Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 56509 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Edowita Samad Sukaton
"Sandiwara radio merupakan bentuk kesusastraan baru sejak tahun dua puluhan, tetapi bentuk kesusastraan ini mulai berkembang dengan pesat di Jerman sesudah tahun 1945. Hal ini disebabkan oleh hancurnya gedung-gedung teater, gedung-gedung opera, tempat pembuatan film dan tempat-tempat pertunjukan lainnya di Jerman pada waktu Perang Dunia II; dan yang ada hanyalah stasiun radio yang pada waktu itu diduduki oleh sekutu. Oleh karena itu beberapa dramawan Jerman memilih bentuk sandiwara radio dan mempergunakan radio sebagai sarana untuk dapat menyiarkan karya-karya mereka. Sandiwara radio yang di_siarkan di Jerman antara tahun 1933 dan tahun 1945 meru_pakan propaganda politik, tetapi sesudah tahun 1945 umumnya merupakan kritik sosial. Sejak itu sandiwara ra_dio mulai mendapat tempat di hati masyarakat Jerman. Untuk menutupi kebutuhan akan sandiwara radio sesudah tahun 1945, radio Jerman harus secepat mungkin mencari karya-karya baru. Akhirnya dengan adanya system federal"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1982
S14655
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Luky Susanti
"Penulisan skripsi ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa seorang anggota masyarakat harus tunduk pada peraturan masyarakat yang berlaku pada jamannya. Penelitian yang dipakai dalam pembahasan ini adalah penelitian pustaka dengan pendekatan intrinsik dan ekstrinsik. Di dalam perabahasan ini jelas bahwa anggota masyarakat dimanapun ia berada tidak terlepas dari norma-norma yang berlaku pada masa itu. Judith sebagai tokoh utama dalam drama ini harus tunduk pada norma-norma yang ada, meskipun ia telah menyelamatkan bangsanya dari ancaman musuh. Perjuangan untuk menyelamatkan bangsanya inipun menimbulkan konflik batin di dalam diri Judith yaitu konflik antara cinta pada Holofernes dan kewajiban membela bangsanya. Konflik tersebut berkembang menjadi perasaan bersalah karena kemungkinan akan hamil di luar pernikahan yang pada saat itu merupakan aib dan tidak dapat diterima oleh masyarakat. Drama ini berakhir dengan kematian Judith."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hadi Prayitno
"Tolstoy sebagai pengarang Rusia telah diakui kebesaran namanya oleh dunia kesusastraan. Bapa Sergius merupakan salah satu bentuk gambaran dari keinginan Tolstoy keluar dari kehidupan yang dijalaninya. Permasalahan yang terdapat dalam Bapa Sergius dianalisa dengan mengingat bahwa setiap manusia termasuk tokoh utama dalam cerita Bapa Sergius di dalam menjalani hidupnya selalu mengalami konflik sehingga bagaimana tokoh utama dapat mengatasi konflik yang berkecamuk dan faktor apa saja yang menjadi penyebabnya merupakan hal yang menarik untuk diteliti.
Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memberikan gambaran bagaimana tokoh utama dapat mengatasi konflik yang berkecamuk di dalam dirinya dengan cara mendeskripsikan serta menganalisa faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya konflik batin tersebut dengan bantuan ilmu psikoanalisa.
Hasil penelitian yang telah dilakukan adalah tokoh utama dalam mengatasi konflik yang melanda dirinya telah mengambil berbagai macam tindakan, seperti menyakiti diri sendiri dan berdoa memohon ampunan kepada Tuhan agar tidak terjerumus kepada hal-hal yang tidak sesuai dengan norma-norma agama."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S14947
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Tjahjono
"Dari uraian tokoh Woyzeck dalam bab-bab yang baru lalu dapat disimpulkan, bahwa tokoh Woyzeck dapat mewaki_li setiap orang miskin yang tertindas oleh lingkungan masyarakat yang mempengaruhinya. Tokoh Woyzeck adalah tokoh yang menjadi korban ketidakadilan dan perbuatan sewenang sebagai tokoh yang berasal dari lapisan masyarakat yang rendah. Sikapnya sederhana dan is menjalankan hidupnya dengan wajar. Ia mempunyai seorang istri dan seorang anak. Eeskipun hidupnya sulit,tokoh itu tidak pernah melakukan kejahatan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Ia berusaha mencari pekerjaan yang halal dan jujur. Keadaan sosialnya yang rendah diterima - nya dengan pasrah. Ia tidak pernah mengeluh dengan keadaannya itu, karena yang terjadi pada dirinya itu merupakan keadaan yang memang sudah demikian menurut..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S14658
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustina Artalia Putri
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai konflik-konflik yang terjadi di antara tokoh utama dengan tokoh-tokoh lain yang ada di dalam cerita Kayoi no Guntai dan bagaimana cara pengatasannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui cara apa saja yang dipakai untuk mengatasi konflik. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif analisis. Hasil penelitian ini mengatakan bahwa dalam mengatasi konflik, seseorang dapat memilih lima cara untuk mengatasi konflik-konflik yang terjadi pada dirinya, yaitu dengan cara bersaing, berkerja sama, berkompromi, menghindar atau mengalah.

