Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161138 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Retno Hapsari
"ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk membahas makna ujaran di dalam suatu situasi tutur [speech situation] berdasarkan kenyataan yang penulis jumpai sehari-hari yakni bahwa makna ujaran tidaklah mutlak merupakan makna harafiahnya. Ujaran yang berbentuk pertanyaan misalnya, apabila dikaji sehubungan dengan situasi tempat diujarkan tidak selalu membawa makna bertanya melainkan kemungkinan bermakna perintah, permintaan, pernyataan dan sebagainya.
Dengan menganalisis korpus berupa ujaran pertanyaan guru kepada murid di dalam wacana kelas atau classroom discourse, penulis menemukan gejala bahwa guru seringkali mengajukan pertanyaan bukan dengan tujuan meminta informasi melainkan dengan maksud lain seperti memerintahkan murid untuk melaksanakan sesuatu (pertanyaan dengan fungsi direktif).
Berdasarkan teori-teori dari J.L. Austin, , J.R. Searle, Grice Berta Leech mengenai makna ujaran di dalam berkomunikasi, penulis mencoba menganalisis beberapa pertanyaan guru yang berfungsi direktif. Model analisis yang dipergunakan adalah model means-ends rancangan Leech. Proses pemahaman murid (sebagai pendengar) terhadap ujaran pertanyaan guru (sebagai pembicara) diuraikan menjadi beberapa tahap. Sebagai bahan perbandingan penulis juga menganalisis satu ujaran pertanyaan guru yang betul-betul bertujuan memperoleh informasi.
Hasil yang diperoleh adalah bahwa hubungan role-relationship antara guru dengan murid memainkan peran yang penting dalam hal memilih bentuk ujaran serta dalam memahami makna ujaran tersebut.

"
1989
S13997
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paula Rinawati
"Penelitian ini dilakukan karena adanya perbedaan kebudayaan dan ekologi antara Perancis dan Indonesia yang antara lain menimbulkan perbedaan sistem peralatan hidup. Perbedaan ini dapat menjadi hambatan bagi penerjemah untuls menentukan padanannya di dalam bahasa sasaran bila ia menemukan istilah-istilah peralatan hidup di dalam bahasa sumber.
Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan penerjemahan istilah peralatan hidup dari bahasa Perancis ke dalam bahasa Indonesia. Untuk itu, dipakai beberapa konsep yang meliputi wawasan kebudayaan, semantik, penerjemahan dan sintaksis.
Pengumpulan data dilakukan dengan mengartukan istilah peralatan hidup dalam bahasa Perancis dan padanannya dalam bahasa Indonesia. Sumber datanya adalah 2 buah fiksi, yaitu Fantastigue Fantomette dan terjemahannya Fantomette yang gagah berani serta Le Noeud de Viperes dan terjemahannya Jalinan ular berbisa. Kemudian data tersebut dianalisis deagan menggunakan analisis komponen makna dan dilihat bentuknya.
Hasilnya menunjukkan bahwa 69.23% (81 data) merupakan padanan yang memadai, 22.22% (26 data) merupakan padanan yang kurang memadai dan 8.55% (10 data) merupakan istilah yang tidak diterjemahkan. Bentuk-bentuk yang diperoleh adalah monem, sintem dan sintagma.
Persentase terbesar untuk padanan yang memadai menunjukkan bahwa faktor hambatan untuk penerjemahan istilah peralatan hidup dalam kedua fiksi tersebut kecil. Ini disebabkan sebagian besar peralatan hidup yang ditemukan dalam kedua fiksi tersebut dikenal oleh masyarakat bahasa sasaran.
Padanan yang kurang memadai muncul karena ada beberapa istilah peralatan hidup dalam bahasa sumber tidak dikenal ol.eh masyarakat bahasa sasaran atau kalaupun dikenal, padanannya belum ada.
Di antara istilah peralatan hidup yang tidak mendapat padanan di dalam bahasa sasaran, ada yang diberi penjelasan. Penjelasan tersebut pada umumnya bermanfaat dalam penyampaian pesan."
