Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 86411 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kartini Sarsilaningsih
"Masalah yang dikemukakan dalam skripsi ini adalah apa padanan ungkapan impersonal bahasa Perancis dalam bahasa Indonesia, pergeseran apa saja yang terjadi pada penerjemahan ungkapan impersonal bahasa Perancis dalam bahasa Indonesia dan bagaimana probabilitas perpadanan ungkapan impersonal bahasa Perancis ke dalam bahasa Indonesia. Konsep-konsep yang digunakan dalam analisis bertumpu pada wawasan terjemahan dan wawasan sintaksis. Pada wawasan terjemahan tercakup konsep perpadanan, pergeseran dan probabilitas perpadanan. Dan pads wawasan sintaksis tercakup konsep hierarki sintaksis dan ungkapan impersonal bahasa Perancis. Korpus yang berhasil dikumpulkan sebanyak 150 buah yang terdiri atas 80 buah kalimat yang mengandung ungkapan impersonal yang berverba impersonal murni dan 70 buah kalimat yang mengandung ungkapan impersonal yang berverba impersonal semu. Setelah melakukan analisis berdasarkan korpus yang terkumpul, penulis berkesimpulan bahwa ungkapan impersonal yang berverba impersonal murni memiliki padanan tertentu dalam BI sementara ungkapan impersonal yang berverba impersonal semu memiliki padanan yang sangat variatif. Pergeseran yang terjadi dalam penerjemahan ungkapan impersonal BP ke dalam BI adaiah pergeseran tataran dan pergeseran kategori yang mencakup pergeseran struktur dan pergeseran satuan. Hasil penghitungan probabilitas perpadanan bersyarat menunjukkan bahwa struktur ungkapan impersonal dapat membantu dalam menentukan padanan yang tepat. Dari penelitian ini, dapat ditarik pra-asumsi bahwa bahasa Indonesia juga memiliki apa yang disebut ungkapan impersonal,seperti rasanya, tampaknya, kelihatanya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S14515
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pangaribuan, R. Sumiati
"Masalah yang dikemukakan dalam skripsi ini adalah padanan ungkapan akibat bahasa Perancis dalam bahasa Indonesia, pergeseran yang terjadi dalam penerjemahan ungkapan akibat bahasa Perancis ke dalam bahasa Indonesia, dan probabilitas perpadanan ungkapan akibat bahasa Perancis dalam bahasa Indonesia. Konsep-konsep yang digunakan dalam analisis mencakup konsep perpadanan, pergeseran dan probabilitas perpadanan. Wawasan sintaksis mencakup satuan-satuan gramatikal dan ungkapan akibat bahasa Perancis dan bahasa Indonesia. Setelah melakukan analisis data yang terkumpul, penulis ini berkesimpulan bahwa padanan ungkapan akibat BP dalam BI yang terbanyak adalah sehingga dan dalam penerjemahan ungkapan akibat BP ke dalam BI terjadi pergeseran kelas kata."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S14552
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roosita Dewi Soeroso
"Masalah yang dikemukakan dalam skripsi ini adalah ke dalam ragam bahasa apa ungkapan-ungkapan populaire, yang berasal dari ragam tidak baku bahasa Perancis diterjemahkan, serta apakah amanat yang dikandung oleh ungkapan-ungkapan tersebut teralihkan di dalam terjemahannya. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kepustakaan dan metode penelitian lapangan. Data yang berhasil dikumpulkan dari sembilan buah komik adalah 53 buah ungkapan populaire bahasa Perancis. Namun dari jumlah tersebut, hanya 27 yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan maknanya sesuai. Inilah yang diteliti oleh penults. Dalam terjemahannya, ada ungkapan-ungkapan yang baku dan ada yang tidak baku. Hampir 3/4 dari seluruh data diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia baku. Amanat yang sampai sepenuhnya dalam terjemahannya, dari seluruh data terhitung hanya kurang lebih 1/3. Dari jumlah yang kecil ini, ditemukan bahwa amanta yang sampai sepenuhnya dalam terjemahannya, lebih besar kemungkinannya berada dalam kelompok padanan BI ragam tidak baku. Penulis berkesimpulan bahwa kegagalan penerjemah dalam menyampaikan isi pesan secara utuh dalam terjemahannya disebabkan oleh beberapa hal, antara lain, kurangnya perhatian penerjemah kepada faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya uungkapan pcpnlaire dalam teks Perancis, selain itu karena besarnya pengaruh misi penerbit pada penerjemah, yang selalu ingin memberikan segala contoh yang baik kepada anak-anak dalam buku-buku untuk mereka, termasuk contoh penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, walaupun berakibat tidak sampainya pesan secara utuh dalam terjemahan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S14422
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfatiana Avianti
"Preposisi en dalam bahasa Perancis dapat mengantarkan beberapa macam fungsi. Timbul masalah bagaimana perwujudan perpadanan preposisi en dalam bahasa Indonesia sesuai dengan fungsi dari konstituen yang diantarnya. Tujuan penelitian ialah untuk memperoleh deskripsi terjemahan preposisi en dari bahasa Perancis ke dalan bahasa Indonesia.
