Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 97816 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nyoman Dian Kusumadewi
"Skripsi ini membahas terjemahan istilah bangunan-bangunan di pura dalam bahasa Jerman. Sumber data berasal dari buku panduan wisata Suzanne Charle& Buku ini dipilih sebagai somber data karena dalam buku ini pura dibahas secara sistematis, rinci dan jelas. Penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian kepustakaan dengan metode komparatif: Landasan teori yang digunakan adalah teori terjemahan Larson, dan teori Nida tentang komponen makna. Istilah-istlah pura dalam bahasa Jerman dianalisis komponennya dan dibandingkan dengan istilah-istilah pura dalam bahasa Bali.
Berdasarkan hasil analisis data dapat disiampulkan bahwa terjemahan istiah pura dalam bahasa Jerman tidak seluruhnya memadai. Hal ini disebabkan karena dalam terjemahan , tenrtama makna emotif atau afektif dan makna asosiatif tidak selalu dapat dialihkan ke dalam bahasa sasaran. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa makna referensial sexing tidak diterjemahkan dengan tepat ke dalam bahasa sasaran (Jerman). Hal ini dapat dlhindarkan jika penerjemah menriliki pengetahuan yang baik tentang kebudayaan Bali, terutama tentang arsitektur Bali. Sebagai kesimpulan akhir dapat dikatakan bahwa penerjemahan yang berkaitan dengan istilah-isblah bidang budaya tidak dapat lepaskan dari konteks budaya bahasa sumber."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S14998
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kalista Az-Zahra
"Penerjemahan Preposisi Bahasa Jerman ke dalam preposisi bahasa Indonesia diambil dari Kata Pengantar Editor dalam Majalah NADI edisi kedua sampai dengan edisi keenam, April 2002 sampai dengan Mei 2004. Di bawah bimbingan M. Sally Pattinasarany, M.A. Fakulias Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2005. Dalam skripsi ini, saya meneliti mengenai penerjemahan preposisi bahasa Jerman ke dalam preposisi bahasa Indonesia dalam kata pengantar editor yang diambil dari majalah NADI (Nachrichten fir Alumni und Deutschland Interessierte). Saya akan meneliti apakah semua preposisi dalam bahasa Jerman dari korpus data dapat dipadankan dengan preposisi bahasa Indonesia atau tidak. Selain itu, saya juga akan meneliti preposisi bahasa Jerman dan bahasa Indonesia ini dari sisi semantik dan sintaksis. Penelitian dilakukan berdasarkan berlandaskan teori preposisi bahasa Jerman dari 1-Ielbig Buscha, teori preposisi bahasa Indonesia dari Hasan Alwi dan Abdul Chaer. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat preposisi dalarn bahasa Jerman yang tidak dipadankan ke dalam bahasa Indonesia. Dari 42 preposisi yang dianalisis, terdapat 36 preposisi yang diterjemhkan. Dari 36 preposisi ini terdapat 31 preposisi bahasa Indonesia yang memliki bentuk yang sama dengan preposisi bahasa Jerman dan terdapat 5 preposisi bahasa Indonesia yang memiliki bentuk yang berbeda dengan preposisi bahasa Jerman dan terdapat 6 preposisi bahasa Jerman yang tidak dipadankan ke dalam bahasa Indonesia. Apabila dilihat dari segi semantik, 17 preposisi bahasa Indonesia memiliki fungsi yang sama dan 19 preposisi bahasa Indonesia memiliki bentuk yang berbeda dengan preposisi bahasa Jerman."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S14708
