Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 173623 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Metty Deviana Andriani
"Dalam skripsi ini saya membandingkan dan menjabarkan perilaku berbahasa perempuan Jerman dalam iklan kontak jodoh pada dua Buah surat kabar Jerman Die Zeit dan Bildzeitung. Fokus penelitian saya adalah perbandingan citra perempuan Jerman yang ditampilkan dalam iklan tersebut. Berdasarkan perbandingan dan perbedaan ini saya juga menganalisis adanya perbedaan status social yang didasarkan atas pilihan kata. Selain itu saya juga menganalisis perbandingan karakteristik iklan kontak jodoh yang muncul pada dua surat kabar tersebut.
Skripsi ini terdiri dari empat bab. Teori-teori yang tersaji dalam bab II terdiri dari teori tentang iklan dan ragam bahasanya dari Ruth Roemer, teori makna Blanke, teori jenis dan fungsi teks Brinker, teori ragam bahasa perempuan dari Key, Lakoff dan Troemel Ploetz, serta teori mengenai karakteristik iklan kontak jodoh.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan beberapa ciri ragam bahasa perempuan terlihat pada kedua surat kabar tersebut. Pada iklan kontak jodoh dalam surat kabar Die Zeit, perempuan Jerman banyak menggunakan kata-kata yang berkaitan dengan hobi, minat dan lapangan pekerjaan. Pada Bildzeitung ciri ragam bahasa perempuan yang muncul juga sama, hanya saja perempuan pada surat kabar ini juga memunculkan pilihan kata yang berlawanan dengan ciri ragam bahasa perempuan itu sendiri, yaitu menghindari penggunaan kata vulgar. Selain itu mereka juga menggambarkan diri mereka sebaga ibu rumah tangga yang baik. Berbeda halnya dengan perempuan pada Die Zeit yang lebih menggambarkan bahwa mereka adalah wanita karir. Karakteristik iklan kontak jodoh yang muncul pada kedua surat kabar ini juga hampir sama, yang berbeda hanya pada bagian penulisan nama dalam iklan pada Bildzeitung."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S14799
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuniarti Eka Basuki
"Studi ini memfokuskan diri pada iklan di media televisi. Dunia iklan di televisi dipenuhi dengan beraneka ragam bentuk gambaran kehidupan masyarakat dari yang sangat realistis hingga gambaran tentang mimpi-mimpi imajinatif. Ukuran modernitas, kemewahan, dan kecantikan dirujuk dari penampilan iklan di media massa. Kekuatan inilah yang digunakan oleh oleh produsen barang dan jasa untuk menampilkan pesan komunikasinya untuk menjangkau kesan maupun rangsangan bagi konsumen untuk mengkonsumsi produknya sehingga membentuk realitas semu. Iklan televisi mempunyai struktur yang terdiri dari tiga unsur : problem, nasihat dan resolusi (Wilson dalam Dedi Mulyana, 1997: 103). Menggunakan pendekatan Martin Esslin (1982), kebanyakan iklan televisi adalah suatu drama, meskipun hanya berlangsung singkat sekali (15-60 detik). Sebagai drama, ia mempunyai tiga unsur pokok: tokoh fiktif, jalan cerita (plot) dan dialog.
Penelitian ini didasari atas beberapa teori tentang proses komunikasi dan penandaan iklan yang membentuk citra tertentu. Teori Reymond Wiliams dan Simon During (1993) mengatakan bahwa iklan membentuk sebuah dunia magis yang mengubah komoditas ke dalam situasi gemerlap dan mempesona melalui media massa. Melalui proses kreatif iklan mampu mengkonstruk suatu realitas daari realitas dari realitas sosial yang terjadi dan membentuk realitas bentukan baru (Berger dan Luckman, 1990), yang disebut sebagai kesadaran palsu (Marx). Terjadinya proses pengaruh atau transformasi citra tersebut akibat dari interaksi simbolik yang menghadirkan dunia kesadaran dan mempengaruhi pandangan budaya manusia. Penelitian ini berusaha untuk meneliti bagaimana perempuan direpresentasikan dalam iklan shampo.
