Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153355 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Vira Chandra Darmelianti
"Skripsi ini membahas fungsi bahasa manusia sebagai alat komunikasi yang pada kenyataannya dapat pula berubah menjadi salah satu faktor penyebab alienasi individu. Analisis dilakukan terhadap bahasa yang dilontarkan para tokoh dalam roman der Verlust karya Siegfried Lenz, yang ditinjau berdasarkan sudut pandang Ludwig Wittgenstein dengan teori Permainan Bahasa-nya. Hasil analisis menunjukkan bahwa bahasa verbal bukanlah satu-satunya penentu keberhasilan suatu komunikasi. Bahasa verbal dapat pula tidak bermakna dan dengan demikian tidak dapat berfungsi sebagai alat komunikasi. Kekacauan tersebut terjadi bila bahasa digunakan dalam konteks yang tidak tepat. Demikian pula sebaliknya, bahasa nonverbal dapat berfungsi sebagai sarana komunikasi yang ampuh bila ditempatkan pada konteks yang tepat. Kenyataan ini berakhir pada simpulan bahwa keberhasilan komunikasi bergantung pada konteks, dan bukan pada verbalitas bahasa. Hal ini sejalan dengan Permainan Bahasa. Analisis terhadap bahasa yang digunakan para tokoh memperlihatkan bahwa ketidakhandalan individu dalam memilih kata yang tepat sesuai makna dan konteksnya dapat mengakibatkan individu tersebut tidak mampu menjembatani hubungannya dengan individu lain. Di pihak lain, tuntutan dari seorang individu akan komunikasi verbal dalam interaksi sosial juga akan berakibat serupa. Individu lain yang tak mampu memenuhi tuntutan tersebut akan mengalami alienasi, baik dari lingkungannya maupun yang lebih parah dan dirinya sendiri."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S14783
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Siegfried Lenz adalah seorang pengarang Jerman yang terkenal dewasa ini. Karya-karya Siegfried Lenz pada umumnya bersifat kemanusiaan dan universil, itulah sebabnya karya-karyanya banyak dibaca orang, tidak hanya di negara Jerman, tetapi juga, di luar negeri, terutama di daratan Eropa. Dungan terbitnya roman Deutschstunde (1968) nama Siegfried Lenz menjadi terkenal. Roman ini telah diterjemahkan ke dalam sembilan belas bahasa. Da. Indonesia Siegfried Lenz telah dikenal melalui cerpennya Lukas, sanftmutiger Knecht yang diterjemahkan oleh Hazil dengan judul Lukas Budak si Lembut Hati yang terkumpul dalam buku Kisah Jerman Sepanjang Zaman (modern). Pada kesempatan ini akan dibahas dua karya Siegfried Lenz yaitu Es waren Habichte in der Luft dan Der Mann im Strom. Keduanya ditulis dalam bentuk roman. Dua roman ini dipilih karena temanya yang ak_tuil; walaupun roman ini ditulis dua puluh tahun yang lalu, namun masalah yang disajikannya masih mem_punyai daya tarik bagi pembacanya. Dalam dua romannya ini Siegfried Lenz menggambarkan dengan jelas watak dan sepak terjang tokoh-tokohnya, bagaimana mereka menghadapi tantangan hidupnya..."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1977
S14743
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lenz, Siegfried, 1926-2014
Hamburg : Hoffmann und Campe, 1970
GER 833.912 LEN m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Aguswarni
"ABSTRAK
Jika makna hidup ini dikaji lebih dalam lagi, sehubungan dengan situasi yang timbul di sekeliling kita di dunia ini, maka akan kita temui kenyataan bahwa hidup ini ternyata absurd. Perang meletus dimana-mana, perebutan kekuasaan, penindasan dan tindakan kekerasan lain terjadi dimana-mana, sehingga timbul pertanyaan untuk apa sebenarnya hidup ini. Apakah untuk saling menindas seperti pada kenyataan yang kita saksikan? Kenyataan yang absurd dan pertanyaan-pertanyaan semacam ini menggoda pengarang dunia sejak tiga puluh tahun terakhir ini untuk menuangkan pemikirannya dan kegalauan hati mereka melihat situasi dunia lewat karya-karyanya dan mengajak para pembaca untuk turut memikirkan hal itu_

"
1985
S14786
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antaressa Pritadevi
