Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 62252 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mahda Yumiati Dasuki
"Tujuan utama dari skripsi ini adalah menganalisa fungsi penggunaan kalimat elipsis dalam tiga cerita pendek karya Alfred D6blin, dihubungkan dengan isi dan tema cerita. Analisa fungsi kalimat elipsis tersebut dihubungkan dengan teori cerita pendek modern, karena pada tiga cerita pendek yang dianalisa terdapat unsur-unsur teori tersebut. Hasil dari analisa tersebut, fungsi kalimat elipsis yang terdapat dalam skripsi ini adalah untuk mengangkat peristiwa penting dalam tema cerita, memperpendek waktu penceritaan, pengantar dari suatu gambaran yang mengandung pelajaran dan sebagai cara untuk menampilkan bagian_bagian dari kejadian dimasa lalu."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S14785
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achira Gosana Zaubin
"ABSTRAK
Pengarang sebaiknya tidak mengendus-endus realita melainkan hendaknya bermain-main dengan rea_lita itu. Pengarang sebaiknya tidak mencuri berita dari Surat kabar dan memasukkannya ke dalam_ karyanya , ini tidak cukup. Menurut Dublin penga-rang seyogyanya tidak mereproduksi melainkan berkisah,berkisah secara betas. Sarana paling penting untuk itu bagi Dublin adalah teknik montase. Berlin Alexanderplatz adalah sebuah buku yang hidup dan montase yaitu montase dalam bentuk yang paling beraneka ragam. Dalam bentuk mon_tase foto, kepingan- kepingan kenyataan dijajarkan satu dengan lainnya...

"
1985
S14584
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endries Juliawati
"Tujuan utama dari penelitian ini adalah menjelaskan makna kematian dalam tiga cerita pendek karya Thomas Mann berdasarkan psikoanalisa Sigmund Freud. Teori yang digunakan untuk meneliti ketiga cerita pendek ini adalah teori psikoanalisa Sigmund Freud, khususnya teori mengenai naluri kehidupan (Eros) dan naluri kematian (Thanatos). Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap ketiga cerita pendek karya Thomas Mann ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa ketiga cerita itu mengandung elemen-elemen teori Freud mengenai naluri kehidupan (Eros) dan naluri kematian (Thanatos). Elemen yang sangat dominan dalam ketiga cerita pendek itu adalah naluri kematian (Thanatos). kematian mempunyai makna yang penting dalam ketiga cerita tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S14682
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abigail Indriana M.
"Makna idiom tidak dapat dipahami dari makna unsur-unsur pembentuknya. Menerjemahkan idiom merupakan suatu hal yang sulit dilakukan karena setiap idiom bersifat khas bahasa dan khas budaya. Setiap bahasa menggunakan idiom yang berbeda untuk menyatakan makna yang lama. Penelitian ini mengkaji masalah dalam penerjemahan idiom bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia, dengan menganalisis tiga cerita pendek karya Akutagawa Ryunosuke (1915/1997) berjudul Rashomon, Hana, dan Yabu no Naka beserta terjemahannya karya Bambang Wibawarta (2004) dalam buku berjudul Akutagawa Ryunosuke: Terjemahan dan Pembahasan "Rashomon ", "Yabu no Naka" dan "Hana". Dari tiga cerita pendek ini ditemukan 50 idiom, yang semuanya memiliki acuan manusia.
