Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 28622 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lilawati Kurnia
"Penulis skripsi bertujuan memberikan gambaran tentang Ostpolitik, salah satu kebijaksanaan politik luar negera. Republik Federal Jerman. Tema tersebut tidak diteliti dari sudut politik, akan tetapi lebih bersifat penggambaran sejarah yang diakronis. Melalui penelitian kepustakaan,penulis berusaha menguraikan perkembangan Ostpolitik yang telah dijalankan sejak masa Republik Weimar (1919-1933) sampai masa Willy Brandt (1969-1974). Hal ini diha_rapkan dapat memberikan gambaran tentang usaha-usaha pendekatan yang telah dijalankan oleh Jerman. Skripsi ini bertitik berat pada masa Willy Brandt, berdasarkan atas pertimbangan bahwa OstpOlitik masa ini telah berhasil dengan baik serta merupakan jalan keluar bagi masalah status quo Republik Federal Jerman. Disamping itu Repubublik Federal Jerman telah dapat ikut memberikan sum_bangan bagi politik perdamaian (detente) dengan menjalankan peranannya sebagai penengah antara kedua kekuasaan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1982
S14742
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setyowati Rahayu
"Skripsi ini membahas kebijaksanaan luar negeri RFJ terhadap Eropa Timur, yang lebih dikenal dengan nama astpalitik, periode 1974 1982. Pada tahun 1969 terjadi perubahan dalam astpalitik, yaitu dari kebijaksanaan konfrontasi menjadi rekonsiliasi dengan Eropa Timur. Perubahan kebijaksanaan ini erat kaitannya dengan terjadinya perubahan politik internasional dari era perang dingin yang diprakarsai oleh dua negara adikuasa. Namun pada paruh ke dua periode 1970-an, suhu politik internasional kembali meningkat, walaupun tidak setaraf dengan situasi prang dingin. Di lain pihak RFJ dengan kekuatan ekonominya, telah berhasil tumbuh sebagai negara middle pouer yang tangguh. Berdasarkan fenomena-fenomena tersebut, pembahasan skripsi ini ditujukan kepada bagaimana RFJ menjalankan pstpalitiknya di tengah era detente yang menurun. Di sini terlihat adanya konflik kepentingan antara kepentingan RFJ terhadap Eropa Timur di satu pihak, dengan keterikatannya sebagai anggota NATO. Dalam menganalisa permasalahan tersebut, penulis mempergunakan tiga pendekatan. Pertama adalah pendekatan sistem yang menggunakan teori middle pohier dari Carsten Holbraad, untuk melihat tingkah laku RFJ sebagai middle paner dalam menanggapi kondisi dan bentuk sistem internasional. Ke dua, pendekatan idasyncretic, untuk melihat pengaruh kepemimpinan Helmut Schmidt terhadap pelaksanaan ostpalitik. Ke tiga, pendekatan power palitics, yang mengetengahkan pendapat Llyod Jensen tetang peranan faktor ekonomi sebagai power palitics negara dalam mewujudkan kepentingannya. Pendekatan ini ditujukan untuk menjelaskan fenomena hadirnya RFJ sebagai sosok baru yang lebih percaya diri dan aktif dalam percaturan politik. Dari keseluruhan pembahsan masalah ini, tampak bahwa meningkatnya konfrontasi dalam era detente telah menyebabkan RFJ sulit menjalankan ostpal itiknya, secara independen dan intensif. Dalam kondisi seperti ini, RFJ tidak dapat terlalu menonjolkan kepentingannya atas reunifikasi Jerman. Dalam suhu politik yang meningkat, Helmut Schmidt memperkuat kembali pijakan RFJ pada aliansi Barat. Namun demikian berkat kepemimpinan Schmidt, kepentingan dasar dan marjinal dari ostpalitik bisa dipertahankan, yaitu kontak dan jalur-jalur komunikasi dengan RDJ, hubungan perdagangan dengan Eropa Timur dan mengurangi ketegangan di Eropa. Ostpolitik periode Schmidt juga memperlihatkan keindependenan RFJ dalam tingkat tertentu terhadap Amerika Serikat."
