Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 118029 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Helena Menta Dumaris
"Helena Menta Dumaris. Analisis Tindak Tutur Mengancam Muka di Tempat Kerja (Di bawah bimbingan Dr. Setiawati Darmojuwono). Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 2000. Face Threatening Act (PTA) ist ein Akt, der gegen entweder das Gesicht des Sprechers oder das Gesicht des Horers ist. Dieses Gesicht hat 2 Aspekte.
Sie sind negatives Gesicht and positives Gesicht. In dieser Arbeit wurden die Gemeinsamkeiten and die Unterschiede zwischen dem FTA, der von einem Mann and dem von einer Frau geaufert warden, analysiert. Es wird auch untersucht, der FTA, aus der Sicht der Mannersprache and der Frauensprache. AuBerdem wurden auch die Hoflichkeitsstrategien analysiert, die von einem Mann bzw. von einer Frau bei der AuBerung FTA benutzt wurden.
Die Quelle der Daten in dieser Arbeit sind 2 Erzahlungen, namlich: Der erste Schritt (Woon Jung Chei) and Anneli wahnt hier trick mehr (Horst Scharnagl). these zwei Erzahlungen sind aus dem Birch Drtstennin Arbeitsplatz. Kriminelles aus den Betrieben, genommen warden, in dem als Hauptthema die Kriminalitat in den Betrieben erzahlte.
Die Ergebnisse dieser Untersuchung weisen darauf hin, daB der FTA eher von der Rolle als von dem Geschlecht des Sprechers abhangig ist. Die Leute neigen die Bedrohungen zu mildern, wenn sie mit den Vorgesetzten sprechen. Dazu benutzen sie entweder negative Haflichkeiten oder positive Hoflichkeiten. Auterdem ist es auch in dieser Arbeit festgestellt, daB nicht alle Merkmale der..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2000
S14621
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surahman
"Skripsi ini merupakan penelitian tentang penerapan dan penyimpangan Prinsip Kerja Sama Gripe, penyimpangan dan tidak relevannya. Prinsip Sopan Santun Leech, dan jenis tindak ilokusi Searle.
BAB I merupakan pendahuluan, yang di dalamnya disajikan penjelasan latar belakang penelitian, permasalahan, tujuan, ruang lingkup penelitian, metode penelitian, korpus data, prosedur kerja, dan sistematika penyajian.
Dalam BAB II ditampilkan landasan teori yang digunakan untuk menganalisis data. Teori tersebut adalah wawancara yang dikemukakan Schumacher, Prinsip Kerja Sama Once, Prinsip Sopan Santun Leech, dan teori tindak tutur Searle.
Dalam BAB III dianalisis 38 data, yang berasal dari majalah Profit No.. 46. 9 November 1998, tahun ke-29.
Kesimpulan skripsi ini dijabarkan dalam BAB IV dan dalam bagian ini, dapat diketahui pertanyaan yang diajukan pewawancara dan pengaruhnya terhadap proses komunikasi. Selain itu, dalam bab ini terlihat penerapan dan penyimpangan Prinsip Kerja Sama, penyimpangan dan tidak relevannya Prinsip Sopan Santun, dan jenis tindak ilokusi, yang sering ditemukan dalam wawancara."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2000
S14792
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Djunaidi
"Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan penggunaan pemagar dalam percakapan berita melalui telepon yang disiarkan langsung di radio. Untuk mencapai tujuan itu masalah yang dibahas di dalam penelitian ini mencakupi pokok berikut: (1) bentuk-bentuk pemagar yang digunakan penutur di dalam percakapan dan (2) fungsi pemagar yang digunakan penutur di dalam percakapan. Korpus data penelitian ini diambil dari tiga puluh dua kegiatan percakapan yang direkam dari siaran radio Elsinta Jakarta dalam acara ""Edisi Pagi News and Talk"" (18 percakapan) dan ""Pos Sore News and Talk"" (14 percakapan).