Penelitian ini merupakan studi kasus dengan menggunakan ancangan kualitatif; yang secara deskriptif menganalisis masalah penerjemahan idiom bahasa Jepang (BSu) ke dalam bahasa Indonesia (BSa) yang terdapat dalam tiga cerita pendek tersebut di atas. Tahapan analisis penelitian ini dimulai dari penentuan idiom bahasa Jepang dengan memperhatikan kontinuum, kenonkomposisionalan dan kenonproduktifan, serta diperkuat dengan keberadaannya di dalam kamus idiom bahasa Jepang. Setelah itu, idiom-idiom tersebut beserta terjemahannya dalam bahasa Indonesia dicatat dalam kartu data. Kemudian data tersebut dikategorisasikan menurut cara penerjemahannya dan dianalisis dari segi kesepadanan pesan. Tahap terakhir adalah analisis prosedur penerjemahan idiom. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 50 idiom BSu yang ditemukan, 2 diterjemahkan menjadi idiom BSa, 39 diterjemahkan menjadi non idiom atau dengan cara parafrasa, dan 9 tidak diterjemahkan (omission). Dan segi kesepadanan pesan, sebagian besar, 43 idiom mendapat terjemahan yang sepadan. Sementara itu 7 idiom tidak mendapat terjemahan yang sepadan. Dari 7 idiom ini, 2 memiliki makna literal dan idiomatik, yang diterjemahkan secara literal sehingga pesan tidak sepadan, sementara 5 tidak diterjemahkan atau tidak dialihkan. Hal ini tidak mengganggu jalan cerita secara keseluruhan, namun dirasakan kurang lengkap karena pesan yang terkandung dalam idiom BSu tidak tersampaikan dalam BSa. Penerjemah tampaknya lebih mementingkan isi cerita daripada detil ungkapan-ungkapan dalam BSu, dalam hal ini idiom. Prosedur penerjemahan yang ditemukan meliputi transposisi dan modulasi, yang menghasilkan geseran bentuk dan makna. Geseran bentuk yang ditemukan adalah geseran tataran yaitu geseran dari gramatikal ke leksikal, dan geseran kategori yang meliputi geseran struktur, unit, kelas kata, dan intrasistem. Geseran tataran terjadi disebabkan oleh sistem bahasa Jepang dan Indonesia yang berbeda. Verba atau adjektiva bahasa Jepang memiliki akhiran yang mempunyai makna gramatikal dan dapat berkonjugasi menjadi berbagai bentuk seperti bentuk negatif lampau, progresif lampau. Sementara itu modulasi yang ditemukan meliputi geseran sudut pandang, cakupan makna, serta modulasi bebas yang bertujuan untuk memperjelas makna. Diharapkan penelitian ini dapat berguna bagi penelitian penerjemahan bahasa Jepang ke bahasa Indonesia, khususnya penerjemahan idiom.

The meaning of an idiom cannot be understood from the meaning of its constituents. Translating idiom is not an easy thing to do because every idiom is language-specific and culture-specific. Every language may use different idioms to convey the same meaning. This research analyzes problems found in translating Japanese idioms into Indonesian. The data are taken from three short stories written by Akutagawa Ryunosulce (191511997) which are Rashomon, Hana, and Yabu no Naka, and their translation written by Bambang Wibawarta (2004), in his book Akutagawa Ryunosuke: Terjemahan dan Pembahasan "Rashomon ", "Yabu no Naka" dan "Hana ". This research found 50 idioms which all refer to human.
