Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 133224 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewi Keumala
"ABSTRAK
Dewasa ini bahasa digunakan oleh masyarakat dunia dalam segala aspek kehidupan manusia, terutama dalam memperluas cakrawala budaya, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Setiap bahasa di dunia memiliki kekhasan tersendiri, yang dapat membedakannya dengan bahasa_-bahasa lain. BP dan BI adalah dua bahasa yang berbeda. Perbedaan ini disebabkan oleh karena kedua bahasa itu berasal dari rumpun bahasa yang berbeda, dan juga oleh faktor geografis. Namun dengan kenyataan ini apakah masih ada kemungkinan persamaan di antara kedua bahasa tersebut? Penelitian fungsi keterangan cara BP dan BI ini akan mengungkapkan hal tersebut.
Dalam penelitian ini, penekanan analisis adalah pada bentuk dan posisi unsur pengisi fungsi keterangan cara BP dan BI, sehingga metode yang digunakan adalah analisis kontrastif teoritis. Untuk memerikan fungsi keterangan cara BP dan BI digunakan konsep-konsep seperti satuan sintaksis dan otonomi sintaksis.
Hasil analisis menunjukkan bahwa fungsi keterangan cara BP dan BI memiliki perbedaan sekaligus persamaan dari segi bentuk dan dari segi posisi.Perbedaan posisi unsur-unsur pengisi fungsi keterangan cara BP yang mempunyai bentuk yang sama ataupun yang berada dalam kalimat yang memiliki verba yang sama, disebabkan oleh jenis verba (V.tr atau V.Intr) dan juga oleh bentuk verba (bentuk sederhana atau bentuk gabungan) pengisi predikat kalimat. Sementara itu dalam BI,
perbedaan posisi hanya disebabkan oleh jenis verba pengisi predikat kalimat, dan tidak oleh bentuk verbanya. Hal ini disebabkan dalam BI tidak dikenal sistem verba gabungan.
Selaniutnya, kesamabangunan hanya dipenuhi oleh sebagian kecil unsur-unsur yang dibandingkan, yaitu beberapa unsur tertentu berupa sintem, berupa sintagma, dan berupa klausa.
Akhirnya, skripsi ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam linguistik umum khususnya sintaksis, dan dalam linguistik terapan seperti penerjemahan dan pengajaran bahasa.

"
1990
S14390
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ekarini Shanty Savitri
"ABSTRAK
Masalah yang dikemukakan dalam skripsi ini adala bagaimana padanan unsur pengisi fungsi keterangan cara bahasa Perancis dalam bahasa Indonesia dan bagaimana probabilitas perpadanannya.
Teori-teori yang digunakan dalam analisis adalah teori mengenai satuan-satuan gramatikal, teori mengenai keterangan cara baik dalam bahasa Perancis maupun dalam bahasa Indonesia dan teori terjemahan mengenai padanan dalam terjerahan dan probabilitas perpadanan.
Keterangan cara yang diperoleh dari sumber data seluruhnya ber j umlah 270 buah. Keterangan cara tersebut diklasifikasikan berdasarkan bentuk unsur pengisianya dalam bahasa Perancis, selain itu juga dilihat pola unsur pengisiannya dalam bahasa Perancis bentuk unsur pengisi keterangan cara bahasa Perancis adalah : kata berupa morfem dasar dan gabungan morfem terikat dengan pola : adjektifa + -ment, frase preposisional yang didahului oleh preposisi + nomina atau_

"
1990
S14376
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mella Sabina
"ABSTRAK
Bahasa-bahasa yang ada di dunia ini memiliki sifat unik sekaligus universal. Sifat unik bahasa menyebabkan perbedaan antarbahasa dan sebaliknya sifat universal memungkinkan adanya persamaan antarbahasa. Bertitik tolak dari kenyataan ini, penulis tertarik untuk mencari persamaan dan perbedaan bentuk dan posisi (dalam frase nominal) adjektiva kualifikatif antara bahasa Perancis (BP) dan bahasa Indonesia (BI). Untuk itu, dilakukan analisis dengan suatu metode yang disebut analisis kontrastif.
