Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 122215 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Matheis Jacobus Usmany
"Penelitian ini merupakan analisis metaforis dalam arti luas (broad sense). Di dalam Alkitab, khususnya kitab Injil Matius, terdapat sekitar tiga puluh perumpamaan yang diceritakan oleh Yesus. Tujuh perumpamaan di antaranya merupakan tema utama kitab Injil Matius, yaitu arti dan makna Kerajaan Surga (das Himmelreich).
Hal-hal penting yang terdapat di dalam penelitian ini antara lain :
1. Ciri-ciri linguistis yang terdapat di dalam tujuh perumpamaan tersebut menunjukkan bahwa kata-kata dan frase-frase yang merupakan metafora di dalam ketujuh perumpamaan tersebut mempunyai makna figuratif atau makna kiasan. Makna tersebut merupakan perluasan dari makna dasar kata atau frase. Hal ini berarti bahwa analisis komponen makna dasar sebuah kata merupakan sebuah cara yang digunakan untuk dapat memahami makna kiasan sebuah kata atau frase.
2. Berdasarkan teori subtitusi dan teori perbandingan dapat disimpulkan bahwa metafora yang terdapat di dalam ketujuh perumpamaan tersebut, di satu sisi adalah sebuah kata yang dapat disubtitusi oleh kata lain. Di sisi lain, metafora tersebut juga merupakan perbandingan antara dua hal yang memiliki sifat dan ciri yang sama.
3. Teori interaksi menjelaskan bahwa konteks dan metafora memiliki hubungan pertalian makna yang erat. Hal itu berarti bahwa konteks sangat berperan dalam memahami atau bahkan menginterpretasikan sebuah metafora. Penelitian ini menunjukkan pula bahwa konteks sosial dan budaya masyarakat Yahudi yang hidup di zaman Yesus merupakan latar belakang analisis metafora dalam tujuh perumpamaan tersebut.
4. Penggunaan personifikasi tidak ditemukan di dalam tujuh perumpamaan tersebut, walaupun personifikasi merupakan bagian dari metafora dalam anti yang luas."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1997
S14726
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Adiana Wiradani
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperlihatkan proses terbentuknya metafora dalam Injil Matius (300-330 M), dari sudut perubahan tanda. Dalam penelitian ini, perumpamaan dilihat sebagai tanda bahasa. Oleh karena itu, pemahaman makna metafora yang terdapat dalam Perumpamaan Injil Matius sangat dipengaruhi oleh latar belakang kebudayaan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan bersandar pada pendekatan semanatik-semiotik serta metafora konseptual untuk proses pemahaman metafora.
ABSTRACT
The purpose of the study is to show the forming process of the metaphor which was written in the Gospel of Matthew (300-330 AD) from the signs emergence point of view. In this research, Parables are viewed as signs. Therefore, the understanding of metaphor meaning in parables is highly influenced by the cultural backgriound. The research uses qualitative method and based on semantics-semiotics and conceptual metaphor approaches to find the meaning of sign and its emergence.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
T27760
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rumiris, Rosa Stephani
"Skripsi ini membahas kosakata dan kalimat yang digunakan dalam memaparkan konsep kematian dalam buku cerita "Hat Opa einen Anzug an". Penelitian ini adalah penelitian semantis dengan menggunakan teori semantik Gustav Blanke dan Hannapel/Melenk. Hasil penelitian ini adalah kosakata dan kalimat yang digunakan dalam buku cerita "Hat Opa einen Anzug an" menunjukkan suatu proses untuk memahami konsep kematian yang juga didukung oleh gambar.

Die Untersuchung ist eine semantische Untersuchung. Anhand der Theorien von Gustav Blanke und Hannapel/Melenk werden Wortschatz und Sätze im Kinderbuch "Hat Opa einen Anzug an" analysiert, die das Todeskonzept eines Kindes darstellt. Das Ergebnis dieser Untersuchung ist: die Wörter und Sätze, die in diesem Buch benutzt werden, zeigen ein Denkprozess eines Kindes über das Konzept des Todes. Losungen:"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S14600
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Adiana Wiradani
"Penggunaan metafora di dalam Injil Matius dapat ditemukan dalam bentuk Perumpamaan. Di dalam sebuah perumpamaan Yesus membandingkan pesan yang ingin disampaikanNya dengan hal-hal yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Maksud dipakainya perumpamaan adalah agar ajaran_ajaranNya yang abstrak dan sulit dipahami dapat dipahami dengan lebih mudah, melalui cara yang sederhana. Tujuan dari penelitian ini adalah menunjukkan komponen makna yang berperan dalam pembentukan unsur metaforis dalam perumpamaan, dan kemudian menentukan makna perumpamaan. Penelitian ini dibatasi hanya pada tiga belas kasus perumpamaan berbentuk cerita yang mempunyai unsur kontras atau pertentangan. Alasan dipilihnya kasus perumpamaan berbentuk cerita yang memiliki unsur kontras atau pertentangan adalah karena terdapat kecenderungan bahwa perumpamaan dengan bentuk seperti itu lebih sulit dimengerti daripada perumpamaan lainnya. Hal ini disebabkan oleh hadirnya metafora yang berantai dalam perumpamaan-perumpamaan dengan bentuk tersebut. Untuk mcncapai tujuan penelitian tersebut, dilakukan penentuan unsur metaforis dan referen yang diacu oleh ujaran metaforis tadi. Kemudian dilakukan pendeskripsian komponen-komponen makna yang dimiliki kedua unsur tersebut. Melalui langkah ini, dapat juga dilihat pengalihan makna yang terjadi dari unsur metaforis ke referen yang diacunya. Kemudian pada akhirnya dapat ditentukan makna perumpamaan, dengan mengaitkan setiap makna yang dimiliki setiap unsur metaforis perumpamaan yang kemudian dialihkan ke referen yang diacunya. Makna yang dialihkan tersebut (trasferred meaning) merupakan inti pesan dari Penutur, yaitu Yesus, kepada pendengar atau pembaca."