Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 54727 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Herning Wijayanti
"Cerita detektif adalah salah satu jenis cerita populer, yang sampai kini paling banyak ditulis, dan senan_tiasa digemari banyak pembaca. Setidaknya hal ini terlihat dari hasil angket di Prancis, yang membuktikan bahwa 42% pembaca fiksi adalah pembaca cerita detektif (F. Nathan, 1975:12), diperkuat dengan informasi lain di Amerika yang rnenyatakan bahwa satu dari empat penerbitan buku merupakan cerita detektif (Merry, 1977:1).
Sebagai cerita konvensional, cerita detektif mem_punyai kaidah-kaidah tertentu yang terlihat pada struktur penceritaannya. Cerita detektif menceritakan tentang pe_nyelidikan suatu kejahatan yang melibatkan tokoh detektif, tokoh-tokoh saksi, dan diakhiri dengan terbongkarnya ke_jahatan. Pembongkaran kejahatan itu dilakukan oleh tokoh detektif secara bertahap, melalui suatu metode penyelidik_an yang rasional, bahkan kadang-kadang ilmiah (Boileau-Narcejac, 1964:7-8).
Cerita detektif sebenarnya mulai muncul pada abad XIX, tetapi baru popular pada abad berikutnya, dan tahun 1920 sampai tahun 1940 merupakan masa jayanya. Sampai sekarang masih terdapat perbedaan pendapat mengenai asal-usul cerita detektif ini."
Depok: Universitas Indonesia, 1984
S13837
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adji W. Wardojo
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat sampai sejauh mana penyimpangan yang terjadi dalam lakon A Soldier's play dari ciri khusus cerita detektif the whodunit, dan sampai sejauh mana penggunaan gaya cerita detektif dapat mengungkapkan makna isi pekan lakon mengenai hubungan inter-rasial dalam masyarakat Amerika. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan tradisional, artinya suatu pendekatan kritik sastra yang tidak menutup kemungkinan masuknya disiplin ilmu lain, selain ilmu sastra itu sendiri. Ini juga berarti bahwa selain analisis tekstual, dimanfaatkan juga latar belakang sejarah dan sosial sebagai sarana untuk menciptakan interpretasi yang utuh mengenai lakon yang akan diteliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Fuller masih mempertahankan ciri khusus imunitas dalam the whodunit. Ciri khusus tersebut telah sengaja dimanipulir dengan memberikan latar, tokoh-tokoh, dan latar belakang sosial yang memberikan kemungkinan adanya penyimpangan dalam masalah imunitas ini. Selain itu, penggunaan gaya cerita detektif secara menarik dan otentik telah berhasil mengungkapkan dampak dari rasialisme dan masalah pencarian identitas orang kulit hitam di Amerika Serikat."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nancy Duma H. S.
"ABSTRAK
Penelitian mengenai penegakan keadilan dalam cerita detektif Das Versprechen karya Friedrich Duerrenmatt dilakukan dari aspek cerita bertujuan mengetahui penyebab timbulnya ketidakadilan dalam usaha menegakkan keadilan sedangkan analisa dari aspek bentuk bertujuan untuk mengetahui kaitan antara penyimpangan struktural dalam Das Versprechen dari struktur cerita detektif konvensional dengan tema penegakan keadilan
Hasil penelitian aspek cerita dan aspek bentuk Das Versprechen kemudian dihubungkan dengan pandangan Friedrich Duerrenmatt mengenai penegakan keadilan dalam bukunya Monstervortrag ueber Gerechtigkeit und Recht. Penelitian aspek bentuk cerita detektif ini menggunakan teori cerita detektif dari buku Der Kriminalroman II: Zur Theorie and Geschichte einer Gattung (Editor: Jochen Vogt) dan buku Aspekte der erzaehlender Prosa: eine Einfuehrung in Erzaehltechnik and Romantheorie karangan Jochen Vogt.
