Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1227 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Porwanto
"Penelitian tentang konsepsi pemikiran kepustakawanan Mastini Hardjoprakoso bertujuan untuk memberikan gambaran kecenderungan pemikiran kepustakawanan Mastini Hardjoprakoso dan kontribusinya terhadap perkembangan perpustakaan nasional di Indonesia. Pengumpulan data dilakukan dengan studi literatur sumber-sumber primer dan sekunder yang dapat diperoleh sesuai dengan judul penelitian, dan wawancara terhadap beberapa pelaku sejarah yang hidup di zaman Mastini termasuk wawancara terhadap Mastini sendiri. Wawancara dimaksudkan untuk melengkapi data yang diperoleh dari sumber tertulis. Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan gambaran mengenai biografi Mastini, baik pemikiran maupun aktivitasnya di bidang kepustakawanan. Sebab penelitian tidak hanya mengungkap segi pemikiran kepustakawanan Mastini, juga memberikan deskripsi riwayat hidup Mastini yang melatarbelakangi konsepsi pemikiran Mastini di kemudian hari terutama tentang kepustakawanan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S15408
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mastini Hardjoprakoso
Jakarta : Perpustakaan Nasional RI , 2005
021 MAS b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Paradigma Cipta Yastigama, 2001
320.092 GEO
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pro Fajar, 2007
355.03 LEM k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Jamil S.
"Lahirnya suatu pemikiran ekonomi biasanya memang tidak dapat dilepaskan dari perkembangan dan keadaan jaman dan dari keadaan di mana pada tahap itu dialami sejumlah masalah besar dalam kehidupan masyarakat, baik itu masyarakat desa, masyarakat suatu bangsa maupun masyarakat dunia. Pemikiran ekonomi Hatta dilahirkan pada masa di mana kolonialisme imperialisme telah memporak-porandakan sistem sosial, budaya dan sendi-sendi perekonomian masyarakat Indonesia. Kerusakan-kerusakan yang diderita rakyat akibat penjajahan dilihatnya sebagai suatu kenyataan yang harus dicarikan jaman keluarnya. Sejak masih duduk di bangku kuliah dan hidup di alam penjajahan, pemuda belasan tahun Hatta sudah membayangkan sistem pemerintahan yang tepat bila Indonesia merdeka. Demokrasi Parlementer dengan banyak partai sebagai sistem pemerintahan dan koperasi sebagai wadah ekonomi untuk mem_bangun perekonomian rakyat sekaligus untuk menghindari munculnya kapitalis Cina dan Arab atau kapitalis Indonesia yang menjadi alat asing. Hal ini sudah diketengahkannya awal tahun 1920-an. Pemikiran ekonomi Hatta di bidang koperasi dilatarbelakangi oleh tiga paham yaitu, Islam, sosialisme dan roman_tisme. Hatta dilahirkan dalam keluarga Islam yang kuat. la meyakini bahwa menciptakan orde sosial dan ekonomi yang adil sebagai bagian dari keinginan Tuhan. Keyakinan agamanya diperkuat oleh pengaruh bacaan yang sistematis tentang karya-karya Marx dan sosialis-sosialis Eropa, sebagai reak_sinya terhadap kapitalisme. Sementara itu pandangannya yang romantis tentang masyarakat Indonesia pra-kolonialisme juga mewarnai pemikirannya dengan membuktikan bahwa kolektivisme dan demokrasi sudah ada di tingkat-tingkat desa. Hatta percaya bahwa sikap-sikap ini dapat dikembangkan dalam sistem perekonomian yang diorganisir dengan cara modern melalui wadah koperasi. Cita-cita koperasi Indonesia menurut Hatta menentang kapitalisme dan individualisme secara fundamental. Paham koperasi Indonesia menciptakan masyarakat Indonesia yang kolektif, berakar pada adat-istiadat hidup Indonesia asli dengan diorganisasi secara modern. Hatta menolak perkem_bangan kapitalisme di bumi Indonesia, termasuk kapitalisme oleh bangsa sendiri. Dalam kapitalisme rakyat tidak dapat berkembang dan pembangunan menjurus pada kepentingan pero_rangan. Hatta memang tidak pernah mendapat kesempatan yang cukup luas untuk mengembangkan dan melaksanakan pemikiran ekonominya bagi bangsa Indonesia. Ide pokok pemikiran ekono_minya yang telah tertuang dalam pasal 33 UUD 1945 sampai di hari-hari tuanya menurutnya memang belum dilaksanakan. Strategi pembangunan yang diambil oleh ekonom-ekonom Orde Baru berbeda dengan apa yang sejak jaman pergerakan telah dipikirkannya bagi sistem ekonomi Indonesia. Hatta pergi bersama cita-citanya untuk mengangkat perekonomian rakyat, rakyat dari negara yang diperjuangkannya dengan segenap kehidupannya. Perdebatan tentang maksud dan penafsiran yang terkan_dung dalam pasal 33 UUD 1945 memang dapat terus berlanjut. Namun yang lebih dibutuhkan adalah langkah kongkrit pem_bangunan yang dapat mengangkat perekonomian rakyat Indonesia kebanyakan pada tingkat yang lebih baik. Proses pembangunan membutuhkan waktu ke arah ini. Semoga."
