Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 64086 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Natania Saraswati Ramany
"Natania Saraswati Ramany. Abstraksi : Tema dari penulisan skripsi ini adalah pekerja lanjut usia ( penduduk Jepang yang berusia lebih dari 65 tahun yang bekerja di perusahaan Jepang ). Sejak Jepang mulai melakukan industrialisasi pada tahun 1950-an, jumlah kelahiran dan kematian di Jepang terus menurun, sehingga Jepang menjadi negara yang memiliki koreika shakai ( masyarakat menua), yakni negara yang jumlah penduduk lanjut usianya telah mencapai 7 % dari total jumlah penduduk. Penduduk lanjut usia di Jepang pada umumnya masih bekerja, sehingga pertumbuhan koreika shakai berarti peningkatan jumlah pekerja lanjut usia yang menyebabkan angkatan kerja Jepang menjadi menua. Hal ini menimbulkan berbagai masalah dalamperusahaan Jepang. Dampak dari bertambahnya koreika shakai dalam perusahaan antara lain: (a) penurunan produktivitas perusahaan seiring dengan menuanya angkatan kerja, (b) pengevaluasian sistem pembagian gaji berdasarkan senioritas yang merupakan sistem manajemen khas Jepang (c) pertentangan antara pemerintah dan perusahaan tentang penetapan kebijakan usia pensiun. Untuk dapat memberikan gambaran yang jelas tentang keadaan koreika shakai dalam perusahaan, dampak yang ditimbulkannya, serta upaya pemerintah dan juga perusahaan mengatasi dampak tersebut, yang merupakan tujuan dari penulisan skripsi ini, maka digunakan metode deskriptif-analisis. Hasil yang diperoleh setelah melakukan analisa buku-buku kepustakaan tentang koreika shakai antara lain berupa data-data demografis persentase koreika shakai, dan data-data mengenai koreika shakai dalam perusahaan Jepang. Dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan: 1) Jepang mengalami pertumbuhan penduduk lanjut usia lebih cepat dibandingkan negara-negara lain yang juga ataupuntelah terlebih dahulu mengalami peningkatan jumlah penduduk lanjut usia.2) Dampak-dampak yang ditimbulkan koreika shakai dalam perusahaan Jepang yakni produktivitas perusahaan jadi menurun, perusahaan harus mengevaluasi sistem senioritas yang merupakan sistem manajemen khas Jepang, dan perusahaan harus menjalankan kebijakan perpanjangan usia pensiun yang ditetapkan pemerintah, tentu saja menyulitkan perusahaan. Namun hal ini bukanlah kesalahan koreika shakai sepenuhnya. Dampak tersebut sebenarnya timbul karena pandangan dan sistem yang ada tidak mendukung kondisi koreika shakai."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2000
S13466
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alviany Muntaz
"Makalah ini membahas dampak Koreika Shakai terhadap wanita lansia di Jepang. Makalah ini menggunakan metode analisis deskriptif dan studi kepustakaan. Hasil analisis dalam makalah ini menunjukan koreika shakai yang terjadi di Jepang sejak tahun 1970 disebabkan oleh faktor angka kelahiran dan kematian yang rendah serta tingkat harapan hidup yang tinggi. Penyebab angka kematian yang rendah dan tingkat harapan hidup yang tinggi adalah asupan nutrisi dan gizi yang baik, pemahaman kesehatan yang tinggi, fasilitas dan pelayanan medis yang baik, serta ilmu kedokteran yang maju. Sedangkan penyebab angka kelahiran yang rendah adalah semakin tingginya tingkat pendidikan wanita Jepang, dan terbukanya kesempatan bekerja yang semakin luas untuk mereka. Koreika Shakai ini kemudian telah menimbulkan berbagai permasalahan pada para penduduk berusia lanjut itu sendiri, terutama pada wanita lansia. Hal ini disebabkan wanita jepang memiliki tingkat harapan hidup yang relatif lebih panjang dibandingkan pria, akibatnya banyak dari mereka yang harus hidup sendiri karena ditinggal meninggal oleh sang suami. Selain itu, para wanita lansia ini juga harus menghadapi berbagai permasalahan lainnya seperti masalah ekonomi, kesehatan, dan psikologis.

