Ditemukan 138760 dokumen yang sesuai dengan query
Jenny Vitasari
"Dalam berkomunikasi, orang Jepang sering memperlihatkan perilaku yang kontradiktif. Pemahaman yang baik dari sikap ini akan menimbulkan komunikasi yang baik juga, yang sesuai dengan apa yang ingin disampaikan oleh masing-masing pihak, dalam ini orang jepang dan lawan komunikasinya. Berusaha memahami sikap orang jepang juga berusaha memahami budaya Jepang dalam suatu sosok manusia. Karena tuntutan masyarakatnya, orang Jepang selalu memisahkan antara apa yang baru dilakukan dan apa yang ingin dilakukan, yang terlihat dalam Tatemae dan Honne. Sebagai orang bukan Jepang, akan susah sekali membedakan apakah sikap yang sedang ingin dilakukan ataukah akan baru dilakukan oleh orang jepang bersangkutan.Pada orang Jepang, sikap kontradiksi ini diperkenalkan sejak masa kanak-kana dan dikembangkan pada masa dewasa. Pada masa kanak-kanak orang jepang dan rasa keberanian dan kebebasan dalam mengekspresikan diri Bersamaan dengan itu juga diperkenalkan akan rasa malu dan rasa untuk menghormati diri sendiri, yang membatasi gerak mereka dalam mengekspresikan diri, Kedua perasaan ini mendominasi orang jepang dalam setiap gerak, dan dengan bertambahnya kedewasaaan mereka, bertambah pula kemampuan mereka dalam mengatur dua perasaan berlawanan tersebut dalam sikap mereka. Ini yang menyebabkan kadangkala orang bukan--Jepang menganggap sikap orang Jepang membingungkan. Padahal itu adalah cara mereka menempatkan diri pada dua perasaan yang mendominasi dirinya. Dengan menyadari adanya dua sikap berlawanan dalam diri orang Jepang, maka akan lebih mudah bagi orang bukan Jepang untuk memahami sikap kontradiksi yang kadang kala muncul dalam perilaku orang Jepang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S13584
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
"Perayaan hari Valentine di Jepang berbeda dengan perayaan di negara lain. Di Jepang, remaja wanita lebih banyak berperan pada kegiatan memberi hadiah. Ada beberapa motif yang mendorong seorang remaja wanita memberikan coklat atau hadiah kepada remaja pria dan sebaliknya remaja pria juga memiliki beberapa motif saat ia menerima pemberian dari remaja wanita di ahri Valentine dan saat ia memberikan balasan pemberian pada while day. Sejumlah 15 data mengenai pengalaman remaja jepang melakukan kegiatandi hari Valentine diambil dari 2 majalah remaja wanita Jepang, yaitu majalah Seventeen No. 6 tahun 2005 dan majalah Pichilemon edisi Maret tahun 2005. Tujuan menganalisa 15 data tersebut adalah untuk mengetahui bentuk-bentuk kegiatan remaja Japang dalam merayakan hari Valentine, dan untuk mengetahui makna dari bentuk-bentuk kegiatan tersebut bagi remaja Jepang"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S13465
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Almadiva Raissa Putri Permana
"Konsep honne dan tatemae merupakan salah satu konsep yang penggunaannya dapat ditemukan di semua lapisan masyarakat Jepang. Honne dapat diartikan sebagai perasaan sesungguhnya dan tatemae dapat diartikan sebagai perilaku yang diterima dan diterapkan di masyarakat. Sebenarnya konsep seperti ini tidak hanya ada di negara Jepang saja, namun yang menjadikannya istimewa adalah seringnya frekuensi penggunaan untuk menghindari konflik dan menghormati lawan bicara. Konsep ini akan menimbulkan kesulitan untuk siapapun yang tidak mengenal budaya Jepang dengan baik, terutama orang asing. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan pengaplikasian konsep honne dan tatemae di dalam novel The Blue-Eyed Salaryman karya Niall Murtagh (2009) dan meneliti kecenderungan sikap tokoh utama untuk menghadapi konsep honne dan tatemae. Penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan serta menggunakan konsep honne dan tatemae yang didefinisikan secara ulang oleh Parsol (2010). Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang asing yang menetap lama di Jepang akan menerapkan budaya Jepang pada kehidupan sehari-harinya agar bisa diterima sebagai bagian dari masyarakat Jepang.
