Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136616 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Desty Mustika Ratu
"Pariwisata merupakan salah satu sektor perekonomian yang penting, salah satu faktor penunjang keberhasilan dalam menarik wisatawan adalah brosur wisata. Skripsi ini bertujuan untuk meneliti perbedaan dan persamaan pilihan kata dan struktur teks brosur iklan wisata dan brosur informasi wisata. Pilihan kata yang digunakan akan dianalisis berdasarkan makna referensial, makna asosiati, makna afektif dan makna situatif. Penelitian ini juga bertujuan untuk melihat peranan pengaruh pilihan kata tersebut terhadap fungsi teks. Data penelitian berupa 3 brosur iklan wisata dan 3 brosur informasi wisata yang dikeluarkan oleh Pusat Informasi Pariwisata Berman dan biro perjalanan komersial tentang 3 daerah wisata utarna di Jerman yang paling banyak dikunjungi wisatawan, yaitu Bayern, Baden-Wurttemberg dan Nordrhein-Westfalen.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa fungsi teks yang terdapat pada kedua jenis brosur tersebut merupakan fungsi campuran antara fungsi informatif dan fungsi apelatif. Selain itu, baik teks iklan wisata maupun teks informasi wisata menggunakan pilihan kata yang memiliki makna asosiatif dan afektif positif. Hal ini sangat menunjang fungsi apelatif yang terdapat pada kedua jenis teks brosur wisata tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2000
S15146
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nunik Rahmawati
"Skripsi ini mengkaji teks iklan berbentuk brosur pariwisata dalam brosur pariwisata Singapura dengan menggunakan pendekatan analisis keutuhan wacana. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui keutuhan wacana yang diketahui melalui alat kohesi dan koherensi melalui hubungan anatarproposisi dan konteks dengan menggunakan sintesis dari beberapa ahli, seperti Halliday-Hasan (1976), Kridalaksana (1999), Alwi, dkk. (2003), Cook (1992), Cutting (2002), dan Larson (1988). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan cara mendeskripsikan. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa teks yang dianalisis merupakan teks yang kohesif dan koheren.

This research is about the discourse analysis of advertising text in tourism brochure of Singapore. The purpose of this study is to know discourse unity who know with cohesion and coherence instrument with interpropotition relation and context with synthetic theory from some expert, like Halliday-Hasan (1976), Kridalaksana (1999), Alwi, dkk. (2003), Cook (1992), Cutting (2002), and Larson (1988). This research uses qualitative method with description. The result indicates that text who analysis is cohesive and coherent."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S10955
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Lembaga Musikologi dan Koreografi
050 MSK 2:(1973)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Erlangga
"Partikel penegas yang saya bahas di dalam skripsi ini termasuk di dalam kategori kata adverbia. Adverbia berfungsi menerangkan kekhususan yang lebih mendalam pada verba, adjektiva atau adverbia lain. Sesuai dengan fungsinya sebagai keterangan, partikel penegas mengandung aspek modalitas tertentu, yaitu sikap subjektif si pembicara mengenai sesuatu dalam kenyataan. Analisis sintaktis yang saya lakukan, berpedoman pada urutan kata yang terdapat dalam buku Algemene Naderiandse Sprakkunst (Geerts:1984).
Hasil yang didapat ialah partikel penegas dapat terletak di kolom aanloop, kolom eerste zinsplaats, kolom middenstuk, dan kolom uitloop. Penempatan yang lazim dari partikel penegas tersebut ialah di kolom middenstuk. Secara semantis partikel penegas sulit untuk diuraikan dengan jelas. Partikel penegas mempunyai empat manna sesuai fungsinya sebagai keterangan modalitas, yaitu makna ekspresif, makna konektif, makna atitudinal dan makna ilokutif.
Dalam pemakaiannya tidak dapat dilihat batasan yang jelas di antara keempat makna tersebut. Hasil analisis sintaktis maupun semantis menunjukkan bahwa karakter subjektif yang dimiliki oleh partikel penegas berpengaruh terhadap penempatan yang babas dari partikel penegas dan kelayakan makna yang dimiliki oleh partikel penegas tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S15804
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fulvia
"Skripsi ini membahas representasi multikulturalisme dalam brosur pariwisata Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif menggunakan metode penelitian analisis wacana kritis. Hasil penelitian ini adalah multikulturalisme Indonesia direpresentasikan melalui perpaduan berbagai symbol sejarah, kesenian, dan kebudayaan, sedangkan multikulturalisme Malaysia direpresentasikan melalui keterwakilan berbagai kelompok budaya dalam berbagai bidang, dan multikulturalisme Singapura direpresentasikan melalui keberadaan simbol-simbol kebudayaan dan agama yang berbeda-beda.