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kumala Hutami
"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerjemahan istilah-istilah Organisasi Sosial Bahasa Francis ke dalam Bahasa Indonesia. Dalam penelitian ini, definisi 'istilah' dibatasi pada kosakata yang mengungkapkan unsur kebudayaan Organisasi Sosial. Untuk mencapai tujuan tersebut, penulis merumuskan beberapa permasalahan, yaitu: apa saja padanan istilah-istilah Bahasa Francis yang mengungkapkan kebudayaan Organisasi Sosial dalam Bahasa Indonesia, bagaimana istilah-istilah bahasa sumber (BSu) tersebut diterjemahkan dalam bahasa sasaran (BSa), ditinjau balk dari segi bentuk maupun pesannya, serta apakah amanat yang terdapat dalam padanan istilah-istilah Organisasi Sosial BSu tersampaikan secara utuh dalam BSa. Data untuk penelitian ini diambil dari La Peste karya Albert Camus dan karya terjemahannya Sampar oleh NH. Dini. Penulis telah berhasil mengumpulkan sejumlah 88 istilah Organisasi Sosial. Dari istilah-istilah tersebut berhasil ditarik kesimpulan sebagai berikut sebagian besar istilah-istilah Organisasi sosial BSu juga mendapatkan padanan berupa istilah. Istilah-istilah padanan tersebut pada umumnya bersifat memadai; hanya sebagian kecil yang tidak. Dalam analisis juga ditemukan istilah-_istilah yang mendapatkan padanan bukan berupa istilah melainkan dengan penerapan prosedur Deskriptif Equivalent. Demikianlah keseluruhan analisis terhadap penerjemahan istilah-istilah Organisasi Sosial Bahasa Francis ke dalam Bahasa Indonesia yang datanya diambil dari La Peste dan karya terjemahannya Sampar."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S14334
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Agustien
"Pokok skripsi ini menyangkut peminjaman kata asing, khususnya istilah-istilah yang berasal dari bahasa Prancis, dalam bahasa Indonesia. Masalah peminjaman kata ini sangat luas, karena mencakup berbagai bidang. maka dalam skripsi ini kami akan membatasi masalah peminjaman kata pada satu bidang saja, yaitu bidang tata busana."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puspa Fitri Apri Susetyo
"Skripsi ini membahas penerjemahan resep kue berbahasa Jerman ke dalam bahasa Indonesia. Sumber data berasal dari buku resep masakan Jerman yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang berjudul ?Lieblingsgerichte der Deutschen?. Fokus penelitian dalam skripsi ini adalah metode penerjemahan dan orientasi penerjemahan yang digunakan dalam penerjemahan resep kue berbahasa Jerman ke dalam bahasa Indonesia dengan menganalisis kesesuaian padanan antara BSu dan BSa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerjemahan resep kue berbahasa Jerman ke dalam bahasa Indonesia menggunakan berbagai metode penerjemahan yang berorientasi pada bahasa sasaran (BSa). Hal ini dilatarbelakangi oleh unsur budaya, yakni (1) penerjemah merupakan orang Jerman dan sasaran pembaca adalah orang Indonesia dan (2) sulit menemukan padanan yang tepat dalam bahasa Indonesia, sehingga penerjemah tidak dapat mempertahankan bentuk-bentuk bahasa sumber dan berorientasi pada bahasa sasaran.

