Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 42523 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aufrida Arieta Purwitasari
"Aufrida Arleta Purwitasari. Parodi karya Janosch Janosch erztiltlt Grintrn's Marches. Sebuah Analisis Mikrostilistik. (Di bawah bimbingan Leli Dwirika, M.A.) Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 2000. Setiap teks memiliki gaya bahasa tersendiri. Gaya bahasa inilah yang menjadi ciri khas teks tersebut, yang dapat membedakan dari teks-teks lainnya. Ilmu yang mempelajari gaya bahasa adalah Stilistika. Ia dianggap sebagai jembatan penghubung antara ilmu bahasa (linguistik) dan ilmu sastra. Melalui Stilistika, gaya bahasa suatu teks dapat dikenali, baik melalui unsur-unsur kebahasaannya maupun unsur-unsur sastranya. Oleh karena itu, Stilistika dapat dibedakan menjadi dua, yaitu linguistische Stilistik dan literaturwissenschaftliche Stilistik. Penelitian yang saya lakukan terhadap tujuh dongeng dari buku kumpulan dongeng parodi karya Janosch yang berjuduI Janosch erzahlt Grimm's Murchen ini, termasuk ke dalam penelitian linguistische Stilistik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari unsur-unsur kebahasaan yang mendukung warna gaya bahasa yang digunakan oleh Janosch dalam dongeng-dongeng parodi tersebut. Tujuh dongeng ini adalah dongeng-dongeng yang minimal memiliki empat warna gaya bahasa. Metode penelitian yang saya gunakan adalah metode penelitian deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa warna gaya bahasa yang digunakan oleh Janosch dalam parodinya menggunakan bentuk nomina atau komposita. Warna gaya bahasa itu mayoritas bersifat merendahkan suatu objek dan melebih-lebihkan sesuatu."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2000
S14659
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Esya Triandini Putri
"Skripsi ini membahas metafora penggambaran tokoh ibu tiri, anak tiri, dan anak kandung yang terdapat dalam Märchen Aschenputtel, Brüderchen und Schwesterchen, Frau Holle, dan Sneewittchen yang memperkuat stereotipe dari ketiga tokoh tersebut. Stereotipe yang melekat pada mereka adalah tentang anak tiri yang malang dan ibu tiri, serta anak tiri yang jahat. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan jenis-jenis metafora yang menggambarkan ketiga tokoh tersebut berdasarkan klasifikasi metafora menurut Gerhard Kurz, serta membuktikan benar atau tidaknya stereotipe terhadap ketiga tokoh tersebut. Dalam penelitian ini, metafora leksikal dan kreatif adalah metafora yang paling banyak ditemukan dalam merepresentasikan ketiga tokoh tersebut, yaitu berjumlah empat, sedangkan metafora konvensional adalah yang paling sedikit ditemukan, yaitu dua metafora. Dari empat dongeng tersebut, stereotip yang melekat pada ketiga tokoh tersebut juga dapat diperkuat dan dibuktikan melalui metafora bahwa stereotip tersebut adalah benar.

This thesis discusses about the metaphor that represent figures of stepmother, stepchildren and own children in Märchen Aschenputtel, Brüderchen und Schwesterchen, Frau Holle, and Sneewittchen which supporting the stereotype of those three characters. This research aims to explain the kinds of metaphors that describe those three characters that are classified based on the type of metaphor by Gerhard Kurz and prove whether the stereotype of those three characters are true or not. Lexical and creative metaphor are the most commonly found in this research to represents those three character, whereas conventional metaphor is the least. At those four tales, stereotypes of stepmother, stepchildren, and own children can also be proved by metaphor that the stereotypes are true.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S55841
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasan Amin
Djakarta : Noordhoff , 1950
398.2 HAS h (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sitti Fatimah Azzahra
"Dongeng berisi pesan moral yang dapat dipelajari oleh pembaca. Namun, dongeng juga dapat berbahaya apabila di dalamnya terdapat ideologi patriarki atau femininitas yang konservatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui unsur-unsur pembangun maskulinitas dan femininitas apa saja yang terdapat dalam salah satu dongeng karya Gebrüder Grimm, yang berjudul König Drosselbart. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang bersumber pada kajian pustaka. Analisis yang digunakan dengan menganalisis kalimat dalam dongeng yang mengandung unsur maskulinitas dan femininitas. Berdasarkan hasil penelitian, dalam dongeng König Drosselbart tersebut terdapat beberapa unsur yang membangun konsep maskulinitas dan femininitas yang dianalisis dari tingkah laku tokoh dan percakapan antar tokohnya. Adapun unsur-unsur tersebut antara lain laki-laki sebagai pengambil keputusan, bersifat pantang menyerah, dan tidak mudah menangis, sedangkan perempuan harus memiliki wajah cantik, harus penurut, mudah menangis, dan melakukan pekerjaan domestik.