Depok: Universitas Indonesia, 1989
S14316
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melani Hardjosudiro
"ABSTRAK
Kemunculan -e di belakang sebuah adjektiva sering mengakibatkan terjadinya perubahan fonetis pada adjektiva tersebut. Dalam penelitian ini penulis membatasi diri pada -e yang muncul pada adjektiva dalam suatu frase nominal berstruktur [det + A + N]. Ini bearti bahwa keberadaan determinator dan nomina merupakan syarat mutlak bagi struktur semacam ini. DEngan demikian penulis tidak akan membahas mengenai -e pada struktur de beste'yang paling baik', het goede'yang baik', agar membahasan ini dapat mengungkapkan faktor-faktor, baik gramatikal mupun semantis, yang mempengaruhi kemunculan -e. Kedua, agar didapat suatu gambaran tentang keterterimaan kemunculan -e di belakang sebuah adjektiva bahasa Belanda."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1984
S15894
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Livia C. Rahayu
"Skripsi yang diajukan untuk mendapatkan gelar Sarjana Sastra ini membicarakan tentang perbedaan antara bentuk interogatif dan makna pertanyaan, khususnya dalam bahasa Inggris. Kalimat berbentuk interogatif tidak selamanya bermakna pertanyaan, demikian pula sebaliknya, kalimat berbentuk non-interogatif bisa bermakna pertanyaan. Oleh sebab itu uraian data dipermudah dengan Cara pengklasifikasian, yakni dijadikan tiga jenis klasifikasi besar, yakni kalimat interogatif bermakna pertanyaan, kalimat interogatif bermakna bukan pertanyaan, dan kalimat bukan interogatif bermakna pertanyaan. Tentu saja sebelum terjun ke dalam pengklasifikasian, terlebih dahulu dijelaskan bentuk interogatif dengan mengacu pada buku tata bahasa karangan Quirk dan kawan-kawan.Data terbagi atas data yang tertulis dan yang lisan. Yang tertulis diambil dari drama karya George Bernard Shaw, 'Pygmalion' sedangkan yang lisan diambil dari percakapan ringan dengan empat orang penutur asli bahasa Inggris, yang mewakili Inggris Britania dan Inggris Amerika. Selain itu dibahas pula segi pemakaian bentuk interogatif, yakni yang menyangkut faktor-faktor yang mempengaruhi orang untuk memakai bentuk interogatif atau jenis klasifi-kasi kalimat interogatif tertentu. Juga dibicarakan tentang komunikasi atau kontak fatis yang biasanya juga diungkapkan dengan bentuk interogatif."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1986
S14247
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosfita
"Skripsi ini membahas keberhasilan dan kegagalan komunikasi yang terjadi antara penutur bahasa Indonesia dengan penutur bahasa Inggris. Keberhasilan komunikasi ini ditinjau dari keberterimaan dan ketidakberterimaan ujaran yang merupakan realisasi permintaan dan permintaan maaf.
Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara dengan responden penutur bahasa Indonesia berdasarkan kuesioner yang telah disusun. Hasil tertulis dari wawancara, dalam bahasa Inggris yang merupakan bahasa asing bagi responden, kemudian diperlihatkan kepada responden penutur asli bahasa Inggris untuk dinilai menjadi berterima dan tidak berterima dengan disertai alasannya.
Hasil analisis menunjukkan bahwa dari 68 ujaran permintaan (request) yang berhasil dikumpulkan, 44,1% merupakan ujaran yang berterima, 19,1% tidak berterima karena penyimpangan tata bahasa dan kosa kata, dan 36,7% tidak berterima karena alasan pragmatic yang dinilai sebagai ujaran yang tidak sopan: Kesan tidak sopan timbul karena penutur mempergunakan bentuk langsung (direct) untuk merealisasikan permintaan kepada lawan bicara yang berkedudukan lebih tinggi dimana seharusnya dipergunakan bentuk tidak langsung (indirect).
Untuk realisasi permintaan maaf (apology), dari 38 ujaran yang terkumpul, 28,9% merupakan ujaran yang berterima. 34,2% merupakan ujaran yang tidak berterima karena penyimpangan dalam kaidah tata bahasa atau pemilihan kosa kata. Sisanya, 36,8% tidak berterima karena sebab sebab pragmatic, yaitu kekuranglengkapan.