Diese Forschung behandelt die Übersetzung der deutschen Kuchenrezepte in Indonesisch. Die Quelleangabe in dieser Forschung wird vom deutschen Kochbuch, das in indonesisch übersetzt wurde, mit dem Titel "Lieblingsgerichte der Deutschen" übernommen. Diese Forschung konzentriert sich auf die Methode und die Orientierung der Übersetzung, die in der deutschen Übersetzung der Kuchenrezepte in indonesisch durch die Analyse von der Eignung des Äquivalents zwischen die Ausgangssprache und Zielsprache benutzt werden. Das Ergebniss zeigt, dass die Übersetzung der deutschsprachigen Kuchenrezept in indonesisch viele verschiedene Übersetzungsmethoden verwendet, die auf die Zielsprache (BSa) orientiert. Dies wird bei kulturellen Elementen motiviert, nämlich (1) Die Übersetzerin ist ein deutsch Muttersprachlerin und der Zielleser ist Indonesien (2) Die Schwierigkeiten bei der Suche in einem geeigneten Äquivalent in Indonesien, sodass der Übersetzer nicht kann, die Formen der Ausgangssprache aufrecht zu erhalten und auf die Zielsprache orientiert."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S58247
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Hartono
"Pembelajaran dari kesalahan-kesalahan penerjemahan yang sudah ada adalah penting untuk dijadikan sebagai masukan-masukan bagi penerjemah agar kelak dikemudian hari tidak mengulangi lagi kesalahan yang sama. Penelitian di dalam skripsi ini bertujuan untuk mengungkapkan faktor-faktor penyebab terjadinya kesalahan penerjemahan yang terdapat dalam ungkapan simile yang diharapkan dapat membekikan kefaedahan bagi dunia penerjemahan khususnya dalam penerjemahan simile. Jadi, penulis akan membuktikan kesalahan-kesalahan apa saja yang telah dilakukan si penerjemah dan menarik kesimpulan berdasarkan kesalahan-kesalahan yang dipelajarinya tersebut. Simile sebagai salah satu jenis majas pembandingan merupakan suatu perumpamaan yang dinyatakan secara eksplisit dengan menggunakan kata keterangan pembandingan. Kata keterangan pembandingan tersebut diantaranya seperti, sebagai, ibarat, bak, umpama, laksana, serupa, dll. Dengan keberadaan kata keterangan pembandingan ini ungkapan simile ini dapat langsung diidentifikasi.Berdasarkan analisis data terjemahan salah yang ditemukan, penulis menemukan empat buah faktor penyebab terjadinya terjemahan salah sebagai berikut . 1) Terjemahan salah akibat tidak memahami citra perumpamaan TSu. 2) Terjemahan salah akibat penerjemahan harfiah yang tidak pada tempatnya. 3) Terjemahan salah akibat ketidaksetaraan bobot inforrnasi. 4) Terjemahan salah akibat tidak memperhatikan aspek gramatika."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S13504
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Widiarti
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk terjemahan metafora bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia dan mengungkapkan perpadanan metafora bahasa sumber dengan unsur bahasa sasaran melalui prosedur penerjemahan berupa pergeseran baik berupa transposisi maupun modulasi. Analisis penerjemahan metafora dalam Tsu ke dalam Tsa dilakukan dalam dua tahap. Pada tahap awal telah dikumpulkan data dari sumber data yang berupa novel dan terjemahannya. Data seluruhnya dikumpulkan dari Novel Yukiguni karya Kawabata Yasunari dan terjemahannya Daerah Salju oleh Ajip Rosidi.
Data tersebut diperoleh dengan mengenali unsur kebahasaan yang tak berterima secara harfiah dan dengan menggunakan teori pembandingan. Ditemukan unsur kebahasaan yang diidentifikasi sebagai metafora. Setelah itu, metafora dalam Tsu dikelompokkan berdasarkan tipe pembandingan yang membentuknya. Sebagian besar metafora bahasa sumber dan terjemahannya memiliki tipe pembandingan tak penuh dan citra yang sama. Jumlah terjemahan dalam bentuk metafora tipe pembandingan penuh dengan citra yang sama adalah 10 (19,23%), tipe pembandingan tak penuh dengan citra sama adalah 35 (67,31%) serta tipe pembandingan tak penuh dengan citra yang berbeda sejumlah 7 (13,46%). Jumlah terjemahan dalam bentuk simile dengan pembandingan tak penuh sebanyak 6 (40%), dalam bentuk non figuratif dengan pembandingan penuh sebanyak 1 (6,67%) dan pembandingan tak penuh sebanyak 8 (53,33%).