Penelitian menggunakan tipe kualitatif yang memakai teknik semiotika. Ikian yang diteliti adalah Iklan Shampo Rejoice Rich dan Man Shampo Sunsilk Clean and Fresh. HasiI penelitian menunjukkan bahwa dalam Iklan Shampo Rejoice Rich baru perempuan direpresentasikan sebagai hal yang disukai atau diinginkan dan juga sebagai yang ideal adalah perempuan yang berambut lurus. Rambut lurus, hitam dan panjang, lebih jauh dimaknai sebagai kecantikan yang ideal dan dinaturalisasi. Iklan Shampo Rejoice Rich ingin menunjukkan bahwa rambut yang ikal bukanlah rambut yang diinginkan oleh "pasar". Perempuan dengan rambut ikal seolah-olah dijadikan "tidak sempuma" versi feminitas "pasar". Sedangkan dalam iklan Sunsilk Clean and Fresh ada sesuatu yang baru yang hendak ditawarkan. Walaupun iklan ini menawarkan produk shampo tetapi model perempuan yang direpresentasikan adalah gadis remaja yang berkerudung. Dimana dalam iklan ini sama sekali tidak pemah memperlihatkan rambutnya sebagai hasil akhir dari penggunaan Sunsilk Clean and Fresh. Hanya digambarkan seeara non verbal bahwa model yang berperan sebagai Annisa tidak merasa kepanasan lagi jika berkerudung.
Implikasi penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada kaum perempuan tennasuk di dalamnya remaja putri. Agar bersikap kritis terhadap media, khususnya iklan televisi yang dirasakan lebih efektif di banding dengan iklan media cetak. Definisi cantik yang digaungkan oleh media sangat tidak beragam. Seperti harus berkulit putih, berambut lurus panjang dan berbadan langsing, Ketidakmajemukan media dalam membentuk wacana ini menjadi sangat mengkhawatirkan, karena dalam hal kulit maupun rambut. Potensi diskriminasi dan penyingkiran bagi yang tidak memilkinya sangat besar. Efeknya adalah ketidak percayaan din dan lain sebagainya.
Oleh karena itu diperlukan wawasan yang lebih bagi kaum perempuan dan remaja putri tentang bagaimana bersikap kritis pada media (melek media) yang membawa mereka kesadaran tentang apa yang menurut mereka balk dan nyaman. Bahwa media mereka adalah tubuhnya sendiri."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T14097
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tatag Handaka
"Iklan adalah salah satu media komunikasi untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu. Iklan Pond's adalah media komunikasi untuk menyampaikan pesan-pesan agar kulit perempuan menjadi putih. Ada iklan tentang moisturiser, pelembab, losyen, dan cairan pembersih wajah dan kulit. Iklan ini ditayangkan di televisi, diterbitkan di surat kabar, dan media luar ruang.
Penelitian ini meneliti 22 iklan Pond's yang disiarkan melalui media televisi. Teori komunikasi yang digunakan adalah teori tanda dari Roland Barthes. Teori ini mengatakan bahwa pesan komunikasi terdiri dari pesan denotatif dan konotatif. Metode penelitian yang digunakan adalah semiotika, terutama semiotika Roland Barthes.
Hasil analisa data penelitian menunjukkan bahwa pesan komunikasi, khususnya pesan dalam iklan. Selain mengandung pesan denotatif dan konotatif, juga mengandung mitos. Terutama apabila pesan itu diulang secara terus menerus. Kesimpulan penelitian menunjukkan, bahwa putih adalah mitos. Penanda putih bisa diamati dalam setiap iklan Pond's. Baik berupa kulit wajah, kulit tubuh bintang iklan, tulisan, narasi, latar, maupun lirik lagu yang mengiringinya.
Dalam mitos putih, terdapat normalitas perempuan. Konsep normalitas yang digunakan adalah konsep normalisasi dan kuasa dari Michel Foucault. Putih Pond's telah menormalisasi perempuan untuk memiliki wajah dan kulit putih. Kulit putih adalah kulit ideal bagi perempuan. Maka apapun warna kulit perempuan saat ini, idealnya kulit mereka harus menjadi putih. Selain kulit putih ideal, juga ada kulit putih fresh look, kulit putih kilau mutiara, juga kulit putih yang bersinar, dan kulit putih hingga ke ujung kaki.
