Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 57843 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Setiati
"Penyalian Roman. Roman, sebagai salah satu bentuk karya sastra, memiliki dua aspek penting, yakni aspek cerita dari aspek penceritaan. Namun, pendapat orang mengenai nilai kedua aspek tersebut tidak selalu sama. Forster, seorang ahli sastra dari Inggris, misalnya, mengatakan bahwa baginya aspek cerita merupakan segi yang paling penting dalam sebuah roman. Tanpa cerita tidak mungkin roman terwujud (Forster, 1974:41). Pendapat itu bertentangan dengan pendapat beberapa tokoh sastra yang muncul kemudian, misalnya, pendapat Jean Ricardou, ahli sastra dari Prancis. Guyon mengutip pendapat Ricardou yang menyatakan bahwa pada masa sekarang ini sebuah roman lebih merupakan petualangan penulisan daripada penulisan sebuah pe-tualangan (Guyon, 1972:403). Pendapat tersebut sesuai dengan kenyataan yang dijumpai dalam dunia kesusastraan Modern. Petualangan di bidang penulisan roman memang semakin mening-kat dan menghasilkan karya-karya yang mempunyai tehnik penya-jian yang khas, yaitu karya-karya yang penyajiannya menyim_pang dari konvensi. Karena itu, tidak mengherankan bila akhir-_akhir ini, khazanah kesusastraan, khususnya di Prancis, menja_di lebih kaya dengan karya-karya semacam itu, yang sebagian besar merupakan hasil kegiatan kelompok penulis nouveau roman, seperti Michel Butor, Robbe Grillet, dan Nathalie Sarraute..."
Depok: Universitas Indonesia, 1984
S14269
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Ratna Sagita
"Penelitian dilakukan untuk mendeskripsikan sifat padanan dan ketaksejajaran bentuk unsur bahasa Prancis bermuatan budaya materiil dalam novel La Symphonie Pastorale karya Andr_ Gide (1919) beserta terjemahannya. Analisis sifat padanan berdasarkan pada teori Catford yang menyatakan bahwa suatu padanan dikatakan memadai jika memiliki kesesuaian fungsi komunikatif (berkaitan dengan konteks) dan/atau makna leksikal dengan BSa. Analisis komponen makna leksikal menggunakan kamus Petit Robert (1976) dan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005). Metode penelitian yang digunakan adalah metode _kualitatif_ dan kepustakaan. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar (44 dari 49) unsur BSu (Bahasa Sumber) dipadankan secara memadai. Senada dengan teori Catford yang mengutamakan pengalihan fungsi komunikatif TSu ke dalam TSa, unsur bahasa yang menggunakan gaya bahasa metonimia dinilai memadai karena konteks TSa sama dengan konteks TSu, meskipun makna leksikalnya berbeda. Sementara itu, ketaksejajaran bentuk yang terjadi disebabkan oleh padanan berupa kata generik, pelesapan unsur BSu, dan pemadanan unsur BSu metonimia dengan unsur BSa bukan metonimia"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S14512
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Yunirsyam
"ABSTRAK
Penerjemahan merupakan sarana komunikasi interlingual yang berfungsi untuk mempercepat dan memperluas pemahaman tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan kata lain, penerjemahan merupakan hal penting dalam proses pengalihan informasi di segala bidang dari satu bahasa ke bahasa lain. Sebagai sarana komunikasi, penerjemahan melibatkan pengirim (P1) penerima (P2), amanat, dan penerjemah. Karena alasan sebagai sarana komunikasi itulah, maka fungsi bahasa Jakobson dijadikan landasan dalam penelitian ini. Menurut Jakobson ada enam fungsi bahasa yang berhubungan dengan faktor-faktor komunikasi. Keenam fungsi bahasa tersebut adalah fungsi ekspresif, fungsi informatif, fungsi vokatif, fungsi estetik, fungsi fatik dan fungsi metalinguistik. Karena penerjemah berperan sebagai seorang perantara antara pengirim teks BSu dan pembaca teks BSa maka penerjemah pada prinsipnya harus mengutamakan terjemahan dalam fungsi bahasa yang sama dengan teks BSu. Dengan demikian penerjemah akan menerjemahkan teks tersebut sesuai dengan maksud P1. Berdasarkan analisis berlandaskan fungsi bahasa yang telah dilakukan, terlihat bahwa ketidakmunculan padanan teks BSu dalam BSa pada penerjemahan La Symphonie Pastorale mengakibatkan ketidakutuhan teks dan ketidakteralihan informasi dalam teks BSa.Hal ini terbukti dari tiga puluh tiga teks yang dianalisis hanya ditemukan satu teks yang menunjukkan ketidakmunculan padanan teks BSu tidak mengakibatkan ketidaksepadanan antara teks BSu dengan teks BSa. Sedangkan sisanya, tiga puluh dua teks, menunjukkan ketidakmunculan padanan teks BSu mengakibatkan ketidaksepadanan antara teks BSu dengan teks BSa. Dengan demikian diharapkan penerjemah dalam menerjemahkan suatu teks memperhatikan hat tersebut.