Untuk melakukan penelitian ini, konsep-konsep yang digunakan, yaitu satuan-satuan gramatikal dan adjektiva kualifikatif diancang dari teori distributional.
Setelah mendapat hasil analisis kontrastif 2 sistem adjektiva kualifikatif, diketahuilah persamaan dan perbedaan yang ada pada kedua sistem itu. Gambaran yang diperoleh dari perbandingan BP dan BI adalah bahwa dari segi bentuk adjektiva kualifikatif BP dan BI lebih banyak persamaan daripada perbedaannya, yaitu: (1) Masing-masing memiliki adjektiva kualifikatif yang berbentuk morfem, sistem derivasi dan sistem komposisi. Perbedaan, satu bentuk dalam BP tidak selalu sama dalam BI. (2) Pada masing-masing adjektiva kualifikatif umumnya berbentuk morfem. Bentuk yang jarang ditemui adalah bentuk sintem komposisi BP dan bentuk sintem derivasi BI. (3) Masing-masing memiliki adjektiva kualifikatif bentuk sintem derivasi yang terbentuk dari hasil derivasi nomina dengan sufiks; bentuk sistem komposisi yang terbentuk dari penggabungan adjektiva kualifikatif dengan adjektiva kualifikatif atau adjektiva kualifikatif dengan nomina. Perbedaannya, bentuk sistem derivasi BI tidak dapat terbentuk dengan prefiks dan pelekatan sufiks hanya dapat pada nomina, sedangkan dalam BP, sufiks dapat dilekatkan pada verba atau adjektiva kualifikatif. Dalam BP bentuk sistem komposisi dapat terbentuk dari preposisi dan nomina, sedangkan dalam BI tidak dapat.
Dari hasil pembandingan posisi adjektiva kualifikatif BP dan BI dalam frase nominal, diperoleh gambaran oleh adalah bahwa lebih banyak perbedaannya daripada persamaannya: (1) Persamaan terletak pada posisi sesudah nomina. Dalam BP dan BI, struktur yang dihasilkan pada posisi itu adalah Determinator-Nomina-Modifikator (D-N-M). Perbedaannya, dalam BP, adjektiva kualifikatif tidak dapat ditempatkan pada posisi sebelum nomina; kecuali pada kasus adjektiva kualifikatif mantan. Struktur yang dihasilkan pada posisi itu adalah D-M-N. (2) Perbedaan yang lain adalah bahwa adjektiva kualifikatif BP tertentu memiliki kemungkinan menempati posisi sebelum dan sesudah nomina; hal yang tidak mungkin terjadi dalam bahasa Indonesia. (3) Dalam BP, penempatan adjektiva kualifikatif dalam frase nominal sudah banyak yang menyimpang dari aturan; dalam bahasa Indonesia hanya satu.
Akhirnya, diharapkan semoga skripsi ini dapat menjadi masukan bagi bidang pengajaran bahasa asing, penerjemahan dan linguistik.

"
1989
S14328
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tesa Noviyati Bandiyoko
"ABSTRAK
Dalam bahasa Prancis terdapat beberapa fungsi, diantaranya fungsi modals, yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan fungsi keterangan cara. Yang dimaksud dengan fungsi keterangan cara dalah fungsi yang menerangkan predikat kalimat.Diketahui bahwa ada lebih dari satu bentuk unsur pengisi fungsi keterangan cara bahasa Prancis. Yang menjadi topik dalam skripsi ini adalah, aoa saja bentuk unsur pengisi fungsi keterangan cara, apa penanda fungsinya dan di mana posisinya dalam kalimat
Untuk mengetahui bentuk unsur pengisi fungsi keterangan cara dalam skripsi yang berjudul Bentuk dan Posisi Unsur Pengisi Fungsi Keterangan Cara Bahasa Pranci digunakan konsep satuan gmatikal. Selain itu digunakan konsep fungsi dan otomasi sintaksis untuk melihat dalam kalimat.
