Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 82830 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ira Ariane
"ABSTRAK
Adanya pergeseran makna pada istilah school library kepada istilah school library resources center menjadikan kegiatan-kegiatan yang ada di perpustakaan sekolah lebih terintegrasi pada proses belajar mengajar di sekolah. Program Jam Perpustakaan adalah satu kegiatan yang dilakukan perpustakaan sekolah untuk menginteggrasikan kurikulum dengan perpustakaan. Tidak banyak sekolah yang memiliki kegiatan ini. SDIT Nurul Fikri adalah salah satunya. Walaupun keberadaan perpustakaan di SDIT Nurul Fikri tidak sepenuhnya mendapat dukungan dan perlindungan terhadap ruangan dan koleksi dari pihak yayasan, namun pustakawan yang ada mampu menciptakan kegiatan yang bermanfaat dan menyenangkan bagi para muridnya. Dengan adanya skripsi ini penulis berharap pihak yayasan dapat lebih memberi dukungan terhadap keberadaan perpustakaan.

"
1999
S15340
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kurniasih Mufidayati
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk menjawab inti permasalahan, sejauh manakah hubungan yang terjalin antara iklim organisasi dan motivasi dengan kepuasan kerja tenaga kependidikan pada SDIT Nurul Fikri, ini berarti ada 3 variabel yang akan diteliti, yaitu iklim organisasi (X1), motivasi (X2) dan kepuasankerja (Y).
Penulis melakukan penelitian ini, karena melihat pertumbuhan jumlah SD yang sangat cepat dan pesat sejak digalakkan program WAJARDIKDAS 9 tahun, namun pertumbuhan ini kurang diimbangi dengan peningkatan kualitas. Oleh karena itu, penatalaksanaan sistem dan pengembangan sekolah perlu dibarengi dengan pelembagaan dan pembudayaan sikap dan perilaku semua anggota organisasi sekolah. Agar misi dan tujuan sekolah dapat tercapai semaksimal mungkin, tenaga kependidikan, adalah pihak yang berperan besar dalam hal tersebut. Maka kepuasan kerja mereka harus diperhatikan. Jika kepuasan kerja mereka tinggi, mereka akan bekerja secara optimal untuk peningkatan kualitas sekolah. Maka organisasi dan motivasi adalah faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kepuasan kerja. Oleh karena itu penelitian terhadap 3 hal tersebut sangat penting dilakukan sebagai bekal dalam upaya peningkatan kualitas SDM dan lembaga sekolah itu sendiri.
Dalam pengumpulan data, digunakan kuesioner yang disebarkan pada 40 sampel dan populasi sejumlah 50 orang tenaga kependidikan pada SDIT Nurul Fikri. Pengambilan sampel menggunakan teknik `Cluster Sampling'.
Penelitian ini bertujuan membuktikan 4 hipotesis mengenai hubungan iklim (XI) dan motivasi (X2) masing-masing dengan kepuasan kerja (Y), iklimn(Xi) dengan motivasi (X2) serta hubungan iklim (Xi) dan motivasi (X2) secara bersamaan dengan kepuasan kerja (Y). Untuk uji hipotesis ini ditetapkan nilai taraf signifikan a < 0,05. Ho yang menyatakan tidak ada hubungan ditolak jika a < 0,05.
Untuk hubungan Xi (iklim) dengan X2 (motivasi) diperoleh nilai r = 0,312 pada a = 0,05 dan r2 = 9,7%. Maka Ho ditolak, tingkat hubungan rendah dan pengaruh iklim pada motivasi sebesar 7,9%. Untuk hubungan Xi dengan Y diperoleh r = 0,581 pada a = 0,00 dan r2 = 33,7%. Matra Ho ditolak, tingkat hubungan sedang dan pengaruh iklim pada kepuasan kerja sebesar 33,7%. Untuk X2 dengan Y diperoleh r = 0,038 pada a = 0,815 dan r2 = 0,1%. Maka Ho diterima dan hubungan tidak signifikan, pengaruh motivasi pada kepuasan kerja hanya 0,1%. Karena itu dilakukan pengolahan dengan korelasi parsial di mana Xi menjadi variabel kontrol. Ternyata terjadi perubahan nilai r = - 0,185 pada a = 0,260. Kemudian untuk hubungan X, dan X2 dengan Y digunakan teknik regresi ganda, hasilnya nilai R = 0,6 pada a = 0,00, dan R2
36%. Maka Ho ditolak, tingkat hubungan kuat dan pengaruh iklim secara bersamaan dengan motivasi terhadap kepuasan kerja 36%.
