Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 32641 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Elvita Wiasih
"Drama noh berkembang sekitar pertengahan abad ke-14 dipelopori oleh Kan'ami. Kan'ami dan Zeami, dianggap paling berjasa dalam pembentukan drama noh yang dikenal pada saat ini. Hasil pemikiran Kan'ami dan Zeami kemudian dijadikan konvensi dalam perkembangan drama noh selanjutnya.Salah satu konvensi dalam drama noh adalah mengenai penulisan lakon noh. Unsur intrinsik terpenting dalam lakon noh adalah tokoh dan alur. Penekanan tokoh dalam drama noh terdapat pada fungsi tokoh dalam cerita bukan perwatakan.
Berdasarkan fungsinya, tokoh dalam lakon noh terdiri dari shite (tokoh utama), wake (tokoh utama yang menjadi pengamat shite), tsure (tokoh bawahan yang mengikuti shite atau wake), dan ai-kyOgen (tokoh bawahan).Alur dalam sebuah lakon noh tersusun dalam pola jo (pengenalan), ha (penggawatan), dan kyu (leraian). Ha dibagi lagi menjadi ha 1, ha 2, dan ha 3. Penyusunan lakon-lakon noh berikutnya biasanya mengikuti konvensi tersebut. Akan tetapi dalam lakon noh Kanawa ternyata ditemukan pergeseran dari konvensi tersebut.
Dalam skripsi ini penulis akan menganalisis mengenai pergeseran yang terjadi dalam struktur alur dan tokoh lakon noh Kanawa. Selain untuk memperkenalkan drama noh, khususnya struktur alur dan tokoh dalam lakon noh yang tipikal, analisis dalam skripsi ini dilakukan untuk mengungkapkan pergeseran yang terjadi dalam lakon noh Kanawa.
Dari hasil analisis ditemukan bahwa pergeseran dalam alur terjadi pada bagian jo, ha 1, dan ha 2, sedangkan pergeseran fungsi tokoh terjadi pada tokoh arkyagen, wakizure, dan waki.Ditinjau dari cerita dalam lakon noh Kanawa, disimpulkan bahwa pergeseran terjadi karena adanya kebutuhan untuk membangun cerita yang dramatis. Dengan demikian, aturan mengenai alur dan tokoh dalam lakon noh tidak mutlak harus diikuti jika pergeseran tersebut dibutuhkan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S13591
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sakti Wira Yudha
"Tesis ini adalah hasil penelitian kualitatif dengan studi dokumen sebagai teknik utamanya yang mengidentifftasi wacana radikalisme kelompok Isiam, sekaligus melakukan kritik metodologis serp konstruksi model analisis dan skenario radikalisme. Gagasan mengenai konstruksi wacana radikalisme-secara implisit-melekat dengan Islam dan seolah-olah hal memiliki oposisi biner dengan barat. Konsepsi pengetahuan terkait gejala radikalisme yang diadopsi oleh setiap agen memungkinkan mereka untuk melakukan sebuah proses reproduksi pengetahuan mengenai wacana radikalisme. Setiap agen justru tidak sekedar melakukan upaya mereproduksi pengetahuan mengenai wacana radikalisme, melainkan melakukan elaborasi pengetahuan dengan berusaha mengkonstruksi indikator dan parameter radikalisme. Tipologi, model analisis, dan skenario tentang radikalisme kelompok Islam menjadi alternatif pilihan bagi deteksi dini radikalisme. Skenario radikalisme kelompok Islam dapat digunakan sebagai deteksi dini radikalisme dengan pengembangan tiga tipe skenario yakni harmonis dan teror.

