Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 108722 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bestari Diniarti
"Ver adalah prefiks yang banyak terdapatg dalam bahasa Belanda Pirefisaasi dengan ver- mengakibatkan perubahan bentuk dan makna tersebut suatu kategori yang menjadi bentuk dasarnya. Perubahan bentuk dan makna tersebut menjadi titik tolak dalam penulisan skripsi ini ini, Untuk meneliti perubahan yang ditimbulkaan khususnva oleh verba berprefiks ver- dengan sendirinya diperlukan pula berbagai teori yang berkaitan dengan vet- khususnva teori -teori yang berasal dari Arians Van Santen (1990) tentang spesivikasi proses pembentukan kata, Dik & Kooij. tentang derivasi dan fleksi sebagai kaidah pembentukan kata yang berlaku pada verba berprefiks ver- Jan teori lalu yang berasal dari Geeit dkk (1984) yang telah) memberikan pengkategorian makna untuk verba beiprefiks ver- berdasarkan makna yang terdapat di dalamnya. Penelitian lain ternyata menunujukkan bahwa kemampuan ver- untuk berkombinasi dengan kategori verba dan adjektiva jauh, lebih besar persentasenya jika dibandingkan dengan .jumlah nomina yang lebih sedikit dan dengan demikian telah menunjukkan bahwa verba dan adjektiva .lebih produktif dari yang lain lagii pula makna yang dihasilkan pun cukup bervariasi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S15743
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina
"Skripsi ini terdiri dari empat bab. Bab pertama terdiri dari Latar Belakang Penelitian, Permasalahan Penelitian, Tujuan Penelitian, Metode Penelitian, Ruang lingkup Penelitian, Sumber Data, Prosedur Kerja dan Sistematika Penyajian.
Dalam bab kedua dijabarkan teori tentang verbs berprefiks bahasa Jerman dari Drosdowsky, Ulrich Engel dan Wolfgang Fleischer.
Pada bab.ketiga, korpus data yaitu 265 verba berprefiks dalam sepuluh artikel politik yang diambil dari Frankfurter Al-gemeine Zeitung dianalisis.
Kesimpulan dari hasil analisis ada pada bab keempat. Dalam sepuluh artikel politik yang ada, terdapal 146 verba berprefiks terikat dan 119 verba berprefiks tidak terikat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1999
S14622
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anti Krishardianti
"Adanya keinginan untuk mengetahui proses pembentukan verba berprefik be- dalam bahasa Belanda dan bagaimana pengaruh penambahan prefiks her- pada verba berprefiks be- merupakan titik tolak penulisan skripsi ini. Langkah awal tersebut, dilanjutkan dengan mengadakan pembahasan morfologis, sintaksis dan semantis dari verba berprefiks tersebut. Dan sebagai tujuannya, selain membuat deskripsi mengenai verba berprefiks be- dan herbe- juga ingin menjelaskan keproduktivitasan masing-masing prefiks tersebut. Untuk menunjang pembahasan korpus, dipakai beberapa teori seperti teori S.C. Dik dan J.G. Kooij (1981), Geerts (1985), A. Santen (1984), H. Schultink (1964), J.W. de Vries (1975) dan lain-lain. Kesimpulan yang didapat, pembentukan verba berprefiks be- dan herbe- mengarah pada perubahan morfologis, sitaksis dan semantis. Mengenai keproduktivitasan kedua prefiks ini tergantung dari kemampuannya bergabung dengan bentuk dasar tertentu."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S15774
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Haryono
"Penelitian ini membahas pola-pola kalimat yang memiliki verba berprefiks di-. Dari pola kalimat yang terbentuk, akan dilihat distribusi peran yang mengisi fungsi sintaksis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pola-pola kalimat yang memiliki verba berprefiks di- dan distribusi perannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Penelitian ini menyimpulkan bahwa verba berprefiks di- memilki bermacam-macam pola berikut dengan distribusi perannya.

This research explores the pattern of sentences which have the verb uses prefix of di-. From the pattern of sentences which have been made, the distribution of the character will be seen. The objective of this research is to see the pattern of the sentences which have the verb uses prefix of di- and the distribution of the character. This research uses method of descriptive. This research concludes that verb uses prefix of di- have so many pattern, either do the character."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S11365
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Murniati Kirananingdyah
"Vol dan tajuk adalah dua buah akhiran yang memiliki gejala pembentukan kata yang hampir sama, di mana di dalam pembentukan katanya, -veal dan -rljk dapat dikombinasikan dengan sebuah morfem bebas atau kata. Namun, di dalam bahasa Belanda, vol dan rljk sendiri juga dapat dikatakan sebagai sebuah morfem bebas karena keduanya memiliki kemampuan untuk berdiri sendiri.
