Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 211469 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Diah Adji Purbosari
" Skripsi ini membahas tentang pola kebutuhan informasi pejabat struktural pada badan Meteorologi dan Geofisika Jakarta (selanjutnya disebut BMG) melalui penentuan faktor-faktor penentu keberhasilan (Critical Success Factors atau CSF). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola kebutuhan informasi, mengidentifikasi kebutuhan informasi dan menentukan faktor-faktor penentu keberhasilan (CSF) para pejabat struktural BMG. Metode yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan analisa Kualitatif dengan pemaparan dan penyimpulan secara deskriptif, pengumpulan data menggunakan kuesioner (25 responden) dan wawancara. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat lima faktor penentu keberhasilan (CSF) yang dapat menunjang tugas sehari-hari para pejabat structural BMG, yaitu: (1)_ Faktor kemampuan star, (2). Faktor pengelolaan dan perolehan informasi; (3)_ Faktor sarana dan prasarana; (4) Faktor pendanaan; (5). Faktor Mekanisme Kerja dan Organisasi. Dilihat dari segi kebutuhan informasinya, mereka sangat membutuhkan informasi tentang peraturan (regulation) serta peta dan data resmi dan pemerintah. Dari pola kebutuhan informasi - terutama untuk pengambilan keputusan _ responden menunjukkan masih sangat mengandalkan diskusi dengan pimpinan atau rekan. Sedangkan ditinjau dan penggunaan koleksi perpustakaan BMG, perolehan nilai pemakaiannya sangat rendah. Nampaknya responden masih belum mengetahui manfaat dari berbagai koleksi perpustakaan tersebut. untuk meningkatkan pendayagunaan perpustakaan BMG sebaiknya perlu peningkatan mutu koleksi perpustakaan BMG dan kebijakan pengadaan yang disesuaikan dengan kebutuhan perpustakaan BMG."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S15207
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samsul Arifin
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1993
S27957
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Christianto
"Penelitian ini bertujuan membahas bagaimana media televisi dan BMKG menerapkan prinsip-prinsip Excellence Communication yang dikembangkan James Grunig. Excellence Communication memiliki tiga unsur berkaitan yakni; Knowledge Core, Shared Expectation, dan Participative Culture. Penelitian ini menggunakan paradigma post positivisme, pendekatan kualitatif, dan bersifat deskriptif. Metode pengumpulan data melalui studi literatur, observasi dan wawancara mendalam. Penelitian menunjukkan media televisi dan BMKG menerapkan Excellence Communication, namun belum sepenuhnya memenuhi kriteria Grunig, karena tidak semua televisi menjalani SOP penyebaran informasi gempa, sehingga kadang terjadi perbedaan menindaklanjuti informasi gempa. Selain itu, posisi Humas tidak memiliki akses langsung, sehingga tidak terlibat rapat pembuatan keputusan menganalisa informasi gempa.

This study aims to discuss how to apply the principles Communication Excellence by James Grunig at television and BMKG. Communication Excellence has three elements; Core Knowledge, Shared Expectation, and Participative Culture. This study used the paradigm of post-positivism, qualitative approach and descriptive. Methods of data collection through literature study, observation and in-depth interviews. Research shows television Communication Excellence has implemented, but not fully meet the Grunig's criteria, because not all television crew follow SOP of earthquake information dissemination, so sometimes there is a difference in following the earthquake information. In addition, the position of public relation (PR) does not have direct access, so no decision-making meeting involved analyzing earthquake information.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pudyatmoko
"Informasi merupakan faktor yang sangat menetukan dalam setiap pengambilan keputusan, dengan adanya informasi yang berkualitas maka kita dapat menentukan tindakan apa yang akan dilakukan kemudian dengan tepat, sehingga tercapai keberhasilan yang diinginkan. Badan Meteorologi dan Geofisika menyadari betul akan manfaat dari informasi yang mereka sediakan kepada masyarakat, tidak hanya dapat digunakan sebagai panduan dalam kegiatan sehari-hari, namun lebih dari itu, informasi dari BMG dapat menyelamatkan masyarakat dari bencana alam yang dapat datang setiap saat. Kondisi geografis Indonesia mengakibatkan kepulauan Indonesia rawan akan bencana alam. Banjir, longsor, gempa bumi dan tsunami, merupakan bencana alam yang sering terjadi dan akan terjadi di kemudian hari. Tidak mudah untuk menyampaikan informasi keseluruh masyarakat di Indonesia, letaknya yang tersebar diseluruh kepulauan Indonesia menyulitkan BMG dalam menyampaikan informasi dengan cepat dan tepat..