This paper discusses the impact of Koreika Shakai against elderly women in Japan. This paper using the methods of descriptive analysis and literature study. The results of the analysis in this paper shows koreika shakai that happened in Japan since 1970 occurred due to the factors such as low birth rate, low mortality rate and high life expectancy rate. The root causes of low mortality and high life expectancy rate are good nutrition intake, better undersanding of health importance, good quality of medical facility service, advanced medical science. While the causes of low birth rate are the higher levels of Japanese women’s education, and the greater opportunity for them to get a job. Then, koreika shakai has led to various problems for the elderly population itself, especially for elderly women. This is because Japanese women have longer life expectancy rate than Japanese men, consequently many of them have to live alone since left to die by their husband. In addition, elderly women also have to face other problems such as the economic, health, and psychological problems.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Kreasita
"Salah satu hal yang sampai saat ini masih menjadi topik pembicaraan hangat di Jepang adalah masalah pada masyarakatnya yang semakin menua. Hal ini terjadi karena peningkatan jumlah penduduk lansia yang sangat cepat dan sudah hampir mencapai 1/4 dari keseluruhan penduduk Jepang di abad ke-21 ini. Walaupun Jepang bukanlah negara pertama yang memiliki koreika shakai, namun kecepatan pertumbuhannya yang luar biasa kurang diantisipasi oleh pemerintah sehingga tak dapat dielakkan lagi dan timbullah permasalahan di berbagai bidang. Di satu sisi dapat dikatakan bahwa Jepang memang sudah berhasil meningkatkan taraf hidup penduduknya sehingga usia rata-rata harapan hidup penduduk Jepang menduduki peringkat tertinggi di dunia sekarang ini. Namun di sisi lain seiring dengan meningkatnya usia harapan hidup, penduduk berusia lanjut juga semakin meningkat. Dalam bidang ekonomi dampaknya sudah terasa sekali dimana jumlah angka ketergantungan semakin tinggi tetapi jumlah penduduk berusia produktif semakin berkurang. Di bidang pendidikan pun tak luput terkena dampak dari koreika shakai ini. Beberapa sekolah dari tingkat TK sampai Perguruan Tinggi harus ditutup karena kekurangan murid. Tak hanya itu saja, rupanya koreika shakai di Jepang juga menimbulkan permasalahan khususnya bagi para wanita lansia. Karena harapan hidup mereka yang relatif lebih panjang daripada pria, sekarang mereka harus menghadapi kenyataan untuk siap dalam menjalani hidup tuanya tanpa didampingi oleh pasangannya. Bukan hanya perasaan kesepian saja yang harus siap mereka hadapi kelak, tetapi juga masalah kesehatan dan keuangan yang harus mereka jalani. Pendapatan wanita yang relatif lebih kecil daripada pria membuat wanita mau tak mau harus giat bekerja selagi mampu untuk menabung sebagai bekal hidup di hari tua. Itulah sebabnya mengapa banyak wanita yang sudah tua tetapi masih tetap bekerja. Itu pun berlaku hanya untuk yang masih sanggup untuk bekerja, tetapi banyak juga wanita lansia yang sudah tidak dapat bangun lagi dari tempat tidurnya. Bagi mereka hidup adalah siksaan karena harus membebani orang lain, sehingga banyak diantara mereka yang lebih memilih untuk melakukan bunuh diri. Sehingga tak mengherankan jika angka bunuh diri wanita lansia di Jepang salah satu yang tertinggi di dunia selain Hungaria. Pemerintah Jepang di satu pihak memang telah berhasil meningkatkan kesehatan rakyatnya dengan memberlakukan standar hidup yang tinggi sehingga penduduknya dapat hidup lebih lama, tetapi apa gunanya umur yang panjang jika harus menderita di hari tua."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S13567
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisma Dewi Karimah
"Makalah ini membahas mengenai koreika shakai dan dampaknya terhadap janda lansia di Jepang. Makalah ini menggunakan studi kepustakaan dengan metode analisis deskriptif. Hasil dari makalah adalah Jepang telah memasuki koreika shakai semenjak tahun 1970 yang didorong oleh dua faktor, yaitu rendahnya angka kematian dan rendahnya angka kelahiran. Rendahnya angka kematian ini disebabkan oleh fasilitas kesehatan yang baik yang menyebabkan angka harapan hidup yang tinggi. Sedangkan rendahnya angka kelahiran disebabkan oleh membaiknya teknik dalam mengatur kelahiran dan meningkatnya wanita yang menunda pernikahan sehingga hal tersebut berujung pada penundaan kelahiran. Adanya koreika shakai ini menimbulkan masalah pada wanita lansia, terutama bagi janda yang hidup sendiri. Hidup sendiri berarti harus mengatur kebutuhan sendiri, sehingga dari sanalah janda lansia menemui masalahnya. Masalah-masalah yang dihadapi oleh lansia dapat dilihat dari masalah ekonomi dan masalah kesehatan. Masalah ekonomi dapat kita lihat dari jumlah uang pensiun yang merupakan sumber utama penghasilan mereka. Dana pensiun yang diberikan oleh kokumin nenkin jumlahnya tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka. Sedangkan masalah kesehatan ditemui pada penderita netakiri yang tentunya harus mendapatkan bantuan dari orang lain untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