Fairy tale contains a moral message that can be learned by the reader. However, fairy tale can also be dangerous if there is a patriarchal ideology or conservative femininity. This research aims to determine the elements of masculinity and femininity that contained in König Drosselbart, a one of fairy tale by the brothers Grimm. This research uses qualitative method which is from literary review. This research is being analyzed by analyzing the sentences that contains the elements of masculiniy and femininity. Based on the result, in this fairy tale there are several elements that build up the masculinity and femininity concept, that analyzed by the behavior of the main figures and conversations between the figures. Those elements are men as decision makers, never give up, and not maudlin, while women should be pretty, should be submissive, easy to cry, and doing domestic work.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Nuzuliah Sani
"Karya sastra, baik yang berupa cerita pendek, cerita bersambung, novel, atau lainnya, tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Berdasarkan karya itu, para kritikus sastra dapat melakukan penelitian karya sastra yang didasarkan pada jenisnya (genre), motif, tema, atau lainnya. Banyak pengarang karya sastra Belanda yang cukup produktif, salah satu di antaranya adalah Cees Nooteboom. Cees Noteboom menghasilkan karya beberapa kumpulan proses, puisi, dan kisah perjalanan. Namun dari sekian banyak karya yang dihasilkannya, ada satu karya yang dianggap sukses, yaitu Rituelen, terbukti dengan diberikannya penghargaan Pegasus atas karyanya itu yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Berbeda dengan banyak karya sastra lainnya, Rituelen terdiri atas beberapa bagian. Bagian-bagian yang ada bukan didasarkan pada perubahan latar, tema, atau teknik penceritaan, namun didasarkan pada nama-nama tokoh yang mempengaruhi pribadi tokoh utamanya. Selain itu, pada awal tiap bab selalu didahului dengan prolog. Prolog yang ada ditulis dengan menggunakan bahasa yang berbeda-beda, yaitu bahasa Jerman pada bagian intermezo, bahasa Latin yang disertai terjemahannya pada bagian Arnold Taads, dan bahasa Inggris dan Perancis pada bagian Philip Taads. Ditinjau dari sudut motif, Rituelen mempunyai delapan motif penting yang mendukung tema cerita. Kedelapan motif tersebut antara lain: khayalan, alkohol, upacara minum teh, waktu, yoga, perangkat minum teh, biara dan suatu tempat yang tinggi. Kedelapan motif ini terangkai menjadi satu tema sentral, yaitu tindakan bunuh diri para tokohnya. Rituelen memiliki tema utama suatu sikap pesimistis yang diakhiri dengan tindakan bunuh diri para tokohnya. Baik tokoh utama maupun tokoh bawahan, walaupun dengan cara yang berbeda-beda, menempuh jalan bunuh diri yang dianggap satu_-satunya jalan keluar. Tokoh Arnold Taads mempunyai peranan yang besar sekali terhadap pembentukan pribadi Inni Wintrop. Sedangkan tindakan, perilaku, maupun cara hidup Philip Taads, anak Arnold Taads, tidak banyak pengaruhnya terhadap pembentukan tokoh Inni Wintrop. Demikian pula sebaliknya peranan tokoh Inni Wintrop juga tidak