Berdasarkan analisis terhadap penerjemahan metafora Tsu ke dalam Tsa, disimpulkan bahwa prosedur penerjemahan yang sangat berpengaruh pada pencapaian kesepadanan dinamis dalam penerjemahan sebuah metafora adalah prosedur modulasi dan transposisi. Pergeseran sudut pandang terjadi pada citra metafora tersebut, sedangkan eksplisitasi terjadi pada titik kemiripannya. Pergeseran bentuk diperlukan untuk menghasilkan terjemahan yang wajar dalam bahasa sasaran.
Penelitian ini menemukan bahwa sebagian besar metafora Jepang dan terjemahannya berbentuk tipe pembandingan tak penuh. Hal ini sesuai dengan hipotesis Quintilian yang menyatakan tipe pembandingan tak penuh adalah versi yang paling baik dari teori pembandingan. Dan segi terjemahan telah tercapai kesepadanan dinamis dalam penerjemahan metafora Jepang ke dalam bahasa Indonesia. Amanat yang terdapat dalam metafora bahasa Jepang dapat tersampaikan dalam bahasa sasaran."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T11852
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Izu Yusnida Eka Puteri
"Penggunaan pronomina persona tidak pernah lepas dari komunikasi bahasa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Dalam percakapan biasa, misalnya antara orang tua dan anak; dalam percakapan resmi, misalnya di forum-forum diskusi atau ilmiah; dan bahkan dalam cerita, misalnya fiksi dan nonfiksi, keberadaannya tidak dapat diabaikan. Singkatnya, kata yang berfungsi untuk menggantikan orang itu selalu ada dalam setiap interaksi yang di dalamnya dapat meliputi orang pertama, kedua, atau ketiga. Orang pertama adalah orang yang berperan sebagai pembicara, orang kedua adalah lawan bicara, dan orang ketiga adalah orang yang dibicarakan, di mana orang ketiga tersebut bisa hadir atau tidak hadir dalam sebuah interaksi.
Setiap bahasa memiliki sistem pronomina persona, dan bentuknya sangat bervariasi antara satu bahasa dengan bahasa yang lain. Begitu pula dengan bahasa Jepang dan bahasa Indonesia yang menjadi objek dalam penelitian ini. Namun, setiap bahasa memiliki kategori yang paling mendasar untuk pronomina persona, yaitu persona (orang pertama, kedua, dan ketiga) dan jumlah (tunggal, jamak, dan sebagainya). Selanjutnya, ada pula kategori-kategori yang sering ditemukan pada bahasa lain, seperti perbedaan antara bernyawa dan tidak bernyawa, jenis kelamin bentuk inklusif dan eksklusif, dan bentuk hormat.
Adanya perbedaan-perbedaan dalam sistem pronomina persona bahasa Jepang, serta kehidupan sosial budaya yang berbeda, menimbulkan pertanyaan bagaimana padanan pronomina persona Bahasa Jepang di dalam bahasa Indonesia. Melalui sebuah cerita pendek (cerpen) berikut terjemahannya sebagai sumber data primer, dilakukan penelitian atas pronomina persona bahasa Jepang dan padanannya dalam bahasa Indonesia. Pertama dilakukan klasif ikasi atas pronomina persona bahasa Jepang dan padanannya. Ditemukan 221 data objek berikut padanannya. Cuplikan kaiimat-kalirnat yang mengandung pronomina persona bahasa Jepang tersebut disesuaikan dengan padanannya. Untuk mengetahui kebenarannya, maka cuplikan data dan padanannya dikonsultasikan kepada dua orang informan. Informan pertama adalah penutur asli bahasa Jepang yang memahami bahasa Indonesia dengan baik, sedangkan informan kedua adalah penutur asli bahasa Indonesia yang memahami bahasa Jepang dengan baik Langkah terakhir merupakan penghitungan atas temuan pronomina persona dan padanannya.