"
1996
S13819
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Kartika Dewi
"Patriarki adalah sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan dalam berbagai aspek. Posisi laki-laki yang lebih dominan ketimbang perempuan memunculkan praktik misogini. Artikel ini membahas wacana misogini yang diperlihatkan melalui respons tokoh laki-laki terhadap tindakan pemberontakan tokoh-tokoh perempuan dalam roman LÉcole des Femmes karya Andre Gide. Metode kualitatif diterapkan dalam artikel ini untuk membahas fokus kajian secara deskriptif dan mendalam. Dengan menggunakan pendekatan struktural dari Roland Barthes dan kajiannaratologi Gérard Genette, roman ini dikaji melalui aspek sintagmatik, paradigmatik, serta fokalisasi. Konsep misogini yang dikemukakan oleh Jack Holland digunakan dalam artikel ini untuk melihat praktik-praktik misogini yang muncul melalui usaha tokoh perempuan melepaskan diri dari otoritas laki-laki. Dalam menganalisis kekuasaan wacana misogini pada lingkup budaya patriarki, artikel ini juga menggunakan teori analisis wacana kritis dari Norman Fairclough yang difokuskan pada konteks dalam teks. Artikel ini mengungkapkan representasi wacana misogini yang membentuk pola pikir masyarakat, sehingga memiliki kekuasaan untuk mempertahankan sistem sosial patriarki.

Patriarchy is a social system that put men as the primary holder of power in every aspect. The position of men that is more dominant than womens evoke the practice of misogyny. This article discusses the discourse of misogyny shown by the male characters responses to the rebellion of female characters in the novel LÉcole des Femmes by André Gide. Qualitative methods are applied in this article to discuss the focus of the study in a descriptive and in-depth manner. Using the structural approach by Roland Barthes and the study of narratology by Gérard Genette, this novel will be examined through syntagmatic, paradigmatic, and focalisation aspects. The concept of misogyny by Jack Holland is used in this article to see misogyny practices arising from the efforts of female figures to break away from the authority of male. To analyze the power that discourse of misogyny holds in patriarchal culture, this article will also use Norman Faircloughs theory of critical discourse analysis focused on context in the text. This article finds that the representation of misogynys discourse shapes the societys mindset, therefore, it has the power to maintain patriarchy as a social system."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Edlina Hafmini Eddin
"ABSTRAK
Dalam pembahasan yang terdiri dari 2 bab, telah diurai_kan rangkaian cerita Les Faux-Monnayeurs dan masalah penuturnya. Sebagaimana telah dikemukakan dalam pendahuluan, tujuan penelitian ini adalah mengemukakan identitas penutur, menemukan kedudukan serta perannya dalam karya. Analisis karya dimulai dengan membuat urutan satuan cerita Les Faux-Monnayeurs dan mencari hubungan sebab akibat satuan-satuan cerita tersebut untuk mendapatkan logika narasi. Hal itu tidak dapat dilakukan karena secara keseluruhan satuan-satuan cerita tersebut tidaklah berkaitan. Oleh karena itu, langkah selanjutnya adalah mengelompokkan satuan-satuan cerita menurut tokoh untuk mendapatkan alur tokoh-tokoh yang terdapat dalam karya ini. Ternyata alur-alur tersebut juga tak saling berkait, tidak didapat kesatuan cerita. Namun demikian tokoh-tokoh yang terdapat dalam roman ini mempunyai hubungan dengan

"
1985
S14378
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Renita
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi mengenai padanan konjungsi koordinatif el BP dalam BI.
Masalah-masalah yang diteliti adalah padanan konjungsi koordinatif el BP dalam BI ditinjau dari konteks dan makna, pergeseran yang terjadi dan probabilitas perpadanannya.
Teori-teori yang digunakan sebagai dasar analisis adalah teori-teori penerjemahan, meliputi konsep perpadanan dalam penerjemahan, pengertian padanan nil dan zero, pergeseran, dan probabilitas perpadanan; konsep mengenai satuan-satuan gramatikal, makna dan konjungsi koordinatif baik dalam BP maupun BI.
Konjungsi koordinatif el BP yang diperoleh sejumlah 731 buah, terdiri atas konjungsi koordinatif yang bernuansa makna 'penambahan/penjumlahan sebanyak 449 buah, yang bernuansa makna 'akibat' sebanyak 30 buah, yang bernuansa makna 'pertentangan' sebanyak 18 buah, yang bernuansa makna 'rasa heran' sebanyak 1 buah, yang bernuansa makna 'rasa marah' sebanyak 2 buah, yang bernuansa makna 'gradasi/peningkatan' sebanyak 80 buah, yang bernuansa makna 'peralihan, lanjutan dalam narasi' sebanyak 69 buah, yang bernuansa makna 'penekanan, dalam suatu perincian' sebanyak 9 buah, yang bernuansa makna'urutan' sebanyak 73 buah.