Terakhir, teknik regresi digunakan untuk mendapat model persamaan yang akan memprediksi pengaruh hubungan antar variabel. Dari hasil pengolahan data, diperoleh model yang berarti dan layak digunakan, yaitu : Y = 13,740 + 0,598 . Xl untuk hubungan X1 dengan Y.
"
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Windhiadi Yoga Sembada
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari Kegiatan Mentoring sebagai Komunikasi Internal terhadap Kepuasan Kerja pada PT BKB Nurul Fikri. Pengumpulan data dalam peneliitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survey lewat kuesioner. Populasi penelitian ini adalah pegawai di lingkungan PT BKB Nurul Fikri Wilayah Jakarta Timur 1 dan Pusat Utara yang mengikuti kegiatan mentoring ini. Penelitian ini menggunkan metode sensus yang berarti mengambil data dari keseluruhan populasi, sebanyak 66 responden yang merupakan total keseluruhan pegawai di wilayah tersebut. Dari hasil analisis tersebut diketahui bahwa kegiatan mentoring pun juga ada pengaruh namun tidak langsung dan bersifat sangat lemah, dan bisa menjadi sangat kuat apabila digunakan secara simultan dengan variabel Hygiene dan Motivator. Sementara faktor Hygiene dan Motivator berpengaruh sangat kuat dalam faktor kepuasan kerja.

Purpose of these research is to verify the influence of internal communication in form of mentoring program to work satisfaction level inside PT BKB Nurul Fikri. Data collection was done by survey method with questionnaire. Research population was employee of PT BKB Nurul Fikri in East and North Jakarta area who are involved inside mentoring program within total respondents around 66 people.
Analysis result shown that, meanwhile the other variable the mentoring program also have affect into work satisfaction but in weaker level. The usage mentoring program as internal
communication will become strong if it used simultaneously with other two variable. Meanwhile Hygiene and Motivator variable affect directly into work satisfaction with strong effect.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T45460
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Fauziah
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai hubungan status gizi dan faktor-faktor
lainnya terhadap prestasi belajar siswa SDN Pondok Cina 2, MI Al Muhajirin, dan
SDIT Nurul Fikri Depok tahun 2010. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
proporsi status gizi, karakteristi siswa (umur usia dan jenis kelamin), asupan zat
gizi makro (energi, karbohidrat, lemak, dan protein), kebiasaan sarapan, kebiasaan
jajan, dan kebiasaan menonton TV siswa di SDN Pondok Cina 2, MI Al
Muhajirin, dan SDIT Nurul Fikri Depok tahun 2010. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Data dalam penelitian
ini merupakan data sekunder yang diambil dari data Hibah Pengabdian
Masyarakat UI Tahun 2009. Pengambilan data tersebut dilakukan pada bulan
Desember 2009 hingga bulan Januari 2010 pada kelas 3-5 SD di SDN Pondok
Cina 2, MI Al Muhajirin, dan SDIT Nurul Fikri Depok.
Analisis yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat. Hasil
penelitian menunjukkan rata-rata nilai Matematika, Bahasa Indonesia, IPA dan
IPS siswa adalah 83,81 dan prevalensi gizi kurang pada siswa sebesar 13,5%.
Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan rata-rata nilai siswa yang bermakna
pada variabel umur siswa dan kebiasaan jajan. Peneliti menyarankan agar sekolah
bekerja sama dengan pihak dinas kesehatan dan pendidikan untuk memantau
status gizi anak secara berkala; memberi pengetahuan kepada siswa tentang gizi
seimbang, sarapan, dan makanan jajanan yang sehat; mengawasi penjual yang
menjual makanan di sekitar sekolah; serta untuk orang tua untuk membiasakan
anaknya sarapan sebelum berangkat ke sekolah.

ABSTRACT
This research discus about the relationship between nutritional status and
another factors with academic achievement SDN Pondok Cina 2, MI Al
Muhajirin, and SDIT Nurul Fikri students of Depok in 2010. The aim of this study
to determine the prevalence undernutrition, characteristic of student (age and sex),
macronutrient intake (energy, carbohydrate, fat, and protein), breakfast habit,
snack habit, watching television habit and their relationship with academic
achievement in SDN Pondok Cina 2, MI Al Muhajirin, and SDIT Nurul Fikri
students of Depok in 2010. This research are analytical descriptive study using
cross sectional study. This data is come from secondary originated from Hibah
Pengabdian Masyarakat UI in 2009. Data collection was conducted in Desember
2009 to January 2010. The sample is 3-5 grade elementary school students which
is 89 respondents.
The analysis method is univariate and bivariate analysis. The result
showed that the prevalence of undernutrition that occurs are 13,5%.Variabels that
have a significant relationship with academic achievement in this study are age,
proteins intake and snacking habit. The researcher suggest that Official of Health
and Official of Edication work to monitor nutritional status elementary students in
periodic; educate students about balance nutrition, breakfast, and healthy
snacking; educate persoh who selling food to students around schools; and for the
parents, for make the breakfast habits to be routine every day."
2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kiftiyah
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S33940
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Fadillah
"Sebagai sebuah sistem seleksi penerimaan mahasiswa baru, spmb, sejak dulu tidak pernah memberikan keterangan mengenai mengapa seorang calon mahasiswa diterima atau ditolak dari program studi yang dipilihnya. Juga tidak pernah menjelaskan kepada publik mengapa seorang calon mahasiswa diterima pada pilihan kedua atau ketiga bukan pilihan pertama.
Ketiadaan keterangan ini dijadikan peluang oleh lembaga-lembaga bimbingan belajar atau bimbingan tes -yang banyak menjamur di Indonesia, terlebih saat menjelang tes spmb-untuk memberikan penjelasan seputar bagaimana sesungguh proses penilaian seleksi calon mahasiswa itu berlangsung. Pemberian keterangan itu juga dilakukan bersamaan dengan upaya pendampingan/pelatihan calon mahasiswa agar mampu lolos melewati ujian masuk tersebut. Padahal penjelasan yang diberikan oleh lembaga bimbingan itu belum tentu dilakukan oleh panitia ujian masuk perguruan tinggi negeri. Itu artinya masyarakat diberikan informasi yang `semu' dan karena ketidaktahuan mereka bersedia membayar mahal.
Bimbingan dan Konsultasi Belajar Nurul Fikri sebagai salah satu bimbingan yang juga menyelenggarakan program pendampingan/pelatihan persiapan spmb percaya bahwa informasi yang benar adalah sesuatu yang semestinya diketahui publik. Untuk itu bimbingan ini melakukan suatu upaya penjelasan yang benar mengenai bagairnana proses (terutama) penilaian/penempatan calon mahasiswa ke dalam program studi yang dipilihnya, Upaya itu diwujudkan dalam bentuk pengolahan penilaian prestasi siswa --dalam try out yang diselenggarakannya¬dilakukan seperti yang dilakukan oleh panitia ujian nasional spmb. Yakni: penilaian prestasi siswa dengan sistem penilaian nilai nasional. Sistem ini merupakan pemberian nilai berdasarkan posisi peserta tes dalam populasi. kecuali dalam hal jumlah peserta, segala perhitungan statistik yang ada diupayakan sama dengan pengolahan yang dilakukan oleh panitia nasional itu. Di samping memberikan prediksi nilai nasional yang bisa dicapai siswa, Nurul Fikri pun berupaya memprediksikan kaitan nilai nasional yang dicapai siswa dengan kemungkinan program studi yang bisa dipilihnya, Mirip dengan panduan belanja sehingga siswa mendapatkan keterangan mengenai program studi yang lebih berpeluang baginya di spmb nanti. Prediksi itu dikenal dengan istilah matrik bantu pemilihan jurusan.