ABSTRACT
The Focus of this study is about the conflicts that happen between the main character and the other characters in the story Kayoi no Guntai and how they solve those conflicts. The purpose of this study is to know what kind of ways that are used to solve the conflicts. This research uses a qualitative descriptive interpretive. The researcher suggests that in solving conflicts that happen, one can use five ways, which are competing, collaborating, compromising, avoiding or accomodating."
Depok: 2010
S13484
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indira Wulandhari
"Melihat perkembangan sastra yang ada di Jepang pada zaman akhir Meiji telah ditemukan sebuah novel yang terang-terangan mengungkapkan sisi rahasia kehidupan pengarangnya yaitu novel Futon 'Sebuah Kasur'. Novel ini lahir di tengah berkembangnya aliran Naturalisme di Jepang dan bahkan membentuk sebuah aliran baru yaitu Shishoosetsu. Tayama Katai, pengarang novel tersebut, telah berani membeberkan kisah hidupnya yang berbau sensual dalam jalinan cerita yang indah dan sangat memikat pembaca. Kisah Futon sendiri diangkat dari pengalaman Tayama Katai menghadapi konflik-konflik batinnya yang berhubungan dengan status, harga diri, norma-norma sosial dan cintanya terhadap seorang wanita. Analisis mengenai konflik batin tokoh utama dalam novel Futon dilakukan dengan menggunakan metode penelitian pustaka. Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan psikologi yaitu Teori Psikoanalisa Freud dan Teori Psikologi Kepribadian. Tujuan peneli_tian adalah menganalisa kepribadian tokoh utama dan mengungkapkan segi-segi psikologis yang menimbulkan konflik batin yang ada di dalam tokoh utama dengan menerapkan teori-teori tersebut. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa melalui teori Psikologi Kepribadian konflik batin yang muncul dalam diri tokoh utama disebabkan oleh konflik peran tentang hak dan kewajiban tokoh utama. Sedangkan melalui teori Psikoanalisis Freud telah ditemukan adanya keterlibatan tiga struktur kepribadian yakni Id, Ego dan Superego dalam proses menuju konflik batin tokoh utama. Dengan demikian, dunia sastra memberikan banyak manfaat kepada manusia melalui goresan pena para penga_rangnya. Segala aspek tentang manusia dan kehidupan dapat ditemukan dan dipelajari dalam dunia sastra sehingga disebut sebagai suatu ilmu yang indah dari bermanfaat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S13641
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anwari
"Konflik Sosial dan Konflik Batin dalam Drama Terdakwa karya Ikranegara (pembimbing: Ibnu Wahyudi, M.A.). Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1997.
Untuk banyak kasus, penentuan tema atau klasifikasi tema terhadap karya sastra tidak terlalu sulit, tema dapat ditangkap secara tegas. Namun untuk sejumlah kasus, penentuan tema tidak mudah. Hal ini dapat terjadi karena perbedaan latar belakang pembaca atau penelaah. Akan tetapi ada kalanya perbedaan interpretasi dapat terjadi karena memang karya sastra itu sendiri yang sangat berpotensi untuk menimbulkan interpretasi ganda dalam hal tema. Dalam hal ini contohnya ialah drama Terdakwa karya Ikranegara. Drama Terdakwa memiliki kandungan tema sosial dan tema kejiwaan, yakni masalah konflik sosial dan konflik batin. Kedua tema tersebut terlihat sama kuat untuk disandangkan pada drama Terdakwa.
