk melihat bagaimana penggunaan konstruk_si terwijl dapat membedakan keterangan keadaan dengan keterangan adverbial cara.
Hasil tinjauan sintaktis di sini menunjukkan bahwa untuk membedakan keterangan keadaan dengan keterangan adverbial cara secara struktur dapat dengan penggunaan konstruksi terwijl. Namun hal itu tidak terlepas pula dari adanya keterlibatan semantis di dalamnya, yang juga sangat menentukan."
Depok: Universitas Indonesia, 1995
S15819
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Philippus, Jovanka M.
"Interjeksi adalah suatu ungkapan perasaan seseorang yang berbentuk morfem-morfem yang muncul sebagai kalimat atau ekstra-kalimat. Penggunaannya akan dianalisis secara fonologis, morfologis, sintaktis, semantis, dan pragmatis. Tujuannya adalah untuk mencari karakter-karakter yang dimiliki oleh interjeksi, sehubungan dengan tingkat pemakaiannya yang cukup frekuentif. Dari kelima aspek ini, aspek pragmatis merupakan unsur yang akurat dalam pemaparan makna interjeksi. Pengumpulan data terfokus pada sebuah karya cerita ber_gambar yang cukup representatif, karena kandungan dialog yang banyak memakai interjeksi terutama yang bermakna. Interjeksi Bermakna ini memiliki dua fungsi, yaitu fungsi komunikatif yang mengabaikan unsur emosi; dan fungsi ekspresif yang me_mentingkan unsur emosi pengujar interjeksi. Kemudian bentuk-_bentuk ini dianalisis menurut kelima aspek di atas. Hasil penelitian adalah bahwa penginterpretasian suatu interjeksi dapat menimbulkan berbagai nuansa makna. Faktor-faktor penentunya adalah konteks, situasi, dan intonasi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S15862
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indrijani Kusnadi
"ABSTRAK
Penelitian ini terutama bertujuan untuk mengetahui penggunaan doen dan laten dari segi bentuk dan segi makna dalam teks-teks tertulis.
Kita mengenal doen dan laten sebagai verba mandiri, verba bantu ataupun doen dan laten yang muncul dalam ungkapan. Selain itu doen dan laten sebagai verba mandiri mempunyai beberapa makna, dalam hal ini saya berpedoman pada makna yang terdapat dalam kamus Belanda Van Dale Groot Woordemboeft der Nederlandse Taal. Sebagai verba bantu penggunaan doen dalam beberapa kalimat dapat diganti dengan laten. Namun ada juga kalimat yang tidak dapat digantikan.
Bertolak dari keragaman makna doen dan laten sebagai verba mandiri dan penggunaan doen dan laten sebagai verba bantu, maka saya tertarik untuk mengeta_hui dalam jenis dan makna apakah doen dan laten banyak digunakan dalam teks-teks tertulis. Untuk menjawab permasalahan tersebut saya menggunakan penelitian kepustakaan dan penelitian korpus.
Dari penelitian korpus yang telah dilakukan dalam teks-teks tertulis dan kemudian membandingkannya dengan teori yang telah disusun, maka saya mendapatkan bahwa doen sebagai verba mandiri transitif digunakan sebesar 73,58%, sebagai verba bantu sebesar 5,17%, sebagai verba mandiri intransitif sebesar 5,74% dan sebagai bagian dari ungkapan sebesar 15,51%. Sedangkan untuk laten sebagai verba mandiri transitif digunakan sebesar 6,41%, sebagai verba bantu sebesar 84,61% dan sebagai bagian dari ungkapan sebesar 8,98%."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S15744
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>