Di dalam skripsi ini akan diuraikan bagaimana pembentukan kata yang terjadi pads kata jadian yang berakhiran -vol dan -rijk tersebut melalui spesifikasi bentuk dasarnya, spesifikasi kaidah pembentukan katanya, dan spesifikasi nilai kategorialnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S15773
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yania Andarini
"Kompositum adjectival adalah kompositum yang dibentuk dari dua morfem bebas atau lebih yang memiliki inti (anggota kedua) berupa adjektiva. Kompositum adjektival memiliki beberapa bentuk dan berbagai hubungan makna antar anggotanya. Tujuan penelitian adalah menggambarkan pembentukan kompositum adjectival, menguraikan hubungan makna antar anggotanya serta melihat apakah pada setiap bentuk kompositum adjektival memiliki hubungan makna yang sama. Hasil akhir penelitian yang dilakukan memiliki kesimpulan bahwa kompositum adjektival terdiri dari dua bentuk yaitu kompositum adjektival berbasis bukan kata turunan dan kompositum adjektival berbasis kata turunan. Kompositum adjektival berbasis kata turunan sendiri terdiri dari kompositum kompositum derivatif dan derivat komposit. Pada kompositum adjektival berbasis bukan kata turunan yang anggota pertamanya berupa nomina memiliki hubungan makna perbandingan, penguat, perinci dan hubungan makna dengan bantuan kata depan. Pada kompositum adjektival berbasis bukan kata turunan yang anggota pertamanya berupa adjektiva, hubungan makna yang terjadi adalah hubungan makna penguat dan makna perinci. Hubungan makna penguat merupakan hubungan makna yang terjadi pada kompositum adjektival berbasis bukan kata turunan yang anggota pertamanya berupa verba, preposisi dan adverbia. Sedangkan pada kompositum adjektival berbasis bukan kata turunan yang anggota pertamanya berupa numeralia, hubungan makna yang terjadi adalah makna perinci. Pada kompositum adjectival berbasis kata turunan yang dianalisis sebagai kompositum derivatif memiliki hubungan makna berupa makna penguat dan perinci. Sedangkan pads kompositum adjektival berbasis kata turunan yang dianalisis sebagai derivat komposit terjadi hubungan makna perinci. Hubungan makna penguat dan perinci merupakan hubungan makna yang paling sering muncul pada dua bentuk kompositum adjectival, baik yang berbasis kata turunan maupun bukan kata turunan. Hanya ada dua makna selain makna penguat dan makna perinci yang terdapat pada kompositum adjektival, yaitu makna perbandingan dan makna dengan bantuan kata depan. Dua makna tersebut muncul sebanyak satu kali dalam kompositum adjektival berbasis kata bukan turunan dengan anggota pertama nomina."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S15972
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuradji
"Perihal urutan proses dan bentuk dasar amat menarik untuk dikaji. Selain ka_rena jumlah pemerhati bahasa yang tertarik pada bidang ini sangat sedikit -- apalagi dalam bahasa Sunda -- hal itu juga disebabkan adanya ketidak jelasan kriteria dalam penentuan sebuah konstituen sebagai bentuk dasar. Dalam penelitian ini, teknik yang dipergunakan untuk mencari urutan proses dan bentuk dasar adalah dengan menggunakan teknik analisis unsur langsung (immediate constituents). Di samping itu, pandangan Nida (1949) serta Bloch dan Trager (yang dikutip dari Parera, 1990: 47) perihal analisis konstruksi juga diper_gunakan dalam tulisan ini.