Subyek kuasa dalam normalitas ini bersifat anonim. Tidak hanya berasal dari Pond's atau Unilever, tapi dari berbagai arah, kuasa ini menyebar. Iklan Pond's menunjukkan bahwa kuasa itu bisa berasal dari laki-laki, anak laki-laki, perempuan itu sendiri, teman-teman perempuan, ibu mertua, keluarga calon mertua, dan tentu dari Pond's."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22444
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi, Aster
"Representasi gender dalam iklan ikut memiliki andil dalam memperkuat persepsi masyarakat tentang konsep perempuan yang cantik. Tontonan iklan mengagungkan kecantikan perempuan lewat wajah cantik, kulit putih dan halus. Iklan di televisi cenderung menjual mimpi dan imajinasi yang melambung tinggi. Media mengkonstruk sebuah realitas semu dari realitas sosial yang terjadi. Pasar perempuan merupakan pasar potensial yang selalu dieksplorasi oleh pemasar karena perempuan merupakan pengambil keputusan dalam pembelanjaan barang kebutuhan sehari-hari. Dari sini, peran kreativitas periklanan dalam mengadu rayuan menjadi sangat penting. Perempuan akhimya menjadi sasaran utama dari iklan sebuah produk. Mereka menjadi incaran utama dari sebuah pemasaran produk. Melalui interaksi simbolik, persepsi khalayak perempuan dibangun sedemikian rupa sehingga terbentuk suatu konstruksi realitas mengenai perempuan cantik yang mendorong perempuan untuk menjadi serupa dengan perempuan cantik tersebut.
Penelitian ini membahas mengenai persepsi perempuan terhadap iklan sabun kecantikan dalam kaitannya dengan konstruksi realitas mengenai kecantikan yang terbentuk di dalam masyarakat. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Peneliti menggunakan tehnik wawancara terhadap 9 informan perempuan yang adalah wanita pekerja, ibu rumah tangga dan mahasiswi. Kerangka konsep yang digunakan adalah proses persepsi yang melalui 4 tahapan, yaitu Attention, Interest, Memory dan Impact (Moriarty, 1991). Melalui proses kreatif iklan mampu membangun suatu realitas sosial yang sering disebut sebagai kesadaran palsu (Berger, 1990) Ditinjau dari persepsi informan, mereka menggunakan sabun kecantikan karena keinginan mereka menjadi perempuan yang sesuai dengan iklan tersebut. Hal ini membuat iklan sabun kecantikan mengutamakan keindahan, kecantikan dan mengkonstruksi wanita sebagai mahiuk yang harus cantik dan mendorong khalayak untuk mencontoh dan berpola pikir sesuai dengan apa yang dipesankan di dalam iklan. Pemasar dengan sengaja membuat suatu konstruksi realitas sosial mengenai pola pikir ataupun gaya hidup masyarakat melalui iklan televisi yang dapat dijangkau oleh masyarakat secara luas. Konstruksi realitas sosial ini membuat wanita selalu ingin mengungguli sesama wanita dengan berpatokan pada suatu bentuk ideal yang sebenamya adalah semu. ReaIitas semu ini dibentuk dari interaksi simbolik yang muncul pada saat menonton iklan. Melalui penelitian ini membantu pemaharnan terhadap konstruksi realitas sosial yang terjadi di masyarakat mengenai bentuk ideal seorang perempuan dan persepsi perempuan terhadap suatu produk. Hal ini dapat digunakan oleh pengiklan dalam membuat kreatif iklan untuk menarik minat khalayak perempuan. Sebaliknya penelitian ini juga membantu konsumen agar tidak serta merta memilih produk. Di satu sisi akan menguntungkan produsen dalam memperkenalkan produknya melalui iklan, di sisi lain konsumen harus dapat menyikapi sikap konsumtif dan mengikuti konstruksi iklan yang dibangun oleh produsen agar tidak terjadi pembodohan terstruktur.

Gender representation in advertising contributes a big part in constructing audience perception regarding `beauty' concept. Advertisements mostly highlight `beauty' concept with using female star which have a beautiful face, white and smooth skin. The TV ad usually sells unreal reality and high expectations. Media construct this unreal reality from social reality which already occurred. Women segmentation always becomes potential segment which always explore by marketers due to women are the decision maker in buying daily need. From this point of view, creativity in making an ad especially for women is very important. Women finally the main target from the marketers and from the ad itself. Women perception is build using symbolic interaction in the ad and it construct a social reality regarding `beautiful' women and insist them to become those `beautiful' women by using their products.