This qualitative study identified Islamic group radicalism discourse, provide methodological critique, and construct scenario and model analysis or radicalism using documents studies. The idea of radicalism discourse construction implicitly embedded to Islam as if having binary opposition to the west. Conception of knowledge related to radicalism symtoms which were adopted by each agent enables them to perform a knowledge reproduction process about radicalism discourse. Each agent would not only make any effort to reproduce knowledge about radicalism discourse, but also elaborate the knowledge by constructing the radicalism parameters an indicators. T1pology, analysis model, and scenario about Islamic group radicalism is alternative for early detection of radicalism. Islamic group radicalism secenario can be used as early detection of radicalism bay develop three types of scenario: harmonious and terror."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T30635
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yunasti Pratiwi Nur Malitasari
"ABSTRAK
Gerakan perempuan di Korea Selatan dipicu sejak Korea berada di bawah penjajahan Jepang. Noh Cheon-myeong adalah seorang perempuan penulis asal Korea yang aktif pada era tersebut. Dalam karya-karya Noh, terdapat unsur-unsur eksistensialisme. Tulisan ini menganalisis anasir-anasir eksistensialisme feminis yang terdapat dalam puisi Ireum Eobsneun Yeoin-i Doieo karya Noh menggunakan teori eksistensialisme dan konstruksi sosial dari feminisme. Sosok perempuan yang ada di dalam puisi Ireum Eobsneun Yeoin-i Doieo, yang berarti Perempuan Tak Bernama, memiliki keinginan untuk menjadi sesosok perempuan tanpa memiliki nama. Tujuan dari tulisan ini adalah memahami sosok perempuan dalam puisi tersebut sebagai ikon eksistensialisme feminis melalui anasir-anasir eksistensialisme feminis yang penulis temukan pada diri sosok tersebut. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sosok perempuan tersebut merupakan benar ikon eksistensialisme feminis pada puisi Noh dan Noh Cheon-myeong terbukti sebagai seorang feminis beraliran eksistensialis.

ABSTRACT
Women s movements in South Korea have been thriving since Korea was under Japanese colonisation. Noh Cheon-myeong is a Korean female writer who was active in that era. In Noh s works, there are elements of existentialism. This paper analyses the elements of feminist existentialism found in Noh s poetry titled Ireum Eobsneun Yeoin-i Doieo using the theory of existentialism and social constructs of feminism. The female figure in the Ireum Eobsneun Yeoin-i Doieo poetry, which means Nameless Woman, has the desire to become a woman with no name. The purpose of this paper is to understand the female figure in the poetry as an icon of feminist existentialism through the elements of feminist existentialism that the writer finds within the figure. The results of this study indicates that the female figure is truly an icon of feminist existentialism in Noh s poetry and Noh Cheon-myeong herself has been proven to be an existentialist feminist."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Wiyono Undung Wasito
"Penelitian struktur lakon pedalangan wayang kulit purwa gaya Surakarta karya Tristuti Rachmad Suryaputra bertujuan untuk mengetahui bagaimana Tristuti mengerjasamakan unsur-unsur pembentuk lakon secara fungsional dalam rangka mewujudkan ide ceritanya. Data penelitian adalah teks lakon karya Tristuti dengan judul Kilatbuwana. Teks lakon telah diterbitkan oleh Proyek Dokumentasi Lakon Carangan yang bekerjasama dengan ASKI Surakarta, dengan ketua dewan penyunting Alan Feinstein, Surakarta 1986. Analisis struktur meliputi empat unsur dominan pembangun lakon, ialah: tema, alur, tokoh dan amanat. Untuk memperoleh maknanya yang tepat, penelitian lakon pedalangan harus di tempatkan pada rangka konvensinya sendiri, serta dikaitkan dengan budaya masyarakat Jawa sebagai penghasil karya tersebut. Prinsip konstruksi la_kon didasarkan atas kaidah-kaidah teknik teater tradisio_nal pedalangan. Di samping mempunyai unsur-unsur karya sastra umum, mempunyai unsur-unsur khas yang membedakan strukturnya dengan jenis sastra yang lain."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S11469
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Octavianus Harris Purwadi
"Skripsi ini membahas tokoh utama dalam Lakon Banjaran Sengkuni (LBS) yang dipergelarkan oleh Ki Timbul Hadiprayitno. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tokoh dan penokohan tokoh-tokoh, khusunya tokoh Sengkuni dalam Lakon Banjaran Sengkuni (LBS). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis. Teori yang digunakan adalah teori struktural Teuuw dan dianalisis menggunakan langkah kerja Panuti Sudjiman. Hasil penelitian ini menemukan karakteristik tokoh Sengkuni yang baik (protagonis) melalui sudut pandang para Kurawa, dan yang jahat (antagonis) melalui sudut pandang para Pandawa.