Depok: Universitas Indonesia, 1994
S12221
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setia Wirawan
"Skripsi ini membahas mengenai bagaimana seorang Blasius Sudarsono membangun konsep pemikiran mengenai kepustakawanan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode Life History. Hasil penelitian menunjukan bahwa konsep kepustakawanan dari Blasius Sudarsono merupakan hasil dari proses konstruksi. Hal tersebut dapat dilihat dari tahapan Eksternalisasi, Objektifikasi, dan Internalisasi atau dikenal dengan proses Dialektika, yang diterapkan dalam penelitian ini.

The thesis is discussed about how Blasius Sudarsono as librarianship figure, make a concept in librarianships fields. This research is a qualitative study with a life history method. The results showed that Blasius Sudarsonos librarianships concept is a result from a construction process. It can be seen from eksternalization, objectivication, internalization process which know as dialektika process applied in this study."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S70295
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosihan Fahmi
"Istilah 'Self' dalam filsafat Barat Modern menunjukkan sebagai identitas yang melekat pada diri seseorang. Konsepsi tentang 'Self' berbeda-beda sesuai dengan pendekatan yang digunakan masing-masing filsuf dalam memaknainya. Namun secara umum dapat dikatakan, perdebatan tentang konsepsi 'Self' dalam Filsafat Barat Modern, mengarah kepada autentisitas esensialis dan eksistensialis.
Ketika dikaitkan masalah konsepsi 'Self' dalam filsafat Barat Modern dengan wacana Orientalisme "Timur" dan "Barat" yang dirumuskan oleh Edward W. Said, dalam bukunya Orientalisme, bisa jadi stereotype-stereotype seperti, rasional, beradab, dan dewasa, diciptakan "Barat" tentang keberadaannya atau identitasnya merujuk pada salah satu atau beberapa gagasan konsepsi filosofis tentang 'Self' apakah itu bersifat deteministik, anti-deterministik, atau mungkin pragmatisme. Karena, konsepsi 'Self' dalam filsafat Barat Modern secara umum, memungkinkan adanya pembenaran akan eksploitasi terhadap sesuatu yang berada diluar seperti benda-benda, alam semesta, dan bahkan manusia yang dilainkan sebagai objek.
Konstruksi identitas yang dibangun "Barat" atas "Timur" oleh Edward W. Said, berhasil dikupas menjadi sebuah persoalan yang sebelumnya dianggap tidak ada dan ditiadakan yaitu persoalan kekuasaan imperialistik yang dibingkai oleh corak kebudayaan yang orientalistik. Secara epistemologis, Edward W. Said berhasil membongkar, menyikap, menelanjangi kebusukan kultural yang diklaim secara ilmiah oleh kekuasaan koloni. Sementara itu, ditingkat ontologi Edward W. Said berhasil membongkar, menyibak, dan menelanjangi pula penyebab akhir kekuasaan imperialistik yang dibingkai oleh nilai-nilai kemanusiaan, yaitu sifat-sifat yang secara menyeluruh dan mendasar adalah antikemanusiaan itu sendiri.
Konsepsi 'Self' dan identitas manusia yang selama ini dianggap netral, terjadi dengan sendirinya, dan universal berhadapan dengan fakta yang dikemukakan Said. Maka 'Self', tidak bisa tidak harus dipahami, dalam konsepsi hibriditas dan autentisitas. Kesadaran akan kemungkinan terjadinya fundamentalisme kebudayaan inilah yang menjadikan kritik Said hanya sebagai gerbang bagi peninjauan ulang konsepsi 'Self' bagi manusia. Dalam upaya meredefinisi identitas, aspek autentisitas dan hibriditas menjadi rumusan yang tidak bisa dihindari, baik bagi "Timur" dan "Barat". Namun disisi lain, Said sendiri tidak melakukan perumusan atau menceritakan upaya Timur dalam merumuskan identitasnya. Dengan kata lain, Said seperti menyetujui bahwa Timur memang tak memiliki kemampuan untuk merumuskan atau menceritakan diri selain melalui suara orientalis dan kritikus- orientalis seperti Said."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2005
T15363
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Blasius Sudarsono
Jakarta: Sagung Seto, 2006
023.2 BLA a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku sebagai media rekam, pelestari, dan pengembang ilmu pengetahuan dan bidang tertentu berperan besar dalam pengembangan suatu bidang atau profesi. Tinggi rendahnya penerbitan buku juga merupakan salah satu indikator maju mundurnya suatu bangsa dalam ilmu pengetahuan dan bidang tertentu. Bidang kepustakawanan berkaitan erat dengan pengembangan perbukuan, karena bidang ini mengkaji rekaman kekayaan intelektual dan artistik umat manusia dari waktu ke waktu. Sedangkan pengembangan bidang kepustakawanan tidak secepat pengembangan bidang lain. Hal ini salah satu penyebabnya adalah minimnya penerbitan buku kepustakawanan. Rendahnya penerbitan buku termasuk bidang kepustakawanan antara lain disebabkan kurang motivasi, orientasi materi, berbagai ketakutan, kurang percaya diri, dan terjebak rutinitas. Padahal para pustakawan dan mereka yang bekerja di perpustakaan memiliki banyak kesempatan untuk melakukan penulisan. Mereka setiap hari berhadapan dengan sumber informasi, fasilitas akses informasi, dan bergaul dengan banyak kalangan. Untuk itu perlu adanya usaha-usaha memotivasi, dorongan, bantuan, dan perhatian serius dalam penulisan buku kepustakawanan. Hal ini akan lebih meningkatkan usaha-usaha pengembangan ilmu perpustakaan dan profesi kepustakawanan."
020 VIS 12:2 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>