Dalam merealisasikan permintaan maaf seseorang bukan hanya diharapkan mengujarkan ungkapan maaf, tetapi juga alasan terjadinya pelanggaran yang juga harus dapat diterima dan masuk akal, serta sebaiknya diikuti pula dengan tawaran untuk mengganti atau memperbaiki kerusakan atau pelanggaran yang terjadi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S14197
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Aisah
"ABSTRAK
Penelitian mengenai ada tidaknyq padanan kata yang tepat untuk menterjemahkan 123 buah kosa kata bahasa Jepang yang berhubungan dengan Kimono ke dalam bahasa Indonesia. Pengumpulan data dilakukan melalui penelitian kepustakaan, dengan sumber data : Nihon o shiru jiten dan Kojien.
Hasilnya menunjukkan bahwa dalam menterjemahkan kosa kata tersebut di atas, sebagian kosa kata tersebut ada padanan katanya yang tepat dalam bahasa Indonesia, sedangkan sebagian lagi tidak ditemukan padanan katanya. Maka untuk menterjemahkan kosa kata yang tidak ada padanan katanya dapat ditempuh 2 cara yaitu menggunakan kosa kata bahasa Jepang tersebut sebagai kata pinjaman dalam bahasa Indonesia atau menggunakan keterangan baik berupa frase, klausa maupun kalimat.

"
1989
S13860
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Endahwarni
"Seperti halnya bahasa-bahasa yang lain, dalam bahasa Rusia juga terdapat pembagian kelas kata. Rata depan dalam bahasa Rusia merupakan bagian dari kata bantu. Kata bantu tidak apat berdiri sendiri dan selalu dirangkaikan dengan kata yang lain. Seperti dalam bahasa Indonesia, misalnya: Ida dan ibunya pergi ke pasar. Kata depan ke tidak dapat berdiri sendiri, artinya kata ke bila dirangkaikan dengan kata-kata yang lain dapat membentuk kalimat. Dalam kalimat di atas dirangkaikan dengan kata benda pasar_"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1980
S15151
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chris Prihartini Maryanto
"ABSTRAK
Penulis tertarik untuk menganalisis ujaran-ujaran Iago, seorang tokoh di dalam Othello, dari sudut pandang pragmatik karena dua hal, yaitu: pertama, karena belum ada mahasiswa di Jurusan Sastra Inggris yang mengambil ujaran-ujaran yang terdapat di dalam drama untuk dianalisis dari sudut pragmatik, dan kedua, karena ujaran-ujaran yang penulis analisis adalah ujaran-ujaran yang digunakan oleh Iago untuk memperdaya lawan bicaranya, tetapi tidak merusak hubungan sosial antarpenyerta komunikasi. Dikatakan demikian karena Iago melakukan tindakan memperdaya tidak secara langsung, melainkan melalui implikatur. Jadi, secara singkat dapat dikatakan bahwa masalah yang dibahas di dalam skripsi ini adalah masalah makna dan fungsi ujaran: yaitu ujaran yang tidak hanya mengungkapkan makna harfiahnya, melainkan juga menampilkan fungsi ujarannya. Hal ini dapat terjadi karena di dalam ujaran tersebut terdapat daya ilokusi dan yang disertai dengan konteks dapat membawa lawan bicara sampai pada kesimpulan yang diinginkan uleh penutur.
Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memerikan (1) bagaimana ujaran-ujaran yang dipakai seseorang, di dalam hal ini Iago di dalam Othello, dapat memperdaya lawan bicaranya, dan (2) maksim apa saja dari prinsip kerja sama Grice yang dilanggar ketika Iago melakukan tindakan memperdaya itu.
