Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 138856 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dessy Eva Carolina
"Een Beetje Oorlog yang ditulis oleh Rob Nieuwenhuys dan Bonsai-Kinderen; Indie Nederland 1942-1948 karya Betty Roos memiliki latar waktu yang sama yaitu pada saat Jepang menduduki Hindia Belanda, tahun 1942-1945. Kedua tokoh utama mengalami hidup di kamp Jepang selama Jepang berkuasa.Di dalam skripsi ini akan dianalisa bagaimana gambaran kehidupan di kamp Jepang saat itu. Gambaran kehidupan tersebut akan dilihat dari kamp yang berbeda yaitu kamp pria dan kamp wanita. Struktur, tema dan judul buku merupakan pokok - _pokok yang akan dibahas dalam skripsi ini. Dari elemen-elemen tersebut di atas maka akan didapat kesimpulan mengenai gambaran kamp Jepang dari kedua penulis buku tersebut."
2000
S15792
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roos, Betty
Amsterdam: In deknipscheer, 1995
BLD 839.36 ROO bo
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Adek Dwi Oktaviantina
"Novel Bonsai karya Pralampita Lembahmata adalah novel yang mengungkapkan kehidupan cina benteng dan keturunannya dalam menjaga tradisi merawat bonsai hinoki. Dalam mempertahankan harta leluhur, keluarga ini bekerja keras dalam kehidupan serta bersikap teguh dalam berperilaku haik Moralitas pada tokoh nampak pada tindakan dan ujaran tokoh dalam novel bonsai. Rumusan masalah yaitu bagaimanakah moralitas tokoh dalam Novel Bonsai Karya Pralampita Lembahmata.Tujuan penelitian yaitu mendeskripsikan moralitas tokoh dalam Novel Bonsai Karya pralampita lembahmata.Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi sastra.Metode penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif. Simpulan penelitian adalah moralitas tokoh Novel Bonsai meliputi moralitas berpegang kepada adat yaitu sikap menghormati leluhur dan meneladani orang tua, moralitas individu yaitu sikap rajin bekeija dan pantang menyerah, serta moralitas sosial yaitu sikap saling tolong menolong."
Serang: Kantor Bahasa Banten, 2017
400 BEBASAN 4:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Amelina
"Gadis Lobang Kubur atawa Roos van Tjibintang karya Kwee Khee Soei membahas perkawinan campur antaretnis, Pribumi dan Tionghoa. Skripsi ini menganalisis pertentangan perkawinan campur yang disebabkan oleh berbagai faktor. Hasil dari penelitian ini adalah pertentangan perkawinan campur disebabkan oleh berbagai hal, yaitu faktor historis, prasangka dan stereotip antaretnis, dan perbedaan etnik. Berbagai peristiwa yang terjadi pada rentang waktu saat karya dibuat dan keberpihakan pengarang juga menjadi bagian dari analisis dengan tinjauan sosiologi sastra ini. Faktor keberpihakan pengarang terhadap masyarakat Tionghoa juga terlihat dari alur cerita Gadis Lobang Kubur atawa Roos van Tjibintang.

Gadis Lobang Kubur atawa Roos van Tjibintang by Kwee Khee Soei discusses inter-ethnic marriage of Indigenous Indonesian and Chinese Indonesian. This thesis analyzes the conflict of the inter-ethnic marriage caused by many factors. This analysis shows that the rejection of inter-ethnic marriage is caused by many things, which are historical factor, inter-ethnical prejudices and stereotypes, and ethnical differences. Many events which happened at the time when the work was created and the writer’s bias become the part of this socio-literaly view analysis. The writer’s bias towards the Chinese Indonesian society is shown in the plot of the story Gadis Lobang Kubur atawa Roos van Tjibintang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia;, 2014
S57602
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Randyani Alitha
"Eksploitasi gender sebagai produk dari tatanan sosial yang sudah berjalan sangat lama dan turun temurun di masyarakat telah membentuk institusi ideologis dimana perempuan menjadi sosok yang inferior jika dibandingkan dengan laki-laki. Dalam film Memoirs of a Geisha, Geisha didefinisikan sebagai penghibur perempuan Jepang yang identik dengan karakter anggun, menarik, serta memiliki keahlian dalam bidang seni tradisional Jepang. Untuk menjadi seorang Geisha yang sesuai dengan harapan masyarakat (patriarki), perempuan harus melalui beberapa proses yang memberi ruang terhadap eksploitasi yang dialami oleh perempuan. Kate Millet dalam teori Seksual Politiknya, menyatakan bahwa dalam masyarakat patriarki terdapat delapan institusi yang menjadi media untuk mengukuhkan sistem patriarki di masyarakat. Metodologi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif-deskriptif. Hasil dari penelitian yang menggunakan teori Seksual Politik ini menunjukkan bahwa terdapat eksploitasi yang dialami oleh perempuan dalam prosesnya menjadi Geisha. Dari delapan bentuk eksploitasi yang dijelaskan Millet, eksploitasi perempuan dalam film Memoirs of a Geisha didukung oleh empat institusi pendukung patriarki yaitu institusi ideologi, biologi, sosiologi, dan psikologi dan kemudian terwujud dalam bentuk :manipulasi pola pikir, manipulasi perilaku, kemudian bermuara pada fenomena inferior-superiority complex.