Hasil rekaman itu ditranskripsi ortografis berdasarkan model giliran bicara (turn taking) ke dalam tulisan dengan menggunakan ejaan bahasa Indonesia. Analisis data dilakukan dengan metode analisis kualitatif dan metode analisis pragmatis dengan prosedur introspeksi dan analisis kontekstual, serta analisis wacana kritis (Salager-Meyer 1994; Dijk 2000). Pemagar yang diperoleh dari penelitian ini adalah bentuk ungkapan verbal yang berupa kata (seperti mungkin, semacam, agaknya), berupa frasa (seperti menurut kami, insya Allah, setahu saya), dan berupa klausa (seperti saya kira, saya pikir, kalau""(saya) tidak salah). Pemagar yang digunakan penutur di dalam percakapan berfungsi sebagai penanda kehati-hatian dan sebagai pelindung muka.
Pemagar dalam tuturan direktif cenderung berfungsi sebagai pelindung muka negatif petutur dan muka positif penutur, agar tidak timbul konflik penutur-petutur. Pemagar dalam tuturan representatif dan ekspresif cenderung berfungsi sebagai pelindung muka positif petutur. Implikasi penggunaan pemagar itu di dalam percakapan adalah terpeliharanya hubungan yang harmonis penutur-petutur dan terbangunnya citra did positif para penuturnya.
Penelitian yang dilakukan ini hanya memperhatikan pemagar yang berbentuk ungkapan verbal dan tidak mempertimbangkan aspek yang lain (misalnya ciri-ciri prosodi dan later belakang budaya). Penelitian lanjutan yang serupa atau penelitian perpagaran dengan mempertimbangkan aspek yang lain masih perlu dilakukan agar diperoleh gambaran yang lebih jelas dan sistematis tentang perpagaran di dalam bahasa Indonesia, bail( dalam wacana lisan maupun wacana finis."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
T38831
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rima Muryantina
"Bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari tidak semata-mata digunakan hanya untuk menyampaikan makna tertentu pada pihak kawan bicara, tetapi juga untuk menunjukkan sikap kita terhadap kawan bicara dan topik pembicaraan. Tuturan yang mencerminkan tindakan pembicara terhadap seseorang atau sesuatu disebut "tindak tutur". Dalam tindak tutur manusia, terdapat daya pragmatik yang diharapkan terjadi setelah tuturan tersebut diujarkan. Daya pragmatik ini dapat disampaikan baik dengan cara langsung maupun tidak langsung. Dalam penuturan tidak langsung, sering terdapat implikasi makna yang sering kali tergantung pada elemen-elemen kontekstual. Salah satu konteks penting dalam memahami implikatur adalah kebudayaan.
Dalam film Everything is Illuminated (2005) terdapat banyak tindak tutur dan implikatur dalam dialog tokoh Alexander Perchov dan Jonathan Foer. Sering kali kedua tokoh ini saling tidak memahami tindak tutur dan implikatur yang mereka gunakan pada satu sama lain. Hal ini disebabkan karena mereka memiliki latar belakang budaya yang berbeda. Temuan dari penelitian ini adalah perbedaan kebudayaan antara kedua tokoh sangat berpengaruh terhadap proses pemahaman dan penggunaan tindak tutur dan implikatur.

Language, in daily use, doesn't only function as a medium to communicate meanings to the addressee, but also to show the speaker_s attitudes toward the addressee and the discussed topic. Utterances that indicate the speaker's attitude towards something or someone are usually called 'speech acts'. Each of these speech acts has a pragmatic force that expects something to happen when the speech act is uttered. This pragmatic force could be expressed directly and indirectly. In implied speech acts, there are implications of meanings that often depend on contextual elements. One of the important contextual elements to understand the implicatures is culture.