Dengan menggunakan penelitian deskriptif, peneliti berusaha untuk menjelaskan keadaan yang sebenarnya dilakukan oleh Badan Meteorologi dan Geofisika dalam upayanya melayani masyarakat untuk memberikan informasi yang tepat dan akurat mengenai fenomena alam dengan memanfaatkan berbagai kelebihan yang dimiliki oleh teknologi informasi sebagai sarana penyampaian informasi kepada masyarakat.
Teknologi Informasi dapat menjadi "pedang bermata dua" apabila pemanfaatanya tidak sesuai dengan yang diharapkan, oleh karena itu banyak factor-faktor selain penggunaan teknologi yang harus dilakukan secara bersama-sama oleh BMG agar informasi dapat disampaikan secara efektif kepada semua pihakyang membutuhkannya.

Information is a critical factor in decision making, with the existence of qualify information we could determine the action that will be carried out afterwards exactly, so that the aim of success can be reached. The Meteorological and Geophysical Agency realized the benefit from information that was provided by them to the community, is not only crucial to everyday activity, but more than that, information from BMG could rescue the community from the natural disaster that could come every time. The Indonesian geographical condition which is in the endanger of Indonesian island in the case of the natural disaster. The flood, the landslide, the earthquake and the tsunami are natural disasters that often happen. It is not a simple task to send information all through the community in Indonesia, its location that was spread all over the Indonesian island had caused difficulties for BMG to send information fast and exact..
By using the descriptive research, the researcher tries to explain the effort done by The Meteorological and Geophysical Agency towards its effort to serve the community by giving the exact and accurate information concerning the phenomenon of nature by using various benefits owned by information technology as means of information delivery to the community
Information Technology could become a ?double edge sword?, if the beneficiary is not in accordance with that it was hoped for, thus many factors apart from the use of technology that must be carried together out by BMG so that information could be sent effectively to all needed party."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Ridwan
"ABSTRACT
Analisis hazard gempa untuk wilayah Indonesia sudah disusun dalam peraturan gempa Indonesia (SNI-1726-2012) untuk Peak Ground Acceleration (PGA) dan spektrum respons dibatuan dasar, sedangkan aplikasiuntuk disai struktur harus dihitung dipermukaan dengan mempertimbangkan efek tanah lokal. Analisis respon spesifik situs pada empat lokasi yang telah diketahui kondisi tanahnyaberdasarkan hasil uji pengeboran dan standard penetration test (SPT) yaitu di serang, sukabumi, cilacap, dan wonogiri yaitu lokasi stasiun seismografmilik BAdan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Hasil analisis pada seluruh lokasi tersebut diperoleh spektrum respons dipermukaan pada periode 1,0 detik terjadi amplikasi, sedangkan pada PGA dan spektrum respons 0,2 detik terjadi deamplikasi. Bila deibandingkan dengan ASCE-07-10 untuk jenis tanah sedang (SD) memperlihatkan nilai nilai amplifikasi hasil penelitian yang lebih rendah. Hal ini tentunya akan menjadi bahan kajian dan evaluasi lebih lanjut untuk kebutuhan praktis."
Bandung: Badan Litbang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2017
728 JUPKIM 12:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yuni Erni Aguslin
"ABSTRAK
Akumulasi limbah padat rumah tangga di DKI Jakarta merupakan salah satu masalah lingkungan perkotaan menunjukkan kecenderungan yang semakin mengkhawatirkan. Sampah yang dihasilkan oleh penduduk Jakarta yang berjumlah 9.537.800 jiwa setiap hari mencapai 29.567 m3 dengan laju timbulan sampah kurang lebih 2,92 liter/orang/hari. Sementara itu yang mampu dilayani oleh Dinas Kebersihan DKI Jakarta baru sekitar 76,12 % atau 22.507 m3 setiap hari, 2.500 m3 ditangani oleh instansi terkait; dan hanya sebagian kecil yang didaur-ulang atau diolah oleh masyarakat. Sisanya terakumulasi di alam, di tempat-tempat terbuka, saluran, dan lain-lain. Berdasarkan hal tersebut, maka Pemerintah DKI Jakarta bekerjasama dengan CPIS (Centre for Policy /mplemenfufion Studies) membuat studi tentang Program Usaha Daur-ulang dan Produksi Kompos yang lebih dikenal dengan Program UDPK.