This paper discusses aging population and its impact on the elderly widow women in Japan. This paper uses literature study with a descriptive analysis method. The results of the paper are Japan has entered aging population since 1970, driven by two factors, namely the low mortality and low birth rate. The low mortality rate is due to the good health facilities which led to the long life expectancy. While the low birth rate caused by the improved techniques in regulating births and the increasing of women in delay marriage so that it leads to delay birth. The existence of aging population makes problems to elderly women, especially the widow women who live alone. Living alone means having to manage their own needs, and that's where the problem encountered the elderly widow women. The problems faced by them can be seen from the economic problems and health problems. We can see the economic problems from the amount of pension which is the main source of their income. The pension funds provided by kokumin nenkin is not sufficient for their daily needs. While for the health problems, we can see when they suffered from netakiri in which they should get help from others to meet their daily needs.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Diddah Annissaa`atul Shalihah
"Internet di Jepang memiliki banyak peran penting dalam kehidupan sosial masyarakat Jepang pada umumnya. Salah satu perannya adalah menjadi media untuk menuliskan pengalaman aborsi yang dilakukan beberapa wanita Jepang. Aborsi adalah pengalaman yang sulit diceritakan di depan publik. Dengan menggunakan identitas lain dan anonim, mereka dapat menceritakan pengalamannya tanpa khawatir tindakannya mempengaruhi kehidupan mereka di dunia nyata.
Digunakan satu situs, www.chuzetu.com yang merupakan situs portal untuk wanita Jepang yang ingin mengkomunikasikan pengalaman aborsinya dengan orang yang memiliki kesamaan pengalaman, dan pengunjung lainnya yang berniat akan melakukan aborsi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan tipe penelitiannya adalah fenomenologi. Teori yang digunakan adalah masyarakat jaringan yang difokuskan pada gerakan sosial oleh Manuell Castells, dan teori Japanese Behaviour oleh Takie Sugiyama Lebra untuk membantu menjelaskan fenomena menjadikan www.chuzetu.com sebagai media alternatif dalam mengkomunikasikan pengalaman aborsi.
Dalam penelitian ini, ditemukan faktor yang mendorong mereka melakukan aborsi, yaitu pendidikan, ekonomi, psikologis, pertimbangan sosial, dan kesehatan. Sedangkan tiga peran media sebagai tempat wanita Jepang mengkomunikasikan pengalaman aborsinya, yaitu membuat gerakan sosial di internet, media alternatif dalam mengkomunikasikan pengalaman aborsi, dan pemberi motivasi bagi wanita Jepang yang pernah melakukan aborsi. Dari kedua temuan itu, fenomena menjadikan www.chuzetu.com sebagai tempat mengkomunikasikan pengalaman aborsi adalah bagian dari tindakan kampanye #MeToo.

Internet in Japan has many important roles in the social life of Japanese society in general. One of its roles is to become a media to write about the experiences of abortions performed by several Japanese women. Abortion is an experience that is difficult to tell in public. By using another identity and anonymous identity, they can share their experiences without worrying about their actions will affect their lives in the real world.
One site is used, www.chuzetu.com which is a portal site for Japanese women who want to communicate their abortion experience with people who have similar experiences, and other visitors who intend to have an abortion. This study uses qualitative methods and the type of research is phenomenology. Using network society theory to focus on social movements by Manuell Castells, and Japanese Behavior theory by Takie Sugiyama Lebra to help explain the phenomenon of making www.chuzetu.com as an alternative media in communicating abortion experiences.