This research explains women perception regarding a beauty soap TV ad from the reality social construction about `beautiful' women. Method that being used in this research is qualitative method. Researcher interviewed 9 (nine) women, who is professionals, housewives and students to know their perception. Researcher used perception process which has 4 steps which is attention, interest, memory and impact (Moriarty, 1991). The ad creative process can construct social reality which sometimes said as an unconsciously awareness (Berger, 1990). From informants perception can conclude that they using a beauty soap because they want to be the same with the women in the ads. This make soap ad always using beautiful women and always stress on beauty, smooth skin and these construct women's idea about `beautiful' women and encourage them to duplicate the ad. Marketers construct a social reality regarding beauty by using TV ad which can reach a big number of people. This social reality construction make women always want to be perfect which means the same as the social construction which already exist. This research hopefully can help audience understanding regarding the social construction about `beautiful' women and their perception about soap ad, which can used by advertising in making attractive ad for women. Also help consumers in selecting product from advertisement.
"
2005
T14092
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arnaisya Rachyu Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana perempuan direpresentasikan pada iklan cokelat merek Lotte Ghana di hari Valentine. Khususnya, pada iklan yang ditayangkan di televisi Jepang selama satu dekade terakhir (2010-2019) yang dianalisis dalam aspek stereotip peran gender. Penulis menggunakan metode deskriptif analisis dengan teori representasi dari Stuart Hall dan konsep stereotip sifat dan peran gender oleh Mary E. Kite dalam Worell untuk menelaah representasi perempuan dalam iklan cokelat Lotte Ghana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklan cokelat Lotte Ghana mendukung wacana perempuan ideal yang sesuai dengan standar norma patriarki. Setelah ditelaah lebih dalam, pada hari Valentine perempuan di Jepang memiliki kuasa serta peran aktif untuk berekspresi, tidak terikat pada peran gender yang biasanya mengharuskan perempuan untuk pasif. Namun, kuasa yang ditampilkan tetap ada kaitannya dengan menyenangkan hati laki-laki, terbatas hanya pada hubungan laki-laki dan perempuan dan tidak berfokus untuk perempuan itu sendiri. Selain itu, perempuan dalam iklan juga digunakan sebagai alat untuk menarik pembeli cokelat demi meraup keuntungan pasar. Hal tersebut dilakukan dengan menggunakan storyline yang umum diterima masyarakat yaitu wacana dominan patriarki, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada pembacaan di level yang lebih dalam, iklan Lotte Ghana merupakan wujud kelindan antara wacana patriarki dan kapitalisme.

This research aims to see how women are represented in Lotte Ghana brand chocolate advertisements on Valentine`s Day. Specifically, the advertisements aired on Japanese television over the past decade (2010-2019) were analyzed in terms of stereotyped gender roles. The author uses a descriptive analysis method with the representation theory of Stuart Hall and the stereotypical concept of the nature and role of gender by Mary E. Kite in Worell to examine the representation of women in Lotte Ghana chocolate advertisements. The results showed that the Ghana Lotte Chocolate advertisements support an ideal women's discourse following patriarchal norms. After further study, on Valentine's Day women in Japan have the power and active role for expression, not bound by gender roles, which usually require women to be passive. However, the power displayed still has to do with pleasing men, limited only to the relationship between men and women and not focusing on women themselves. In addition, women in advertising are used as a tool to attract chocolate buyers who are trying to reap market profits. This is done by using the storyline that is generally accepted by the public, namely patriarchal dominant discourse so that it can be concluded that on reading at a deeper level, Lotte Ghana adverts are a form of longevity between patriarchal discourse and capitalism."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Madeleine
"Skripsi ini membahas mengenai representasi perempuan berhijab dalam iklan produk kecantikan. Kasus iklan yang dipilih adalah iklan Pureline Hijab Fresh, iklan lotion yang diperuntukkan khusus untuk perempuan berhijab di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif, dan dikaji melalui analisis semiotika Ferdinand de Saussure terhadap iklan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan berhijab digambarkan sebagai sosok perempuan yang aktif, bebas, dan bersemangat. Meskipun perempuan berhijab digambarkan melakukan kegiatan-kegiatan yang maskulin, kesan feminin digambarkan melalui latar lokasi, penampilan, aktivitas, dan efek penggunaan produk.