Metode yang dipakai ialah metode penelitian korpus. Korpus terdiri dari 6 buah karya bahasa Perancis beserta terjemahannya. Dari hasil penelitian dijumpai 519 preposisi en. Perinciannya ialah 102 en pengantar keterangan waktu, 97 pengantar keterangan cara, 10 pengantar keterangan sarana, 200 pengantar keterangan tempat, 55 pengantar atribut, 27 pengantar pelengkap nomina, 28 pengantar objek tak langsung. Dari keseluruhan jumlah tersebut, 371 berpadanan formal dan 148 berpadanan zero (0)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1986
S14493
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melani Ekasari
"Penerjemahan adalah kegiatan kebahasaan yang memproduksi kembali pesan yang terkandung dalam bahasa sumber (BSu) ke dalam bahasa sasaran (BSa) dengan menggunakan padanan yang terdekat dan wajar, balk dari segi makna maupun gaya (Nida dan Taber, 1974:12). Penerjemahan merupakan suatu proses komunikasi antara suatu masyarakat bahasa tertentu dan masyarakat bahasa lain_nya. Dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tulis, kita sering menyatakan alasan atau sebab dari suatu hal. Agar dalam suatu kalimat jelas terlihat hubungan sebab akibat (kausal) digunakan ungkapan sebab. Setiap bahasa mempunyai cara yang berbeda untuk menyatakan sebab. Dilihat secara sekilas dari teks-teks bahasa Prancis (BP) dan bahasa Indonesia (BI), tampaknya ungkapan sebab dalam BP lebih bervariasi dari pada ungkapan sebab BI. Misalnya, dalam BP ditemui ungkapan sebab car, parce que, puisgue, a cause de, comma, faute de, a force de, en raison de, sous pretexte que dan lain-lain. Dalam BI ungkapan sebab yang sering digunakan ialah karena dan sebab. Kenyataan di atas menarik untuk diteliti lebih lanjut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S14329
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yovanka Mildrid La`oh
"ABSTRAK
Masalah yang dikemukakan dalam skripsi ini adalah apa padanan ungkapan pertentangan bahasa Perancis dalam bahasa Indonesia, pergeseran apa saja yang terjadi pada penerjemahan ungkapan pertentangan bahasa Perancis dalam bahasa Indonesia dan bagaimana probabilitas perpadanan ungkapan pertentangan bahasa Perancis ke dalam bahasa Indonesia.
Konsep-konsep yang digunakan dalam analisis bertumpu pada wawasan terjemahan yang mencakup konsep perpadanan, pergeseran dan probabilitas perpadanan. Wawasan sintaksis mencakup ungkapan pertentangan bahasa Perancis dan bahasa Indonesia.
