Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 137017 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wanda Primawati
"ABSTRAK
Tanizaki Junichiro adalah seorang sastrawan romantisisme yang hidup saat sedang meluasnya naturalisme di Jepang. la berhasil memantapkan dirinya sebagai seorang penulis beraliran romantisisme meskipun awalnya ia mendapatkan kesukaran karena perbedaan pandangannya dengan sastrawan naturalisme.
Ciri khas dari karya-karya Tanizaki adalah penonjolan estetika dan pelukisan tokoh wanita. Demikian pula dalam cerpennya Shisei ia melukiskan seorang wanita yang tak berdaya tetapi menyembunyikan kekuatan dan keindahan yang misterius. Dalam unsur estetika pada Shisei terasa juga mengandung sifat erotis dan sadisme. Masalah estetika, erotika dan sadisme dalam Shisei menjadi unsur yang saling terkait dan Tanizaki dapat menggabungkan menjadi suatu rangkaian cerita yang menarik.

"
1995
S13932
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dicky Zulkarnain
"Penelitian ini akan berfokus pada analisis mengenai penggambaran westernisasi masyarakat Jepang di dalam novel Chijin No Ai. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan studi kepustakaan. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk menjelaskan bagaimana penggambaran westernisasi masyarakat Jepang di dalam novel Chijin No Ai. Penelitian ini berusaha membuktikan bahwa novel tersebut merupakan sebuah potret westernisasi masyarakat Jepang yang terbentuk dari sudut pandang Tanizaki Junichiro. Untuk mendapatkan tujuan penelitian tersebut, penulis meneliti novel Chijin No Ai dengan menggunakan pendekatan sosiologis dan melakukan analisis unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik novel. Analisis unsur intrinsik dibatasi hanya pada analisis latar dan tokoh. Analisis latar yang dilakukan terdiri dari: analisis latar waktu, tempat, dan sosial. Analisis tokoh dibatasi hanya pada dua tokoh utama novel tersebut, Kawai Joji dan Naomi. Analisis ekstrinsik berusaha mengkaji keadaan sosial budaya masyarakat Jepang pada saat novel itu ditulis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa potret westernisasi masyarakat Jepang dalam novel Chijin No Ai terlihat dalam penggambaran latar serta karakterisasi kedua tokoh utama. Latar dalam novel Chijin No Ai menggambarkan keadaan sosial budaya masyarakat Jepang di zaman Taisho yang telah terpengaruh oleh Barat. Karakter kedua tokoh utamanya juga digambarkan sebagai individu-individu yang memiliki kecendrungan memuja Barat secara berlebihan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa novel Chijin No Ai merupakan sebuah potret westernisasi masyarakat Jepang.

This study focused in analyzing the description of Japanese society_s westernization in the Chijin No Ai novel. The method of this research is analysis descriptive based on literature studies. The purpose of this study is to explain how the Japanese society_s westernization description in the ovel. This study try to prove that the novel is a portrait of westernization in Japanese society based on the perspective of Tanizaki Junichiro. Therefore, this study used sociology approach and analyze using intrinsic and extrinsic principles. Intrinsic analysis are limited only to analyzing the story_s background and characters. The former of analysis consist of analyzing the time, place and social background. Meanwhile, the latter analysis are limited only for the two main characters of the novel, Kawai Joji and Naomi. On the other hand, extrinsic analysis examines the social culture condition of the Japanese society when the novel was written.
