Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 123033 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arif Rahman Hakim H.
"Masalah kependudukan adalah salah satu masalah penting yang dihadapi dunia. Hal ini menyebabkan ilmu kependudukan menjadi penting dan dipelajari di seluruh dunia, sehingga muncul istilah-istilah yang beragam.
Sifat unik dan universal bahasa memungkinkan munculnya persamaan dan perbedaan dalam istilah kependudukan berbahasa Prancis dan Indonesia. Dan kenyataan di atas, penelitian mengenai istilah kependudukan ini dilakukan dengan tujuan untuk memerikan perbedaan dan persamaan antaristilah kependudukan berbahasa Prancis dan Indonesia.
Data dikumpulkan dari buku tahunan tentang keadaan penduduk dunia yang diterbitkan oleh UNFPA dalam berbagai bahasa. Penelitian dilakukan terhadap komponen makna istilah dan hubungan makna antaristilah dengan menggunakan metode analisis kontrastif Penelitian dilakukan dalam dua tahap : secara intralingual dan secara interlingual.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 72 istilah kependudukan berbahasa Prancis dan 53 istilah kependudukan berbahasa Indonesia, diperoleh 44 istilah berbahasa Prancis dan 37 istilah berbahasa Indonesia yang memiliki persamaan wilayah makaa; serta 6 istilah berbahasa Prancis dan 6 istilah berbahasa Indonesia yang berhubungan secara generik.
Besarnya persentase persamaan wilayah makna (> 50%) menunjukkan bahwa permasalahan kependudukan yang dihadapi negara-negara berbahasa Prancis tidal( jauh berbeda dengan Indonesia. Munculnya istilah berbahasa Prancis yang memiliki hubungan generik dengan istilah berbahasa Indonesia menunjukkan bahwa di setiap negara, pendekatan terhadap suatu masalah berbeda-beda, tergantung pada masing-masing negara. Hal ini mempengaruhi makna istilah. Istilah-istilah tertentu mengalami perluasan atau penyempitan makna."
Depok: Universitas Indonesia, 1995
S14517
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anne Suryawati Mulya
"Obyek dan datif adalah dua bentuk perluasan yang mengikuti verba transitif. Kedua fungsi tersebut diteliti dengan menerapkan teori fungsional kedalam Bahasa Francis dan Bahasa Indonesia. Analisis kontrastif digunakan untuk meneliti persamaan dan perbedaan posisi obyek dan datif Bahasa Francis dan Bahasa Indonesia.Verba transitif yang diteliti diambil dari Le Eran.gai EE nd - mental Premier Des,re dan kalimat-kalimat afirmatif yang dijadikan contoh diambil dari Kamus Dasar Francis-Indonesia dan Dictionnaire des Yerhes Frari ais.Fungsi obyek dan datif diisi oleh nomina dan pronomina kemudian diteliti posisi yang dapat diambil dalam kalimat Bahasa Prancis dan Bahasa Indonesia.Dari basil penelitian didapatkan bawwa posisi yang dapat diambil oleh obyek dan datif adalah SPO, SOP, SPDO, SPOD, SODP dan SDOP untuk Bahasa Francis serta SPO, SPOD dan SPDO untuk Bahasa Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S14287
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ricka Dewi Dato Lolang
"ABSTRAK
Membakukan istilah adalah menjadikan istilah sebagai standar, tolok ukur atau panutan. Sanyak hal yang hares diperhatikan dalam proses pembakuan istilah. Dibanding-kan dengan bahasa Jerman yang proses pembakuan istilahnya sudah lebih lanjut, pembakuan istilah bahasa Indonesia dirasakan oleh beberapa pihak asal-asalan. Terha_dap proses pembakuan istilah bahasa Jerman dan bahasa Indonesia dilakukan suatu penelitian kontrastif untuk meiihat sejauh mana kelebihan dan kekurangannya. Dalam penelitian ini dijabarkan proses pembakuan istilah ditinjau Bari segi historis, peranan lembaga bahasa, serta d,ampak pembakuan istilah bagi kelangsungan pemakaian bahasa dewasa ini.
Hasil analisis kontrastif memperlihatkan perbedaan-perbedaan proses pembakuan istilah bahasa Jerman dan bahasa Indonesia.
Pada awal perkembangannya bahasa Jerman dan bahasa Indonesia sangat banyak menyerap kosa kata bahasa asing. Masing-masing mempunyai Sara tersendiri untuk menghadapi membanjirnya pengaruh bahasa asing. Kekurangan yang terlihat jelas dalam bahasa Indonesia adalah hubungan kelembagaan yang kurang erat antara Pusat bahasa dengan kalangan dan badan-badan lain, juga kurangnya publikasi dalam menyebarkan istilah-istilah. Satu hal yang perlu diperhatikan, pembakuan istilah dimaksudkan bukan untuk mematikan kreatifitas lembaga, badan maupun perseorangan dalam membentuk istilah.

