Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132424 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Chani Dianingrum
"Penulis tertarik untuk menganalisis wacana, dalam hal ini tiga cerita pendek karya Irvin Shaw, karena penulis ingin membuktikan apakah pendapat yang diajukan oleh Halliday dan Hasan benar; yaitu bahwa medan, sarana, dan pelibat wacana dan alat kohesi saling mempengaruhi satu sama lain untuk menegaskan suatu wacana. Tujuan penulisan skripsi ini adalah: 1.memerikan alat-aalat kohesi apa saja yang digunakan oleh seorang pengarang dalam karya-karyanya. 2.Menemukan pengaruh medan, sarana, dan pelibat wacana terhadap alat-alat kohesi yang dipakai. Data yang diambil adalah: 1.Cerita pendek The Girl in Their Summer Dresses. 2. Cerita pendek Nightf Birth, and Opinion.3.Cerita pendek Age of Reason. Ketiga cerita pendek ini adalah karya Irvin Shaw.Korpus data tersebut dianalisis dengan menggunakan seperangkat alat kohesi yang diajukan oleh Halliday dan Hasan dalam bukunya yang berjudul Cohesion in English, dan_"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S14007
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Reni Martini Dewi
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S14012
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Setiawan
"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan bentuk anafor dan peranti kohesi dalam wacana tulis ilmiah bahasa Indonesia. Bentuk-bentuk anafor dan kohesi itu dideskripsikan dan dijelaskan berdasarkan konteksnva sehingga akan diperoleh gambaran yang lengkap mengenai kedua bentuk tersebut dalam membangun teks yang kohesif. Korpus data penelitian ini adalah dua disertasi, yaitu disertasi yang ditulis oleh Dendy Sugono yang berjudul Pelesapan. Subjek dalam Bahasa Indonesia (1991) dan disertasi yang ditulis oleh Sudaryono yang berjudul Negasi dalam Bahasa Indonesia suatu Tinjauan Sintaksis dan Sernantik (1992). Teknik pengumpuan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi dan teknik pencatatan. Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode agih.
Hasil analisis data menunjukkan ada dua bentuk anafor, yaitu anafor pronomina sebanyak 17 buah dan anafor zero sebayak 5 buah. 17alam hal ini, anafor pronomina terdiri atas dua bentuk, yaitu anafor pronomina persona -nya dan anafor pronomina pen unjuk itu. Anafor pronomina digunakan untuk mengacu nornina atau ide yang telah disebutkan sebelumnya, sedangkan anafor zero mengacu pada nomina yang mendahuluinya. Hasil analisis data juga menunjukkan ada 101 pemarkah kohesi yang rneliputi (1) pengacuan frasa dan kata kunci yang terdiri atas substitusi, elipsis , pronomina, dan pengulangan, (2) pemarkah transisional yang terdiri atas pemarkah transisional yang menvatakan hubungan pertentangan, perlawanan, sebab aid bat, penambahan, pemilihan, ciri atau contoh.

This research is aimed at describing and explaining the anaphoric forms and cohesive devices in Indonesian Sceintific Written discourse. The Cohesive and anaphoric forms arc described and explained based on the context so that a comprehensive description of the two forms is obtained. Data are obtained from two disertations written by (1) Dendy Sugono on Subject Deletion in Indonesian (Pelesapan Subjek dalam Bahasa Indonesia) (1991) and (2) Sudaryono entitled Negation in Indonesian : Syntactical and Semantical Analysis (Negasi dalam Bahasa Indonesia : Suatu Tinjauan Sintaktik dan Semnan.tik) (1992). Data are collected using obeservation and writing techiques which are then analysed using that method proposed by Sudaryanto called the 'agih methode'.