This research is a case study using qualitative approach, which analyzes problems in translating Japanese idioms (SL) into Indonesian (TL). The analysis starts with deciding the idioms by testing them from their characteristics, which are continuum, non-compositional and non-productive, and consult their meaning with Japanese idiom dictionary. All the idioms and the translation in Indonesian are recorded on the data card, and are categorized by their ways of translating. After that they are further analyzed to assess their equivalence. Finally, the data are analyzed from their translation procedure. The result shows that from 50 SL idioms, 2 idioms are translated into TL idioms, 39 idioms translated by paraphrasing, and 9 idioms translated by omission. Most of them, 43 idioms, are proven to have good equivalence, while 7 idioms are not. From the 7 idioms proven not to have equivalence, 2 idioms are translated literally, the rest are translated by omission. The 5 idioms, which are translated by omission, fail to transfer the message. However, they do not interfere the flow of the story. The translation procedures found consist of transposition and modulation. The transposition results in level shift, that is from grammatical to lexical level, and category shift which consist of structure, unit, class and intra-system shift. Meanwhile, the modulation results in semantic field shift and free modulation, which aimed to enhance the meaning. Hopefully, this research might be useful for anyone who is interested in Japanese translation study, especially Japanese idiom.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2005
T15359
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistiati
Jakarta: Pusat Bahasa Kementrian Pendidikan Nasional, 2010
808.831 SUL p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Kristina Wulandari
"Sejarah kesusastraan Cina telah rnencatat kumpulan cerita pendek pertama Lu Xun yang berjudul Teriakan (sebagai satu momentum penting bagi munculnya kesusastraan Cina modern. Lu Xun memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi kesusastraan Cina modern karena Teriakan telah menggunakan bahasa sehari-hari yang menggantikan bahasa klasik. Selain itu pula, Lu Xun melakukan pembaharuan dengan mengangkat tema-tema tentang realitas sosial masyarakat yang sangat berbeda dati tematema kesusastraan Cina tradisional. Tiga karya yang menjadi obyek penelitian adalah Catatan Harlan Orang Gila, Kong Yiji, dan Obat, sedangkan pendekatan yang digunakan untuk menganalisis ketiga karya tersebut adalah pendekatan strukturalis Todorov.
Masalah pokok yang diangkat adalah bagaimana ketiga cerita yang menjadi obyek penelitian menampilkan perbedaan dunia sebagai makna dari masing-masing cerita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masing-masing cerita menampilkan dunia yang berbeda dengan berbagai cara penyajian yang bervariatif. Dunia yang ditampilkan dalam Catalan Harlan Oran Gila dunia seorang manusia yang divonis rnenderita gangguan kejiwaan yang tidak berdaya menyesualsan dininya dengan lingkungan sosial di mina is betada. Sedangkan dunia yang ditampilkan dalam Kong Yrji adalah dunia seorang manusia yang terasing karena sosok dan pemikirannya yang tidak sejalan dengan zamannya. Pada cerita Obat dunia yang ingin ditampilkan adalah dunia di mana para tokoh utamanya tidak berdaya untuk keluar dari belenggu kanibalisme.
Perbedaan dunia yang disajikan oleh ketiga cerita mengandung makna yang sangat universal Karakteristik tokoh cerita tidak hanya rnenggambarkan karakteristik masyarakat Cina namun juga tidak dapat diabaikan bahwa karakteristik semacam itu adalah karakteristik sebagian besar manusia di seluruh dunia. Begitu pula halnya dengan rangkaian peristiwa yang ditampilkan Peristiwa saling memangsa antar manusia, hllangnya kepedulian dan sating mencintai antar manusia tidak hanya terjadi dalam lingkup masyarakat Cina, melainkan juga terjadi dalam lingkup universal kehidupan manusia.

The history of Chinese literature noted that Lu Xun's first short story compilation, Call To Arms or could also be translated Cry Out indicate a significant momentum for the birth of Chinese modern literature because it used Chinese vernacular rather than literary Chinese and also reformed the themes of Chinese literature by using the non mainstream of social reality. This research used structuralism approach of Todorov based on his three short stories, The Diary ofA Madman, Kong Yi Ji and Medicine.
The topic explain how his works revealed the difference of world's meaning from each story and how each story figure the difference of world with various style of writing. The Diary ofA Madman, describe a man who judge by people surround him as a man who suffering schizophrenia and he can not himself in social environment. Kong Yi Ji, describe a man who was alienated by people surround him because his ideas and figures did not in line with the era. Medicine, describe a man who can not escape from the repression of cannibalism because his power lack mess.