Program ini pada awalnya dilaksanakan sebagai proyek percontohan di 4 (empat) lokasi di DKI Jakarta dan kemudian berkembang menjadi 13 lokasi yang tersebar di lima wilayah kota. Selain dapat meningkatkan efisiensi pengangkutan dan tempat pembuangan akhir sampah, program UDPK memberikan kesempatan kerja dan menghasilkan kompos yang berguna bagi konservasi tanah, pertamanan, pertanian, perikanan, dan kehutanan.
Gagasan pembangunan UDPK sebagai upaya untuk memecahkan masalah sampah pada skala kawasan di Jakarta ternyata dalam pelaksanaannya mengalami banyak kendala, hanya beberapa UDPK yang mampu bertahan sehingga kurang dapat mencapai hasil yang diharapkan. Penyebabnya diduga sangat bervariasi, mulai peran serta masyarakat, peran Pemerintah Daerah terkait, dan faktor pengelolaan di dalam UDPK itu sendiri.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian survei dengan variabel terikat adalah keberhasilan UDPK dan variabel bebas adalah pengelolaan UDPK, peran serta masyarakat, dan peran unit Pemda terkait. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dan yang paling berpengaruh terhadap keberhasilan program UDPK di DKI Jakarta, perolehan informasi tentang keberhasilan program minimisasi limbah padat rumah tangga skala kawasan dan mencari alternatif pemecahan masalah dalam rangka meningkatkan kinerja UDPK tersebut. Maka dengan demikian penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan kebijakan program minimisasi limbah padat rumah tangga di DKI Jakarta dalam rangka menanggulangi masalah pencemaran sampah seperti yang tertuang dalam Agenda 21 Indonesia.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :
- Terdapat hubungan antara pengelolaan UDPK dengan tingkat keberhasilan UDPK.
- Terdapat hubungan antara peranserta masyarakat dengan tingkat keberhasilan UDPK.
- Pemerintah Daerah terkait mempunyai peran dalam peningkatan keberhasilan UDPK.
- Pengelolaan UDPK adalah faktor yang paling berpengaruh dalam menunjang keberhasilan UDPK dibanding peranserta masyarakat dan peran Pemda terkait.
Penelitian dilakukan di seluruh UDPK yang masih aktif menjalankan kegiatan operasionalnya yang terletak di tujuh (7) kelurahan, yaitu Kelurahan Kebon Melati, Petamburan, Harapan Mulya, Sunter Jaya, Cipinang Besar Utara, Cipedak, dan Jagakarsa. Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga yang bertempat tinggal di kelurahan yang memiliki UDPK, sedangkan populasi terjangkau adalah kepala keluarga yang bertempat tinggal di RW di mana UDPK berada.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode kualitatif serta kuantitatif dengan analisis statistik, yaitu analisis univariat, bivariat dan multivariat.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa keberhasilan UDPK di DKI Jakarta masih rendah, yaitu 49,14 %. Hal ini ditentukan oleh kinerja pengelolaan UDPK, peranserta masyarakat di sekitar UDPK, dan peran unit-unit pemerintah daerah terkait. Kemampuan manajerial pengelola UDPK yang sangat terbatas berdampak pada pemasaran dan pendanaan, sehingga kinerja UDPK menurun. Rendahnya peranserta masyarakat (19,4 %) dan kurangnya perhatian unit-unit pemerintah daerah terkait juga turut mengakibatkan kemunduran UDPK.
Hasil analisis statistik menjelaskan adanya hubungan antara variabel terikat, yaitu keberhasilan UDPK dengan peranserta masyarakat melalui indicator-indikator keikutsertaan dalam penyuluhan, jenis kelamin, jenis pekerjaan, pengetahuan dan persepsi tentang UDPK, serta bentuk-bentuk peranserta. Selain itu adanya hubungan antara keberhasilan UDPK dengan pengelolaannya terbukti melalui indikator-indikator pembiayaan, tenaga kerja, pasokan sampah, langkah pengomposan, produksi kompos, dan pemasaran produk.
Sesuai hasil evaluasi dan dalam rangka meningkatkan kinerja UDPK yang sekaligus dapat memberikan kontribusi terhadap pengelolaan kebersihan di DKI Jakarta maka diperlukan beberapa langkah perbaikan yang melibatkan pengelola UDPK, unit-unit pemerintah daerah terkait dan peranserta masyarakat.