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S11399
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Olive Octavia Agatha
"Dalam skripsi ini, diteliti bagaimana berita kematian disampaikan dalam kalimat pembuka iklan berita duka cita. Saya membatasi cara penyampaian berita kematian ini hanya dengan melihat kalimat pembuka iklan berita duka cita karena pada kalimat pembuka tersebutlah terdapat informasi bahwa seseorang telah meninggal. Iklan berita duka cita yang dijadikan data diambil dari surat kabar berbahasa Jerman Frankfurter Allgemeine Zeitung (FAZ) dan surat kabar berbahasa Indonesia Kompas dalam kurun waktu 2006-2007. Pilihan kata yang menyatakan kematian pada kalimat pembuka iklan berita duka cita dalam surat kabar berbahasa Jerman dan Indonesia dianalisis dari tataran semantik, berdasarkan teori makna Gustav Blanke dan teori eufemisme Hannapel/Melenk. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pilihan-pilihan kata dan kata-kata yang bersifat eufemistis yang menyatakan kematian dalam kalimat pembuka iklan berita duka cita berbahasa Jerman dan Indonesia. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui penggambaran kematian yang muncul dalam iklan berita duka cita berbahasa Jerman dan Indonesia. Setelah dilakukan analisis, didapatkan hasil bahwa kata-kata yang digunakan untuk mengungkapkan kematian seringkali merupakan bentuk penghalusan atau eufemisme dari kata _sterben_ atau _Tod_ dalam bahasa Jerman atau _kematian_ dalam bahasa Indonesia. Dengan menggunakan gaya bahasa eufemisme pula, dapat diketahui bahwa dalam iklan berita duka cita berbahasa Jerman, kematian digambarkan sebagai akhir kehidupan, perjalanan, tidur, panggilan, kehilangan, dan awal kehidupan baru. Sementara dalam iklan berita duka cita berbahasa Indonesia, kematian digambarkan sebagai akhir kehidupan, awal kehidupan baru, perjalanan, dan panggilan.

Die vorliegende Arbeit befa?t sich damit, wie eine Todesnachricht am Anfang einer Todesanzeige vermittelt wird. Ich habe meine Daten nur auf den Anfangss_tzen beschr_nkt, denn es wird in diesen S_tzen vermittelt, dass jemand gestorben ist. Als Daten benutzte ich die Todesanzeige von der deutschen Zeitung Frankfurter Allgemeine Zeitung (FAZ) und der indonesischen Zeitung Kompas in der Zeit von 2006 bis 2007. Die Wortwahl, die eine Todesnachricht am Anfang der Todesanzeige in der deutschen und der indonesischen Zeitung erl_utert, wird semantisch analysiert. Die Analyse basiert sich auf die Sinn-Theorie von Gustav Blanke und Euphemismus-Theorie von Hannapel/Melenk. Das Ziel dieser Untersuchung ist, um herauszufinden, welche Wortwahl und welcher Euphemismus den Begriff _Tod_ erl_utern. Au?erdem ist das Ziel dieser Untersuchung, die Schilderung des Todes, die in der deutschen und der indonesischen Zeitung erscheinen, zu erfahren. Nachdem ich die Daten analysiert habe, sind W_rter oft zu finden, die als Euphemismusform von _sterben_ oder _Tod_ auf Deutsch oder _kematian_ auf Indonesisch gelten. Durch diesen Euphemismus-Sprachstil k_nnen wir herausfinden, dass in der deutschen Todesanzeige, _Tod_ als Ende des Lebens, eine Reise, das Schlafen, einen Aufruf, eine Verlust und Anfang eines neuen Lebens beschrieben wird, w_hrend in der indonesischen Todesanzeige, _Tod_ als Ende des Lebens, Anfang eines neuen Lebens, eine Reise,und einen Aufruf beschrieben wird."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S14991
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tabor, James D.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006
232 TAB jt
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sugeng Riyanto
"Dalam skripsi ini pronomina refleksif (PR) bahasa Be_landa akan dibahas dalam kaitannya dengan kategori, fungsi dan distribusi sintaksis. Selain itu juga akan dibahas ba_gaimana secara semantis relasi antara PR bahasa Belanda dengan anteseden (subjeknya) (relasi anafora dan katafora). Sebagai tambahan praktis juga dibahas mengenai keunikan terjemahan PR bahasa Belanda dalam bahasa Indonesia. Dalam meneliti PR ini penulis mengadakan penelitian pustaka dan penelitian korpus. Pertama-tama penulis mengumpulkan sumber rujukan pustaka yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan PR. Setelah itu bahasan yang berasal dari sumber tadi dilengkapi dengan penelitian korpus.