This Study reveals that there are two forms of anaphora, namely: Pronominal anaphora which consists of 17 forms and zero anaphora comprising 5 forms. In this regard pronomina anaphora is devided into two forms, that is : personal anaphoric pronominal nya and demonstrative anaphoric pronominal itu. Pronomina anaphora is used to refer to a noun or idea mentioned earlier, while zero anaphora refers to the preceding noun. This research also shows that there are 101 cohesive markers: (1) reference of phrase and key word, namely: substitution, ellipsis, pronoun, and repetition, (2) transisional markers consisting of that one refering to contradiction, apposition, cause and effect, addition, option, and feature or example.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
T39175
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Lestari Handayani
"Dian Lestari Handayani. Elemen-elemen Kohesi Gramatikal dalam Beberapa Artikel Surat Kabar Express (di bawah bimbingan Koosmarlinah Kramadibrata, S.S., M.A.) Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1993. Penelitian mengenai kohesi dalam surat kabar berbahasa Jerman ini ditulis dengan tujuan memperlihatkan penerapan konsepsi Halliday dan Hasan khususnya kohesi gramatikal dalam bahasa Jerman. Bab I mengulas tentang alasan, metode penelitian, tujuan dan korpus data. Surat kabar Express dipilih sebagai korpus, karena Koran ini mempunyai ciri tersendiri; yaitu ditujukan bagi masyarakat awam berpendidikan rendah. Hal tersebut terlihat dari penulisan judul, isi berita yang singkat, kalimat yang sederhana, dan lain-lain. Bab II mengulas tentang konsepsi kohesi gramatikal Halliday dan Hasan yang terdiri dari referensi, konjungsi, substitusi dan pelesapan. Dan dengan berpedoman pada alat-alat kohesi tersebut, analisis dilakukan pada korpus terbatas, yaitu artikel surat kabar Express. Bab IV mengulas tentang hasil analisis yang didapat dari bab sebelumnya. Secara garis besar konsepsi tersebut dapat diterapkan, namun terdapat juga alat-alat kohesi yang tidak terdapat dalam tata bahasa Jerman."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S14626
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Triasari Santoso
"Bahasa merupakan alat komunikasi antarindividu dalam suatu masyarakat yang dapat disampaikan secara lisan ataupun tulisan. Salah satu bentuk komunikasi tulisan terdapat dalam penulisan berita surat kabar. Dalam penulisan berita surat kabar, efisiensi merupakan syarat yang harus dipenuhi jika hendak menulis berita yang baik. Efisiensi merupakan keseimbangan antara ekonomi atau penghematan kata dan kejelasan. Oleh sebab itu, kata-kata atau kalimat yang digunakan dalam penulisan berita surat kabar harus komunikatif dan hemat kata. Salah satu Cara untuk menghemat kata dalam penulisan berita surat kabar adalah dengan nominalisasi. Nominalisasi terdapat pada judul maupun pada tubuh teks berita. Nominalisasi yang terjadi pada judul berita merupakan nominalisasi yang memiliki hubungan kataforis dengan tubuh teks beritanya. Judul merupakan kata falsafah yang meneerminkan seluruh isi berita. Sebagai hasil nominalisasi, judul memiliki keterkaitan dengan tubuh teks berita. Bertolak pada kenyataan ini, penulis tertarik untuk menganalisis keterkaitan antara judul yang merupakan basil nominalisasi dan tubuh teks berita berdasarkan kohesi leksikal. Masalah yang diteliti dalam penelitian ini: - Termasuk jenis judul berita apakah judul yang memiliki unsur hasil nominalisasi ? - Bagaimanakah kaitan judul yang memiliki unsur hasil nominalisasi dengan tubuh teks berita berdasarkan kohesi leksikalnya ? - Bagaimanakah nominalisasi yang terjadi pada judul berita tersebut ? Dalam menganalisis masalah-masalah tersebut di atas, digunakan beberapa konsep, yaitu: konsep wacana, konsep wacana berita, yang memuat konsep judul dan tubuh teks berita, konsep kohesi, yang memuat konsep kohesi leksikal dan diafora, serta digunakan pula konsep nominalisasi. Data yang dianalisis terdiri dari 27 wacana berita yang dicuplik dari surat kabar harian berbahasa Peranais Le Monde, yang terbit antara bulan Januari 1992 dan April 1992. Hasil analisis menunjukkan bahwa judul yang dominan adalah judul berbentuk ikhtisar. Kohesi leksikal yang dominan diwujudkan dalam bentuk repetisi dan kumpulan leksikal tak teratur. Nominalisasi yang dominan adalah nominalisasi yang memiliki hubungan kataforis bersifat setia. Sebagian besar dari nominalisasi kataforis yang bersifat setia tersebut merupakan nominalisasi afiksal partisipial."