This Thesis discussed the main character in Lakon Banjaran Sengkuni (LBS) that were staged by Ki Timbul Hadiprayitno. The aim of this research is to find out characterization of the characters, especially Sengkuni figures in Lakon Banjaran Sengkuni (LBS). This research using a descriptive analysis methods. The basic theory that used is structural theory from Teuuw and analyzed using Panuti Sudjiman’s work steps. The result of this research finds out the good (protagonist), through the viewpoint of the Kurawa, and the bad (antagonist), through the viewpoint of the Pandawa, characteristic of Sengkuni.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S57660
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah diperoleh Pigeaud dari R. Tanaya pada bulan Agustus 1934, di Surakarta (h.i). Keterangan penulisan/penyalinan tidak diketahui dengan jelas. Naskah ini sudah dibuat ringkasannya oleh Mandrasastra pada bulan Mei 1935 (h.i). Teks diawali dengan kisah Raden Radite dari Pantireja yang mengabdi pada Prabu Palindriya di Medang Kamulan. Narada memberitahu Prabu Palindriya untuk tidak menjadikan Raden Radite sebagai menantunya, karena dia sebenarnya merupakan anaknya sendiri dari Dewi Basundari. Radite kemudian menjadi patih dengan nama Selacala, setelah berhasil mengalahkan Ratu Gilingaya dan menjadi raja di sana, Radite berganti nama menjadi Watugunung, sedangkan kerajaan Gilingaya diubah menjadi Gilingwesi. Radite menjalin hubungan cinta dengan Dewi Soma, istri Palindriya. Dari hasil hubungan tersebut, Dewi Soma melahirkan seorang bayi perempuan bernama Tumpak. Kelak dia diperistri Selacala sendiri. Sementara itu, Batara Wisnu turun ke bumi, menjadi ratu di Medang Kamulan dan memperistri Dewi Sriyuwati (putri Palindriya). Akhir teks mengisahkan peperangan antara Batara Wisnu dengan Selacala yang berniat menyerang Kahyangan karena lamarannya ditolak. Daftar pupuh: (1) dhandhanggula; (2) pangkur; (3) pucung; (4) sinom; (5) kinanthi; (6) pucung; (7) mijil; (8) maskumambang; (9) megatruh; (10) pangkur; (11) pucung; (12) sinom; (13) gambuh; (14) durma; (15) dhandhanggula."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.55-NR 269
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Usmar Ismail
Jakarta: Balai Pustaka, 1948
899.22 USM l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Usmar Ismail
Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1978
899.22 USM l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rama Dona
"ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan tokoh penokohan dari pementasan Lakon Petruk dadi Ratu yang ditampilkan oleh Sekar Budaya Nusantara. Lakon Petruk dadi Ratu berisikan tentang Petruk yang merupakan tokoh abdi kerajaan yang menjadi raja untuk menegur para tuannya. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dari aplikasi elemen drama dan sarana dramatik untuk membahas, menggambarkan, dan menganalisa apa saja yang terkandung di dalam pementasan wayang orang Lakon Petruk dadi Ratu. Hingga pada akhirnya penelitian ini menentukan bahwa tokoh Petruk adalah tokoh utama dengan penokohan yang memiliki sifat adil, rendah hati, dan rela berkorban.

ABSTRACT
The purpose of this thesis is to analyze and describes about character and characterization of Wayang Orang show Lakon Petruk dadi Ratu by Sekar Budaya Nusantara. Lakon Petruk dadi Ratu is about the story of Petruk who is a servant of a kingdom that becomes a king to criticize his kings. The method that will be used in this thesis is descriptive analysis from the application of elemen drama and sarana dramatik to discuss, derscribe, and to analyze Lakon Petruk dadi Ratu. The conclusion of this thesis is, in Lakon Petruk dadi Ratu, Petruk is the main character that has fair, humble, and willing to sacrifice character."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanief Syafi Al Umam
"ABSTRAK
Lakon Antasena Takon Rama adalah sanggit cerita yang dibuat dan dibawakan
oleh Ki Sugino Siswocarito. Lakon Antasena Takon Rama berisi tentang
perjalanan Antasena dalam mencari jati dirinya. Penelitian yang dilakukan pada
Lakon Antasena Takon Rama ini didasarkan pada analisis struktural yang
meliputi analisis alur, tokoh, penokohan, dan tema. Pada akhirnya diperoleh
bahwa alurnya adalah ketat dan tokoh utamanya adalah Antasena. Pada penemuan
tema yang diperoleh dari hasil analisis alur, tokoh, dan penokohan adalah
Antasena mencari eksistensi, identitas dan jati dirinya

ABSTRACT
Lakon Antasena Takon Rama is sanggit made and performed by Ki Sugino
Siswocarito. Lakon Antasena Takon Rama tells the journey of Antasena looking
for his identity. The research conducted on Lakon Antasena Takon Rama is based
on the structural analysis involving plot, characters, characterization, and theme.
At the end of analysis, the plot is exact showing the main character is Antasena.
The result of theme comes from plot analysis, characters and characterization of
Antasena looking for his existence and identity.
"
2016
S65087
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>