Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132064 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dien Soufiany
"Setelah Perang Dunia II, akibat kebijakan sekutu, zaibatsu dibubarkan kemudian berubah menjadi keiretsu. Keiretsu muncul diikuti dengan perkembangan perekonomian yang pesat. Dengan demikian di dalam perkembangan perekonomian Jepang keiretsu memiliki pengaruh. Pengaruh keiretsu terhadap perkembangan perekonomian Jepang inilah yang akan dibahas dalam skripsi ini dengan tujuan agar pengaruh keiretsu dapat dipahami dengan baik. Sistem keiretsu yang memiliki jaringan kerja sama yang baik ini diterapkan dalam perusahaan-perusahaan industri Jepang. Sehingga perusahaan-perusahaan tersebut dapat meningkatkan ekspor industri dan turut mendorong perkembangan perekonomian Jepang dan meningkatkan GNP Jepang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S13722
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Sudung M.
"ABSTRAK
Tulisan ini berfokus pada dunia bisnis Jepang, utamanya kelompok bisnis Keiretsu, yakni di mana banyak perusahaan saling menjalin hubungan bisnis satu dengan lainnya. Kelompok ini relatif dominan dengan delapan terbesar al Mitsubishi dan Mitsui, di tahun 1990 menyumbang 16,9% dari total penjualan perusahaan Jepang. Kebanyakan pengamat sepakat bahwa Keiretsu penting dalam perkembangan ekonomi Jepang.
Keberhasilan ini menimbulkan pertanyaan apa landasan bisnis Keiretsu sehingga mencapai kemajuan ini. Seberapa jauh `nlai-nilai' dalam perusahaan maupun masyarakat mempengaruhi perilaku bisnis. Apakah landasan bisnis ini, yakni budaya korporasi, bersifat `universal'. Tiga nilai budaya, `hirarki, kelompok dan jangka panjang' dipilih sebagai nilai mewakili budaya korporasi Jepang dan digunakan sebagai acuan.
Terlihat bahwa Keiretsu merupakan kelompok bisnis yang bekerja sama berlandaskan kesamaan nilai budaya. Dengan demikian tidak tepat dikategorikan sebagai institusi bisnis ataupun institusi sosial budaya semata-mata namun lebih tepat melihatnya sebagai institusi bisnis yang pengelolaan dipengaruhi oleh budaya korporasi yang berasal dari budaya Jepang. Sistem ini tidak hanya diterapkan kelompok perusahaan yang menyandang nama "Keiretsu" tetapi juga oleh kelompok bisnis lainnya di Jepang.
Budaya Jepang ini mempengaruhi bentuk budaya korporasi perusahaan di mana nilai-nilai budaya seperti kelompok, jangka panjang dan hirarki mewarnai berbagai aspek pengelolaan bisnis. Dengan demikian pengelolaan sumber daya manusia seperti shushin kayo (bekerja sampai dengan pensiun) dan nenko joretsu sei (sistem senoritas); maupun pengelolaan keuangan (sistem 'bank utama'), pemasaran (penguasaan pangsa pasar) dan produksi (kanban system, kaizen) merupakan implementasi ketiga variabel budaya korporasi Terlihat budaya korporasi sebagai fungsi dari perilaku bisnis Keiretsu.
Namun dalam 1990-an, terjadi berbagai kemunduran besar pada berbagai kelompok Keiretsu yang mengalami stagnasi dan tekanan dari masalah realestate dan jatuhnya pasar modal. Sebagai contoh, Nissan diambil alih Renault dan Yamaichi Securities bangkrut. Peranan Keiretsu yang cukup signifikan dalam dunia bisnis, menyebabkan kesulitan yang menimpanya turut menekan perkembangan dunia bisnis Jepang secara keseluruhan.
Kesulitan bisnis ini mengancam kelangsungan hidupnya, yang memaksa diadakannya berbagai langkah restrukturisasi, termasuk mengkaji ulang budaya korporasi yang dipunyai. Kelompok Keiretsu menghadapi masalah sulit, bisnisnya telah menggurita meliputi berbagai jenis industri di mana sebagian hanya dapat bertahan dengan memindahkan proses produksi ke negara yang lebih rendah ongkos produksinya. Upaya restrukturisasi mulai memasuki hal yang tabu selama ini yakni `memberhentikan para karyawan'.