Penerjemahan pronomina persona antara dua bahasa tidak dapat dilepaskan dari pengaruh kehidupan sosial budaya para pemakainya. Karena, cara pemakaian. pronomina persona juga terkait dengan kebudayaan masing-masing masyarakatnya. Pronomina yang digunakan oleh penguasa terhadap rakyat atau bawahannaya tidak akan sama dengan yang digunakan rakyat terhadap penguasa. Brown dan Gilman menegaskan hal itu di dalam bukunya The Power of Pronouns and Solidarity. Secara gamblang Hymes menuturkan komponen komponen. komunikasi yang menjadi acuan dalam menentukan tingkat kesopanan sebuah bahasa, dengan istilah SPEAKING.
Dari analisis yang dilakukan didapatkan kesimpulan, bahwa sekitar 95,02% padanan dari pronomina di dalam bahasa Indonesia adalah pronomina persona juga. Sisanya sebanyak 4,98% berupa padanan yang bukan pronomina persona. Pemadanan pronomina persona dengan yang bukan pronomina persona dilakukan penerjemah untuk mengantisipasi distorsi beberapa makna tertentu, seperti komponen jenis kelamin yang tidak terdapat dalam bahasa Indonesia.
Dalam penerjemahan sistem pronomina persona, penerjemah menerapkan prosedur transposisi (pergeseran bentuk) dan modulasi (pergeseran makna). Transposisi meliputi pergeseran tataran, dari tataran gramatikal ke tataran leksikal, dan pergeseran kategori meliputi pergeseran struktur, unit, kelas kata, dan intrasistem. Modulasi yang terjadi adalah pergeseran luasan cakupan makna serta modulasi bebas yang berupa implisitasi, karena pronomina persona bahasa Jepang sering diresapkan, sedangkan pronomina bahasa Indonesia cendrung eksplisit. Akibatnya, ketika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia jumlah pronomina tersebut menjadi banyak atau frekuensi kemunculannya tinggi."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T11924
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendi Yusup
"ABSTRATK
Skripsi ini membahas fenomena variasi bahasa Indonesia dalam Forum Kaskus
berupa penggunaan dan pembentukan istilah-istilah yang khas dalam Forum
Kaskus yang menjadi ruang lingkup sosial bahasa. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan indikasi terjadinya variasi bahasa Indonesia dalam Forum
Kaskus tersebut. Metode Penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah
metode kuantitatif dan kualitatif dengan desain deskriptif.

ABSTRACT
This thesis discusses the phenomenon of Indonesian language variety in Kaskus
Forum in the form of typical use and establishment of terms which has become
the scope of social language. This research aims to describe the indications of
Indonesian language variety in Kaskus Forum. The quantitative and Qualitative
metodes with descriptive design are used to analyze this study."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42167
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sabariati Rahardjo
"Bahasa merupakan alat yang ampuh dalam berkomuni_kasi. Dengan bahasa seseorang mampu menyampaikan pikiran, pengalaman, gagasan, pendapat, perasaan, keinginan, harapan dan sebagainya kepada sesamanya. Segala kegiatan manusia akan lumpuh tanpa bahasa. Bahasa dibuat oleh dan untuk manusia. Itulah sebabnya maka pembentukan bahasa erat hubungannya dengan perorangan, masyarakat dan alam sekitar manusia yang mem_bentuk dan menggunakannya. Dan itu pula sebabnya di dunia ini terdapat berbagai bahasa (Poerwadarminta, 1979: 5).Manusia pada dasarnya selalu ingin tahu, dan hal inilah antara lain yang menyebabkan terjadinya komunikasi antara manusia yang satu dengan yang lain yang berada di luar lingkungan masyarakatnya masing-masing. Namun demikian komunikasi tidak selalu dapat berjalan dengan lancar, karena tidak semua orang menguasai bahasa yang lain di samping bahasanya sendiri. Di sinilah pentingnya pekerjaan menerjemahkan. Karena dengan menbaca suatu karya terjemahan yang baik, kita akan lebih cepat memahami kebiasaan, adat istiadat, kebudayaan serta latar belakang masing-masing"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1986
S13410
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>