Korpus yang berhasil dikumpulkan sebanyak 356 buah yang terdiri atas 277 buah kalimat yang mengguna_kan ungkapan pertentangan yang berkelas kata konjungsi, 54 buah kalimat yang menggunakan ungkapan pertentangan yang berkelas kata adverbial dan 25 buah kalimat yang menggunakan ungkapan pertentangan yang berkelas kata preposisi.
Setelah melakukan analisis berdasarkan korpus yang terkumpul, penulis berkesimpulan bahwa perbedaan yang terdapat dalam sistem ungkapan pertentangan bahasa Perancis dan bahasa Indonesia adalah perbedaan kelas kata; ungkapan pertentangan bahasa Perancis terdiri dari 3 kelas kata yaitu, konjungsi, adverbia dan preposisi sedangkan ungkapan pertentangan bahasa Indonesia hanya terdiri dari kelas kata konjungsi maka dalam penerjemahan terjadi pergeseran kelas kata.
Mayoritas padanan ungkapan pertentangan bahasa Perancis dalam bahasa Indonesia adalah ungkapan pertentangan tetapi. Ungkapan pertentangan bahasa Indo-nesia meskipun/walaupun merupakan padanan dari beberapa ungkapan pertentangan bahasa Perancis. Ungkapan pertentangan pourtant merupakan ungkapan pertentangan yang kaya akan makna karena dapat mempertentangkan bermacam-macam hal.

"
1990
S14400
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Arinta Swasti
"Penelitian ini bertujuan memerikan unsur-unsur agama Katolik dalam BP dan padanannya dalam BI, serta masalah penerjemahannya. Konsep yang digunakan dalam analisis adalah konsep kebudayaan, karena unsur agama Katolik merupakan bagian dari unsur kebudayaan; konsep semantik; dan konsep penerjemahan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerjemahan unsur-unsur agama Katolik BP yang terdiri dari unsur emosi religius, sistem keyakinan, ritual, serta umat dan organisasi sosial; ke dalam BI, tidak mengalami hambatan yang besar. Dalam menerjemahkan unsur bahasa yang mengungkapkan unsur emosi religius, tidak ditemukan hambatan sama sekali, karena emosi religius bersifat universal.
Hambatan dalam penyebutan nama-nama yang bersifat Ketuhanan yang merupakan bagian dari sistem keyakinan juga tidak besar. Hal tersebut terjadi karena walaupun hanya dipeluk oleh segolongan kecil masyarakat Indonesia, namun agama Katolik sudah lama tumbuh di Indonesia. Dengan demikian, masalah yang dihadapi oleh penerjemah, tidak berarti jika dibandingkan dengan masalah pener_jemahan nama-nama yang bersifat Ketuhanan pada masyarakat Afrika yang masih primitif. Selebihnya, hambatan yang berasal dari sistem keyakinan tidak besar, karena unsur sistem keyakinan dalam BP tersebut juga dimiliki oleh masyarakat Katolik BI.
Hambatan terbesar muncul dari penerjemahan unsur BP yang mengungkapkan unsur ritual. Hambatan tersebut terjadi karena manifestasi agama Katolik yang diwarnai adat istiadat khas Parallels. Kenyataan tersebut juga tercermin dalam kosakata-kosakata BP yang tidak dimiliki oleh bahasa lain. Dalam penerjemahan unsur BP yang mengungkapkan unsur umat dan organisasi sosial, hambatan yang muncul tidak terlalu besar. Dalam hal ini terlihat kecenderungan pe_nerjemah untuk mempersamakan unsur bahasa yang meng_ungkapkan unsur umat dan organisasi sosial yang terdapat dalam agama Katolik dan Protestan.