Dari hasil penelitian yang menggunakan pandangan mereka itu, terlihat bahwa urutan proses dan bentuk dasar adalah dua bagian yang tidak dapat dilepaskan dari penyelidikan kata ulang. Fakta membuktikan bahwa penentuan sebuah bentuk dasar dapat dilakukan setelah urutan prosesnya diketahui. Ketumpangtindihan yang muncul dalam penggolongan urutan proses dan bentuk dasar pada kata tertentu tidak dapat diartikan bahwa kriteria yang dikenakan tidak dapat diandalkan. Kasus-kasus seperti itu agaknya dapat dianggap sebagai suatu pengecualian."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S11038
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanurani Prajanto
"Penelitian mengenai verba dengan prefiks er- dan ver- dalam bahasa Jerman telah dilakukan secara komparatif. Tujuannya ialah memberi gambaran perbandingan verba dengan prefiks er- atau ver- yang mempunyai basis yang sama dan modifikasi sintaktis maupun semantis yang muneul dalam hubungan paradigmatis antar verba ini di dalam kalimat. Skripsi ini terdiri atas empat bab. Bab pertama ialah pendahuluan. Di dalam bab kedua dijabarkan kerangka teori, yakni gramatika dependensi - valensi, aspek morfologis dan semantis verba dengan prefiks er- dan ver- Berta teori probabilitas. Pada bab ketiga dianalisis sejumlah contoh kalimat dan akan disimpulkan akhirnya pada Bab keempat. Hasilnya ialah: Prefiksasi verba dengan prefiks er _atau ver- akan mengakibatkan termodifikasinya struktur kalimat maupun maknanya. Verba dengan prefiks er- atau ver- apabila mempunyai basis sama dapat mempunyai perbedaan struktur kalimat dan atau maknanya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S14667
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triaswarin Sutanarihesti
"ABSTRAK
Tujuan utama dari skripsi ini pada prinsipnya adalah mencari persamaan dan perbedaan baik pembentukan kata maupun pembentukan makna kata-kata jadian yang termasuk dalam kategori -loos, -vrij, dan -arm.'Untuk mencapai hal tersebut, langkah yang dilakukan adalah mencari batasan-batasan fonologis, morfologis, dan semantis dari kata jadian berakhiran -loos, -vrij, -arm, dan mencari nilai kategorial dari kata jadian berakhiran -loos, -vrij, dan -arm yang berkelas kata adjektiva.
Setiap proses pembentukan kata mempunyai bentuk dasar yang unik, yaitu mempunyai kategori tersendiri. Bentuk dasar sejumlah besar adjektiva berakhiran -loos, -vrij, dan -arm adalah nomina. Selain itu dalam aturan pemben_tukan kata harus pula diperhatikan pembatasan bentuk dasar secara morfologis, fonologis, dan semantis. Bentuk dasar yang dapat berkombinasi dengan -loos, -vrij, dan -arm dapat berupa sebuah morfem bebas, derivat, dan kompo_situm. Hal tersebut terlihat setelah batasan morfologisdicari. Dengan melihat batasan fonologis, dapat diketahui bahwa -loos mempunyai alomorf -loos, dan dalam proses penggabungannya dengan bentuk dasar, -loos terkadang mendapatkan bunyi antara yaitu -s dan -e(n)-. Sedangkan beberapa bentuk dasar yang berkombinasi dengan -vrij dan -arm hanya mendapatkan bunyi antara -s-. Untuk menentukan apakah sebuah kata (bentuk dasar) hanya dapat berkombinasi dengan salah satu atau dua dari akhiran -loos, -vrij, dan -arm, atau bahkan dengan ketiganya, pembatasan semantis mempunyai peranan penting.
Di sini terlihat bahwa pola pembentukan kata jadian bera_khiran -loos, -vrij, dan -arm sama. Tetapi dengan melihat bahwa -loos sebagai akhiran dalam kata jadian mempunyai ciri-ciri tidak bermakna mandiri, maka -loos dianggap sebagai sufiks. Sedangkan -vrij dan -arm dianggap sebagai setengah sufiks karena meskipun makna kedua akhiran terse-but tidak memperlihatkan ciri-ciri makna yang mandiri, makna asalnya masih dapat dilihat pada makna keseluruhan dari kata jadian.
Nilai kategorial dari -loos adalah 'tanpa x, tidak mengandung x (lagi), tidak mempunyai x (lagi)'. Nilai kategorial dari -vrij adalah batas dari x, tidak mengandung x (lagi), tidak mempunyai x (lagi)', sedangkan _arm adalah 'miskin akan x, mengandung sedikit x'.
Di antara akhiran -loos, -vrij, dan -arm, -loos memiliki tingkat produktivitas tertinggi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S15906
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moeharti Soesani Moeimam
"Ktiga tipe ajektiva berakhiran -ing,-ering, dan -achting dapat berpangkal dari bentuk pokok berkelas kata sama, tetapi apakah setiap bentukpokok yang sama memiliki kemungkinan sama untuk menghasilkan tiga tipe ajektiva ini.Kemampuan -ing,-ering, dan achtig berkombinasi dengan suatu bentuk pokok dalam menghasilkan suatu kata baru adalah masing-masing tidak sama. Dalam proses pembentukan kata baru ini, ditemui adanya pembatasan berupa hambatan dari sestem pembentukannya, sehingga hambatan ini dapat dignakan sebagai patokan untuk menentukan prose pembentukan kata."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S15903
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>