Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 139770 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indra Putra
"Karya-karya Franz Kafka pada umumnya ditandai oleh dominannya kehadiran ironi verbal dan ironi tragik. Begitu halus dan baiknya kehadiran kedua jenis ironi itu sehingga pembaca tidak sempat lagi menyadari bahwa karya yang sedang dihadapinya sangat sarat dengan ironi verbal dan ironi tragik. Paradoks, aimbiguitas dan ambivalensi merupakan unsur-unsur utama yang harus mendapat perhatian serius dalam membahas ironi dengan berbagai aspeknya. Ironi verbal dan ironi tragik membuka kemungkinan yang amat luas bagi munculnya berbagai macam tafsiran atas satu permasalahan yang sama dan tidak jarang tafsiran tersebut satu sama lainnya sangat bertolak belakang. Pembahasan berbagai makna yang muncul melalui ironi verbal dan ironi tragik didasarkan pada definisi-definisi mengenai kedua jenis ironi itu yang diterima secara umum di kalangan pakar sastra. Mengingat sangat banyak dan seringnya kehadiran iro_ni verbal dan ironi tragik maka saya memilah-milah dan meng_klasifikannya ke dalam beberapa pokok permasalahan yang sa_ma sehingga ironi tersebut tidak bercampur baur satu dengan lainnya. Akhirnya dapat ditarik kesimpulan bahwa semenjak awal sampai akhir roman das Schloss ironi verbal dan ironi tragik muncul dalam hampir setiap kesempatan. Kedua jenis ironi itu saling isi-mengisi dan mengukuhkan sehingga karya Kafka ini tetap menjadi misteri. Kesimpulan penting lainnya adalah bahwa kebenaran taf'siran atas ironi verbal dan ironi tragik selalu bersifat sangat nisbi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1986
S14695
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marina Estella
"ABSTRAK
Karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati, dipahami dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Penciptaannya bagaimanapun juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mengelilingi pengarang sebagai pencipta karya sastra itu sendiri. Faktor tersebut merupakan penga_laman manusiawi pengarang yang,didapatnya dari mengalami, melihat, mendengar atau membaca. Dan karena pengarang merupakan bagian dari masyarakat maka mau tidak mau kar_yanya menampilkan gambaran kehidupan, dengan kata lain merupakan pengungkapan kehidupan-kehidupan, karena ia mengungkap_kan apa yang telah disaksikan, apa yang dialami, dipermenungkan dan dirasakan orang tentang kehidupan. Dan hasil karya ini sebagai salah satu alat komunikasi sudah tentu menggunakan bahasa sebagai medium, di mana bahasa itu merupakan ciptaan sosial. Dengan demikian terdapatlah hubungan antara pengarang, masyarakat dan sastra, dan dalam sosiologi sastra hubungan tersebut dipelajari_

"
1984
S14714
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juniati M. Suriadimaja
"ABSTRAK
Roman Mitteilung an den Adel karya Elisabeth Plessen telah saya pilih sebagai bahan analisa dalam skripsi ini. Yang menjadi topik pembahasan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah kesenjangan generasi yang berdasarkan roman tersebut diatas. Alasan Pemilihan Topik Saya melihat kesenjangan generasi sebagai suatu masalah yang menarik dan aktual, yang akan selalu terjadi didalam suatu masyarakat, baik dalam lingkungan masyarakat luas maupun lingkungan masyarakat kecil, bila tidak terdapat kesesuaian paham antara satu generasi dengan generasi sebelumnya. Mitteilung an den Adel adalah sebuah roman yang membahas masalah tersebut dengan latar belakang keadaan yang terjadi dalam masyarakat Republik Federal Jerman pada tahun 1960-an. Karya ini merupakan karya Elisabeth Plessen yang. pertama yang gemilang yang terbit pada tahun 1976.