In the movie Everything is Illuminated (2005), there are so many speech acts and implicatures in Alexander Perchov dan Jonathan Foer's dialogues. Both characters often don_t understand each others speech acts and implicatures. These misunderstandings happen because they have different cultural backgrounds. The finding of the research is that the different cultural background of the speakers really influences the comprehension and the using of speech acts and implicatures
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S13961
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adisti Tri Andalia
"Belakangan ini di Jepang timbul pandangan bahwa bahasa Jepang sedang mengalami perusakan oleh pemakainya atau ???(????)??(??)? yaitu banyaknya kesalahan yang dilakukan oleh penggunanya. Kesalahan penggunaan yang kerap dilakukan oleh anak muda Jepang dalam ragam bahasa lisan ini dapat menimbulkan kebingungan bagi pembelajar bahasa Jepang. Salah satu kesalahan penggunaan yang menarik perhatian penulis adalah penggunaan kata ??????(????). Dalam kelas kata bahasa Jepang terdapat istilah ??(????) dan ??(????), dimana ??(????)adalah kata yang dapat berdiri sendiri, dapat berubah bentuk dan dapat menjadi predikat, yaitu verba ??(???), adjektiva _i ??(????) ?(?)dan adjektiva _na ??(????) ??(???). Lalu ??(????)adalah kata yang dapat berdiri sendiri, tidak dapat berubah bentuk dan dapat menjadi subjek, kelas kata yang termasuk di dalamnya adalah nomina ??(???). Jika ??(????) berkonjugasi dengan ??(????), maka ??(????) tersebut akan berubah menjadi bentuk ?(??) ??(????), sedangkan jika berkonjugasi dengan sesama ??(????), akan mengambil bentuk. Kata ???adalah adjektiva _i ??(????) ?(?) , yaitu termasuk golongan ??(????), sehingga jika berkonjugasi dengan ??(????) akan mengambil bentuk ?(??) ??(????), dan jika berkonjugasi dengan sesama ??(????) akan mengambil bentuk, namun sekarang banyak sekali ditemui penggunaan ??(????) + ??(????)yang tidak mengikuti aturan tata bahasa sebagaimana dijelaskan di atas, yaitu kata ???tidak berubah menjadi bentuk ???(??????) yaitu ???, melainkan tetap berbentuk ???. Dari berbagai teori dan spekulasi yang berkembang, di antaranya tentang penyederhanaan bunyi rentetan vokal di bahasa Jepang dan teori fungsi tutur, penulis membuat hipotesis yang akan menjadi dasar dalam pembuatan kuesioner, ???? untuk meneliti penggunaan bentuk ???? ??ini di kalangan penutur asli bahasa Jepang. Dasar hipotesis adalah adanya penyederhanaan bunyi rentetan vokal /oi/ menjadi /e/, teori fungsi bahasa yang dipaparkan Cook, dan teori konteks dalam wacana Hall."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S13471
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Suyami
"This article discusses face threatening act (FTA) performed by KBJ VI participants. The FTA is a less tolerance utterance that makes a speaking partner feels ashamed and displeased so that it may annoy harmony and friendship. There are three research questions 1) what kind of speech act which tends to threat face as used by KBJ VI participants, 2) how far is the level of politeness of an uttereance containing FTA, and 3) how the speaking partner responds the FTA speech act. The data sources were any speeches or utterances who were officially delivered by the selected samples in the KBJ agenda. These speeches and utterances were recorded then they were categorized, and finally selected in accordance with the purpose of the research. The results of the research show that basically FTAs are not in accordance with the Javanese politeness where one should always make other people happy the basis of solidarity making."
D.I. Yogyakarta: Yayasan Jurnal Perempuan, 2018
400 JANTRA 13:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Depdikbud 1986,
415 S 418
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Andreas Kristanto Baskoro
"Penelitian ini berisikan telaah mengenai penggunaan strategi tindak tutur pengancam muka, maksim percakapan dan aspek solidaritas yang terdapat dalam film Schindler’s List. Tujuan dari penelitian ini adalah menemukan keterkaitan tiga aspek tersebut satu sama lainnya. Hipotesis dalam penelitian ini adalah Pertama, intensitas penggunaan strategi tindak tutur pengancam muka yang semakin berkurang melambangkan adanya perubahan kekuasaan tinggi menjadi rendah atau hilang. Kedua, strategi bald on record menjadi strategi yang melambangkan kekuasaan yang tinggi pada tokoh Schindler. Sedangkan strategi negative redressive action menunjukkan kekuasaan yang rendah seperti pada tokoh Itzhak Stern. Ketiga pelanggaran maksim dalam strategi face threatening act mengindikasikan adanya kendali dalam sebuah tuturan. Temuan pertama dalam penelitian ini menunjukkan intensitas penggunaan strategi tindak tutur pengancam muka berkurang ketika kekuasaan mulai memudar. Kedua sesuai dengan hipotesis awal yaitu strategi bald on record menjadi strategi dominan pada Schindler. Strategi negative redressive action merupakan strategi yang paling sering digunakan oleh Stern. Temuan ketiga adalah pelanggaran maksim kualitas pada Schindler sebagai bentuk kendali tuturannya terhadap Stern.