In this study, three factors founded that encourage them to have an abortion, they are (1) education, economics, psychology, (2) social considerations, (3) and health. Moreover, three media roles as places for Japanese women communicate their abortion experiences, first is making social movements on the internet, second is as an alternative media in communicating abortion experiences, and third is to motivate Japanese women who had had an abortion. From these two findings, the phenomenon of making www.chuzetu.com as a place to communicate the experience of abortion is part of the MeToo campaign action.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T53949
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferry Rustam
"ABSTRAK
Keberhasilan perekonomian Jepang tidak dapat dilepaskan dari keberadaan dan peran perusahaan-perusahaan Jepang. Dalam kinerja perusahaan Jepang ada hal-hal khusus yang sangat spesifik Jepang. Kekhususan nilai-nilai Jepang tersebut merupakan daya tarik yang sangat besar bagi penelitian sejarah sosial budaya ekonomi Jepang, terutama dalam meneliti perusahaannya.
Untuk memahami secara lebih mendalam pelaksanaan manajemen Jepang,haruslah dipahami terlebih dahulu keterkaitan sejarah, kebudayaan, dan sosial masyarakat yang menjadi dasar keberhasilan dan ketahanan manajemen Jepang menghadapi setiap tantangan dan perkembangan perekonomian yang tidak selalu bagus.
Dalam hasil penelitian ini dipaparkan hubungan antara sejarah sosial budaya masyarakat Jepang dengan nilai-nilai ekonomi yang mendasari kebiasaan perusahaan. Dan hubungan tersebut dapat dikatakan sebuah tesis, ialah bahwa perusahaan Jepang melaksanakan manajemennya berdasarkan kebiasaan atau budaya perusahaan yang diadopsi dari nilai-nilai sosial budaya masyarakat Jepang masa-masa sebelumnya. Penelitian mengenai keberhasilan Jepang dipusatkan pada bidang sejarah ekonomi karena benar-benar merupakan dasar dalam hubungannya dengan kebijaksanaan nasional Jepang.
Berdasarkan uraian dan tesis tersebut, masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: kekhususan nilai-nilai utama yang diterapkan dalam kinerja perusahaan Jepang.
Untuk mendapatkan jawaban permasalahan penelitian tersebut, maka penelitian ini bertujuan memberikan gambaran tentang nilai-nilai utama yang berasal dari budaya masyarakat Jepang yang diterapkan dalam kinerja perusahaan Jepang.
Penelitian ini dilakukan dengan metode pendekatan kualitatif. Informasi yang berhasil dikumpulkan diolah, dikelompokkan, dan kemudian disajikan dalam bentuk penjelasan-penjelasan. Sedangkan tipe penelitian adalah deskriptif analisis. Gambaran setiap fenomena kinerja perusahaan dicari saling keterkaitannya.
Dari penelitian ini didapatkan bahwa ternyata nilai-nilai utama yang diterapkan dalam kinerja perusahaan Jepang merupakan budaya perusahaan yang berasal dari nilai-nilai budaya yang sudah ada dalam masyarakat Jepang sejak zaman dahulu, yang diterapkan secara spesifik dalam manajemen perusahaan Jepang, yang secara harmonis dikombinasikan dengan nilai-nilai estetika sehingga dapat terus dipertahankan. Juga didapatkan bahwa bangsa Jepang ternyata merupakan bangsa yang sangat terorganisir, membentuk satu homogenus yang terkendali oleh nilai-nilai budaya masyarakatnya. "
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ferry Rustam
"Keberhasilan perekonomian Jepang tidak dapat dilepaskan dari keberadaan dan peran perusahaan-perusahaan Jepang. Dalam kinerja perusahaan Jepang ada hal-hal khusus yang sangat spesifik Jepang. Kekhususan nilai-nilai Jepang tersebut merupakan daya tarik yang sangat besar bagi penelitian sejarah sosial budaya ekonomi Jepang, terutama dalam meneliti perusahaannya. Untuk memahami secara lebih mendalam pelaksanaan manajemen Jepang, haruslah dipahami terlebih dahulu keterkaitan sejarah, kebudayaan, dan sosial masyarakat yang menjadi dasar keberhasilan dan ketahanan manajemen Jepang menghadapi setiap tantangan dan perkembangan perekonomian yang tidak selalu bagus.
Dalam hasil penelitian ini dipaparkan hubungan antara sejarah sosial budaya masyarakat Jepang dengan nilai-nilai ekonomi yang mendasari kebiasaan perusahaan. Dari hubungan tersebut dapat dikatakan sebuah tesis, ialah bahwa perusahaan Jepang melaksanakan manajemennya berdasarkan kebiasaan atau budaya perusahaan yang diadopsi dari nilai-nilai sosial budaya masyarakat Jepang masa-masa sebelumnya. Penelitian mengenai keberhasilan Jepang dipusatkan pada bidang sejarah ekonomi karena benar-benar merupakan dasar dalam hubungannya dengan kebijaksanaan nasional Jepang.