Jenis-jenis pergeseran yang ditemui adalah pergeseran tataran sebanyak 3 buah, pergeseran satuan sebanyak 2 buah, dan pergeseran kelas sebanyak 3 buah. Dari jumlah pergeseran tersebut, terlihat bahwa dalam penerjemahan KK el BP ke dalam BI ini tidak banyak terjadi penyimpangan kesejajaran bentuk.
Padanan yang dominan untuk nuansa makna 'penambahan/penjumlahan' adalah konjungsi dan (70,601%) dan padanan zero (15,813%), untuk nuansa makna `akibat' adalah konjungsi dan (50,000%) dan padanan zero (20,000%), untuk nuansa makna `pertentangan' adalah konjungsi dan (27,778%), tetapi dan namun (22,222%), untuk nuansa makna `rasa heran' adalah konjungsi dan (100,000%), untuk nuansa makna `rasa marah' adalah konjungsi apalagi (50,000%) dan padanan zero (50,000%), untuk nuansa makna 'gradasi/peningkatan' adalah konjungsi dan (81,250%), untuk nuansa makna `peralihan, lanjutan untuk narasi' adalah konjungsi dan (68,116%) dan padanan zero (27,536%), untuk nuansa makna `penekanan, untuk suatu perincian' adalah konjungsi dan (44,444%) dan tanda Baca koma (33,333%), dan untuk nuansa makna `urutan' adalah konjungsi dan (71,233%) dan padanan zero (15,068%).

"
1995
S14556
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Putri Andika
"ABSTRAK
Artikel ini membahas gagasan penolakan kemunafikan dalam beragama yang diperlihatkan melalui tokoh-tokoh perempuan dalam roman L rsquo; cole des Femmes karya Andr Gide. Metode kualitatif digunakan dalam artikel ini untuk membahas fokus kajian secara deskriptif dan mendalam. Dengan menggunakan pendekatan struktural Roland Barthes, roman berlatar khas keluarga bourgeois Prancis di akhir abad ke-19 sampai awal abad ke-20 ini diteliti melalui aspek naratif yang melibatkan aspek sintagmatik dan paradigmatik. Konsep kesetaraan gender yang dikemukakan oleh Simone de Beauvoir jugadiperlukan guna melihat usaha tokoh perempuan dalam melepaskan diri dari belenggu otoritas laki-laki. Dalam teks ini, tokoh perempuan menunjukkan perlawanannya atas tindakan tokoh laki-laki yang menggunakan agama sebagai pembenaran atas praktik patriarkalnya. Agama yang dijadikan laki-laki sebagai alat untuk mengesahkan tindakan patriarkal merujuk pada tindakan munafik dalam beragama.
ABSTRACT

AbstractThis article discusses the idea of rejection of religious hypocrisy shown by female characters in Andr Gide 39 s L 39 cole des Femmes. Qualitative methods are used in this article to discuss the focus of the study in descriptive and in depth. Using the structural approach of Roland Barthes, the romance of a typical French bourgeois family in the late nineteenth to early twentieth centuries was examined through a narrative aspect involving both syntagmatic and paradigmatic aspects. The concept of gender equality proposed by Simone de Beauvoir is also necessary to see the efforts of female characters to escape from the shackles of male authorities. In this text, women 39 s figures show their opposition to the actions of male figures who use religion as justification for their patriarchal practices. Religion that men make as a means to legitimize patriarchal acts refers to religious acts of hypocrisy.
"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Michelle Lesmana
"Michelle Lesmana Kerumitan Penyajian Roman These Karya Andre Gide (di bawah bimbingan DR. Apsanti Djokosujatno), Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Depok, 1993. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperlihatkan penyajian roman These yang khas dan rumit. Pendekatan yang dipakai adalah pendekatan struktural dan teori yang dipakai adalah teori Roland Barthes mengenai hubungan sintagmatik dan paradigmatik, teori Todorov mengenai cerita ideologis dan cerita mitologis, teori Hudson tentang penokohan dan teori E.M. Forster tentang tokoh bulat dan tokoh datar.