Dari hasil penelitian tersebut penulis menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan cukup baser antara PR bentuk pen_dek dan bentuk panjang. Perbedaan tersebut menyangkut fungsi dan distribusi sintaksis, juga proses mengacunya. PR bentuk pendek tidak selalu memiliki fungsi sintaksis, sedangkan PR bentuk panjang selalu memiliki fungsi sintak_sis. Distribusi PR bentuk panjang lebih babas dibanding PR bentuk pendek. Proses mengacunya PR bentuk pendek masih khas refleksif, sedangkan PR bentuk panjang bisa mirip pronomina persona (bisa mengacu ke luar wacana)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S15948
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Julianty Dwieliza
"ABSTRAK
Verba majemuk merupakan salah satu aspek dari kata majemuk. Berdasarkan pengalaman dalam mempelajari bahasa Jerman, terdapat kesulitan dalam menerjemahkan suatu verba majemuk karena kita tidak mengetahui dasar dari verba majemuk itu. Untuk itu dilakukan analisis morfologis dan semantis dalam mengetahui apakah ada keterkaitan antara bentuk dan makna sebuah verba majemuk.
Dalam penelitian ini digunakan dua sumber acuan, yaitu: Grammatik der deutschen Gegenwartssprache_Bd.4 (Duden, 1984) dan Wortbildung der deutschen Gegenwartssprache (Wolfgang Fleischer, 1933).
Dalam menganalisis verba majemuk dijabarkan bagaimana terbentuknya sebuah verba majemuk. Setelah itu dilakukan analisis terhadap maknanya, apakah makna dari suatu bentuk verba majemuk itu berterima atau tidak.
Dari analisis tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa proses pembentukan verba majemuk dapat dilakukan terhadap lima jenis leksem, termasuk di dalamnya tiga kelas kata dan dua jenis afiks, yaitu V+V, N+V, A+V, P+V dan V+S. Sedangkan korelasi makna antar-kata pembentuk dari sebuah verba majemuk dapat dilihat dari tipe/macam verba majemuk. Dengan kata lain antara bentuk dan makna terdapat suatu keterkaitan. Namun harus diketahui juga apakah makna itu berterima atau tidak.

"
1990
S14691
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Toelihere, Carmelita Katherina Lucia
"Eine Untersuchung der Metaphern in der politischen Artikeln aus der semantischen- und syntaktischen Sicht hat gezeigt, da_ die Interaktionstheorie, die die Wich_tigkeit des Kontextes betonnt hat, sehr hilfreich bei der Identifikation der Metaphern. Eine Untersuchung der Hetaphern kann nicht von den innersprachlichen and au_ersprachlichen Faktoren getrennt werden. Sowohl die syntaktischen als auch die seman_tischen Elementen haben wichtige Rollen bei der Untersu-Chung der Metaphern gespielt.Metaphern in den politisohen Artikeln, die sehr haufig erschienen sind, sind in erster Linie aus der se-mantisohen Sicht Analogie and aus der syntaktischen Sicht attributive Adjektive. Da die politischen Artikeln vor allem persuasives Ziel haben, sind deswegen Analogien und Adjektive wichtige Mittel das Ziel au erreichen.Von den Ergebnissen der Untersuchung kann ein Sch1u_ gezogen werden, da_ sowohl die Artikeln in der Zeit_schrift Der Spiegel als auch die Artikeln aus der Bildzeitung die gleichen Mittel verwendet haben, um Hetaphern au bilden , obwohl ihr Lesekreis aus unter_schiedlichen sozialen Schicht kommen."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S14660
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lestari Adiyanti
"Dubbelop adalah istilah dalam bahasa Belanda yang dapat diterjemahkan sebagai: pendobelan/pengulangan. Yang dimaksud di sini adalah pengulangan pemakaian kata dalam suatu kalimat, baik pengulangan yang eksplisit maupun yang implifsit. dapat berjalan dengan lancar.
Pengulangan ini sering terjadi, tapi bila pengulangan terjadi pada teks tertulis, hampir dapat dipastikan bahwa pengulangan tersebut dimaksudkan untuk tujuan tertentu, yaitu untuk memberikan penekanan anti dapat berjalan dengan lancar.
Dalam skripsi ini, penelitian dilakukan terhadap teks-teks tertulis yang mengandung pengulangan, dan yang akan diteliti adalah apa unsur pembentuk pengulangan serta bentuk pemuncu_lannya, pada jenis bacaan apa pengulangan lebih banyak terjadi serta fungsi dari pengulangan itu sendiri dalam suatu kalimat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S15749
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>