Berdasarkan uraian dan tesis tersebut, masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: kekhususan nilai-nilai utama yang diterapkan dalam kinerja perusahaan Jepang. Untuk mendapatkan jawaban permasalahan penelitian tersebut, maka penelitian ini bertujuan memberikan gambaran tentang nilai-nilai utama yang berasal dari budaya masyarakat Jepang yang diterapkan dalam kinerja perusahaan Jepang.
Penelitian ini dilakukan dengan metode pendekatan kualitatif. lnformasi yang berhasil dikumpulkan diolah, dikelompokkan, dan kemudian disajikan dalam bentuk penjelasan-penjelasan. Sedangkan tipe penelitian adalah deskriptif analisis. Gambaran setiap fenomena kinerja perusahaan dicari saling keterkaitannya.
Dari penelitian ini didapatkan bahwa ternyata nilai-nilai utama yang diterapkan dalam kinerja perusahaan Jepang merupakan budaya perusahaan yang berasal dari nilai-nilai budaya yang sudah ada dalam masyarakat Jepang sejak zaman dahulu, yang diterapkan secara spesifik dalam manajemen perusahaan Jepang, yang secara harmonis dikombinasikan dengan nilai-nilai estetika sehingga dapat terus dipertahankan. Juga didapatkan bahwa bangsa Jepang ternyata merupakan bangsa yang sangat terorganisir, membentuk satu homogenus yang terkendali oleh nilai-nilai budaya masyarakatnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2000
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Puri Bestari Mardani
"Skripsi ini membahas mengenai pensiunan pejabat pemerintah yang bekerja kembali pada perusahaan swasta, khususnya perusahaan industri Jepang. Hal ini dikenal dengan istilah amakudari. Dalam menganalisis keberadaan serta peran amakudari dalam perusahaan industri menggunakan metode deskriptif analisis berdasarkan teori sumber daya yang menerangkan kendala eksternal dalam perusahaan, dan oleh karenanya perusahaan membutuhkan sumber daya dari luar perusahaan. Pada akhir analisis diketahui bahwa amakudari berperan dalam menghubungkan perusahaan dengan pemerintah secara langsung sehingga perusahaan yang mempekerjakan amakudari mendapatkan keuntungan serta dapat lebih efektif dalam mengembangkan produktifitasnya.

The focus of this thesis is government civil employee whose after retirement take another work on a private company, especially at Japan?s industrial company. This is also known as amakudari. This research is written based on analyzed-deskriptive. In order to analysis the existence and also the role of amakudari on industrial company, in this thesis use resource dependency theory, which explain that there is an external restraint on company and to handle that restraint, a company need a external human resource from outside of it`s company. At the end of the analysis shows that the role of amakudari which is as a network for a company to have a direct contact with the government, so that the company that hired amakudari have a benefit of getting a special treatment from the governmenr in order to develop the productivity of it?s company."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S13804
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Permata Basuki
"ABSTRAK
Masyarakat Jepang dikenal sebagai gakureki shakai karena masyarakatnya sangat mementingkan latar belakang pendidikan, yang ditekankan pada tingkat pendidikan yang telah dicapai dan ranking atau nama sekolah atau universitas tempat seseorang rnemperoleh pendidikan. Gakureki adalah riwayat yang berhubungan dengan pendidikan, atau seringkali dikenal dengan latar belakang pendidikan. Penekanan yang diberikan pada kedua hal tersebut membuat para siswa di Jepang saling berlomba untuk meningkatkan tingkat pendidikannya, dan berkompetisi secara ketat untuk dapat diterima pada sekolah atau universitas yang terbaik dan bergengsi.