Dengan menggunakan analisis intrinsik, yakni tokoh, latar, alur, kandungan masalah sosial dan kejiwaan dalam Terdakwa, serta dibantu dengan analisis ekstrinsik, yakni melihat kecenderungan tema karya-karya lain dari pengarang yang bersangkutan, penulis dapat menentukan tema utama dari drama Terdakwa."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
S10752
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tobing, Rimny Rohana
"Konflik batin akibat dua peran yang saling bertentangan menarik perhatian untuk mengupasnya lebih lanjut dalam skripsi. Saya melihat adanya kecenderungan manusia, yang hidup di jaman modern seperti dewasa ini, mempunyai peran lebih dari satu dan manusia dituntut untuk dapat menyelaraskan peran-peran tersebut secara harmonis, karena jika tidak akan timbul konflik dalam dirinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa yang dituntut dari pemilikan banyak peran ini bukan saja kecakapan manusia dalam menjalankan peran tersebut, namun sekaligus manusia harus mampu menjalankan kehidupannya sebagai makhluk sosial, yang juga terikat oleh peraturan-peraturan yang berlaku dalam masyarakat di mana ia hidup. Seandainya gagal, manusia akan mengalami nasib tragis yang membawanya ke kehancuran. Sehubungan dengan tujuan di atas, digunakan dua pendekatan, yakni pendekatan intrinsik dan ekstrinsik. Kedua pendekatan ini berkaitan erat, karena aspek yang akan dibahas dalam drama adalah cerminan kehidupan pengarang dan masyarakat pada jaman Realisme. Hasil penelitian menunjukkan adanya keterkaitan antara peran-peran yang ada pada diri seseorang. Seorang penguasa tidak mungkin melepaskan statusnya sebagai individu karena sekali pun ia menjalankan statusnya sebagai seorang penguasa, karakter-karakter yang dimilikinya sebagai seorang individu akan selalu menyertainya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S14823
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Sekar Ayu Alifah
"Konflik batin adalah salah satu unsur penting dalam membangun karakterisasi tokoh dalam karya sastra. Penelitian ini bertujuan menjelaskan bentuk konflik batin yang dialami Jeng Yah dan Idroes Moeria sebagai tokoh utama dalam novel Gadis Kretek karya Ratih Kumala. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Teori yang digunakan merupakan teori konflik batin Kurt Lewin dengan pendekatan psikologi sastra. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat tiga tipe konflik batin yang dialami tokoh utama dalam novel Gadis Kretek, yaitu konflik mendekat-mendekat, konflik menjauh-menjauh, dan konflik mendekat-menjauh. Pada penelitian ini, konflik mendekat-menjauh merupakan konflik yang paling dominan. Konflik mendekat-menjauh tampak jelas ketika Jeng Yah harus mengubur cintanya demi keselamatan keluarga di tengah situasi politik yang mencekam. Konflik mendekat-menjauh juga menjadi signifikan dalam kehidupan Idroes Moeria ketika ia harus menghadapi dilema moral antara melanjutkan produksi kretek yang memiliki nilai perjuangan atau menghentikannya demi keselamatan keluarga. Penelitian ini menyimpulkan bahwa konflik mendekat-menjauh lebih banyak muncul dalam penelitian ini karena situasi yang dihadapi oleh para tokoh utama, yaitu Jeng Yah dan Idroes Moeria sering kali mengharuskan mereka membuat keputusan yang melibatkan pilihan dengan konsekuensi baik (positive valence) dan buruk (negative valence).

Inner conflict is one of the key elements in building character development in literary works. This study aims to explain the forms of inner conflict experienced by Jeng Yah and Idroes Moeria as the main characters in the novel Gadis Kretek by Ratih Kumala. The method used in this research is a qualitative method. The theoretical framework applied is Kurt Lewin's theory of inner conflict, with a literary psychology approach. The findings of this study reveal three types of inner conflicts experienced by the main characters in Gadis Kretek: approach-approach conflict, avoidance-avoidance conflict, and approach-avoidance conflict. Among these, the approach-avoidance conflict is the most dominant. This type of conflict is evident when Jeng Yah is forced to bury her love for the sake of her family's safety amidst a tense political situation. The approach-avoidance conflict is also significant in Idroes Moeria's life, as he faces a moral dilemma between continuing the production of kretek, which symbolizes a spirit of struggle, or stopping it to ensure his family's safety. This study concludes that the approach-avoidance conflict appears more frequently because the situations faced by the main characters, Jeng Yah and Idroes Moeria, often require them to make decisions involving choices with both positive (positive valence) and negative (negative valence) consequences."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2025
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Konflik bathin tokoh dalam novel Pudarnya Pesona Cleopatra dialami oleh tokoh 'aku' yang menyebabkan penderitaan pada tokoh Raihana. Kedua tokoh ini terlibat dalam konflik bathin persoalan cinta yg sekaligus menjadi tema novel ini. Pwercintaan dan penderitaan adalah tema yang sering ditonjolkan dalam karya sastra fiksi."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>