"Setiap bahasa di dunia memiliki kekhasan sendiri tetapi salah satu ciri dari bahsa yang sifatnya sangat universal adalah manfaatnya sebagai alat untuk berkomunikasi. Manfaat ini sangat menguntungkan, ia memberi peluang bagi seseorang untuk dapat menggali berbagai aspek kebudayaan dari berbagai bangsa untuk dapat disebarluaskan dan dinikmati secara merata. Penelitian karya puisi Prancis sebagai obyek penelitian ini bertujuan untuk memperkenalkan sebagian kecil segi kebudayaan Perancis yang sangat terkenal yaitu seni kesusastraannya. Penelitian ini difokuskan pada masalah tema tentang dua sifat cinta yang berbeda: sensual dan spiritual. karya yang dipilih merupakan dua puisi karya Baudelaire yang berjudul Parfum Exotique dan l'aube Spirituelle. Dalam pembahasannya, penelitian ini didasari oleh metode struktural yaitu metode yang berkonsep bahwa setiap unsur dalam suatu karya sastra saling berkait dalam membentuk suatu kesatuan yang utuh. Dalam sebuah puisi, unsur-unsur yang diamksud adalah unsur yang membentuk puisi dari segi penyajian maupun isinya yaitu segi-segi metrik, bunyi, sintaksis dan semantik. apakah segi-segi itu mencerminkan tema cinta dengan dua sifat yang berbeda itu? Hal itu terjawab dengan melakukan analisis terhadap masing-masing segi tersebut. Hasil penelitian terhadap struktur puisi menunjukkan bahwa masing-masing segi disajikan secara khas sekali dan penyajian struktur kalimat, penyajian ritme serta penyajian bunyi turut menggambarkan sifat kegairahan dan sensualitas dalam Parfum Exotique serta sifat spiritual yang lembut menggugah dalam l'Aube Spirituelle."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S14538
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rovazio Okiiza
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3343
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kayla Jovieka Ainulitta
"Broadway musicals are often stigmatized as a form of popular theater entertainment that is purely escapist, prioritizing marketability over provocative, critical discourse. Issues relating to class, race, and gender are oftentimes rendered as personal rather than explicitly political, and other times overshadowed by more palatable cliches, such as romances with happy endings. This article argues that Anais Mitchell’s Hadestown uniquely subverts this stereotype of a Broadway musical by adapting a classical Greek mythology story about love into a story about the working class’ struggle and power abuse by a capitalist society. Using textual analysis as a method, this paper examines how Hadestown critiques capitalism through the way in which it portrays the exploitation and alienation of workers, as well as how the working class attempts to initiate a revolution. Therefore, it is concluded that this musical tries to challenge dominant societal norms that are exploitative and abusive by highlighting the problems and malpractices that are rampant in capitalism.

Musikal Broadway sering distigmatisasi sebagai bentuk hiburan yang sebatas menjadi pelarian dari realita, dengan mengutamakan daya jual daripada mengangkat dan membahas topik-topik yang tabu dan provokatif. Isu-isu yang berkaitan dengan kelas, ras, dan gender sering kali digambarkan sebagai narasi pribadi daripada narasi yang politik secara eksplisit, dan di lain waktu tertutupi oleh klise yang tidak dianggap tabu, seperti klise yang terdapat pada kisah romansa dengan akhir yang bahagia. Artikel ini berargumen bahwa Hadestown karya Anais Mitchell menumbangkan secara unik stereotip musikal Broadway tersebut dengan mengadaptasi kisah cinta dari mitologi Yunani klasik menjadi cerita tentang perjuangan kelas pekerja dan penyalahgunaan kekuasaan oleh kuasa kapitalis. Dengan menggunakan metode analisis tekstual, makalah ini mengkaji bagaimana Hadestown mengkritik kapitalisme dengan cara menggambarkan eksploitasi dan alienasi kelas pekerja, serta bagaimana kelas pekerja tersebut mencoba untuk memulai sebuah revolusi. Oleh karena itu, disimpulkan bahwa musikal ini mencoba untuk menantang norma-norma yang eksploitatif di masyarakat dengan menyoroti masalah dan malpraktik yang merajalela dalam kapitalisme."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mulisch, Harry van
Amsterdam: De Bezige Bij, 2001 ; 2004
BLD 839.313 MUL s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Saksono Prijanto
"Tulisan ini membahas sebuah trilogi Y.B. Mangunwijaya yang terdiri dari tiga novel, yaitu Roro Mendut, Genduk Duku, dan Lusi Lindri. Trilogi ini melukiskan peristiwa pada masa kejayaan sampai dengan kejatuhan Kerajaan Mataram. Novel Roro Mendut (pemerintahan Sultan Agung Hanyokrokusumo), novel Genduk Duku (pemerintahan Sultan Agung Hanyokrokusumo), dan novel Lusi Lindri (pemerintahan Amangkurat I).