"
1984
S14688
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Siegfried Lenz adalah seorang pengarang Jerman yang terkenal dewasa ini. Karya-karya Siegfried Lenz pada umumnya bersifat kemanusiaan dan universil, itulah sebabnya karya-karyanya banyak dibaca orang, tidak hanya di negara Jerman, tetapi juga, di luar negeri, terutama di daratan Eropa. Dungan terbitnya roman Deutschstunde (1968) nama Siegfried Lenz menjadi terkenal. Roman ini telah diterjemahkan ke dalam sembilan belas bahasa. Da. Indonesia Siegfried Lenz telah dikenal melalui cerpennya Lukas, sanftmutiger Knecht yang diterjemahkan oleh Hazil dengan judul Lukas Budak si Lembut Hati yang terkumpul dalam buku Kisah Jerman Sepanjang Zaman (modern). Pada kesempatan ini akan dibahas dua karya Siegfried Lenz yaitu Es waren Habichte in der Luft dan Der Mann im Strom. Keduanya ditulis dalam bentuk roman. Dua roman ini dipilih karena temanya yang ak_tuil; walaupun roman ini ditulis dua puluh tahun yang lalu, namun masalah yang disajikannya masih mem_punyai daya tarik bagi pembacanya. Dalam dua romannya ini Siegfried Lenz menggambarkan dengan jelas watak dan sepak terjang tokoh-tokohnya, bagaimana mereka menghadapi tantangan hidupnya..."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1977
S14743
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ganang Dwi Kartika
"ABSTRAK
Pertentangan tajam yang tak terdamaikan antara pengarang dan para pembaca pada umumnya menarik perhatian penulis. Menurut pengarang, penulisan roman ini dimaksudkan untuk memberikan penyembuhan terhadap penyakit jamannya; sedangkan menurut pembaca, roman ini menceritakan krisis hidup seorang lelaki tengah umur dan bahkan dinilai sangat berbahaya karena berisi penolakan terhadap nilai kehidupan yang ada. Dari penelitian yang penulis lakukan, terlihat jelas benang merah roman ini, yakni bahwa di balik keliaran, kebrutalan dan ketidak_menentuan sikap hidup Haller tesirat pemikiran Hesse tentang bagaimana seseorang harus menghadapi realita dan dirinya sendiri. Berdasarkan semua itu, manusia idaman Hermann Hesse menjadi pusat penelitian dalam rangka menempatkan karya ini pada tingkat yang seharusnya.
Tujuan penelitian adalah untuk membuktikan bahwa roman ini bermaksud positif, yang akan mengungkapkan bagaimana seorang manusia modern harus bersikap di tengah-tengah kehidupan yang sulit dimengerti dirinya dan dapat memberikan makna bagi hidupnya. Hal ini penting kita ketahui karena tak lama lagi kita, bangsa Indonesia, akan memasuki era lepas landas yang berarti gejala yang patologis seperti itu tidak mustahil muncul pula di sini.
Sehubungan dengan tujuan di atas, digunakan dua pendekatan, yakni pendekatan intrinsik dan ekstrinsik. Pendekatan ekstrinsik sangat penting karena roman ini sulit dipahami, yang mencakup pendekatan historis Jerman dan pribadi Hesse sendiri, khususnya di bidang pemikirannya; pendekatan fiiosofis untuk menilai lebih ianjut kemampuan roman ini sebagai penyembuhan terhadap penyakit zamannya. Pendekatan intrinsik digunakan untuk membuktikan kebenaran adanya model seorang manusia yang diidamkan Hesse yang mengungkapkan ajaran hidup yang disampaikan pengarang.
Hasil penelitian menunjukkan strategi bercerita Hesse telah menyesatkan pembacanya. Sebagai model penyembuhan atas suatu penyakit, gaya demikian ini tepat, yaitu mengemukakan kekacauan diri Harry Haller dan kemudian mengadakan pengobatan secara terapi. Usaha penyembuhan dan pencapaian manusia idaman terlihat melalui dua fase kehidupan Harry Haller; fase I tentang kekacauan diri Haller; fase II tentang proses pencapaian manusia idaman dan penyembuhan diri manusia itu sendiri.

"
1989
S14643
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Rita
"Sebagaimana diketahui di negara Swis terdapat empat kelompok penduduk yang dikelompokkan menurut bahasanya masing-masing. Bahasa Jerman digunakan oleh kira-kira 72 % penduduk, bahasa Perancis oleh kira-kira 20 % (terutama di sebelah Barat Daya), bahasa Italia dan bahasa Rhaeto Romanik oleh sisanya. Masing-masing kelompok pendu-duk tersebut mengembangkan kesusasteraannya sendiri. Kesusasteraan Swis berbahasa Jerman merupakan yang terpenting dari kesusasteraan di negara itu. Sebagian besar pengarang Swis yang terkenal di dunia menulis dalam bahasa Jerman, di antaranya seorang penyair bernama Carl Spitteler yang mendapat hadiah Nobel untuk kesusasteraan pada tahun 1919. Ada lagi seorang pengarang asal Jerman bernama Hermann Hesse, yang menjadi warganegara Swis pada tahun 1923, mendapat hadiah Nobel pada tahun 1946. Salah seorang pengarang Swis berbahasa Jerman pada abad ini ialah Max Frisch. Ia banyak menghasilkan karya drama, roman, buku harian dan sandiwara radio. Max Frisch terkenal terutama karena karya karya dramanya, akan tetapi menurut penilaian umum hasil karya sastranya yang lebih besar terletak di bidang roman. Ia disebut sebagai salah seorang penulis Jerman yang paling pintar pada dewasa ini."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1978