Dari pengujian data dengan menggunakan hierarchial log-linear didapat hasil kelulusan peserta spmb dipengaruhi dengan jumlah nilai nasional optimal yang dicapai vs level pilihan jurusan dan pemahaman siswa terhadap sistem penilaian dan penempatan calon peserta di program studi yang diujikan (mbpj). Analisis lebih lanjut menunjukkan calon peserta yang nilai optimalnya mencukupi level kelas program studi yang dipilihnya mempunyai peluang yang lebih besar daripada yang tidak (kelompok IPA: 5,9 kali, kelompok IPS: 3.6 kali). Juga didapat angka kelulusan peserta (dalam persen) yang lebih tinggi jika ia mempunyai nilai nasional yang cukup, tidak perduli apakah ia paham atau tidak system mbpj, (kelompok IPA, AKP (L I) I) = 70,75 dibandingkan AKP (1,0) 28.82; AKP (0,1) = 61,65 dibandingkan AKP (0,0) = 21,15; kelompok IPS, AKP (1,1) = 64,41 dibandingkan AKP (1,0) = 33,16; AKP (0,1) = 54,95 dibandingkan MCP (0,0) = 25).
Uji lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang dapat digunakan sebagai prediktor kemampuan siswa di saat spmb (causal model for directly observed variables) dilakukan dengan Lisrel 8.30. Uji multivariat regression ini menghasilkan nilai koefisien regresi yang cukup baik sehingga dapat disimpulkan bahwa prediktor yang dikembangkan Bimbingan dan Konsultasi Belajar Nurul Fikri dapat dipakai calon peserta spmb untuk meramalkan kemampuannya saat mengikuti ujian, Seperti yang dapat dilihat pada angka-angka indeks di bawah ini
1. Berdasarkan masing-masing bidang studi:
? Kelompok IPA: (hari pertama); = 0,67 x1 + 0.49 x2+ 0,73 x3+ 0,24 x4 +027x5;+0,27x6+0,53x7+ 0,44x8+ S dan(hari kedua):y2= 0,53x1 + 0.17x2 + 0,10 x3 +0,38x4+ 0,57x5 +0,76x6 +0,63 x7+ 0,67,x8 + S
? Kelompok IPS: (hari pertama): y, = 0,67 x1 + 0.69 x2 + 0,65 x3 + 0,29 x4 + 0,32 x5 + 0,23 x6 + 0,55x7 + dan (hari kedua); y2 = 0.13 x1 + 0,44 x2 + 0 ,11 x3 + 0,37x4+0,56x5 +0,80 x6,+0,46x7 + S
2. Berdasarkan kelompokan bidang studi:
? Kelompok IPA: (hari pertama); y1 = 0,52 x1 + 0.66 x2 + 0,39 x3 + S dan (hari kedua); y2 = 0,49 x1 + 0,13 x2 + 0,65 x3 + S
? Kelompok IPS (hari pertama): y1 = 0,72 x1 + 0.66 x2 + 0,33 x3 + S dan
(hari kedua) y2 = 0,12x1 + 0,21 x2 + 0,60 x3 + S"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T18753
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Zulfa Defison
"ABSTRAK
Kebudayaan, khususnya komponen nilai, dapat dipelajari melalui proses
pendidikan. Pendidikan menjadi isu penting karena pendidikan memainkan peran
yang penting dalam sosialisasi pada diri anak-anak. Menjadi sesuatu yang
kontradiktif ketika budaya di sekolah bertentangan budaya di masyarakat,
khususnya budaya di sebagian kalangan pelajar. Misalnya, masyarakat tidak
membenarkan kenakalan pelajar seperti tawuran, pergaulan bebas dan penyalah
gunaan narkoba. Tetapi justru sebagian pelajar justru terlibat dalam kenakalan
pelajar tersebut.Sekolah sebagai lembaga pendidikan tentunya mempunyai peran
penting untuk membendung kenakalan pelajar. Sekolah pada umumnya memiliki
visi, misi, nilai, program dan tata tertib yang menentang kenakalan pelajar
tersebut. Visi, misi, nilai, program dan tata tertib sekolah dapat disebut sebagai
school culture. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan school culture di
SMA Islam Terpadu Nurul Fikri (SMAIT NF) Depok. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan strategi studi kasus.