Data diambil dari ujaran-ujaran Iago di dalam Othello. Korpus data penulis analisis dengan menggunakan model analisis tujuan (goal analysis) yang dikemukakan oleh Parisi dan Castelfranchi (1981), dilengkapi dengan (1) teori tindak tutur (speech act) yang dikemukakan oleh Austin (1978), (2) teori pragmatik (pragmatics) yang dikemukakan oleh Levinson (1983). (3) teori konteks (context) yang dikemukakan oleh Dascal (1981) dan (4) teori tindakan memperdaya (deceptive action) yang dikemukakan oleh Vincent dan Castelfranchi (1981).
Kesimpulan analisis skripsi ini adalah bahwa Iago selalu berhasil memperdaya lawan bicaranya karena ia memiliki kompetensi komunikatif, yang memungkinkan dia dapat mengenali konteks situasi ujaran dengan baik.

"
1990
S14099
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Ratih S. Kartonegoro
"ABSTRAK
Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk membuat sebuah deskripsi mengenai dispreferred response yang diterapkan dalam interaksi verbal, khususnya untuk menolak pemberian respon atas sejumlah pertanyaan, permohonan dan penawaran dengan tetap berpegang pada prinsip kesopanan agar hubungan sosial yang telah ada dan telah terbina di antara para peserta komunikasi dapat tetap terjaga dengan baik. Korpus yang dipergunakan dalam penulisan skripsi ini berjumlah 15 buah, yang terdiri atas 5 buah respon penolakan atas pertanyaan, 5 buah respon penolakan atas permohonan, dan 5 buah respon penolakan atas penawaran.
Melalui penerapan teori-teori dari beberapa ahli seperti J.L. Austin, Speech Act Theory, teori Conversation Inplicature (Paul Grice) dan Dispreferred Response (Levinson), penulis berusaha untuk memperlihatkan bahwa di dalam setiap bentuk ujaran yang merupakan sebuah respon atas satu bentuk tindak Bahasa, terangkun ketiga teori tersebut di atas yang mendukung pemahaman mitra bicara atas pesan yang tersurat dan tersirat dalam sebuah ujaran.
Menyadari bahwa dalam percakapan sehari-hari sering kita jumpai pemakaian bentuk dispreferred response yang tertuang dalam berbagai wujud tanggapan yang disampaikan oleh mitra bicara, maka dapat dikatakan bahwa dispreferred response merupakan kunci utama bagi terbinanya hubungan sosial diantara pemeran serta sebuah peristiwa komunikasi. Dispreferred Response yang tiada lain adalah merupakan sebuah bentuk penolakan tak langsung bersifat mutualisme, dalam arti bahwa kedua belah pihak yang terlibat dalam peristiwa komunikasi tersebut dapat saling menguntungkan, dalam hal ini saling menghargai dan menghormati. Hal ini dikarenakan dispreferred response dapat menekan atau bahkan menghilangkan efek negatif yang mungkin timbul dalam diri setiap pemeran serta sebuah peristiwa komunikasi.

"
1990
S14056
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denia Oktaviani
"Jurnal ini meneliti efek dari penggunaan salah satu tipe Koreksi Langsung tanpa mengacu pada perbedaan personalitas mahasiswa tahun pertama di dalam kelas Listening and Speaking Program Studi Inggris Universitas Indonesia. Fokus penelitian ini melihat cara dosen menggunakan satu tipe Koreksi Langsung dalam mengoreksi kesalahan mahasiswa dan efek yang dirasakan oleh mahasiswa pada performa speaking setelah mendapatkan koreksi tersebut. Metode penelitian ini dilakukan berdasarkan observasi dan wawancara. Hasil penelitian jurnal ini menunjukan bahwa satu pendekatan pengajaran yang dipilih oleh dosen di kelas Listening and Speaking berhasil meningkatkan keahlian berbicara mahasiswa.

This study investigated the effect of using one type of Corrective Feedback without considering personalities differences in Listening and Speaking classroom for first year students of English Department students at Universitas Indonesia. The focus of the research is how the teacher used one type of Corrective Feedback to correct students rsquo errors and what effect students feel about their speaking performance after being given the Corrective Feedback. The main research methods are observation and interviews. The result of this study implicates that one language teaching approach which the teacher chooses in listening and speaking classroom can improve students rsquo speaking performance."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>