S14739
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lisda Liyanti
"Pola pendidikan berbanding lurus dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat. Perubahan masyarakat Jerman-Austria pada masa pembangunan kembali pasca Perang Dunia II, yang beiringan dengan gerakan mahasiswa yang menentang sikap otoriter di segala bidang berdampak pula pada semakin berkembangnya pola pendidikan antiotoriter. Fenomena ini diangkat oleh beberapa pengarang Sastra Anak dan Austria yang mengangkat gejala sosial dalam masyarakat dan menamakan diri mereka soziale Beobachter/in, salah satunya adalah Christine Nostlinger. Penelitian dalam skripsi ini bertujuan mengungkap keterlibatan suatu karya sastra dalam menanggapi suatu gejala sosial serta sikap pribadi pengarang terhadap hal tersebut melalui metode sosiologi sastra. Dalam skripsi ini dijelaskan sikap Nostlinger yang menentang pola pendidikan otoriter yang dirasa tidak sesuai dengan kondisi masyarakat pada saat itu. Dengan kata lain Nostlinger mendukung pola pendidikan antiotoriter terhadap anak yang dimotori oleh gerakan mahasiswa pada tahun 60an. Melalui penelitian ini juga dijelaskan bahwa tema yang tetap aktual dari novel ini membuat pesan yang disampaikan pengarang masih bisa diterima tidak hanya terbatas pada Jerman dan Austria saja, melainkan di negara mana pun dan kapan pun itu."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S14603
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pius Suasa Nasar
"Dalam skripsi ini akan dibahas pemberontakan berdasar_kan karya Anna Seghers 'Aufstand der Fischer von St. Barbara' (Pemberontakan para nelayan St. Barbara). Karya ini diterbitkan pada tahun 1928 dan pada tahun yang sama memperoleh hadiah Kleist. Menurut Klaus Sauer, seluruh karya Anna Seghers dibagi dalam tiga kelompok: karya awal (1926-1932), karya masa pembuangan (1933-1947) dan karya akhir (1948-1977). Ceritera 'Aufstand der Fischer von St. Barbara' termasuk kelom_pok karya awal yang menyusul ceritera 'Grubetsch'. Ceritera 'Grubetsch' dimuat sebagai ceritera bersambung dalam harian 'Frankfurter Zeitung' dari tanggal 10 sampai dengan tanggal 23 Maret tahun 1927, sedangkan 'Aufstand der Fischer von St. Barbara' diterbitkan sebagai buku pada musim gugur 1928 (Albrecht, 1975a:9). Buku ini menampakkan corak revolusioner dan juga menunjukkan pandangan politik Anna Seghers maupun pandangan_nya dalam kesusastraan. Hal ini dikukuhkan oleh tindakan Anna Seghers sendiri dengan menjadi anggota Partai Komunis Jerman (KPD) pada tahun 1928 dan tahun 1929 bergabung dengan 'Bund proletarisch-revolutionarer Schriftsteller'_"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S14990
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hitipeuw, Verlyana Virgousa
"Dalam skripsi ini, karya Jana Hensel yang berjudul Zonenkinder dianalisis dengan tujuan untuk mengetahui dan memahami proses perubahan yang dialami generasi muda Jerman Timur (Republik Demokrasi Jerman) setelah penyatuan, melalui tokoh ich dan tokoh wir dalam Zonenkinder. Oleh karena itu, karya ini dianalisis berdasarkan teori hermeneutik dengan bantuan lingkaran hermeneutiknya. Agar dapat memahami isi karya ini secara utuh, maka lingkaran henmeneutik tersebut diimplementasikan dengan berangkat dari pemahaman (Verstehen) keseluruhan karya kemudian ke bagian-bagian karya itu dan kembali lagi ke keseluruhan karya. Untuk itu, penulis juga menggunakan teks-teks lain untuk memperoleh informasi yang membantu dalam menganalis dan memahami isi dari karya Hensel ini dan proses perubahan yang dialami generasi muda Jerman Timur (Republik Demokrasi Jerman)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S14765
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nita Hendradjuanita
"ABSTRAK
Huhungan Sastra, Sastrawan dan Masyarakat Norbert Oellers berpendapat: Literatur entsteht and wirkt in konkreten gesellschaftlichen Situation : und ist von diesen abhaengig. Bla diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia kalimat tersebut berbunyi: Sastra terja_di dan mempunyai pengaruh dalam situasi masyarakat yang konkrit dan tergantung kepadanya. Tidak jauh berbeda dengan pendapat di atas, Wil_liam Henry Hudson seperti yang dikutip oleh Andre Hardjana menyatakan bahwa sastra pada hakekatnya ada_lah suatu pengungkapan kehidupan melalui bahasa. Sastra merupakan pengungkapan baku (yang sebenarnya) dari : apa yang telah dialami orang tentang kehidupan, apa yang te_lah dipermenungkan, dan dirasakan orang mengenai segi_segi kehidupan yang paling menarik minat secara langsung lagi kuat2_

"
1984
S14641
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>