Nilai SMART merupakan inti school culture SMAIT NF Depok. School culture
SMAIT NF Depok secara umum cukup berjalan cukup baik. Hal tersebut
didukung oleh pelaksanaan sosialisasi SMART sejak Masa Orientasi Sekolah
(MOS). SMART juga dimasukkan ke dalam buku pedoman tata tertib siswa dan
dievaluasi setiap bulan. SMART juga berlaku bagi guru dan karyawan tetapi
sosialisasi dan evaluasi belum optimal. Tetapi elemen school culture yang masih
lemah di SMAIT NF Depok adalah dokumentasi sejarah dan artefak simbolik.
Nilai SMART yang berlaku bagi semua warga SMAIT NF Depok baik siswa,
guru maupun karyawan seharusnya didukung oleh kebijakan, konsep dan berbagai
perangkat yang lebih tepat guna. Sehingga nilai SMART secara konkret dapat
bekerja sebagai inti shoool culture SMAIT NF Depok.

ABSTRACT
Culture, especially a value component can be learnt through a learning process.
Education becomes an important issue because education plays the crucial role in
socialization especially for children. Being a contradictive when culture in the school
is against the culture in society, especially the culture in students. For instance, the
society blames teenages delinquency for example riot and loothing, free sex, and
drug abuse. However a part of the students are involved in the teenages delinquency.
School as the education institution has the crucial role to prevent teenages
delinquency. Generally, school owns vision, missions, values, program and
regulations which are against the teenages delinquency. Vision, missions, values,
program and regulations are mentioned as a school culture. The research aims to
describe school culture in Nurul Fikri Depok Integrated Islamic Senior High School
(SMAIT NF). This research uses qualitative approach by case study strategy.
SMART value is the core of the school culture of SMAIT NF Depok. Generally, the
school culture of SMAIT NF Depok carries out well. It has been supported by an
implementation of SMART socialization since School Orientation Period
(SOP/MOS). SMART is included in a guidance book of students regulations and it
is evaluated every month. SMART is also intended for teachers and staff, however
the socialization and evaluation have not been optimal. The weak elements of school
culture in SMAIT NF Depok are historical documentation and symbolic artefact.
SMART value which is valid for all SMAIT NF Depok society both students,
teachers and staff must be supported by the exact and useable policy, concept and
various frames. Therefore SMART value can concretely work as the school culture
core of SMAIT NF Depok."
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfa Defison
"[ABSTRAK
Kebudayaan, khususnya komponen nilai, dapat dipelajari melalui proses
pendidikan. Pendidikan menjadi isu penting karena pendidikan memainkan peran
yang penting dalam sosialisasi pada diri anak-anak. Menjadi sesuatu yang
kontradiktif ketika budaya di sekolah bertentangan budaya di masyarakat,
khususnya budaya di sebagian kalangan pelajar. Misalnya, masyarakat tidak
membenarkan kenakalan pelajar seperti tawuran, pergaulan bebas dan penyalah
gunaan narkoba. Tetapi justru sebagian pelajar justru terlibat dalam kenakalan
pelajar tersebut.Sekolah sebagai lembaga pendidikan tentunya mempunyai peran
penting untuk membendung kenakalan pelajar. Sekolah pada umumnya memiliki
visi, misi, nilai, program dan tata tertib yang menentang kenakalan pelajar
tersebut. Visi, misi, nilai, program dan tata tertib sekolah dapat disebut sebagai
school culture. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan school culture di
SMA Islam Terpadu Nurul Fikri (SMAIT NF) Depok. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan strategi studi kasus.