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S14382
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Z. Dt. Majo Datuk
"Telaah ini memiliki dua tujuan pokok. Tujuan pertama adalah untuk menyelidiki sejauh mana eksistensi pemarkah kohesi dalam teks bacaan dalam buku English for the Senior High School, yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pads tahun 1996, mempengaruhi pemahaman peserta didik. Tujuan kedua adalah untuk mengetahui jenis pemarkah kohesi apa saja yang dominan muncul dalam teks bacaan yang diteliti. Metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif yang memanfaatkan teknik kalkulasi t-test, koefisien korelasi Pearson, dan analisis persentase, dengan 40 siswa kelas 2 SMU tahun ajaran 1998/1999 sebagai sampel. Para siswa tersebut berasal dari SMU Negeri 38, Jakarta Selatan. Data dikumpulkan melalui tes isi rumpang (TIR) dan tes tanya jawab (TTJ). Ada dua penemuan pokok dalam penelitian ini. Pertama, rekognisi pemarkah kohesif cenderung berperan penting dalam keterpahaman teks. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa pemberian input tentang rekognisi pemarkah kohesif kepada kelompok eksperimental cenderung meningkatkan prestasi kelompok ini jika dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak..."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1998
RB 00 D 40 pp
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Balai Bahasa Djawatan Kebudayaan Kementerian P dean K
050 MBL (1951/52)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Nababan, Melva Ratna Rulida
"Sebagai ikhtisar dari hasil analisis sekunder terhadap data-data yang dikumpulkan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut: 1 Secara keseluruhan di keempat propinsi yang diteliti, terdapat suatu indikasi yang jelas dan nyata tentang perubahan pola perolehan bahasa-bahasa di Indonesia sebagaimana terlihat dalam perbandingan pola perolehan bahasa antara orang dewasa dan anak-anak, yang menun_jukkan bahwa sekarang ini semakin banyak orang memperoleh bahasa Indonesia sebagai BI. 2. Secara keseluruhan di keempat propinsi yang diteliti, terdapat suatu indikasi yang tidak begitu jelas tapi nyata tentang perubahan penggunaan bahasa-bahasa di Indonesia sebagaimana terlihat dalam ..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S14187
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khaidir
"ABSTRAK
Penulis menganalisis bentuk pemaparan dan kohesi leksikal pada kolom fiksi Had_ts Lam Yahduts di surat kabar harian Mesir al-Syur_q al-Jad_d, yang mencangkup di dalamnya analisis alat-alat kohesi leksikal berjenis reiterasi dan kolokasi. Klasifikasi suatu wacana berdasarkan bentuk pemaparannya dapat ditentukan dari pemilihan diksi, serta tujuan penggunaannya. Kohesi leksikal atau perpaduan leksikal adalah hubungan leksikal antara bagian-bagian di dalam teks untuk mendapatkan keserasian struktur secara kohesif, berdasarkan unsur-unsur leksikal pembentuk wacana yang terdapat pada teks tersebut. Sifat wacana kolom Had_ts Lam Yahduts termasuk dalam wacana fiksi, dikatakan wacana fiksi, hal itu terlihat jelas pada judul kolom tersebut _dialog yang belum pernah terjadi_. Pada teks tersebut terdapat beberapa alat-alat kohesi leksikal dari kedua jenis alat kohesi. Adapun terdapat beberapa tujuan digunakannya aspek-aspek leksikal, diantaranya untuk mendapatkan efek intensitas makna bahasa, kejelasan informasi, dan keindahan bahasa lainnya.