This thesis discusses the representation of hijaber in beauty product rsquo s advertisement. The selected ad case is Pureline Hijab Fresh ads, lotion ads that are targeted for girls who wear hijab in Indonesia. This research is a descriptive qualitative research, using semiotic analysis from Ferdinand de Saussure to analyze the advertisement. The finding of this study is that hijabers are represented as an active, free, and vibrant women. Although women with hijab portrayed by performing activities that are masculine, feminine impression is built through background locations, appereance, activity, and product usage rsquo s effects that are shown in the ads.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Nur Rafaah
"Femvertising atau strategi periklanan yang membawa citra pro perempuan dinilai akan membawa perubahan nyata untuk pemberdayaan perempuan. Femvertising berupaya untuk menyampaikan pesan melalui role model. Namun, pembingakaian karakter yang dibawakan oleh role model tersebut bisa berpotensi untuk menyadarkan perempuan terhadap kesalahan pada diri mereka karena tidak mampu menjadi seperti mereka. Kampanye Women Who Shine oleh merek perawatan rambut Pomelo+Co. ingin memberikan motivasi melalui perempuan maskulin yang menjadi model iklan mereka. Artikel ini menganalis secara semiotik bagaimana penggambaran perempuan maskulin dapat menjauhkan perempuan dari cita-cita feminis yaitu kebebasan. Hasil penelitian menujukkan bahwa pembingkaian karakter maskulin yang terlalu kuat akan memberikan rasa tidak percaya diri pada perempuan dan berpotensi menyalahkan diri mereka. Kemudian penggambaran karakter maskulin pada kampanye ini hanya akan memberi pelabelan lain pada perempuan. Hasil penelitian lainnya menunjukkan bahwa femvertising hanyalah cara baru sebuah merek untuk mendapatkan keuntungan dengan mengeksploitasi feminisme.

Femvertising or an advertising strategy that carries a pro-women image is considered to bring real change for women's empowerment. Femvertising attempts to convey messages through role models. However, the characterization of the role models can potentially make women realize the faults in themselves for not being able to be like them. The Women Who Shine campaign by haircare brand Pomelo+Co. seeks to provide motivation through the masculine women who model their ads. This article analyzes semiotically how the portrayal of masculine women can keep women away from the feminist ideal of freedom. The results show that the framing of masculine characters that are too strong will give women a sense of insecurity and potentially blame themselves, then the depiction of masculine characters in this campaign will only give another label to women. Other results show that femvertising is just a new way for brands to profit by exploiting feminism."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aquarini Priyatna Prabasmoro
Yogyakarta: Jalasutra, 2006
659.1 AQU b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jihan Mumtazzah Ba'Bud
"Periklanan merupakan salah satu industri terbesar di dunia. Bisnis mengetahui bahwa salah satu penentu utama keberhasilan bisnis mereka adalah efektivitas iklan yang dikeluarkan. Namun, tidak semua iklan yang dikeluarkan suatu bisnis diterima dengan baik oleh masyarakat. Penggunaan daya tarik yang dianggap menyinggung tidak jarang dilakukan oleh pemasar, walaupun penerimaan daya tarik menyinggung itu tidak bersifat universal, dan dapat berbeda untuk masing-masing negara dan masing-masing gender. Maka, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah portrayal of women in ads, cultural & social diversity, ethical judgement, dan attitude towards portrayal memiliki pengaruh terhadap purchase decision wanita muslim di Indonesia. Serta, untuk mencari tahu apakah portrayal of women in ads dan ethical judgment memiliki pengaruh terhadap attitude towards portrayal. Data dari penelitian ini diuji dengan menggunakan metode PLS-SEM. Pengambilan data dilakukan dengan menyebar kuesioner online dan diisi secara individu oleh responden. Data dari 247 responden wanita muslim Indonesia memberi hasil bahwa portrayal of women in ads, cultural & social diversity dan attitude towards portrayal  memiliki pengaruh terhadap purchase decision wanita muslim Indonesia. Dan juga, portrayal of women in ads memiliki pengaruh terhadap attitude towards portrayal iklan wanita muslim Indonesia.

Advertising is one of the largest industries in the world. Businesses know that one of the key factors to achieve success is through the effectiveness of their advertisements. However, not all advertisements issued by a business are well received by the public. The use of appeals that are considered offensive by marketers is quite common, however the acceptance of offensive appeals is not universal, and can be different for various countries and each gender. Thus, this study was conducted to determine whether portrayal of women in ads, cultural & social diversity, ethical judgment, and attitude towards portrayal  affect the purchase decision of muslim women in Indonesia. And also, to find out whether portrayal of women in ads and ethical judgment have any influence on their attitude towards the portrayal The data from this study was tested using the PLS-SEM method. The data was collected by spreading online questionnaires and was individually filled in by the respondents. Data from 247 Indonesian muslim women respondents revealed that portrayal of women in ads, cultural & social diversity and attitude towards portrayal have an influence on the purchase decision of Indonesian muslim women. Also, portrayal of women in ads have an influence on the attitude towards portrayal of Indonesian muslim women."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ganang Dwi Kartika
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>