The worlds in those stories have universal meaning. The characters of main actor not only describe the Chinese's unique character but also represent general human character in world. More over, the narrations of events such as cannibalism, lack of love and careness among people in context of human life also describe the general human character.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
T17619
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Apsanti Djokosuyatno
"Prosper Merimee dilahirkan dan dibesarkan di Paris. Ayahnya adalah seorang guru melukis di Ecole Poiytechriique. Orang tuanya, terutama ibunya, memupuk kecintaan pada bahasa dan sastra Inggris. Pendidikannya yang terakhir adalah sekolah tinggi Hukum. Dia memulai kariernya dalam dunia sastra pada usia dua puluh tiga tahun. Karyanya yang pertama berupa kumpulan naskah drama berjudul Le Theatre de Clara Gazul Ketika itu sudah terlihat seleranya pada mistifikasi. Lakon-lakon drama tersebut seakan-akan ditulis oleh seorang pemain drama wanita Spanyol. Di dalam kata pengantarnya yang ditandatangani oleh Joseph L'Estrange, pengarang memperkenalkan dirinya sebagai editor dan penerjemah lakonlakon tersebut. La Guz1a, yang menyusul terbit di tahun 1827, sekali lagi mengecoh pembacanya. Dalam buku tersebut Merimee menggunakan nama samaran Hyacynthe Hagdanovitch.
Kariernya menyebabkan dia diangkat sebagai Inspecteur des Monuments Historiques. Jabatan tersebut menyebabkan ia banyak melakukan perjalanan keliling ke seluruh Perancis. Dia memanfaatkan perjalanan-perjalanannya untuk melakukan penelitian arkeologis. Hal itulah yang menyebabkan dia cenderung menulis cerita berjenis sejarahan dan fantastik. Tentu saja cintanya pada bahasa dan sastra Inggris turut berperan dalam hal itu.
Pada tahun 1829 muncul karyanya yang membuat namanya makin harum, yaitu La Chronique du Regne de Charles IX, sebuah cerita sejarahan. Pada tahun yang lama Merimee mulai menulis berbagai cerita pendek dalam bentuk yang sempurna. Merimee terkenal sebagai seorang pengarang yang sangat memperhatikan bahasa dan penyajian karyanya.
Semua karyanya mendapat sambutan hangat, diterbitkan beberapa kali dan diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa asing."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1990
D109
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Apsanti Djokosuyatno
"ABSTRAK
Ada beberapa titik tolak yang menjadi dasar permasalahan kami. Dari awal telah ditekankan bahwa banyak hal yang belum digarap dengan baik dalam kesusastraan Indonesia modern. Teori-teori mengenai sastra Indonesia modern belu banyak ditulis, padahal sebagai alat kerja unsur tersebut merupakan suatu kebutuhan yang mendesak. Dalam kutipan artikel yang muncul baru-baru ini, Menjelang Teori dan Kritik Susastra Indonesia yang Relevan (Esten 1989), kekosongan tersebut dibahas kembali.Semua penulis dalam kumpulan esai tersebut sependapat bahwa kesusastraan Indonesia membutuhkan teori sastra Indonesia modern yang mandiri. Tetapi tidak semuanya sependapat untuk mulai dengan meminjam teori Barat. Banyak yang menolak dengan alasan bahwa setiap kesusastraan memilikipuitikannya masing-masing. Umar Junus, yang telah memperkenalkan beberapa pendekatan modern, seperti strukturalisme dan semiotik, adalah salah satu toko sastrayang menyetujui peminjaman teori Barat.
Dalam pada itu kami melihat bahwa kesusastraan Perancis yang perkembangannya tidak pernah terputus selama ratusan tahun, menawarkan sejumlah teori yang kami butuhkan. Misalnya teori mengenai cerita fantastik dan teori-teori lain untuk membahas dan menafsirkannya denga n cara yang lebih objektif. Selain itu karya-karya fantastik yang disajikan dengan sangat indah patut pula diperkenalkan pada khalayak pembaca dan pengarang Indonesia untuk melihat kemungkinan cara pengolahannya yang kreatif, sungguh-sungguh dan rapi.
Berdaarkan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian kami dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. membuktikan bahwa keenam cerita pendek yang disebutkan dalam korpus memiliki ciri-ciri cerita fantastik pada tatarn semantik dan struktural.