Langkah-langkah perbaikan yang perlu segera dilaksanakan antara lain memasukkan upaya 3-M (mengurangi, menggunakan kembali dan mendaurulang) melalui UDPK sebagai salah satu pirantinya, ke dalam kebijakan dan strategi pengelolaan sampah di DKI Jakarta. Selain itu perlu segera dilakukan upaya perbaikan sistem pengelolaan UDPK melalui pembinaan, pengaturan dan pengawasan oleh Pemda terkait. Sistem pengelolaan UDPK yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan mencakup subsistem organisasi, pembiayaan, hukuni/peraturan dan teknis operasional.

ABSTRACT
The Evaluation Of Determinant Factors On UDPK Programme Performance (Case Study of Compost Production and Recycle Programme in DKI Jakarta)The accumulation of domestic solid waste production in DKI Jakarta as one of the most generating urban environmental problems tends to be seriously overwhelmed. Domestic solid waste produced by urban community of 9,537,800 population generates 29,567 m3 per day at the rate of about 2,92 litter/person per day, while the present level of service of DKI Jakarta Cleansing Department only up to 76,12 % equivalent to 22,507 m3 per day; ± 2,500 m3 covered by another related institutions. The rest accumulated elsewhere and only small amount of them are recycled by community.
Due to the conditions as such, DKI Jakarta Local Government cooperates with CPIS (Center for Policy Implementation Studies) are conducting a scheme Study on Compost Production and Recycle Program, namely UDPK Program. Recently the program was successfully developed as a pilot project at 4 (four) sites in Jakarta, and is now developed at 13 sites throughout five municipalities within DK1 Jakarta region. UDPK has been increasing the efficiency of transportation and final disposal, and created a possibly opportunities such as employment opportunity, and produce compost that which useful for many necessity such as soil conservation, gardening, farming, fishing and forestry.
However, the development of UDPK for solving domestic solid waste problems in small scale area within Jakarta apparently is facing several constrains, when only a few of them remained survive. The causal factor of this unexpected result due to several reasons varied from community participation, local government concerns and management aspect in the UDPK itself.
The methodology of this research is using survey method and was done to find out some factors that affect the success of UDPK program in DKI Jakarta particularly the most influenced factor; in order to gain information about domestic waste minimization and problems solving alternatives for improving the UDPK program. This study is expecting to develop the policy of domestic waste minimization program, as stated in Agenda 21 Indonesia especially on solid waste pollution and control.
Based on the above discussion, hypothesis of this research will try to prove:
1. The existence of relationship between UDPK management and the success of UDPK.
2. The existence of relationship between community participation and the success of UDPK.
The concerned local government has a pivotal role to improving success of UDPK program. The UDPK management is the most influencing factor to support the success of UDPK compared to the other two variable stated above.
The research was located in UDPK site which that still actively operated at seven sub district i.e.: Kebon Melati, Petamburan, Harapan Mulya, Sunter Jaya, Cipinang Besar Utara, Cipedak, and Jagakarsa. The population target of this research is the head of family living in sub district close to UDPK unit and the reached population target is the whole Head of Family living close to RW (Rukun Warga) with UDPK unit.
The data analysis technique used in this research is qualitative and statistical quantitative methods.
Base on the result of' this research, the performance of UDPK in DKI Jakarta is still low, reach 49,14 %. The factors that have influenced and determined the success of UDPK in DKI Jakarta consist of UDPK management, active participation of the community and the role of local government. The constrains faced by UDPK unit is the limitation of managerial capability/performance of the manager which has an impact to the marketing of product and affecting to the operation and maintenance budget. Lack of community participation (19,4 %) and local government role also cause the decline of UDPK management.
The result of statistic analysis describe a relationship between community participation and the success of UDPK through indicators i.e.: participation in campaign, knowledge on UDPK, gender, profession. Beside that, there is a relationship between UDPK management and the success of UDPK that achieved through several indicators i.e.: financial, employment, supply of solid waste, composting processing steps, compost production, quality of compost and marketing effort.
On the basis of evaluation in increasing UDPK performance and could simultaneously contribute to solid waste management in D.K.I Jakarta it is necessary to improve actions that involve UDPK management, concerned local government and community participation.