This research contains of analysis between three studies which are face threatening act, conversational maxim, and power & solidarity aspect. The aim of this research is finding a correlation between those studies. Firstly, hypothesis in this research is the intensity of face threatening acts strategies reflects deflation of the level power and solidarity. Secondly, bald on record strategy will be the dominant strategy which is often used by Schindler as a powerful man. Negative redressive action will also be dominant strategy which is used by Itzhak Stern as a powerless man. Thirdly, maxim violation in doing face threatening act strategy indicates a control to production of speech. The result shows us three main points. Firstly, decreasing the intention of face threatening act is happened at the same time while the level of power also depressed. Secondly, bald on record is the most used strategy by Schindler. Last result shows maxim violations which is done by Schindler become an access to control a speech."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S45092
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nababan, Melva Ratna Rulida
"Sebagai ikhtisar dari hasil analisis sekunder terhadap data-data yang dikumpulkan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut: 1 Secara keseluruhan di keempat propinsi yang diteliti, terdapat suatu indikasi yang jelas dan nyata tentang perubahan pola perolehan bahasa-bahasa di Indonesia sebagaimana terlihat dalam perbandingan pola perolehan bahasa antara orang dewasa dan anak-anak, yang menun_jukkan bahwa sekarang ini semakin banyak orang memperoleh bahasa Indonesia sebagai BI. 2. Secara keseluruhan di keempat propinsi yang diteliti, terdapat suatu indikasi yang tidak begitu jelas tapi nyata tentang perubahan penggunaan bahasa-bahasa di Indonesia sebagaimana terlihat dalam ..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S14187
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Bahasa remaja timbul di kalangan remaja. Penyebaran bahasa remaja tidak merata, maksudnya anak-anak yang kurang pergaulan hanya mengenal beberapa, kata remaja atau bahkan tidak sama sekali. Di Belanda bahasa remaja banyak dipakai di daerah Randstad karena di sana banyak faktor pendukung yang mendorong. Bagaimana, penerapan bahasa remaja. di media tulis remaja Belanda adalah pertanyaan yang muncul dalam skripsi ini. Penelitian yang dilakukan melalui studi kepustakaan serta melalui penelitian majalah. Studi kepustakaan diperlu_kan untuk menjelaskan arti serta ciri dari bahasa remaja. Dalam penelitian majalah dilakukan penelitian terhadap kata (leksikal). Hal tersebut dilakukan untuk melihat sejauh mana kemunculan kata remaja di media tulis remaja Belanda. Selain itu jika di temukan kata yang menyerupai kata remaja maka akan dijelaskan arti kata tersebut dart disebutkan kategori_nya.. Hasil penelitian majalah menunjukkan bahwa pemakaian ka.ta rema.ja di media tulis remaja. Belanda sangat sedikit. Para redaktur lebih banyak menggunakan kata popular. Kata popular yang ditemukan di majalah ini banyak berasal dari kata remaja yang pemakaiannya sudah umum sehingga arti dan penggunaannya telah dimengerti oleh masyarakat luas. Selain kata popIer di majalah ini juga ditemukan kata asing. Kata asing yang digunakan banyak yang berasal dari Inggris dan sering muncul di artikel mode. Sedikitnya pemakaian kata remaja daripada kata populer dan kata asing menandakan bahwa, majalah YES merupakan majalah komersial. Para, redaktur beranggapan jika mereka, banyak memakai kata remaja maka banyak pihak yang tidak mengerti. Jika banyak pihak yang tidak dapat membaca YES, maka perusahaan akan merugi."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S15779
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>