Hasil penelitian menunjukkan hal-hal berikut ini. Penegakan keadilan yang dilakukan dalam sistem hukum juga dapat menyebabkan ketidakadilan apabila dalam usaha tersebut kepentingan pribadi lebih diutamakan dari pada keadilan itu sendiri. Di sisi lain, usaha penegakan keadilan secara absolut juga menimbulkan ketidakadilan karena dilakukan di luar sistem hukum. Masalah yang bersifat filosofis ini ditampilkan di dalam Das Versprechen melalui penyimpangan struktural dari struktur cerita detektif konvensional, yang berfungsi sebagai kritik terhadap penegakan keadilan dalam cerita detektif konvensional.

"
1999
S16204
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisa Rachmani
"Skripsi ini berisi tentang jenis cerita detektif yang terdapat di dalam novel Статский Советник /Statskij Sovetnik/ Penasihat Negara karya Boris Akunin. Metode yang digunakan adalah deskriptif-analitis dan mengaitkannya dengan teori sekuen, teori sintagmatik dan paradigmatik, serta teori jenis cerita detektif. Berdasarkan hasil analisis, telah dibuktikan bahwa novel Статский Советник /Statskij Sovetnik/ Penasihat Negara karya Boris Akunin termasuk ke dalam jenis cerita detektif the suspense karena memiliki kaidah-kaidah yang terdapat dalam jenis tersebut, yaitu terdapat misteri, memiliki alur ganda, terdapat masalah percintaan, dan tokoh detektifnya tidak memiliki imunitas.

This thesis consist of detective story type contained in the novel Статский Советник /Statskij Sovetnik/ The State Councellor written by Boris Akunin. The method used in this thesis is descriptive-analytical and relate it to the theory of sequence, theory of syntagmatic, and paradigmatic,and also the type of detective story. Based on the analysis, it has been proved that novel Статский Советник /Statskij Sovetnik/ The State Councelor by Boris Akunin included in "the suspense" type of detective story because it has the characteristics of that type. It has a mystery, has a double groove, there are issues of romance, and his detective character does not have immunity."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S52942
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tara Abhirma Bhadracari Suwondo
"Dalam pendahuluan sudah disinggung bahwa La verite sur Bebe Donge sepintas lalu memperlihatkan kaidah cerita detektif a enigma. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan dapat atau tidaknya karya tersebut dimasukkan dalam macam cerita detektif itu.Analisis sintagmatik membuktikan bahwa La verite sur Bebe Donge mengandung dua cerita. Cerita pertama yang merupakan latar belakang tindakan Bebe Donge meracuni suaminya dapat disamakan dengan cerita kejahatan dalam cerita detektif a enigma. Cerita ini baru terungkapkan sedikit demi sedikit melalui cerita kedua , atau lebih tepatnya, melalui keterangan-keterangan yang diterima dan introspeksi yang dilakukan oleh tokoh Francois Donge. Cerita yang terakhir ini dapat disamakan dengan cerita penyelidikan. Dalam karya ini cerita penyelidikan yang seharusnya hanya berupa cerita bawahan, mempunyai kedudukan yang sejajar dengan cerita kejahatan karena cerita tersebut ikut membentuk alur utama. Selain mengandung dua cerita, karya tersebut juga memiliki unsur misteri tetapi misteri di sini tidak terlalu rumi t karena yang merupakan teka-teki hanya motif kejahatan. Pemecahan misteri itu sendiri tidak bertujuan untuk mengajukan penjahat ke meja hijau, melainkan untuk memahami sifat dan watak si pelaku kejahatan.Dalam karya ini juga tidak terdapat tokoh detektif. Francois Donge tidak bersikap seperti lazinmya tokoh detektif yang tidak terlihat_"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S14567
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mufid Fadhilah Anggitasari
"ABSTRAK
Artikel ini membahas Les Petits Enfants du Si cle sebagai sebuah karya sastra yang tidak hanya memiliki fungsi estetik saja, tetapi juga berfungsi sebagai cerminan realitas sosial dan media penyampai kritik. Les Petits Enfants du Si cle karya Christiane Rochefort adalah roman yang diterbitkan pasca Perang Dunia II. Karya ini menceritakan kehidupan Josyane dan keluarganya yang memanfaatkan tunjangan keluarga untuk bertahan hidup di era Les trente glorieuses masa kejayaan Prancis . Fokus tulisan ini adalah memperlihatkan realitas masyarakat konsumeris Prancis pasca Perang Dunia II yang cerminkan pada keluarga Josyane. Metode kualitatif digunakan untuk membahas fokus kajian secara deskriptif dan mendalam. Paham yang menjadi acuan dalam melihat gagasan konsumeris dalam karya ini adalah pemikiran Jean Beaudrillard mengenai masyarakat konsumeris Prancis pasca Perang Dunia II. Pendekatan struktural digunakan untuk melihat kesejajaran antara kedua gagasan konsumeris, yaitu gagasan yang ditunjukkan pada Les Petits Enfants du Si cle dengan gagasan Jean Beaudrillard.