Berdasarkan analisis yang dilakukan terlihat bahwa (1) dari segi bentuk, fungsi keterangan cara bahasa Prancis mengenal 4 bentuk pengisi fungsi, yaitu momen, sintem, sintagma, dan klausa. (2) dilihat dari penanda fungsi keterangan cara terdapat penanda berupa monem fungsional (dalam hal ini preposisi) dan ujaran baku (locution prepositionale). Akhirnya (3) ada unsur yang otonom dan unsur yang tidak otonom. posisi unsur yang otonom dalam kalimat dapat berubah tanpa mengubah makna kalimat tersebut. Ada dua jenis unsur yang tidak otonom, yaitu unsur yang posisinya dalam kalimat sama sekali tidak dapat berubah, dan unsur tidak otonom yang posisinya dalam kalimat dapat berubah dengan mengubah makna kalimat.
Dengan demikian jelas bahwa unsur fungsi keteragan cara bahasa Prancis terdiri dari beberapa bentuk dan posisinya dalam kalimat pun beragam.
Akhirnya, diharapkan hasil analisis ini dapat menjadi masukan paling tidak dalam penyusunan buku pedoman tata bahasa guru bahasa Perancis untuk menyajikan atau menerangkan fungsi keterangan sedemikian sehingga daat dicerna oleh seseorang yang sedang belajar bahasa Prancis.

"
1989
S14063
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henriette, Glory
"Tiap bahasa mempunyai sistem yang khas, yang tidak harus ada pada bahasa lain. BP dan BI, keduanya berasal dari rumpun bahasa yang berbeda, sehingga jelas sistem keduanya berbeda. Namun, apakah sama sekali tidak ada persamaan di antara keduanya Hal ini akan dilihat melalui studi kontrastif pronomina BP dan BI.
Analisis dalam penulisan ini ditekankan pada realisasi dan posisi pronomina persona, dan metode yang digunakan adalah analisis kontrastif teoritis dan linguistik fungsional.
Hasil analisis menunjukkan bahwa pronomina persona BP dan BI memiliki perbedaan sekaligus persamaan: Dari segi realisasi , kriteria kongruen dipenuhi oleh persona IV dan V yang tidak mengalami perubahan realisasi walaupun fungsi yang diduduki berubah. Dari segi posisinya dalam kalimat, kriteria kongruen dipenuhi oleh pronomina persona yang mendudukx fungsi: Subjek dan objek tak langsung pada kalimat deklaratif afirmatif dan negatif; Objek langsung, objek tak langsung dan datif, pada kalimat imperatif afirmatif; Objek tak langsung pada kalimat imperatif negatif.
Penelitian ini membuktikan bahwa hampir semua pronomina persona BP mengalami modifikasi bentuk menurut fungsi yang diduduki. Berbeda dengan pronomina persona BI yang realisasinya tetap sama, walaupun fungsi yang diduduki berubah.
Akhirnya, skripsi ini diharapkan dapat memberi masukan pada linguistik umum, terutama sintaksis dan pada linguistik terapan, khususnya pengajaran bahasa dan penerjemahan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S14558
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Juniarti
"Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi mengenai padanan pemarkah tujuan BP dalam BI. Masalah-masalah yang diteliti adalah padanan pemarkah tujuan BP dalam BI ditinjau dan segi bentuk dan makna, pergeseran yang terjadi dan probabilitas perpadanannya. Pemarkah tujuan yang diteliti dibatasi pada pemarkah tujuan BP yang berupa konjungsi dan preposisi. Teori-teori yang digunakan sebagai dasar analisis adalah teori-teori penerjemahan, meliputi konsep perpadanan dalam penerjemahan, pengertian padanan nil dan zero, pergeseran, dan probabilitas perpadanan; konsep mengenai satuan-satuan gramatikal dan pemarkah tujuan baik dalam BP maupun BI. Pemarkah tujuan yang diperoleh sejumlah 490 buah, terdiri atas PT BP berupa konjungsi atau preposisi yang berfungsi seperti konjungsi sebanyak 411 buah dan berupa preposisi sebanyak 79 buah. Dari analisis, terlihat bahwa berdasarkan bentuknya, PT BP mendapat padanan PT