Setelah penelitian dilakukan ternyata satuan-satuan isi cerita These dapat dikelompokkkan ke dalam subcerita-subcerita yang dapat berdiri sendiri dari segi histoire. Subcerita-subcerita tersebut mempunyai tema yang sama yaitu nilai manusia terletak pada usahanya untuk mengabdi bagi kemanusiaan. Sebagian dari subcerita-subcerita itu dimasukkan ke dalam cerita pokok dengan cara enchessement dan sebagian lagi dengan cara alternance. Banyaknya subcerita-subcerita yang merupakan cerita berbingkai, mengakibatkan pengaluran tokoh These terpotong-potong dalam gugus-gugus episode. Abstraksi fungsi-fungsi utama diperlukan untuk menemukan hubungan antara cerita pokok dan subcerita-subcerita yang kehadirannya secara sepintas lalu seperti tak memiliki hubungan yang langsung dan dalam.
Abstraksi itu perlu dilakukan karena cerita These menggambarkan pemikiran-pemikiran yang menjadi penghubung episode-episode. Pengaluran tersebut menunjukkan bahwa cerita These termasuk cerita ideologis. Pengaluran roman These juga berkaitan erat dengan penutur, karena cerita yang berlapis-lapis tersebut diiringi pula oleh aspek penuturan yang berlapis-lapis. Penokohan roman These juga sangat khas karena tokoh-tokoh dalam roman tersebut, selain ditampilkan melalui deskripsi tokoh These juga dibiarkan berbicara sendiri (melalui kutipan] sehingga pembaca seolah merasakan kehadiran mereka secara langsung dan hidup. Kekhasan penokohan dalam These juga dicapai berkat tokoh-tokoh yang hampir seluruhnya digambarkan sebagai tokoh bulat yang memiliki banyak segi, baik kelebihan maupun kekurangan mereka masing-masing. Tokoh-tokoh bulat tersebut ditampilkan secara langsung maupun tak langsung. Dari hasil penelitian terungkap bahwa roman These memiliki penyajian yang khas dan rumit."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S14299
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mokodompit, Esther J.
"Tujuan penelitian ini adalah untuk memperlihatkan adanya keutuhan sintagmatik dan paradigmatik dalam Roman L'Ecole des Femmes, suivi de Robert et de Genevieve, mengingat fakta bahwa ketiga teks dalam roman ini pada awalnya diterbitkan secara terpisah pada saat yang berbeda-beda.
Pendekatan yang akan dipakai dalam menganalisa adalah pendekatan struktural. Sedang teori yang dipakai adalah teori hubungan sintagmatik dan paradigmatik Roland Barthes dan teori sekuen Schmitt dan Viala.
Roman L'Ecole des Femmes, suivi de Robert et de Genevieve terdiri atas tiga teks panjang, yaitu L'Ecole des Femmes, Robert dan Genevieve. Tiap teks memiliki pengaluran sendiri. Pengaluran dalam teks pertama bersi_fat kronologis, dengan 20 tahun elips antara teks pertama bagian I dan teks pertama bagian 2. Pengaluran dalam teks kedua bersifat deskriptif. Pada teks ketiga, pengaluran bersifat kronologis. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sekuen-sekuen yang terdapat dalam ketiga teks tersebut bersifat saling melengkapi.
Hubungan logis yang tunggal untuk ketiga teks sekali_gus dimungkinkan dengan adanya sekuen-sekuen yang saling melengkapi tersebut. Hubungan logis yang tunggal untuk ketiga teks sekaligus juga membuktikan bahwa ketiga teks saling terikat dan merupakan suatu keutuhan.
Penokohan terbentuk melalui tampilnya gambaran yang berbeda-beda atas tokoh yang lama dalam tiap-tiap teks. Gambaran yang utuh atas tokoh diperoleh setelah menyatu_kan dan menyarikan gambaran yang berbeda-beda atas tokoh tersebut dalam ketiga teks sekaligus, sedemikian rupa sehingga terlihat adanya saling ketergantungan dan keterkaitan antara ketiga teks. Terdapat kesatuan latar, yaitu ruang dan waktu peris-tiwa.
Hasil penelitian membuktikan bahwa roman L'Eco1e des Femmes, suivi de Robert et de Genevieve merupakan suatu keutuhan."
Depok: Universitas Indonesia, 1995
S14384
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sherilla
"Skripsi ini membahas bagaimana orientasi seksual tokoh utama ditampilkan dalam novel l'Immoraliste karya Andr' Gide. Penelitian dilakukan dengan menggunakan analisis sintagmatik dan paradigmatik. Orientasi seksual tokoh utama dapat terlihat berdasarkan peristiwa-peristiwa dalam cerita, deskripsi para tokoh serta dari analisis latar ruang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggambaran orientasi seksual tokoh dilakukan secara halus dan tidak secara langsung.

The Focus of this study is to find how the main character's sexual orientation is shown in the novel of Andr' Gide, l'Immoraliste. Using the syntagmatic and paradigmatic analysis, the main character's sexual orientation was observed based on the story events, the description of the character's and the places as well. The result of this study shows that Gide did not describe the main character's sexual orientation directly."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S14283
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>