ABSTRACT
This article discusses Les Petits Enfants du Si cle as a literary work that not only has an esthetic function, but is also used as a mirror reflection of social reality and a means to convey criticism. Les Petits Enfants du Si cle by Christiane Rocheforts is a novel published post World War II. It tells of the life of Josyane and her family who use their family rsquo s financial support to survive during Les trente glorieuses the French golden era . The focus of this article is to show the reality of the consumerist French society post World War II which is represented by Josyane rsquo s family. A qualitative method is used to discuss the focus of analysis which is descriptive and in depth. The idea used as a reference in observing the consumerist idea in this novel is the one expressed by Jean Baudrillard regarding the French consumerist society post World War II. A structural approach is used to observe the parallelism between these two consumerist ideas the idea expressed in Les Petits Enfants du Si cle and the idea expressed by Jean Baudrillard."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Edlina Hafmini Eddin
"ABSTRAK
Dalam pembahasan yang terdiri dari 2 bab, telah diurai_kan rangkaian cerita Les Faux-Monnayeurs dan masalah penuturnya. Sebagaimana telah dikemukakan dalam pendahuluan, tujuan penelitian ini adalah mengemukakan identitas penutur, menemukan kedudukan serta perannya dalam karya. Analisis karya dimulai dengan membuat urutan satuan cerita Les Faux-Monnayeurs dan mencari hubungan sebab akibat satuan-satuan cerita tersebut untuk mendapatkan logika narasi. Hal itu tidak dapat dilakukan karena secara keseluruhan satuan-satuan cerita tersebut tidaklah berkaitan. Oleh karena itu, langkah selanjutnya adalah mengelompokkan satuan-satuan cerita menurut tokoh untuk mendapatkan alur tokoh-tokoh yang terdapat dalam karya ini. Ternyata alur-alur tersebut juga tak saling berkait, tidak didapat kesatuan cerita. Namun demikian tokoh-tokoh yang terdapat dalam roman ini mempunyai hubungan dengan

"
1985
S14378
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tito Wasito W.