BI berupa preposisi dengan persentase 55%, PT BI berupa konjungsi dengan persentase 19%, bukan PT Bl dengan persentase 10%, zero dengan persentase 8%, dan PT Bl berupa unsur-unsur leksikal juga dengan persentase 8%. Dilihat dari nuansa maknanya PT BP yang bernuansa makna tertentu (sebanyak 44 buah) mendapat padanan PT BI dengan nuansa makna yang sama dengan persentase 34%, PT Bl yang tidak mengandung nuansa makna tertentu dengan persentase 27%, bukan PT BI juga dengan persentase 27%, dan PT BI dengan nuansa makna yang berbeda dengan persentase 11%. Dengan demikian, hampir separuh nuansa makna yang terkandung dalam PT-PT tersebut teralihkan ke dalam El. Jenis-jenis pergeseran yang ditemui adalah pergeseran tataran sebanyak 39 buah, pergeseran satuan sebanyak 17 buah, dan pergeseran kelas sebanyak 108 buah. Dari jumlah pergeseran tersebut, terlihat bahwa dalam penerjemahan PT BP ke dalam BI ini banyak terjadi penyimpangan kesejajaran bentuk karena yang lebih diutamakan adalah perpadanan dinamis. PT BI yang paling tinggi tingkat pemunculannya adalah konjungsi supaya dan preposisi untuk. Perhitungan probabilitas yang mendekati absolute certainty atau yang hasil perhitungannya mendekati 1 adalah padanan untuk bagi preposisi pour, yaitu 0.67. PT BI cukup bervariasi juga, hanya karena penggunaannya terbatas, maka pemunculannya tidak terlalu tinggi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S14352
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Octaviana
"Masalah yang dikemukakan dalam skripsi ini adalah apa dan bagaimana padanan presentatif bahasa Perancis dalam bahasa Indonesia. Konsep-konsep yang digunakan dalam analisis terbagi atas wawasan terjemahan dan wawasan sintaksi. Wawasan terjemahan meliputi konsep perpadanan, pergeseran dan probabilitas perpadanan. Wawasan sintaksi mencakup konsep hierarki sintaksi, presentatif bahasa Perancis dan fungsi-fungsi sintaksi bahasa Indonesia. Korpus yang berhasil dikumpulkan berjumlah 321 kalimat yang terdiri atas 7 kalimat yang mengandung presentatif voila, 8 kalimat yang mengandung presentatif voici, 157 kalimat yang mengandung presentatif il y a, 112 kalimat yang mengandung presentatif c;est dan 37 kalimat yang mengandung presentatif il est. Setelah melakukan analisis terhadap korpus yang terkumpul, penulis berkesimpulan bahwa meskipun sistem dan istilah presentatif tidak terdapat dalam bahasa Indonesia namun hal tersebut tidak menghambat penerjemahan presentasif bahasa Perancis ke dalam bahasa Indonesia. Mayoritas padanan presentatif voila dan voici dalam bahasa Indonesia adalah demonstrativa ini/inilah. Mayoritas padanan presentatif il y a dalam bahasa Indonesia adalah verba yang ada. Presentatif c'est sebagian besar berpadanan dengan partikel -llah di dalam bahasa Indonesia, sedangkan mayoritas padanan presentatif il est dalam bahasa Indonesia adalah padanan nil. Sebagian besar padanan formal (59,83%) presentatif bahasa Perancis dalam bahasa Indonesia mengisi fungsi predikat dalam kalimat bahasa Indonesia. Pergeseran struktur kalimat merupakan pergeseran yang paling banyak terjadi dalam penerjemahan presentatif bahasa Perancis ke dalam bahasa Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S14266
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Purnamawati