2. membuktikan bahwa keenam cerita pendek tersebut dapat diklarifikasikn ke dalam cerita fntastique-strange, fantastique pur atau fantastique perveilleux. di balik tujuan untuk mrngidentifikasi subjenis yang terkandung dalam keenam karya tersebut, ada pula tujuan untuk memperlihatkan variasi bentuk cerita fantastik.
3. Memperlihatkan bahwa keenam cerita pendek tetap menunjukkan titil-titik kesamaan ditinjau dari dimensi psikoanalisa.
4. Menjabarkan perbedaan-perbedaan antara keenam cerita yang berlatar belakang dua budaya yang amat berbeda tersebut, untuk melihat kekhasan cerita fantastik Indonesia, atau setidaknya, jalan yang menuju ke arah itu, dan masalah-masalah yang bersangkutan dengan tujuan itu.
Perlu kiranya ditambahkan, bahwa fokus penelitian berada pada butir (1) dan (2). Butir (3) dan (4) hanya merupakan tambahan, emacam 'hasil sampingan' yang diduga akan diperoleh akibat penelitian yang dilakukan.

1-9 Korpus Penelitian

Membicarakan tiga karya sastra Perancis yang amat
terkenal dengan tiga karya Indonesia yang tidak terkenal
mungkin dianggap tidak pada tempatnya oleh beberapa ahli
sastra. Pada dasarnya karya sastra sebagai ungkapan budaya
dari dua negara yang berbeda tidak dapat dibandingkan.
Mengenai hal itu dirasa oerlu untuk menegaskan bahwa
penelitian ini sepenuhnya bersifat teknis dan sama sekali
tidak bertujuan memberi penilaian estetik.

Pilihan atas korpus didasarkan pada praduga bahwa karya-
karya tersebut mengandung konvensi cerita fantastik sesuai
dengan teori Todorov mengenai jenis tersebut. Dengan kata
Iain, karya-karya yang dipilih dianggap dapat menjadi
ilustrasi teori ahli sastra tersebut yang menekankan bentuk-
bentuk yang berbeda dalam dunia oerita fantastik.
Pertimbangan lain adalah segi tema. Pokok permasalahan mimpi
dan firasat kematian merupakan tema yang sangat universal dan
banyak diolah di Indonesia. Selain itu, tema Venus akan
mengingatkan pembaca Indonesia pada Durga.

Karya-karya yang merupakan korpus disertasi ini adalah sebagai berikut:
1. Djolmane, karya Prosper Mérimée tersebut ditulis
menjelang kematiannya. Cerita tersebut pertama muncul dalam
majalah Moniteur Universel pada tanggal 9, 15, dan 11 Januari
1873. Yang digunakan sebagai korpus dalam disertasi ini
terdapat dalam antologi berjudul Romans et Nouvelles yang
diterbitkan oleh Gallimard pada tahun 1951 di Paris (Hérimée
1951b.)
2. Kepanjanqannya, ditulis oleh Rijono Pratikto di tahun
1954, diterbitkan dalam majalah Kisah, Tahun II No: 3, 1954,
sebuah majalah sastra Indonesia (Pratikto 1954).
3. L'Intersigne, karya Villiers de L'lale-Adam,
yang diselesaikan pada tahun 1868, dan diterbitkan untuk
pertama kali dalam Revue des Lettres et des Arts. Teks yang
digunakan sebagai korpus terdapat dalam Nouveaux Countes
Cruels, diterbitkan oleh Garniers-Fréres di Paris pada tahun
1988. (Villiers de L'Isle-Adam 1968).
4. Halusinasi dan Mimpi, ditulis oleh Heru Suprapto,
diterbitkan di majalah Gadis No: 26 TH VIII di Jakarta pada
tahun 1980 (Suprapto 1985).
5. La Vénu5 d'IiIe, karya Prosper Hérimée, pertama kali
diterbitkan dalan La revue des Deux Mbndes pada tanggal 15
Mei 1837. Teks yang digunakan dalam disertasi ini terdapat
dalam antologi Rbmans et Nouvelles yang diterbitkan oleh
Gallimard pada tahun 1951 di Paris (Hérimée 1951c).