Saat ini mulai terjadi pergeseran perlahan dalam bentuk nilai-nilai budaya korporasi maupun strategi yang digunakan. Ada yang ingin melepaskan bentuk Keiretsu namun di lain pihak masih banyak yang ingin mempertahankannya. Sebagian lainnya memilih mengadakan perubahan secara perlahan untuk menyesuaikan dalam lingkungan yang berubah. Ketiga variabel nilai budaya kemungkinan mengalami perubahan secara perlahan, di mana pada tahap tertentu mulai menawarkan fleksibilitas."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
D543
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satria Negara
"Hancurnya berbagai sektor ekonomi dunia pasca Perang Dunia ke-2 mengakibatkan hancurya perekonomian di berbagai negara-negara dunia. Di asia, Jepang merupakan Negara yang mampu bangkit dengan cepat dari keterpurukan ekonomi Pasca PD II. Salah satu faktor yang membuat Jepang cepat bangkit dari Keterpurukan ekonomi Asia adalah peranan keiretsu dalam perusahaan-perusahaannya. Meskipun keberadaanya dipadang sebagai hambatan terbesar bagi pihak asing dalam memasuki perindustrian Jepang, tetapi keiretsu melalui kekuatan jaringan dan pembagian kerja serta difersifikasi produk yang dilakukanya telah berhasil memenuhi kebutuhan domestik Jepang, bahkan secara aktif dan agresif membawa Jepang ke dalam perdagangan internasional melalui penetrasi produk dan investasi ke negara-negara lain. Dalam penelitian ini saya akan membahas mengenai peranan keiretsu dan dampaknya terhadap pertumbuhan perekonomian Jepang dari tahun 1951-1973.

The destruction of the various sectors of the world economy after World War 2 resulted collapse economy in various countries of the world. In Asia, Japan is a country that is able to rise quickly from the economic downturn post-World War 2. One of the factors that make Japan rapid rise of Asian economic downturn is the role of the keiretsu in its companies, event keiretsu seen as the biggest obstacle for foreign in industrial enter to Japan, but through the strength of the keiretsu network and division of labor and product has been successfully meet the needs of Japanese domestic, moreover its actively and aggressively bringing Japan into the international trade and investment through the penetration of the product in other countries. In this research, I will explain the role of keiretsu and its impact on Japanese economic growth from 1951-1973.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Pangastoeti
"ABSTRAK
Perdagangan merupakan sektor yang amat berpengaruh besar dalam kehidupan ekonomi Jepang. Aktivitas perdagangan di. Jepang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan dan dalam hal ini swasta memegang peranan panting. Di antara sekian banyak perusahaan yang terdapat di Jepang, ada sembilan perusahaan besar yang membentuk sebuah persatuan yang disebut Sogo Shosha. Sogo Shosha marupakan perusaha_an perdagangan umum yang terdiri dari Mitsubishi Corpora_tion, Mitsui & Co, Sumitomo Corporation, Marubeni Corporation, C. Itoh & Co. Nissho Iwai Co, Toyomenka Kaisha, Kanematsu Gosho Ltd, dan Nichimen Company.
Sogo Shosha mempunyai sejarah yang amat panjang. Dalam skripsi ini penulis mengawali pembahasan dari zaibat_su yang merupakan cikal Bakal terbentuknya Sogo Shosha. Sejak awal masa pembentukannya aktivitas zaibatsu yang paling dominan adalah dalam bidang keuangan yang diwujudkan dalam bentuk perbankan, dan industri yang diwujudkan dalam bentuk perusahan-perusahaan besar . Mereka banyak membantu pemerintah dalam menyediakan dana untuk pembangunan di dalam negeri, juga untuk membiayai peperangan di luar regeri dimana Jepang telibat. Kerjasama yang erat antara pemerintah dan zaibatsu berlangsung sampai pemerintahan diambil alih oleh Sekutu akibat kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II. Tahun 1946 zaibatsu dibubarkan oleh pemerintah pendudukan. Meskipun demikian aktivitas mereka tetap berjalan dalam bentuk perusahaan-perusahaan kecil yang merupakan pecahannya. Tahun 1951 perintah pembubaran dicabut sehingga zaibatsu dapat bergerak lebih luas lagi. Karena luasnya wilayah dan usaha yang mereka tangani maka istilah zaibatsu sudah tidak sesuai lagi, dan mereka lazim disebut Sogo Shosa.