Abstract
In this analysis, the author discusses the forms of exposure and lexical cohesion in fiction column Had_ts Lam Yahduts in the Egyptian daily newspaper al-Syur_q al-Jad_d, which include the analysis-tool lexical cohesion devices reiteration and collocation. Classification of a discourse based on the form can be determined from the election diction, and its intended use. Lexical or a combination of lexical cohesion is lexical relations between parts in the text to find harmony in a cohesive structure, based on lexical elements forming the discourse contained in the text. The characteristic of discourse Had_ts Lam Yahduts included in the discourse of fiction, it is said discourse of fiction, because, it is clearly visible on the column title dialogue that has never happened. The author has found in the text, there are some tools from both types of lexical cohesion devices in text column. There are few objective aspects of lexical use, among them is to get the effect of intensity meaning of language, clarity of information, and the aesthetics of language."
2010
S13294
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriah
"Skripsi ini membahas tenting penggunaan alat-alat kohesif yang terdapat dalam wacana Pak Belalang dan wacana Jakarta. Tujuannya adalah untuk mengetahui tingkat kekohesifan kedua wacana tersebut, bagaimana penggunaan alat-alat kohesifnya, apa persamaan dan perbedaannya. Terakhir alat kohesif apa yang dominan dipergunakan pada kedua wacana tersebut. Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap, dan di dalam hierarki gramatikal berkedudukan sebagai satuan yang tertinggi. Wacana merupakan satuan bahasa yang tidak terbatas dalam jumlah kalimat dan kalimat-kalimat itulah yang merupakan komponen konstruksi wacana. Kalimat-kalimat dalam wacana itu tidak terlepas-lepas begitu saja, melainkan saling berpautan dengan kalimat-kalimat yang lain secara semantis tekstual membentuk kesatuan yang utuh sebagai suatu wacana. Kohesi adalah istilah yang menunjuk pada perpautan kalimat-kalimat itu, yang membatasi kumpulan kalimat itu sebagai suatu wacana. Dengan menghubungkan kalimat-kalimat itu secara kohesif. dapat diketahui tingkat kekohesifan wacana itu. Kohesi ditandai of eh pemarkah-pemarkah yang menghubungkan kalimat-kalimat yang terdapat di dalam wacana itu. Pemarkah-pemarkah itu berupa alat-alat kohesif, yang terdiri dari pengacuan (reference), penggantian (substitution), pelesapan (ellipsis), konjungsi (conjunction), dan leksikon (lexicon). Dilihat dari tingkat kekohesifannya, ternyata wacana Pak Belalang Iebih kohesif daripada wacana Jakarta. Dan berkaitan dengan penggunaan alat-alat kohesifnya, kedua wacana tersebut memperlihatkan penggunaan alat-alat kohesif yang tidak sebanding (tidak sama). Urutan intensitas pemakaian alat-alat kohesif pada Pak Belalang adalah leksikon, pengacuan, pelesapan, konjungsi, dan penggantian. Urutan intensitas pemakaian alat-alat kohesif pada wacana Jakarta adalah leksikon, pengacuan, konjungsi, penggantian, dan pelesapan. Untuk menyampaikan isi cerita, Pak Belalang dan Jakarta sama-sama membuat variasi-variasi. Variasi-variasi tersebut dapat berupa repetisi, pronomina, sinonim, atau penggantian. Alat kohesif yang dominan dipergunakan pada Pak Belalang dan Jakarta adalah leksikon, dan unsur leksikon yang paling dominan adalah repetisi"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S11208
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>