6. Danau Siluman, karya Aryanti, terbit dalam majalah Femina Tahun X No. 32, 1982 (Aryanti 1982)."
1990
D1554
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Apsanti Djokosuyatno
"Ada beberapa titik tolak yang menjadi dasar permasalahan kami. Dari awal telah ditekankan bahwa banyak hal yang belum digarap dengan baik dalam kesusastraan Indonesia modern. Teori-teori mengenai sastra Indonesia modern belu banyak ditulis, padahal sebagai alat kerja unsur tersebut merupakan suatu kebutuhan yang mendesak. Dalam kutipan artikel yang muncul baru-baru ini, Menjelang Teori dan Kritik Susastra Indonesia yang Relevan (Esten 1989), kekosongan tersebut dibahas kembali.Semua penulis dalam kumpulan esai tersebut sependapat bahwa kesusastraan Indonesia membutuhkan teori sastra Indonesia modern yang mandiri. Tetapi tidak semuanya sependapat untuk mulai dengan meminjam teori Barat. Banyak yang menolak dengan alasan bahwa setiap kesusastraan memilikipuitikannya masing-masing. Umar Junus, yang telah memperkenalkan beberapa pendekatan modern, seperti strukturalisme dan semiotik, adalah salah satu toko sastrayang menyetujui peminjaman teori Barat.
Dalam pada itu kami melihat bahwa kesusastraan Perancis yang perkembangannya tidak pernah terputus selama ratusan tahun, menawarkan sejumlah teori yang kami butuhkan. Misalnya teori mengenai cerita fantastik dan teori-teori lain untuk membahas dan menafsirkannya denga n cara yang lebih objektif. Selain itu karya-karya fantastik yang disajikan dengan sangat indah patut pula diperkenalkan pada khalayak pembaca dan pengarang Indonesia untuk melihat kemungkinan cara pengolahannya yang kreatif, sungguh-sungguh dan rapi.
Berdaarkan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian kami dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. membuktikan bahwa keenam cerita pendek yang disebutkan dalam korpus memiliki ciri-ciri cerita fantastik pada tatarn semantik dan struktural.
2. membuktikan bahwa keenam cerita pendek tersebut dapat diklarifikasikn ke dalam cerita fntastique-strange, fantastique pur atau fantastique perveilleux. di balik tujuan untuk mrngidentifikasi subjenis yang terkandung dalam keenam karya tersebut, ada pula tujuan untuk memperlihatkan variasi bentuk cerita fantastik.
3. Memperlihatkan bahwa keenam cerita pendek tetap menunjukkan titil-titik kesamaan ditinjau dari dimensi psikoanalisa.
4. Menjabarkan perbedaan-perbedaan antara keenam cerita yang berlatar belakang dua budaya yang amat berbeda tersebut, untuk melihat kekhasan cerita fantastik Indonesia, atau setidaknya, jalan yang menuju ke arah itu, dan masalah-masalah yang bersangkutan dengan tujuan itu.
Perlu kiranya ditambahkan, bahwa fokus penelitian berada pada butir (1) dan (2). Butir (3) dan (4) hanya merupakan tambahan, emacam 'hasil sampingan' yang diduga akan diperoleh akibat penelitian yang dilakukan.
1-9 Korpus Penelitian
Membicarakan tiga karya sastra Perancis yang amat terkenal dengan tiga karya Indonesia yang tidak terkenal mungkin dianggap tidak pada tempatnya oleh beberapa ahli sastra. Pada dasarnya karya sastra sebagai ungkapan budaya dari dua negara yang berbeda tidak dapat dibandingkan. Mengenai hal itu dirasa oerlu untuk menegaskan bahwa penelitian ini sepenuhnya bersifat teknis dan sama sekali tidak bertujuan memberi penilaian estetik.