Abstract
The focus of this study is representation of multiculturalism in Indonesian, Malaysian, and Singapore Tourism Brochures. The purpose of this study is to see how the overnment of Indonesia, Malaysia, and Singapore represent their country_s multiculturalism. This will allow reader to see the role of power to represent the"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S14011
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Suryani
"Dalam skripsi ini saya membandingkan iklan bahasa Jerman dan iklan bahasa Indonesia. Fokus penelitian ini adalah menganalisis iklan bahasa Jerman dan bahasa Indonesia pada produk ikian Nivea yang serupa ditinjau dari sudut sintaksis dan semantis. Skripsi ini terdiri atas empat bab. Teori-teori yang tersaji dalam Bab 2 terdiri atas teori kalimat bahasa Jerman menurut Duden Die Grammatik der deutschen Gegenwartssprche, teori kalimat bahasa Indonesia menurut Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, dan teori makna dari Gustav Blanke.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ditinjau dari segi sintaksis, perbedaan iklan bahasa Jerman dan iklan bahasa Indonesia terlihat dari bentuk kalimat yang digunakan. Pada iklan bahasa Jerman, kalimat yang digunakan umumnya berbentuk kalimat elips dan sederhana, sedangkan pada iklan bahasa Indonesia, kalimat yang digunakan, umumnya, berbentuk kalimat elips dan majemuk. Ditinjau dan segi semantis, perbedaan iklan bahasa Jerman dan iklan bahasa Indonesia ini terlihat dari tidak adanya penggunaan kata/ungkapan pada iklan bahasa Jerman yang mengandung makna afektif negatif. Perbedaan-perbedaan ini tidak lepas dari latar belakang budaya masyarakat pembaca sasaran yang dituju."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S14604
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Solihat
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perilaku sintaksis dan semantis preposisi /fi/ dalam AI-Qur'an, yang meliputi tiga permasalahan pokok, yaitu: (1) bagaimana perilaku sintaksis preposisi /fi/, (2) makna apa saja yang dimiliki preposisi /11, (3) apakah ada keterkaitan antara perilaku sintaksis preposisi /fi/ dengan makna yang ditimbulkannya. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) inventarisasi preposisi /fi/ dalam Al-Qur'an, (2) inventarisasi frasa preposisional /fi/ dalam A1-Qur'an, (3) inventarisasi preposisi /fi/ berdasarkan makna, (4) analisis data, (5) penyajian hasil analisis. Analisis sintaksis preposisi /fi/ menunjukkan bahwa merupakan preposisi bahasa Arab berbentuk partikel. Preposisi /fi/ lebih terikat dengan kata atau kelompok kata yang mengikutinya daripada dengan kata atau kelompok kata yang mendahuluinya. Di dalam konstruksi frasa, /fi/ merupakan komponen perangkai yang letaknya selalu di depan sumbu. Sedangkan di dalam konstruksi kalimat, /fi/ bersama dengan sumbunya menempati fungsi keterangan. Preposisi /fi/, sebagaimana preposisi bahasa Arab lainnya, menyebabkan kata yang mengikutinya berkasus majrur atau genitif. Berdasarkan kategori sumbu yang mengikutinya, /fi/ membentuk frasa preposisional (FPrep) dengan pola-pola sebagai berikut: /fi/ + N, /fi/ + Pr, /fi/ + I, /fi/ + D, /fi/ + FN, /fi/ + FA., /fi/ + FPr tak takrif, /fi/ + FD, /fi/ + FNu. Analisis semantis menunjukkan bahwa, di samping memiliki makna gramatikal, yang merupakan makna asli preposisi /fi/, yaitu sebagai zaraf atau keterangan, /fi/ memiliki sepuluh makna kontekstual sebagai berikut: (1) makna al-musahabat, (2) makna at-ta'li1, (3) makna al-isti'la , (4) al-muqayasat, (5) makna /al-ba/, (6) makna /ila/, (7) makna /min/, (8) makna /_an/, (9) makna /inda/, (10) sebagai az -zaidat, yang meliputi az-zaidat sebagai at-tawkid dan az-zaidat sebagai at-ta'wid, Di dalam Al-Qur'an terdapat 1757 preposisi /fi/ Jumlah ini merupakan jurnlah terbanyak kedua setelah preposisi /min/. Dan hasil analisis sintaksis dan semantis dapat disimpulkan bahwa untuk memahami preposisi /fi/ tidak mungkin hanya dengan memperhatikan /fi/ sebagai unsur bahasa yang mandiri, karena /fi/ merupakan salah satu bentuk partikel yang tidak memiliki makna leksikal. Makna /fi/ dapat dipahami setelah /fi/ berada dalam suatu struktur sintaksis. Jadi, memahami perilaku sintaksis preposisi /fi/ merupakan Iangkah awal untuk memahami perilaku semantisnya. Di samping itu juga dengan memahami konteks kalimat atau konteks wacana atau bahkan konteks di luar wacana.