Pada masyarakat Jepang, gakureki merupakan Faktor yang sangat menentukan ketiga memasuki dunia keda. Bagi para siswa yang rnemiliki gakureki yang baik (lulus dari pendidikan tinggi yang terbaik), maka akan memperoleh kemudahan untuk dapat diterima pada perusahaan besar, dan selama is bekerja pada perusahaan tersebut. Peranan gakureki pada perusahaan Jepang dapat terlihat dalam manajemen personalia, tepatnya pada saat perekrutan, dalam jenjang karir dan dalam sistem gaji; juga dalam hubungan keakraban antar pegawainya.. Kategori pegawai yang dikhususkan pada penulisan skripsi ini adalah kategori pegawai reguler, yaitu pegawai lulusan dari sekolah atau universitas yang iangsung dipekerjakan begitu mereka lulus (fresh graduate), yang masa perekrutannya setahun sekali, dan diharapkan bekerja pada perusahaan tersebut sampai usia pensiun. Sehingga tujuan dari penulisan skripsi ini adalah bagaimana peranan gakureki pada perusahaan Jepang, dilihat dan segi manajemen personalia dan hubungan keakrahan antar pegawainya, khususnya pada kategori pegawai reguler.
Peranan gakureki pada perusahaan Jepang yang dapat terlihat dalam manajemen personalia dan dalam hubungan keakrahan antar pegawainya, dapat disimpulkan pada beberapa hal berikut: (1) Peranan gaureki dalam perekrutan dapat terlihat pada ketiga hal berikut, yang penama yaitu pcntingnya tingkat atau level pendidikan tinggi, terutama hagi pegawai reguler yang tennasuk ke dalam kategori white collar workers atau .shokuin, yang kedua yaitu pada saat pihak perusahaan hanya rnerekrut talon pegawainya dari sekolah atau universitas-universitas tertentu, dan yang ketiga yaitu perekrutan talon pegawai berdasarkan gakuhatsu (klik sekolah alau universitasnya). (2) Peranan gakureki dalam jenjang karir. Perbedaan tingkat pendidikan membedakan kategori pegawai ke dalam white collar workers (shokuirn) dan blue collar workers (koin), yang kernudian perbedaan ini mempengaruhi jenjang karir. Pegawai shokuin memiliki kesempatan yang lebih besar untuk mencapai tingkat jahatan yang tinggi, dan memiliki peningkatan karir yang lebih cepat dibandingkan dengan pegawai koin, Namun bagi kategori pegawai yang memiliki tingkat pendidikan yang sama, maka dalam kenaikan karir atau promosi kriteria utama adalah pada senioritas (3) Peranan gukureki dalam sistem gaji. Perbedaan tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap hesarnya pemberian jurn lah gaji namun dalam kenaikan jumlah gaji, peranan gakureki makin berkurang, karena seperti halnya dalam promosi, kriteria utama adalah berdasarkan senioritas (4) Peranan gakureki dalam hubungan keakrahan antar pegawainya, dapat terlihat pada adanya kelompok-kelt riip ik klik sekolah atau universitas yang dikenal dengan istilah gakuhatsu Kelompok-kelompok gakuhatsu yang ada pada perusahaan Jepang lebih berperan di luar hubungan kerja. Hubungan keakraban yang terjadi di dalam kelompok gakuhatsu universitas yang sama, akan lebih kuat pada perusahaan yang sama dibandingkan dengan yang berbeda perusahaannya.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan dan data-data yang ada, maka seeara umuin dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa gakureki sangat berperan dalam perusahaan Jepang, baik dilihat dari segi manajemen personalianya maupun dari segi hubungan keakraban antar pegawai berdasarkan gakubatsunya. Namun diantara semua hat tersebut gakureki berperan paling besar pada saat proses perekrutan pegawai pada perusahaan Jepang.

"
2001
S13606
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma
"Masalah kajian adalah perwujudan keluarga Jepang di perkotaan dan pusat industri. Perkembangnan teknologi industri setelah terjadinya modernisasi di Jepang mempunyai pengaruh yang besar terhadap kehidupan masyarakatnya. Seperti kemajuan teknologi yang mengagumkan sejak lahir Perang Dunia kedua telag meningkatkan standar hidup bangsanya dari akibat reruntuhan perang menjadi salah satu negara dengan pendapatan ekonomi tertinggi di dunia.
Industrialisasi menimbulkan arus urbanisasi ke kota-kota dan pusat industri, terutama kaum muda selain chonan (pewaris) yang mengharapkan pekerjaan bergaji. Munculnya industri-industri besar yang menciptakan peluang kerja dengan jenis pekerjaan yang bervariasi dan menuntut keahlian, menyebabkan mereka terpaksa harus tinggal dekat dengan lokasi pekerjaan. Pemisahan rumah dengan tempat kerja ini menimbulkan pecahnya keluarga luas dan menciptakan keluarga inti."
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2000
T3212
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>