The stepwise of improvement is needed to be implemented among others incorporate th concept of 3-R (means reduce, reuse and recycle) and UDPK into a policy and strategy of integrated solid waste management in DKI Jakarta. Also it is necessary to improve UDPK management system through development, regulation and control by concerned local government. UDPK management system is needed to be improved and upgraded includes institution, financial, operation technique, regulation and community participation.
"
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Solicha
"ABSTRAK
Dalam rangka pengelolaan data yang terintegrasi, terpusat dan dapat diakses secara online, demi meningkatkan kualitas pelayanan data dan informasi MKG yang cepat, tepat dan handal, BMKG berupaya menerapkan Sistem E-Government bernama Sistem BMKGSoft. Implementasi sistem ini diharapkan dapat berhasil dan mampu menjadi single data provider BMKG. Namun di dalam pelaksanaannya, terdapat berbagai permasalahan yang mengindikasikan implementasi sistem ini belum sukses, diantaranya target monitoring pengiriman data yang tidak tercapai akibat kurangnya entry data hasil pengamatan oleh pegawai di UPT, fitur aplikasi yang belum lengkap, ketersediaan data level 2 yang belum lengkap, belum up-to-date dan belum akurat, format keluaran yang belum sesuai harapan serta belum adanya SOP mengenai entry data hasil pengamatan yang mampu mencerminkan tujuan single data provider. Hal ini menyebabkan harapan Sistem BMKGSoft sebagai single data provider belum dapat tercapai. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini ingin melakukan identifikasi terhadap faktor-faktor kesuksesan implementasi Sistem BMKGSoft. Penelitian ini menggunakan model kesuksesan informasi dari Delone dan Mclean 2003 yang dimodifikasi dengan penambahan variabel dari rujukan penelitian terdahulu. Variabel yang digunakan yaitu: System quality, information quality, service quality, facilitating condition, extrinsic motivation, organizational support, management support, intention to use, user satisfaction dan net benefit. Metode analisis data menggunakan Partial Least Square Structural Equation Modeling PLS-SEM dan tools smartPLS 3.2.7. Hasil analisis menunjukkan faktor-faktor yang memengaruhi kesuksesan implementasi Sistem BMKGSoft adalah system quality, information quality, service quality, extrinsic motivation, intention to use, user satisfaction dan net benefit.

ABSTRACT
Meterological, Climatological and Geophysical Agency BMKG have to manage data that is integrated, centralized and accessible online, in order to improve the quality of Meterological, Climatological and Geophysical data and information quickly, accurately and reliably, BMKG seeks to implement the E Government System called BMKGSoft System. Implementation of this system is expected to be successful and able to become single data provider BMKG. But in fact, there are various problems that indicate the implementation of this system has not been successful, such as The target monitoring of data transmission that is not achieved due to lack of data entry observations by employees in the stations, application features incomplete, the availability of data level 2 is not complete, not up to date and not yet accurate, output format that has not been as expected and the absence of Standard of Procedure on data entry observations that are able to reflect the single provider data destination. This has led to the expectation of BMKGSoft System as single data provider yet to be achieved. Based on this, this study would like to identify the factors of successful implementation of BMKGSoft System. This study uses the success model of information from Delone and Mclean 2003 , modified with the addition of variables from previous research references. The variables used are System quality, information quality, service quality, facilitating condition, extrinsic motivation, organizational support, management support, intention to use, user satisfaction and net benefit. Methods of data analysis using Partial Least Square Structural Equation Modeling PLS SEM and tools smartPLS 3.2.7. The results of the analysis show that factors affect the success of BMKGSoft system implementation are system quality, information quality, service quality, extrinsic motivation, intention to use, user satisfaction and net benefit"
2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S39118
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Puspa Adiyanti