berpengaruh pada pembentukan pribadi Philip Taads. Philip Taads sebagai anak Arnold Taads tidak pernah mengenal siapa sebenarnya Arnold Taads itu, karena mereka memang tidak pernah saling bertemu. Sejalan dengan pemikiran ayahnya yang menganggap bahwa penderitaan_nya di dunia akan berakhir apabila dia mati, Philip Taads juga beranggapan bahwa hidup adalah suatu beban. Philip Taads telah mencoba untuk mengelakkan dirinya dari beban itu, namun dia tidak berhasil. Jalan keluar yang ditempuh oleh Philip Taads adalah melenyapkan beban itu, termasuk melenyapkan dirinya sendiri dengan jalan terjun dari atas jembatan dan tenggelam di sungai yang dalam. Sebagai kesimpulan dari penelitian ini adalah: ketiga tokoh di atas menunjukkan sikap yang pesimistis dalam menghadapi kehidupan di dunia, sehingga tema dari keseluruhan karya ini juga bersifat pesimistis. Sikap seper_ti itu berasal dari para tokoh yang ada didorong oleh sikap yang sama yang ada pada diri masing-masing pribadi para tokohnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S15787
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yolazia Chairany Achmad
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang pilihan kata atau frase (diksi) dan hal yang mempengaruhi tema cinta dari lirik yang menggambarkan tema cinta sepasang kekasih karya __^__Zhou Jielun. Analisis juga dilihat pada latar belakang kehidupan pengarang untuk melihat keterkaitan antara pilihan kata dan pribadi penyair. Hasil analisis menunjukkan bahwa pilihan kata (diksi) atau frase yang digunakan cenderung menggambarkan tema cinta patah hati yang dipengaruhi oleh latar belakang kehidupan si penyair yang orang tuanya mengalami perceraian.

Abstract
This study of this thesis discusses the diction or phrase and factors affecting the song lyrics picturing lovers theme composed by __^__Zhou Jielun. The analysis also seen on the composer_fs background to examine his personal life story and its correlation to his choice of words in his song_fs lyrics. The study shows that the composer_fs choice of words has the tendency to portray love-breakups in relationship as the result of his parent_fs divorce."
2010
S12718
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kinanti Kaloka Putri
"Film yang beredar pada zaman sekarang banyak yang merupakan hasil adaptasi dari suatu karya lain, entah itu dari dongeng, novel, atau bahkan sesama film. Dongeng Frau Holle karya Grimm bersaudara, pada tahun 2008 difilmkan oleh Produsen Antaeus Filmproduktion GmbH untuk stasiun tv Berlin RBB/ARD dengan tujuan sebagai sarana edukasi untuk anak. Selain itu film ini beserta beberapa film adapatasi dari dongeng lainnya masuk dalam pameran Film, serta dibuat dalam bentuk DVD oleh Goethe Institut. Hal semacam ini dalam bidang kebudayaan dinilai sebagai suatu bentuk cara melestarikan kebudayaan suatu negara. Film adaptasi dongeng ini disajikan dengan cerita yang sama dengan bentuk dan nilai moral yang baru. Perbedaan yang ada pada cerita dalam film merupakan bentuk baru dari dongeng dengan judul yang sama, hal ini dilakukan untuk menyesuaikan nilai-nilai sosial-budaya abad 21.