Nilai SMART merupakan inti school culture SMAIT NF Depok. School culture
SMAIT NF Depok secara umum cukup berjalan cukup baik. Hal tersebut
didukung oleh pelaksanaan sosialisasi SMART sejak Masa Orientasi Sekolah
(MOS). SMART juga dimasukkan ke dalam buku pedoman tata tertib siswa dan
dievaluasi setiap bulan. SMART juga berlaku bagi guru dan karyawan tetapi
sosialisasi dan evaluasi belum optimal. Tetapi elemen school culture yang masih
lemah di SMAIT NF Depok adalah dokumentasi sejarah dan artefak simbolik.
Nilai SMART yang berlaku bagi semua warga SMAIT NF Depok baik siswa,
guru maupun karyawan seharusnya didukung oleh kebijakan, konsep dan berbagai
perangkat yang lebih tepat guna. Sehingga nilai SMART secara konkret dapat
bekerja sebagai inti shoool culture SMAIT NF Depok.

ABSTRACT
Culture, especially a value component can be learnt through a learning process.
Education becomes an important issue because education plays the crucial role in
socialization especially for children. Being a contradictive when culture in the school
is against the culture in society, especially the culture in students. For instance, the
society blames teenages delinquency for example riot and loothing, free sex, and
drug abuse. However a part of the students are involved in the teenages delinquency.
School as the education institution has the crucial role to prevent teenages
delinquency. Generally, school owns vision, missions, values, program and
regulations which are against the teenages delinquency. Vision, missions, values,
program and regulations are mentioned as a school culture. The research aims to
describe school culture in Nurul Fikri Depok Integrated Islamic Senior High School
(SMAIT NF). This research uses qualitative approach by case study strategy.
SMART value is the core of the school culture of SMAIT NF Depok. Generally, the
school culture of SMAIT NF Depok carries out well. It has been supported by an
implementation of SMART socialization since School Orientation Period
(SOP/MOS). SMART is included in a guidance book of students regulations and it
is evaluated every month. SMART is also intended for teachers and staff, however
the socialization and evaluation have not been optimal. The weak elements of school
culture in SMAIT NF Depok are historical documentation and symbolic artefact.
SMART value which is valid for all SMAIT NF Depok society both students,
teachers and staff must be supported by the exact and useable policy, concept and
various frames. Therefore SMART value can concretely work as the school culture
core of SMAIT NF Depok, Culture, especially a value component can be learnt through a learning process.
Education becomes an important issue because education plays the crucial role in
socialization especially for children. Being a contradictive when culture in the school
is against the culture in society, especially the culture in students. For instance, the
society blames teenages delinquency for example riot and loothing, free sex, and
drug abuse. However a part of the students are involved in the teenages delinquency.
School as the education institution has the crucial role to prevent teenages
delinquency. Generally, school owns vision, missions, values, program and
regulations which are against the teenages delinquency. Vision, missions, values,
program and regulations are mentioned as a school culture. The research aims to
describe school culture in Nurul Fikri Depok Integrated Islamic Senior High School
(SMAIT NF). This research uses qualitative approach by case study strategy.
SMART value is the core of the school culture of SMAIT NF Depok. Generally, the
school culture of SMAIT NF Depok carries out well. It has been supported by an
implementation of SMART socialization since School Orientation Period
(SOP/MOS). SMART is included in a guidance book of students regulations and it
is evaluated every month. SMART is also intended for teachers and staff, however
the socialization and evaluation have not been optimal. The weak elements of school
culture in SMAIT NF Depok are historical documentation and symbolic artefact.
SMART value which is valid for all SMAIT NF Depok society both students,
teachers and staff must be supported by the exact and useable policy, concept and
various frames. Therefore SMART value can concretely work as the school culture
core of SMAIT NF Depok]"
2012
T43539
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Supriadi
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S7662
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>