"
1996
S13162
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prayogo R. A. Heryani Ontowati
"Membatasi diri dengan mengambil data-data hanya dari karya-karya fiksi yang ditulis dalam bahasa Inggris modern baik dari Inggris maupun dari Amerika, yaitu karya karya yang diterbitkan tahun 1900 sampai 1980. Dengan demikian permasalahan yang dibicarakan dalam skripsi ini terbatas pada HAVE dalam ragam tertulis melalui saluran. karya fiksi, karena tidak mungkin membahas seluruh masa_lah dalam waktu yang terbatas. Ini memerlukan waktu yang banyak sekali."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S14182
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tobing, Tota Mariana
"Dalam bahasa Belanda terdapat sejumlah konjungsi . atau kata sambung, seperti: EN, MAAR, OF, WANT, DAT dan sebagainya, yang mempunyal fungsi menghubungkan dua kata, dua bagian klausa atau kalimat, atau dua klausa dan lebih. Dalam skripsi ini kami hanya akan membuat penelitian mengenai konjungsi OF, karena nampaknya konjungsi ini mempunyai fungsi dan makna yang cukup luas. Koenen dalam Verklarend Handwoordenboek der Neder_landse Taal (1975: 900-901) mgnjelaskan bahwa OF mempunyai fungsi dan makna sebagai berikut: konjungsi koordinatif (pevenschikkend voegwoord) yang dipakai untuk menyatakan makna: kontradiksi (uitsluitend tegenstellend) misalnya nampak dalam:Ja of Nee 'Ya atau tidak' menvamakan (gelijkstellend) seperti dalam: een ad verbium of bijwoord 'adverbia atau kata tambahan'. Konjungsi ,subordinatif (onderschikkend voeawoord) yang dipakai untuk menyatakan makna:"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S15962
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nittrasatri Handayani
"Modifikator verbal merupakan suatu unsur di dalam frasa yang berfungsi untuk mendeskripsikan unsur inti, oleh karenanya modifikator tidak memiliki fungsi otonom di dalam tataran gramatikal. Analisis semantis modifikator verbal bahasa Indonesia menunjukkan bahwa modifikator verbal dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok besar, yaitu: (1) modifikator sebagai penanda aspek; (2) modifikator sebagai penanda modalitas; (3) modifikator sebagai penanda kuantitas; dan (4) modifikator sebagai penanda derajat. Analisis sintaktis modifikator verbal, khususnya dengan mendasarkan diri pada verba sebagai titik pusat, menunjukkan bahwa modifikator verbal dapat dibedakan ke dalam tiga kelompok, yaitu: (1) modifikator yang hanya dapat menduduki posisi mendahului verba; (2) modifikator yang hanya mampu menduduki posisi mengikuti verba;. serta (3) modifikator yang memiliki kebebasan. untuk menempati posisi mendahului maupun mengikuti verba. Analisis tentang jumlah kata yang membentuk suatu rangkaian modifikator verbal, memungkinkan untuk membuat analisis lebih jauh tentang pola urutan rangkaian modifikator verbal tersebut. Pola urutan di dalam rangkaian modifikator verbal tersebut akan didasarkan pada jumlah modifikator bebas yang terdapat di dalam posisi mendahului verba, dengan pertimbangan, hanya dalam posisi demikianlah, rangkaian modifikator verbal tersebut dapat ditemukan. Deskripsi pola urutan dalam rangkaian modifikator verbal menghasilkan empat kelompok besar pola urutan, yaitu: (1) pola urutan yang hanya memiliki satu modifikator bebas di kiri verba; (2) pola urutan yang memiliki dua modifikator bebas di kiri verba; (3) pola urutan yang memiliki tiga modifikator bebas di kiri verba; dan (4) pola urutan yang memiliki empat modifikator bebas di kiri verba. Pengertian modifikator bebas adalah modifikator yang memiliki kemampuan untuk memodifikasi verba secara langsung. Pola urutan rangkaian modifikator verbal di dalam bahasa Indonesia tidak mantap. Ketidakmantapan tersebut disebabkan karena timbulnya kemungkinan suatu urutan yang ambigu, sehingga suatu rangkaian modifikator verbal dapat dideskripsikan ke dalam dua atau tiga kemungkinan nola urutan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S11251
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>