"Peranan bahasa sebagai sarana komunikasi dewasa ini dirasakan semakin panting. Bahasa digunakan oleh masyarakat dunia dalam segala aspek kehidupan manusia. Bahasa itu bersifat universal dan unik. Sifat universal atau hampir universal dapat dilihat melalui persamaan sistem antarbahasa. Sedangkan sifat unik merupakan sifat khas dari sistem masing-masing bahasa. Penelitian ini membahas persamaan sekaligus perbedaan sistem bahasa dari dua rumpun yang berbeda, yaitu Bahasa Perancis dan Bahasa Indonesia. Hal yang menjadi pokok bahasan adalah wilayah makna verba indera penglihat. Penelitian ini bertujuan mengkaji persamaan dan perbedaan wilayah makna yang terdapat pada verba-verba dalam masing_masing bahasa dan antara kedua bahasa tersebut. Pembahasan wilayah makna tidak terlepas dari pemba_hasan hubungan makna yang terdapat pada verba-verba baik pada masing-masing bahasa maupun antarbahasa. Dengan demi_kian digunakan konsep wilayah makna serta hubungan makna yang terdiri dari konsep makna generik dan spesifik serta hiponimi. Hasil analisa menunjukkan bahwa wilayah makna verba indera penglihat verba bahasa Peranois dan verba bahasa Indonesia memiliki persamaan-persamaan berikut ini: (1) Persamaan wilayah makna antarverba bahasa Perancis terlihat pada verba entrevoir dan apercevoir. Perbedaan wilayah makna antarverba bahasa Perancis terdapat pada verba-verba selain yang telah disebutkan di atas. Persamaan wilayah makna antarverba bahasa Indonesia terdapat pada verba-verba: (a) melirik = mengerling = menjeling = menjuling, (b) meluluk = memata-matai, (c) mengedip(kan) = mengejap(kan), (d) memeriksa = mengontrol, (e) menilik = mengamat-amati. Selain verba tersebut tidak memiliki persamaan wilayah makna. Persamaan wilayah makna yang mengkaitkan kedua bahasa dilihat dari keseluruhan komponen makna yang sama-sama dimiliki verba bahasa Perancis dan verba bahasa Indone_sia, yaitu: (a) voir = melihat, (b) regarder = memperhatikan, (c) considerer = mengamati, (d) controler = memeriksa, mengontrol, (e) lire = membaca, (f) espionner = memata-matai, meluluk, (g) tiller = mengedip(kan), mengejap(kan). 2). Dalam hal hubungan makna, makna generik verba bahasa Perancis sama dengan makna generik verba bahasa Indone_sia, yaitu 'tindakan, retina menerima bayangan obyek, kelopak mata terbuka'. Demikian pula makna spesifiknya, ada yang sama, yaitu 'kelopak mata tertutup dan terbuka lagi, untuk menemukan baik buruknya sesuatu, dengan perhatian, dengan kecerma_tan'. Dilihat dalam hubungan makna paradigmatis atau hiponimi, perbandingan hiponimi didasarkan pada verba bahasa Perancis dan verba bahasa Indonesia yang memiliki persa_maan wilayah makna. Ternyata, di antara verba-verba tersebut ada yang memiliki hiponim dengan wilayah makna yang sama."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S14537
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sondakh, Sonya
"Masalah pokok yang diutarakan dalam skripsi ini adalah Filsafat Kebersamaan Gabriel Marcel (G.Marcel's Philosophy of Communion). Nenurut Marcel manusia itu berorientasi pada kebersamaan ontologis (ontological communion). Manusia akan merasa tidak lengkap atau utuh dan mengalami frustrasi bila disendirikan atau mengurung diri lepas dari keberbarengan dengan sesamanya. Ini adalah teristimewa nyata bagi manusia yang sadar diri, yang dalam dirinya terkandung tuntutan-tuntutan on_tologis akan pemenuhan, akan transendensi, akan keutuhan bersama. Namun manusia itu juga bebas dan karenanya bisa saja memilih menutup diri terhadap dorongan-dorongan dan harapan-harapan akan partisipasi intersubyektif dengan alam semesta, dengan sesamanya dan dengan Tuhan. Menurutnya berada itu berpartisipasi dalam keberadaan, atau Ada selalu berarti ada bersama (Ease est co-ease). Jadi pilihan yang dihadapi manusia adalah terpisah mengurung diri atau melibatkan diri, bercampur bersama dengan lainnya. Karena diri dan dengan siapa diri itu berpartisipasi tidak bisa dipisahkan, maka berarti manusia itu secara organik dengan alam dan begitu pula alam itu secara or_ganik dengan manusia. Dengan perkataan lain partisipasi adalah dasar bagi pengalaman eksistensi manusia. Kebersamaan (communion) merupakan kenyataan yang dinamis, dimana person-person dalam seluruh kehidupan konkritnya saling memberikan, saling mengisi, saling ada di dalam yang lain, se_hingga bersama mewujudkan realitas baru yang merupakan partisipasi dalam suatu kenyataan yang lebih tinggi; aku dan kau menjadi suatu kesatuan baru yang tidak bisa terpisah menjadi dua bagian. Kebersamaan (communion) adalah kehadiran (presence) yang tercapai sepenuhnya. Hanya karena manusia tetap terbuka bagi yang lain dan secara aktif tetap hadir baginya, kebersamaan (communion) bisa menjadi kenyataan. Dalam hal kebersamaan (communion) Marcel menjelaskan, bahwa penghalang utama bagi terpenuhinya kebersamaan adalah kecen_derungan untuk mengobyektivikasi, karena tindakan ini mengandung kekuatan yang memecah-mecah. Untuk mendalami ini diperlukan pengertian perbedaan antara problem dan misteri. Menurut Marcel problem itu dijumpai pada pertanyaan mengenai obyek yang eksterior bagiku dan tidak memperdulikan saya. Sedangkan misteri menyangkut perjumpaan dengan realitas yang mencakup subyek yang sedang mencari atau mempertanyakan. Kebersamaan bisa tercapai karena orang monghormati misteri. Filsafat Marcel adalah terbuka_ artinya seraya filsafat_nya mengarah ke kematangan dalam komunitas lewat kebersamaan asli. Filsafatnya itu mengharap mendapat kesempurnaan lebih lanjut dari dialektika cinta kasih dari atas yang mengalir dari Yang Absolut ke dalam manusia dan lingkungan manusia. Sesuai dengan sifatnya yang religius ia selalu berhasrat menolong masyarakat dari atomisasi dan kolektivitas."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S14451
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risnowati Martin
"ABSTRAK
Bahasa yang merupakan alat komunikasi digunakan oleh anggota masyarakatnya untuk saling berhubungan, mengemukakan gagasan dan menyampaikan pesan. Dengan kemajuan teknologi modern dewasa ini, minat manusia terhadap perkembangan dunia menjadi besar. Dengan menguasai lebih dari satu bahasa maka seseorang akan mempunyai pengetahuan yang semakin luas, karena ia dapat berhubungan dengan anggota masyarakat bahasa lain yang dikuasainya.
Kosakata suatu bahasa dapat bertambah melalui proses morfologis atau morfosintaktik. Salah satu proses yang terjadi adalah proses komposisi. Dalam bahasa Indonesia dikenal ungkapan membanting tulang yang bermakna "bekerja keras" atau berkerat rotan "memutuskan hubungan". Demikian juga dalam bahasa lain, bahasa Perancis misalnya, dikenal ungkapan coup d'etat yang berarti "perebutan kekuasaan".
Sintem komposisi terbentuk melalui proses penggabungan dua monem atau lebih. Setiap gabungan mempunyai monem yang merupakan unsur pusatnya. Makna yang dikandung sebuah sintem komposisi merupakan suatu kesatuan makna yang tidak dapat dipilah-pilah lagi. Hal ini sering menimbulkan masalah bagi pemakai bahasa itu, bahasa yang bukan merupakan bahasa ibunya.
Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari makna sintem komposisi bahasa Perancis. Langkah pertama adalah mengumpulkan ungkapan bahasa Perancis dari berbagai sumber data. Kemudian dilakukan analisis semantik pada ungkapan-ungkapan yang terkumpul untuk melihat kaitan makna baru dengan makna monem pembentuknya. Ungkapan yang dapat dikumpulkan berjumlah 596 buah, 403 ungkapan merupakan idiom sebagian, masih ada keterkaitan makna dengan makna monem pembentuknya, dan selebihnya -193 ungkapan- adalah idiom penuh karena tidak dapat keterkaitan makna dengan makna monem pusatnya. Langkah terakhir adalah mencarikan padanannya dalam bahasa Indonesia."
Depok: Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya-LPUI Universitas Indonesia, 1999
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>