Pada umumnya, hambatan tersebut dapat diatasi dengan melakukan prosedur pemadanan kontekstual dan prosedur penerjemahan modulasi. Hambatan yang dialami penerjemah mengakibatkan penerjemahan unsur agama Katolik BP secara tidak memadai ke dalam BI. Namun jumlah tersebut sangat kecil jika dibandingkan dengan unsur agama Katolik BP yang diterjemahkan secara memadai ke dalam BI."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S14418
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risnowati Martin
"ABSTRAK
Bahasa yang merupakan alat komunikasi digunakan oleh anggota masyarakatnya untuk saling berhubungan, mengemukakan gagasan dan menyampaikan pesan. Dengan kemajuan teknologi modern dewasa ini, minat manusia terhadap perkembangan dunia menjadi besar. Dengan menguasai lebih dari satu bahasa maka seseorang akan mempunyai pengetahuan yang semakin luas, karena ia dapat berhubungan dengan anggota masyarakat bahasa lain yang dikuasainya.
Kosakata suatu bahasa dapat bertambah melalui proses morfologis atau morfosintaktik. Salah satu proses yang terjadi adalah proses komposisi. Dalam bahasa Indonesia dikenal ungkapan membanting tulang yang bermakna "bekerja keras" atau berkerat rotan "memutuskan hubungan". Demikian juga dalam bahasa lain, bahasa Perancis misalnya, dikenal ungkapan coup d'etat yang berarti "perebutan kekuasaan".
Sintem komposisi terbentuk melalui proses penggabungan dua monem atau lebih. Setiap gabungan mempunyai monem yang merupakan unsur pusatnya. Makna yang dikandung sebuah sintem komposisi merupakan suatu kesatuan makna yang tidak dapat dipilah-pilah lagi. Hal ini sering menimbulkan masalah bagi pemakai bahasa itu, bahasa yang bukan merupakan bahasa ibunya.
Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari makna sintem komposisi bahasa Perancis. Langkah pertama adalah mengumpulkan ungkapan bahasa Perancis dari berbagai sumber data. Kemudian dilakukan analisis semantik pada ungkapan-ungkapan yang terkumpul untuk melihat kaitan makna baru dengan makna monem pembentuknya. Ungkapan yang dapat dikumpulkan berjumlah 596 buah, 403 ungkapan merupakan idiom sebagian, masih ada keterkaitan makna dengan makna monem pembentuknya, dan selebihnya -193 ungkapan- adalah idiom penuh karena tidak dapat keterkaitan makna dengan makna monem pusatnya. Langkah terakhir adalah mencarikan padanannya dalam bahasa Indonesia."
Depok: Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya-LPUI Universitas Indonesia, 1999
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S14543
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Hartono
"Pembelajaran dari kesalahan-kesalahan penerjemahan yang sudah ada adalah penting untuk dijadikan sebagai masukan-masukan bagi penerjemah agar kelak dikemudian hari tidak mengulangi lagi kesalahan yang sama. Penelitian di dalam skripsi ini bertujuan untuk mengungkapkan faktor-faktor penyebab terjadinya kesalahan penerjemahan yang terdapat dalam ungkapan simile yang diharapkan dapat membekikan kefaedahan bagi dunia penerjemahan khususnya dalam penerjemahan simile. Jadi, penulis akan membuktikan kesalahan-kesalahan apa saja yang telah dilakukan si penerjemah dan menarik kesimpulan berdasarkan kesalahan-kesalahan yang dipelajarinya tersebut. Simile sebagai salah satu jenis majas pembandingan merupakan suatu perumpamaan yang dinyatakan secara eksplisit dengan menggunakan kata keterangan pembandingan. Kata keterangan pembandingan tersebut diantaranya seperti, sebagai, ibarat, bak, umpama, laksana, serupa, dll. Dengan keberadaan kata keterangan pembandingan ini ungkapan simile ini dapat langsung diidentifikasi.Berdasarkan analisis data terjemahan salah yang ditemukan, penulis menemukan empat buah faktor penyebab terjadinya terjemahan salah sebagai berikut . 1) Terjemahan salah akibat tidak memahami citra perumpamaan TSu. 2) Terjemahan salah akibat penerjemahan harfiah yang tidak pada tempatnya. 3) Terjemahan salah akibat ketidaksetaraan bobot inforrnasi. 4) Terjemahan salah akibat tidak memperhatikan aspek gramatika."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S13504
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>