"
1990
S15005
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lina Rais
"ABSTRAK
Bahasa adalah salah satu unsur kebudayaan yang ber_sifat universal (Koentjaraningrat, 1979:77). Hal ini berarti bahwa setiap masyarakat mengenal bahasa sebagai salah satu unsur dari seluruh hasil cipta manusia itu sendiri yaitu kebudayaan. Bahasa dengan demikian merupakan unsur kebudayaan yang penting, yang dapat digunakan sebagai pembeda antara masyarakat yang satu dengan masyarakat lainnya. Apabila A mempergunakan bahasa yang berbeda dengan B, berarti mereka tidak berasal dari masyarakat yang lama. Bahasa sebagai alat komunikasi merupakan perwujudan dari apa yang kita pikirkan ataupun yang kita rasakan. Pada mulanya, komunikasi yang terjadi hanya terbatas antara anggota suatu masyarakat saja, tetapi lama kelamaan, komunikasi juga terjadi antar masyarakat, misalnya me_lalui hubungan politik, hubungan ekonomi, dan hubungan kesenian. Kontak antara masyarakat mengakibatkan bahasa dari satu masyarakat mendapat pengaruh dari bahasa mas_yarakat lain, meskipun pengaruhnya sangat sedikit (Louie Guilbert, 4.975 :89). Dengan terjadinya kontak antara bangsa Prancis dengan bangsa Indonesia; bahasa merekapun saling mempengaruhi, sehingga istilah-istilah dari bahasa Prancis (selanjutnya disingkat BP)

"
1985
S14476
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Pradnadwinka Rono
"Hubungan bilateral antara Indonesia dan Perancis yang meliputi berbagai bidang menyebabkan bahasa Perancis (selanjutnya disingkat sebagai BP) yang mulanya dikenal seba-gai bahasa sastra dan seni sekarang menduduki tempat yang penting sebagai bahasa sumber ilmu pengetahuan dan tekno-logi {Hoed, B H , dan Rahayu Hidayat,1977). Kontak kebuda_yaan dan bahasa antara Indonesia dan Perancis, mengakibatkan bidang penerjemahan memegang peranan dalam menunjang komunikasi antara bahasa Indonesia (selanjutnya disingkat sebagai BI) dan BP. Pada kenyataannya penerjemah sering menemui hambatan-_hambatan pada saat menerjemahkan. Kesulitan ini terutama disebabkan karena tidak ada dua kebudayaan yang sama sehingga tidak pula dijumpai dua bahasa yang seragam benar. Bahasa berbeda karena sistemnya berbeda, artinya bentuk atau pola bahasa yang satu belum tentu terdapat pada bahasa."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1985
S14452
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Y. B. Suparlan
Yogyakarta: Kanisius, 1990
R 363.9603 SUP k
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Imelda
"Skripsi ini berisi tentang sebuah studi penerapan teori penyusunan definisi. Pesatnya perkembangan bidang otomotif di Indonesia yang tidak didukung oleh kamus yang berisi istilah otomotif beserta definisinya mendorong disusunnya skripsi yang bertujuan untuk memperoleh definisi istilah otomotif dalam bahasa Prancis dan bahasa Indonesia bagi orang yang awam dalam bidang itu. Hasilnya, 25 istilah otomotif dalam bahasa Prancis dan 33 istilah dalam bahasa Indonesia berhasil dibuatkan definisinya dengan berpedoman pada teori definisi Jacqueline Picoche yang dituangkan dalam Precis de lexicologie francaise (Paris: 1977)."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
S14317
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Dwi Madyani
"Skripsi ini merupakan kajian awal linguistik dan semiotik mengenai interjeksi di dalam komik berbahasa Prancis. Interjeksi merupakan salah satu alat untuk me-nyampaikan gagasan, keinginan, dan perasaan di dalam peristiwa komunikasi. Di dalam penggunaannya, satu interjeksi memiliki banyak makna sehingga cenderung tidak memiliki keterbatasan makna. Penentuan makna interjeksi didasarkan pada konteks dan situasinya. Konteks yang merupakan unsur bahasa dinyatakan dengan ujaran yang melingkupi interjeksi. Sementara itu, situasi dinyatakan dengan gambar (tanda ikonis) yang merupakan tiruan situasi komunikasi. Dengan menggunakan dasar-dasar teoretis mengenai interjeksi, komik, semantik, dan semiotik, diharapkan penelitian ini dapat menjawab masalah yang diajukan dalam skripsi ini, yaitu jenis interjeksi apa saja yang ditemukan di dalam sumber data berdasarkan tujuan penggunaannya dan apa maknanya berdasarkan konteks dan situasinya, dan dengan demikian, bagaimana penggolongan maknanya. Analisis data diklasifikasikan berdasarkan tujuan penggunaan interjeksi dan penggolongan maknanya yang di-dasarkan pada konteks dan situasinya.
Dari 343 interjeksi yang ditemukan di dalam tiga komik sari 1es Aventures de Tintin yang dijadikan sumber data, interjeksi yang bertujuan emotif memiliki jumlah terbanyak, yaitu 199 bush (58,02%). Jenis interjeksi lain yang juga ditemukan adalah perintah (53 buah/15,45%), intelektif (51 buah/14,87%), panggilan (33 buah/9,62%), sensitif (4 buah/1,17%), kesopanan (2 buah/0,58%), dan representatif atau imitatif (1 buah/0,29%). Berdasarkan penggolongan maknanya, interjeksi yang ditemukan dapat digolongkan menjadi 17 golongan makna, yaitu 'ungkapan emosi' (146 buah/42,57%), 'perintah' (52 buah/15,16%), 'permintaan' (43 buah/12,54%), 'heran' (34 buah/9,91%), 'lega' (33 buah/3,79%), 'berpikir' (9 buah/ 2,62%), 'ragu' (8 buah/2,3376), 'ingin tabu' (7 buah/ 2,04%), 'penegasan' dan 'mengetahui sesuatu' berjumlah 6 buah (1,75%), 'tidak ada harapan' dan 'mendapat ide' berjumlah 5 buah (1,46%), 'tidak peduli' dan 'tidak percaya' berjumlah 3 buah (0,88%), 'tiruan bunyi', 'berharap', dan 'menduga' berjumlah 1 buah (0,29%)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S15596
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>