"Proyek Sistem Penyedian Air Minum (SPAM) Semarang Barat merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang menggunakan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Proyek SPAM Semarang Barat memulai penyiapan Financial Business Case pada akhir tahun 2017. Pada bulan oktober 2018 PT Aetra Air Indonesia - PT Medco Energi Indonesia selaku pemenang lelang melakukan penandatanganan kontrak kerjasama, dan berhasil melakukan financial closing di bulan mei 2019. Adapun kripsi ini bertujuan untuk menggambarkan Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan Skema Public Private Partnership (PPP) pada Proyek SPAM Semarang Barat. Penelitian ini menggunakan pendekatan Postpositivist dengan metode wawancara mendalam dan studi literatur. Penelitian ini menggunakan lima variabel yang dikenalkan oleh Ameyaw dan Chan (2016) yaitu: Komitmen Partner Proyek; Kekuatan Konsorsium; Kekuatan Aset; Lingkungan Politik; dan Unit PPP Nasional. Hasil analisis mengindentifikasi terdapat 11 faktor-faktor penentu yakin Proyek SPAM Semarang Barat, yaitu: 1) Komitmen kepala daerah yang memadai; 2) Keberadaan program peningkatan kapasitas oleh pemerintah pusat; 3) Rapat koordinasi yang bersifat rutin dalam menyelesaikan permasalahan; 4) Pembagian risiko yang terkait dengan kewenangan berdasarkan kewenangan; 5) Keberadaan partner proyek yang berpengalaman; 6) Kelengkapan landasan hukum; 7) Proyek yang layak dan menguntungkan secara finansial; 8) Kemampuan konsorsium dalam memenuhi kebutuhan pembiayaan; 9) Proses lelang yang kompetitif (dibuktikan dengan adanya empat konsorsium yang lolos penawaran), 10) Adanya dukungan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; dan 11) Indonesia memiliki Kantor Bersama KPBU Republik Indonesia
West Semarang Drinking Water Supply is one of the National Strategic Projects under Public Private Partnership (PPP) scheme. West Semarang Drinking Water Supply started Financial Business Case (FBC) preparation at the end of 2017. In October 2018 PT Aetra Air Indonesia - PT Medco Energi Indonesia as a tender winner signed PPP agreement, and in May 2019 PT Aetra Air Indonesia - PT Medco Energi Indonesia has reached financial closing. This research aims to analyze The Critical Success Factors for PPP Drinking Water Supply Project in West Semarang. This research employes a post-positive approach by using depth interviews and literature study. Five theoretical variables derived from Ameyaw and Chan (2016), namely: Project Partners Commitment; Strength of Consortium; Quality Asset; Political Environment; and National PPP Unit, are used as an analytical framework in this study. The findings highlighted eleven success factorss: 1) Commitment from regional head; 2) Capacity building program provisions by the central government; 3) Routine coordination meetings on problem solvings; 4) Risk allocation between the related actors based on their authority; 5) experienced project partners; 6) effective regulations; 7) financially profitable water supply project; 8) Consortium ability to financial closing; 9) competitive bidding process (proven by four consortium who passed the prequalification), 10) Government support by the Central Government and Regional Governments; and 11) Indonesia has a PPP joint Office"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Rasyid Fatonah
"Kinerja konsultan pada sebuah kontrak proyek pengadaan jasa konsultansi merupakan sebuah faktor penting dalam mencapai tujuan proyek. Adalah sangat penting bahwa perusahaan - perusahaan yang qualified saja yang terpilih untuk mengikuti tender..Di Indonesia panitia lelang jasa konstruksi maupun jasa konsultansi mempunyai batasan - batasan yang harus dipenuhi di dalam menjalankan tugasnya. Selain UU No.18 tahun 2000 (UUJK), Kep.Pres No 80 Tahun 2003 tentang pedoman pelaksanaan pengadaan barang / jasa pemerintah juga peraturan - peraturan yang dikeluarkan oleh masing - masing pemerintah daerah. Sesuai dengan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No: 257/KPTS/M/2004 tanggal 29 April 2004 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi, mengenai Pedoman Evaluasi Penawaran Seleksi Nasional Pekerjaan Jasa Perencanaan dan Pengawasan Konstruksi (Konsultansi) menggunakan Metoda Evaluasi Kualitas Teknis dan Biaya yang terdiri dari evaluasi administrasi dan teknis.
Dalam penelitian ini penulis ingin mengidentifikasi faktor - faktor apa yang paling dominan dalam penentuan pemenang lelang pada jasa konsultansi pada proyek pemerintah di DKI Jakarta. Oleh sebab itu penulis dalam menganalisa faktor - faktor penentuan pemenang lelang jasa konsultansi melihat pada faktor - faktor yang terdapat pada aspek administrasi dan teknis dengan metode literatur dan kuisioner, yang kemudian dianalisa dan validasi dengan bantuan program SPSS 13.0. Dari hasil analisa dengan SPSS 13.0 terhadap variabel - variabel yang diambil didapatkan 2 variabel yang dominan yaitu pendekatan dan cara penanganan pekerjaan oleh konsultan dalam melaksanakan proyek dan kemampuan konsultan dalam memahami Kerangka Acuan Kerja proyek."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S35798
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>