Analisis terhadap trilogi ini dimaksudkan untuk menemukan (1) persamaan struktur, (2) perkembangan struktur, dan (3) gagasan yang terkandung dalam trilogi. Karena trilogi merupakan karya sastra yang menggunakan bahasa sebagai medianya, metode yang dipilih ialah pendekatan semiotik menurut teori Ferdinand de Saussure, yang menganggap bahasa sebagai sistem tanda. Dengan pemilihan metode semiotika dan anggapan bahwa karya sastra memiliki sifat otonom, diterapkan teori sintaksis naratif (Greimas), teori semantik naratif (Todorov), dan teori isotopi (Greimas).
Hasil analisis membuktikan bahwa ketiga novel itu memiliki keutuhan sebagai sebuah trilogi, baik dari unsur sintaksis naratif maupun semantik naratif. Di samping itu, masing-masing novel secara tematis memiliki perkembangan gagasan. Pokok permasalahan novel Roro Mendut bersifat individual (konflik pribadi antara Roro Mendut dan Tumenggung Wiroguno). Pokok permasalahan novel Genduk Duku melukiskan penderitaan Genduk Duku, yang dapat dianggap sebagai metafor kaum kecil yang tidak berdaya). Pokok permasalahan novel Lusi Lindri mencerminkan idealisme Lusi Lindri terhadap situasi dan kondisi sekitarnya.

The following passage is aimed to get know about the three ideology (Trilogy) that is found in the novels of Y.B. Mangunwijaya's. These 3 novels are Roro Mendut, Genduk Duku, and Lusi Lindri. The Trilogy in these 3 novels illustrate the events which occured during the golden era of Mataram until the age of its collapse. The events happened during the goverment of Sultan Agung Hanyokrokusumo are ilustrated in Roro Mendut and Genduk Duku, meanwhile Lusi Lindri ilustrates the events during the government of Amangkurat I.
The study of these 3 novels is meant to analyze (1) its structural similarities its, (2) its development as well as, (3) Trilogy ideas. As Trilogy is a literature uses a language as a media semiotic approach is then used as the method (semiotic approach by Ferdinand de Saussure), in any case, semiotic approach regards a language a sign system. As semiotic method is picked out as the method, and as the literature creations have an otonom character, the theory of narrative syntax (Greimas), the theory narrative semantic (Todorov), and the theory of isotopi (Greimas) are then applied.
The last analyses indicate that these 3 novels have a whole criteria as a Trilogy either in the syntax narrative element or semiotic narrative, besides each novel systematically has developing ideas. Conflict in Roro Mendut has an individual character (conflict between Roro Mendut and Tumenggung Wiroguno) meanwhile, the main point in Genduk Duku describes the pain that Genduk Duku experiances, this is regarded a methapor of little people who is hopeless. The main point in Lusi Lindri is focused on her ideal towards the situations and conditions around.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Syafarina
"Penelitian ini membahas tema kemanusiaan yang terdapat dalam kelima cerpen pada Lelaki Kabut dan Boneka. Tema kemanusiaan didapat melalui analisis terhadap empat aspek intrinsik karya sastra, yakni tokoh dan penokohan, alur, latar, dan sudut pandang. Skripsi ini juga menjelaskan bagaimana isu-isu kemanusiaan dipersoalkan oleh Helvy Tiana Rosa dalam karyanya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian formal dengan analisis struktural yang deskriptif. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa persoalan kemanusiaan merupakan topik utama yang dibicarakan oleh penulis dalam kelima cerpennya.

This research is discuss about the theme of humanity which existed in five short stories of Lelaki Kabut dan Boneka. There are four intrinsic aspects in work of literature which can be used to find the theme of humanity. These four aspects are characters, plot, setting, and point of view. This research is also define how the author make and create the issues of humanity in her works. This tesis uses formal method with descriptive structural analysis. This result is explain that the issues of humanity is the main topic in five short stories of Lelaki Kabut dan Boneka."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S10915
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>