1990
S8049
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pantow, Lingkan
"ABSTRAK
Menilik latar belakang sejarah terbentuknya Republik Federal Jerman sebagai akibat dari kekalahan Jerman dalam perang dunia kedua, maka dapatlah dimengerti, jika pada ma_sa-masa sulit setelah perang, rakyatnya tidak berminat sama sekali untuk turut memikirkan kegiatan dan perkembangan politik negaranya. Pada saat itu, negara Sekutu (Amerika Serikat, Inggris dan Perancis) yang menduduki Jerman, tidak mengijinkan Republik Federal Jerman untuk mengadakan kegi_atan politik. Pusat perhatian rakyat Republik Federal Jer_man hanya ditujukan kepada pemenuhan kebutuhan hidup sehari-_hari. Keinginan untuk secepatnya dapat melepaskan diri dari kemelaratan dan kesengsaraan hidup telah mendorong mereka untuk bekerja keras dan harus menunjukkan prestasi dalam pe_kerjaan masing-masing. Motivasi ini, ditambah dengan adanya dasar modernisasi yang telah dimiliki oleh bangsa Jerman sejak sebelum perang, yaitu pengetahuan teknologi, sarana pendidikan dan keterampilan kerja yang tinggi, telah menyebabkan kemakmuran dan kesejahteraan hidup dapat dicapai dalam waktu yang sangat singkat_

"
1985
S14701
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prawirasaputra, Sumpana
Bandung: Remadja Karya, 1984
327.598 Pra p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Berli
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1993
S7382
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Hatta, 1902-1980
Jakarta: Tintamas, 1953
327.991 MOH d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Ghalia Indonesia, 1987
342.43 KON
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Tita Agustiani
"Situasi politik di Australia sampai tahun 1947 masih terdapat kontradiksi dan ketidaksatuan dalam kebijaksanaan sipil Australia terhadap Indonesia. Ketidak-tetapan kebijaksa_naan yang berhubungan dengan Hindia Belanda dan kemerdekaan Indonesia mencerminkan tidak adanya kebulatan pendapat di dalam tubuh Pemerintah Australia. Pada tahun 1945, Chifley mengatakan bahwa perselisihan antara Indonesia dan Belanda adalah masalah dalam negeri Belanda dan Australia tidak ingin campur tangan. Walaupun demikian, Pemerintah Australia memper_hatikan perkembangan di Indonesia sebab situasi yang tidak menentu di wilayah tersebut telah menimbulkan kekhawatiran Australia bagi strategi pertahanan keamanannya. Kegagalan pemerintah Indonesia dan Belanda untuk mencapai kata sepakat dalam perjanjian Linggarjati telah memaksa Pemerintah Australia membawa masalah ini ke PBB. Di Dewan Keamanan EBB, Pemerintah Australia berusaha meyakinkan anggota DK-PBB bahwa masalah Indonesia-Belanda sudah saatnya ditangani PBB. Usaha Australia mulai menampakkan hasil saat DK-PBB mengeluark.an resolusi gencatan senjata dan membentuk suatu komisi yang dikenal dengan Komisi Tiga Negara. Usaha inipun menunjukkan ketegakkan sikap Australia terhadap masalah Indo-nesia, yang selama ini berusaha untuk bersikap hati-hati dalam menanggapi masalah tersebut. Ketegasan yang berlatar belakang dari kebijaksanaan politik Australia setelah perang, dimana Pemerintah Australia menginginkan penyelesaian secara damai di samping keinginan untuk menjalin hubungan baik dengan Negara-_negara tetangganya di Asia. Dukungan Australia di DK-PBB telah menimbulkan simpati tersendiri bagi Indonesia, sehingga Pemerintah Indonesia meminta Australia untuk mewakilinya dalam KTN. Bagi Pemerintah Australia, hal ini merupak.an kesempatan untuk mewujudkan ambisinya menjadi negara utama di kawasan Asia dan memanfaat_kan masalah ini sebagai batu loncatan untuk menjalin hubungan yang lebih baik dengan negara-negara di Asia, serta untuk melindungi kepentingan-kepentingan negaranya di Asia, khususnya Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S12203
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sansila Amrul Qadar
"ABSTRAK
Semenjak Anwar Sadat berkuasa hingga tahun 1973 hubungan antara Mesir dan Libya berjalan dengan baik, bahkan untuk mengadakan program unifikasi untuk bersatu. Namun, mulai tahun 1974, hubungan ini mulai diwarnai dengan ketegangan-ketegangan berupa tindakan saling mengecam antara Anwar Sadat dengan Muammar Khadafi, pengusiran diplomat kedua negara, maupun dengan jalan mendukung tindakan tindakan subversi di negara lawan. Puncak dari permusuhan ini adalah dengan perang perbatasan Mesir-Libya pada bulan merencanakan Juli 1977. Hal yang ingin dibahas dalam skripsi ini adalah faktorfaktor apa yang menyebabkan Mesir pada tahun 1974 yang pada awalnya bersahabat, berbalik arah hingga memusuhi 1977, Libya. Untuk itu digunakan kerangka analisis William D.Coplin, yaitu suatu studi tentang pembuatan kebijakasanaan politik suatu negara. Coplin membagi faktor-faktor yang mempengaruhi pembuatan kebijaksanaan ini dalam empat katagori yaitu tingkah laku pembuat keputusan, kondisi politik dalam negeri suatu negara, kondisi ekonomi dan militer serta lingkungan internasional. Berdasarkan analisis terhadap data-data yang ada. terlihat bahwa perubahan politik luar negeri terhadap Libya pada tahun 1974 1977 disebabkan perubahan perubahan yang terjadi di dalam negeri serta sebagai reaksi terhadap sikap Libya yang memusuhi pemerintahan Anwar Sadat."
1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta Kedutaan Besar Republik Federal Jerman bag.Pers dan Kebudayaan
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>