Many films now days are adaptations from another works, which folkstale, novel, or even film. A folktale, Frau Holle or Mother Holle in english, by Brothers Grimm has filmed by Manufacturer Antaeus Filmproduktion GmbH Berlin in 2008 for the TV station RBB / ARD with purpose as an educational tool for children. Moreover, this film along with several other folktales adaptation movies showed in the exhibition, as well as in the form DVD made by Goethe Institute. This kind of thing in the field of culture is considered as a way to preserve the country's culture. The film adaptation of the folktale is presented with the same story with the new form and a new moral values. The differences in the movie are new form of the folktale yet with the changes in the social values, so that fit in 21 century.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Quinta Binar Resista
"Skripsi ini membahas tokoh Bean dalam serial televisi Mr. Bean (1990) sebagai contoh parodi terhadap ide maskulinitas Britishman. Parodi terhadap maskulinitas Britishman akan dianalisis melalui cara tokoh Mr. Bean memperlakukan tubuh tanpa memandang konsep heteronormativitas yang hidup di lingkungan sekitarnya, berdasarkan beberapa adegan yang terdapat dalam episode Mr. Bean, The Return of Mr. Bean, dan The Curse of Mr. Bean. Selain itu, parodi terhadap ide maskulinitas karakter Britishman pada teks penelitian akan ditinjau dengan kebiasaan para mahasiswa Oxford dan Cambridge University (Oxbridge Men) di awal abad 19, yang diketahui sebagai cikal bakal konsep Britishman di Inggris. Melalui penelitian ini, penulis menemukan bahwa Mr. Bean adalah seorang dengan identitas jender yang tidak dapat didefinisikan, namun ia telah menjadi subjek atas tubuhnya sendiri.

The purpose of this final thesis is to analyze the character of Bean in the Mr. Bean tv shows (1990) as a form of parody toward the concept of Britishman masculinity. The analysis is conducted by examining how Mr. Bean treats his own body without a regard to the concept of heteronomativity around him, based on several scenes from the episodes of Mr. Bean, The Return of Mr. Bean, and The Curse of Mr. Bean. Furthermore, the parody toward the concept of Britishman masculinity in this paper will be examined in its connection with the habit of students from Oxford and Cambridge University (Oxbridge Men) in the beginning of 19th century, which has been known as the role model of an ideal Britishman in England. Through this study, the writer found that Mr. Bean is a gender entity who can't be easily defined, and instead mould his own identity as a subject based on his body."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43429
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tatat Haryati
"Penelitian ini berfokus pada upaya menjelaskan gambaran penduduk lansia masyarakat Jepang yang tercermin melalui pemberlakuan sistem penanggulangan ledakan penduduk lansia dalam novel Ginrei no Hate karya Tsutsui Yasutaka. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan penyajian dalam bentuk deskripsi. Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini bertumpu pada teori sosiologi sastra Rene Wellek dan Austin Warren, dan teori parodi konseptual Linda Hutcheon.
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan latar belakang pemberlakuan sistem penanggulangan ledakan penduduk dalam teks dan menemukan unsur-unsur teks yang diparodikan. Sumber data yang digunakan adalah novel Ginrei no Hate karya Tsutsui Ysutaka yang diterbitkan pada tahun 2006 oleh Shinchousha, Tokyo. Dari analisis terhadap novel Ginrei no Hate ditemukan bahwa pemberlakuan sistem penanggulangan ledakan penduduk lansia dalam teks merupakan realitas sosial yang disimpangkan dari realitas sosial yang terjadi sesungguhnya. Gambaran realitas sosial nampak dari penggunaan metode artistik oleh pengarang.
Pemberlakuan sistem penanggulangan ledakan penduduk lansia dilatarbelakangi oleh kebutuhan untuk 1. menyeimbangkan penduduk lansia dan penduduk muda; 2. mengurangi beban ketergantungan penduduk lansia terhadap penduduk produktif; dan 3. menjaga sistem pensiun yang sudah tertata. Selanjutnya, unsurunsur parodi yang terkandung dalam teks adalah: 1. pengkreasian ulang berupa peniruan yang berbeda dari novel Batoru Rowaiaru; 2. kritik terhadap sistem perlindungan dan perawatan lansia yang diterapkan oleh pemerintah, masyarakat dan keluarga; 3. cemoohan dan olok-olok terhadap kebijakan perawatan lansia kunjungan rumah bagi lansia pikun dan netakiri, serta penanganan sistem pensiun yang dilakukan pemerintah dan masyarakat. Ketiga unsur parodi ditemukan dalam bentuk ironik dan satirik dalam teks."
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Dongeng karya Grimm bersaudara telah banyak diadaptasi kedalam dunia film, salah satunya adalah "Snow White". Penelitian ini membahasa distorsi yang muncul dalam dua film adaptasi "Snow White", yaitu "Snow White and the Seven Dwarf" (1937) produksi Disney..."
META 7:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>