Gender exploitation as a product of a social order that has been running for a very long time and for generations in society and has become an ideological institution where they become inferior figures when compared to men. In film Memoirs of a Geisha, Geisha are defined as Japanese female entertainers who are synonymous with graceful, friendly, attractive characters and have expertise in traditional Japanese arts. To become a Geisha in accordance with the expectations of society (patriarchy), women must go through several processes. These social and political processes then provide room for the exploitation experienced by women. Kate Millet, in her socio-political theory, stated that in a patriarchal society, there are eight institutions which become the media to strengthen the patriarchal system in society. The methodology that will be used in this research is qualitative-descriptive. The results of this research, which uses the Political Sexual approach, show that there is exploitation experienced by women in the process of becoming Geisha. Of the eight forms of exploitation described by Millet, the exploitation of women occurs supported by four institutions supporting patriarchy, namely the institutions of ideology, biology, sociology, and psychology and then manifested in the form of: mindset manipulation, behavioral manipulation, then leading to the phenomenon of inferior-superiority complex."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
I Ketut Surajaya
"This article explores the relationship between literature and the history of japanese society. The study shows that many literary works reflect the dynamics of culture, economics, ideology, and thoughts in Japanese Society. Based on that, the writer believes that thse literary works are useful to understand the spirit of age (Zeitgeist) in japanese history. The writer also deals with the issues of globalism which play important part in Japanese literary discourse, particularly in multiculturalism theme."
University of Indonesia, Faculty of Humanities, 2002
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lennart, Clare
Amsterdam: Antwerpen, Kosmos, 1970
BLD 839.360 9 LEN p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Agni Malagina
"ABSTRAK
Fiksi transkultural muncul di Indonesia sejak masa kolonial Belanda melalui para pengarang keturunan Tionghoa generasi kedua maupun berikutnya. Tema transkultur lahir sebagai bentuk ekspresi dari kegelisahan mereka sebagai diasporan Cina di wilayah ini. Negosiasi dan resistensi terhadap budaya leluhur yang terjadi dalam proses pembentukan identitas mereka dimanifestasikan dalam bentuk karya sastra yang menampilkan pergulatan para tokoh protagonisnya dalam menyikapi permasalahan kehidupan mereka. Dalam Bunga Roos dari Tjikembang karya Kwee Tek Hoay pergulatan itu muncul pada tokoh Bian Koen, Marsiti, dan Gwat Nio dan upaya penciptaan third space tampil secara simbolik pada tokoh Gwat Nio. Sedangkan dalam Dimsum Terakhir karya Clara Ng pergulatan tersebut muncul pada tokoh ayah-Nung Atasana, dan keempat perempuan anak kembarnya (Siska, Indah, Rosi, Novera) dengan upaya penciptaan third space yang intensif pada keempat protagonis perempuan. Hasil analisis ini menguatkan argumen bahwa identitas merupakan proses yang senantiasa dalam pergulatan (in the making) sebagaimana terlihat dalam kedua karya berbeda jaman ini. Dengan demikian, identitas ke-Cina-an bagi diasporan Tionghoa di Indonesia senantiasa cair, tidak kaku, dan selalu menghadapi dinamika renegosiasi dari jaman ke jaman."
Jakarta: Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015
400 DIAL 2:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Gadjah Mada. Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, 1950
D1653
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>