"Bahasa sebagai cermin kehendak seseorang. Di dalam kehidupan kita bermasyarakat kita menggunakan bahasa sebagai alat komunikasinya. Melalui bahasa itulah kita dapat menyatakan keinginan kita, menyatakan segala sesuatu yang berhubungan dengan jalan pikiran kita kepada orang yang kita ajak berbicara, sehingga dari bahasa itulah kita dapat mengetahui maksud dan keinginan si pembicara. Jadi dapatlah kita katakana bahwa bahasa adalah cermin kehendak seseorang, yang apabila kita ucapkan atau kita tuliskan akan terdengar atau terlihat dalam bentuk kalimat-kalimat. Marouzeau mengatakan bahwa kalimat adalah merupakan suatu ujaran yang lengkap daripada jalan pikiran manusia (1951:177). Tentu saja di dalam berkomunikasi itu kita ingin menyampaikan kepada pendengar sesuatu yang merupakan 'pusat perhatian' (center of attention) dari diri kita (Li, 1976:464). Hal seperti ini dapat kita lihat di dalam kalimat-kalimat yang kita ucapkan atau kita tuliskan itu."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1979
S14561
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Nastiti Sudewi S
"Skripsi ini bertujuan memperlihatkan bahwa di dalam karya Exbrayat yang berupa roman detektif tersebut terdapat unsur-unsur humor, seperti yang dinyatakan dalam kata pengantar dari penerbitnya. Penelitian atas karya tersebut mempergunakan beberapa teori antara lain teori dari Barthes tentang unsur-unsur sintagmatik dan paradigmatik, teori Frye tentang konvensi dalam cerita rekaan humor, teori Keraf mengenai pilihan kata dan teori Todorov tentang sudut pandang yang menunjang penelitian karya humor ini. Seperti umumnya karya-karya humor, buku ini pun berpusat pada tokoh-tokoh humornya, sehingga penelitian mengenai tokoh didahulukan. Terbukti bahwa tokoh-tokoh Deborah dan Girelle memiliki sifat dan sikap yang karikatural. Karakter mereka ini berlawanan, yang wanita sangat fanatik beragama, selalu menyitir ayat_-ayat Kitab Suci, lugu dan memiliki kekuatan melebihi kaum pria; sedang prianya seorang hidung belang, kurang memperdulikan tatacara yang berlaku dalam tugasnya sebagai polisi. Pertemuan kedua tokoh ini selalu menimbulkan situasi yang lucu. Di samping itu ada tokoh yang memiliki obsesi yaitu Chantal Grandelles yang sangat cantik tetapi berkaki besar, obsesi atas cacatnya itu menimbulkan pula kelucuan. Situasi humor atau karikatural selalu terjadi bila dua kelompok masyarakat yang berbeda latar belakang bertemu di suatu tempat. Pengulangan kutipan ayat-ayat suci, fanatisme agama yang berlebihan yang dilakukan Deborah merupakan salah satu unsur karikatural. Demikian juga dengan digunakannya gaya bahasa hiperbola dan ironi. Ternyata sudut pandang 'kurang tahu' pun merupakan unsur yang dapat menimbulkan situasi humor dalam karya. Penelitian di atas membuktikan bahwa memang Une Brune aux Yeux Pilaus memiliki unsur-unsur yang mengandung humor dan karya tersebut memang merupakan roman detektif humoristik."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S13834
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zafrullah Khan
"Eugene Ionesco adalah salah seorang penulis drama Prancis kontemporer yang karya-karyanya dianggap absurd. Pada mulanya karya-karya Ionesco banyak mendapat kritik dari peminat seni drama karena dianggap menyimpang dari konvensi-konvensi penulisan drama. Ionesco sendiri tidak membantah hal tersebut. Bahkan dalam bukunya yang berju_dul Notes et Contre-Notes,Ionesco menjelaskan konsepnya tentang drama atau teater. Ia memberikan sebutan untuk konsepnya itu dengan istilah-istilah seperti anti-theatre (anti-teater), anti-piece (anti-lakon), theatre abstrait (teater abstrak), drame pur (drame murni) dan beberapa istilah lainnya yang pada dasarnya menunjuk pada konsep pembebasan drama atau teater dari tradisi-tradisi penulis_an yang telah berkembang sebelumnya. Bagi Ionesco, karya drama atau teater merupakan suatu kreasi atau ciptaan yang bersifat orisinil dan otonorn yang memiliki logika, bentuk dan koherensinya sendiri (Ionesco;1962:211-255). Walaupun banyak yang mengritik penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan Ionesco dalam menciptakan karya-karyanya, tetapi justru penyimpangan itulah yang menyebabkan karya-karya Ionesco sering dibicarakan dan akhirnya mendapat tempat tersendiri dalam bidang seni drama."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1985
S14541
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>