Pilihan atas korpus didasarkan pada praduga bahwa karya-karya tersebut mengandung konvensi cerita fantastik sesuai dengan teori Todorov mengenai jenis tersebut. Dengan kata Iain, karya-karya yang dipilih dianggap dapat menjadi ilustrasi teori ahli sastra tersebut yang menekankan bentuk-bentuk yang berbeda dalam dunia oerita fantastik.
Pertimbangan lain adalah segi tema. Pokok permasalahan mimpi dan firasat kematian merupakan tema yang sangat universal dan banyak diolah di Indonesia. Selain itu, tema Venus akan mengingatkan pembaca Indonesia pada Durga.
Karya-karya yang merupakan korpus disertasi ini adalah sebagai berikut:
1. Djolmane, karya Prosper Mérimée tersebut ditulis menjelang kematiannya. Cerita tersebut pertama muncul dalam majalah Moniteur Universel pada tanggal 9, 15, dan 11 Januari 1873. Yang digunakan sebagai korpus dalam disertasi ini terdapat dalam antologi berjudul Romans et Nouvelles yang diterbitkan oleh Gallimard pada tahun 1951 di Paris (Herimee 1951b.)
2. Kepanjanqannya, ditulis oleh Rijono Pratikto di tahun 1954, diterbitkan dalam majalah Kisah, Tahun II No: 3, 1954, sebuah majalah sastra Indonesia (Pratikto 1954).
3. L'Intersigne, karya Villiers de L'lale-Adam, yang diselesaikan pada tahun 1868, dan diterbitkan untuk pertama kali dalam Revue des Lettres et des Arts. Teks yang digunakan sebagai korpus terdapat dalam Nouveaux Countes Cruels, diterbitkan oleh Garniers-Fréres di Paris pada tahun 1988. (Villiers de L'Isle-Adam 1968).
4. Halusinasi dan Mimpi, ditulis oleh Heru Suprapto, diterbitkan di majalah Gadis No: 26 TH VIII di Jakarta pada tahun 1980 (Suprapto 1985).
5. La Vénu5 d'IiIe, karya Prosper Hérimée, pertama kali diterbitkan dalan La revue des Deux Mbndes pada tanggal 15 Mei 1837. Teks yang digunakan dalam disertasi ini terdapat dalam antologi Rbmans et Nouvelles yang diterbitkan oleh Gallimard pada tahun 1951 di Paris (Hérimée 1951c).
6. Danau Siluman, karya Aryanti, terbit dalam majalah Femina Tahun X No. 32, 1982 (Aryanti 1982)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1990
D717
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Savitri Rahmasari
"Penelitian ini menganalisis pesan moral yang terpampar melalui tokoh utama dalam tiga cerita pendek dari sastrawan Rusia abad ke-19, Leo Tolstoy yang berjudul Три Вопроса/Tri Vaprosa/Tiga Pertanyaan, Хозяин и Работник/Xozjain i Rabotnik/Bos dan Pekerja, dan Труд, Смерть и Болезнь/Trud, Smert` i Bolezn`/Kerja, Kematian dan Penyakit. Ketiga cerita pendek ini dianalisis menggunakan teori tokoh dan penokohan dan teori psikologi sastra. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analisis. Pesan moral yang tersampaikan dari ketiga cerita pendek tersebut adalah saling menolong, membalas tindakan kejahatan dengan kebaikan, dan hidup harmonis dengan cara saling bekerja sama.

This study analyzes moral messages that are stranded through the main characters in three short stories from 19th century Russian writer Leo Tolstoy entitled Три Вопроса/Tri Vaprosa/Three Questions, Хозяин и Работник/Xozjain i Rabotnik/Boss and Worker, and Труд, Смерть и Болезнь/Trud, Smert` i Bolezn`/Work, Death and Disease. These three short stories were analyzed using character and characterization theory and psychology of literary theory. The research method used is descriptive analysis. The moral message conveyed from the three short stories is helping each other, repaying evil acts with kindness, and living in harmony by working together."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>