The concept of honne and tatemae is one of the concepts that can be found in Japanese society. Honne can be interpreted as real feelings and tatemae can be interpreted as behavior which is accepted and applied in society. This concept does not only exist in Japan, but Japanese use this concept frequently and they use it because they respect their interlocutor. But this concept will cause difficulties for foreigner in Japan. This research aims to find the concept application in the novel The Blue-Eyed Salaryman : From World Traveller to Lifer at Mitsubishi by Niall Murtagh (2009) and examines the main character attitude to deal with the application of this concept. This research use the literature study method and use the redefined concept of honne and tatemae by Prasol (2010). This research concludes that the foreigner who stay in Japan for a long time will blend with Japanese culture in their daily lives in order to be accepted as a part of Japanese society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Andarina Agusvianida Tamrin
"ANDARINA AGUSVIANIDA TAMRIN. Aizuchi sebagai pelancar komunkasi serta reflector tatemae-honne dalam masyarakat Jepang. ( Dibawah bimbingan Dr. Sheddy N. Tjandra, B.A, M.A) Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2005. Penelitian mengenai aizuchi bertujuan dapat menunjukkan aizuchi berperan sebagai pelancar komunikasi sekaligus merupakan retlektor dari tatemae honne. Retlektor disini maksudnya didalam setiap lontarannya aizuchi itu merefleksikan sikap, pendapat dan juga pemikiran dari seseorang, baik ia merasa harus menampilkan tatemae atau honne dalam percakapan yang sedang berlangsung. Pengumpulan data yang dipakai dalam penulisan skripsi ini adalah metode kepustakaan dengan teknik pengamatan audiovisual, yakni dengan cara kerja mengumpulkan data dengan cara mengamati objek pengamatan berupa DVD Anime Jepang. Kemudian data-data yang didapat ditranskripsikan menjadi bentuk tertulis. Hasil penganalisaan diatas adalah Aizuchi yang sepintas lalu hanya merupakan sebuah lontaran-lontaran kecli dalam sebuah percakapan ternyata memiliki peran ganda yaitu sebagai pelancar komunikasi dan juga berperan sebagai retlektor dari tatemae-honne yang merupakan landasan moral masyarakat Jepang. Peranan Aizuchi didalam masyarakat Jepang terlihat dengan jelas. Aizuchi yang merupakan respon dari pendengar terhadap topik yang dibicarakan oleh penutur memiliki bermacam fungsi. Fungsi-fungsi yang dikandung oleh lontaran-lontaran Aizuchi tersebut dapat membuat sebuah komunikasi menjadi semakin hidup dan lancar. Peran Aizuchi sebagai reflektor dari tatemae-honne ini dapat dilihat dengan cara menggarap keluar makna tatemae-honne yang muncul dalam bentuk lontaran_lontaran Aizuchi yang ditemukan didalam relasi makna Bahasa kalimat dan konteks atau situasi pemakaian kalimat didalam percakapan diantara penutur dan pendengar dalam sebuah percakapan. Penguasaan tatemae-honne yang baik dari masing-masing individu akan menunjang terciptanya komunikasi yang baik yang akan menciptakan kondisi yang kondusif untuk terciptanya hubungan manusia yang harmonis."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S13459
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rumengan, Norselady
Jakarta: Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Frita Diah Paramita Wati
"Penelitian ini berfokus pada posisi kaum homuresu sebagai orang-orang yang tersisih dalam kebanyakan masyarakat Jepang secara umum. Selanjutnya , tesis ini juga menampilkan beberapa gambar rumah-rumah kardus yang dihuni kaum homuresu serta beberapa aktivitas yang dilakukan kaum homuresu dalam lingkungan mereka diantara kaum homuresu yang lain.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menyumbangkan hasil satu kajian, tentang kehidupan, permasalahan dan eksistensi kaum homuresu dalam lingkungan kehidupan masyarakat di Jepang yang ternyata memiliki satu karakter yang berbeda dengan kaum homuresu yang dikenal sebagai homeless di negara selain Jepang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11389
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Putri Elsy
"Penulisan mengenai Tabu Dalam Kehidupan Orang Jepang. Tujuan penulisan ini adalah untuk memahami cara berpikir orang Jepang sehubungan dengan tabu-tabu yang terdapat di sekitar lingkaran hidup orang Jepang.
Pengumpulan data dilakukan melalui metode penulisan kepustakaan, yaitu dengan merujuk pada dua data pustaka buku Iryo no Iitsutae 1000 Dai dan Nihonjin no Issho. Dari dua buku tersebut tabu-tabu yang terdapat dalam lingkaran hidup orang Jepang dibagi dalam 4 kelompok dan dianalisa secara ilmiah.
Hasilnya menunjukkan bahwa walaupun Jepang dikenal sebagai bangsa yang modern, yang telah menguasai ilmu penge_tahuan dan teknologi yang canggih, dalam kehidupan sehari_hari orang Jepang masih terikat oleh aturan-aturan dan nilai_nilai tradisional yang tercermin dalam berbagai tabu. Tabu sebagai salah satu bentuk kepercayaan rakyat (minkan shinko) membawa misi dalam kehidupan. Tabu-tabu tersebut berfungsi sebagai pengajaran atau pendidikan orang tua kepada anak sebagai sarana kontrol diri maupun kontrol sosial."
1995
S13799
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
"The purpose of this article is to describe the dynamics of radicalism among the Indonesia, radicalism is mostly induced by the Moslems depressed and threatened feeling due to their being marginalized in political life and individually brainwashed by the religion teachers through dogmatic teaching....."
150 PJIP 1:1 (2009)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Sri Ratnaningsih
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Jopie Wangania
Jakarta : Lembaga Antropologi Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1979
915.2 WAN s
Buku Teks Universitas Indonesia Library