Aktivitas initi Sogo Shosa adalah perdagangan dengan tidak mengutamakan kepentingan sekelompok produk atau wilayah tertentu saja. Usaha-usaha lain dilakukan untuk mendukung usaha intinya. Soga Shosha bukan merupakan (conglomerats) produsen, tetapi merupakan persatuan perdagangannya, jadi me_reka tidak melakukan usaha yang memproduksi barang. Untuk membiayai aktivitas perdagangannya, masing-masing perusahaan mempunyai bank induk, dan menjadikannya sebagai partner dalam bentuk zaikai. Ada tiga hal pokok yang menunjang kemajuan Sogo Shosha yaitu sumberdaya manusia, organisasi, dan informasi. Ketiganya disusun dan dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk kemajuan perusahaan.

"
1989
S13873
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ervina Astuti
"Jepang merupakan salah satu dari negara-negara maju yang tetap menjunjung tinggi tradisinya. Semua unsur kebudayaan dan masyarakat Jepang dianggap menarik untuk dipelajari, namun selain hal tersebut masih ada sisi lain dari Jepang yang menarik untuk dipelajari, yaitu organisasi kriminal Jepang, Yakuza. Yakuza sebagai organisasi kriminal Jepang memiliki ciri khas jika dibandingkan dengan organisasi kriminal lain di dunia, seperti latar belakang sejarah, struktur organisasi, pola perilaku, bisnis-bisnis yang- dimiliki serta hubungannya dengan berbagai pihak di Jepang mulai dari polisi, masyarakat umum, politikus, dan Para pengusaha serta keberadaan yakuza itu sendiri di dalam masyarakat Jepang.Keberadaan yakuza di dalam masyarakat Jepang tidak dapat dipandang sebelah mata karena sejalan dengan perubahon Jepang mepjadi negara modern, yakuza pun memperluas kegiatannya yang tidak lagi hanya berorientasi pada bisnis_bisnis ilegal tetapi juga bisnis-bisnis legal. Dalam menjalankan bisnisnya, yakuza menjalin kerjasama dengan berbagai pihak di Jepang, yang kemudian menciptakan suatu hubungan simbiosis antara yakuza dan pihak-pihak terkait, yang saling menguntungkan. Sehingga keberadaan yakuza dapat dikatakan mengalami peningkatan karena baik pemerintah maupun masyarakat tidak dapat begitu saja memberantas yakuza."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S13648
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1986
330.902 6 PER
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rina Melani Abbas
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1983
S10536
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vanda Damayanti
"ABSTRAK
Pada mulanya adalah menggulingkan pemerintahan Bakufu dan mendirikan pemerintahan yang baru. untuk tujuan itu Shibusawa sudah berjuang sedapat-dapatnya tetapi keadaan telah memaksanya meninggalkan rencana itu dan bekerja pada Hitotsubashi, yaitu masih sanak keluarga Tokugawa. Hal ini telah mengakibatkan Shibusawa menjadi orang gajian Bakufu dan walaupun terperangkap pada suatu keadaan yang tidak menyenangkan, ia menyambut baik kesempatan pergi ke luar negeri. Hal inilah yang menpengaruhi perubahan pemikiran Shibusawa Eiichi. Shibusawa yang memulai karirnya sebagai anggota yang aktif dari birokrasi pemerintah yang baru dan secara pribadi terlibat dalam proses perubahan yang cepat, sehingga ia menyadari bahwa modernisasi bangsa tidak akan tercapai hanya dengan upaya pemerintah sendiri. Shibusawa tahu bahwa negara yang modern tidak akan pernah terjadi tanpa adanya sekelompok wirausaha yang mau menerima saran dan kebijakan pemerintah dan mengelola perubahan dengan mempertimbangkan keadaan masyarakat dan kondisi pasar dengan seksama, bekerja setahap demi setahap untuk kemakmuran bangsa.

"
1996
S13991
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>