This study shows that the Japanese society_s westernization portrait in Chijin No Ai are seen in the background description and the characterization of the two main character of the story. The story_s background describes the japanese society_s social culture condition in the Taisho period which were influenced by the West. The two main characters are described as individuals who has the tendency to over-worshipping the West. Hence, it could be concluded that the Chijin No Ai novel is a portrait of westernization in Japanese society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S13714
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tanizaki, Junichiro
London : Everyman's Library , 1993
895.63 TAN m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Febriani
"Zaman Meiji juga disebut sebagai Zaman Kesusastraan Pulang Kampung. Kampung Halaman pada zaman Meiji bergeser dari yang semula berarti ' seseorang dilahirkan dan dibesarkan menjadi daerah pedesaan. Pergeseran ini berhubungan urbanisasi besar-besar yang terjadi pada zaman Meiji, yang diilhami oleh paham shin shusse ( mencari kesuksesan, nama besar0. paham ini tertulis dalam buku kumon no Susume dan Saikoku Risshihen yang mengajurkan para muda untuk Cari risshim shusse di Tokyo."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S13642
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Akutagawa Ryuunosuke adalah salah satu dari sekian banyak pengarang Jepang yang berhasil. Rashomon, Nana dan Fume no Ito adalah tiga dari sekian banyak karyanya. Ketiga karya Akutagawa Ryuunosuke ini mengandung unsur egoisme. Dalam Rashomon dikisahkan seorang genin yang harus memilih antara tetap hidup tetapi berbuat jahat ataukah mati. Keputusan genin, akhirnya sangat dipengaruhi oleh ucapan tokoh lain yaitu seorang nenek. Tentu saja pengambilan keputusan tersebut dipengaruhi kadar egoisme yang terdapat dalam diri genin. Dalam Rana dikisahkan bagaimana seorang pendeta yang masih mempunyai egoisme, padahal seharusnya memikirkan penyampaian ajaran agama. Di sini Akutagawa menyatakan bahhwa di dalam diri manusia ada perasaan yang saling berlawanan. Di satu pihak tidak akan tega melihat kesu_litan orang lain tetapi di pihak lain juga tidak suka melihat orang yang kesulitan itu terlepas dari lilitan_nya. Dalam kumo no Ito dikisahkan seorang penjahat besar bernama Kandata yang ditolong benang Laba-laba untuk keluar dari neraka. Namun karena Keegoisannya is jatuh kembali ke neraka. Melalui kisah ini, Akutagawa Ryuuno_suke menyampaikan bahwa egoisme bukan saja akan merugikan orang lain, tetapi juga dapat merugikan diri sendiri."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S13489
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Beta Eridani
"Penelitian mengenai novel Sansho Dayu sebagai paparan Rekishi Banare karya Mori Ogai telah dilakukan pada bulan Januari sampai buian Juli 1989. Tujuannya adalah untuk mengetahui dengan jelas kaitan antara novel Sansho Dayu dengan sebuah karya esseinya yang berjudul Rekishi Sonomama to Rekishi Ranare. Pengumpulan data dilakukan melalui penelitian kepustakaan pada perpustakaan Fakultas Sastra Universitas Indonesia dan perpustakaan The Japan Foundation Jakarta. Hasilnya menunjukkan bahwa ada keterkaitan yang erat antara essei Rekishi Sonomama to Rekishi Banare dengan novel Sansho Dayu. Karena Novel Sansho Dayu merupakan pengungkapan dari Rekishi Banare, suatu metode penulisan karya yang mengambil data-data sejarah sebagai titik tolak penulisan dengan mengembangkan imajinasi pengarang secara bebas."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S13515
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tamalia Arundhina
"Penelitian ini bertujuan untuk memahami sebuah masalah sosial Jepang yaitu hikikomori dan untuk mengetahui tentang minimnya peranan orangtua dalam kehidupan anak melalui pemahaman akan sebuah karya Tatsuhiko Takimoto yang berjudul NHK ni Youkoso! baik dalam novel ataupun kehidupan nyata. Pengumpulan data dilakukan dengan metode kepustakaan, sedangkan dalam analisa dicoba menggunakan teori Sosiologi Sastra yang dikembangkan oleh Rene Wellec dan Austin Warren tentang sosiologi sastra yang berkaitan dengan isi, tujuan, dan hal-hal lain yang tersirat dalam karya sastra tersebut yang berhubungan dengan masalah sosial, teori Tamaki Saito tentang hikikomori yang mendefinisikan hikikomori sebagai suatu keadaan bukan nama penyakit atau diagnosis dan teori Meguro Yoriko seorang pakar keluarga Jepang yang mengatakan bahwa kehidupan keluarga Jepang sudah berubah menjadi kehidupan indivudialitas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa orangtua yang seharusnya menjadi teladan untuk anak-anaknya sudah mulai kehilangan kualitas sebagai orangtua yang baik. Dalam novel, peran serta orangtua tokoh utama yang merupakan pelaku hikikomori sangatlah minim bahkan tidak ada, hal tersebut menyebabkan keadaan hikikomori tokoh utama terus berlanjut. Minimnya peran serta orangtua terhadap perkembangan kesembuhan pelaku hikikomori juga terjadi pada kehidupan nyata. Begitu juga dengan kurangnya komunikasi antar orangtua dan anak merupakan salah satu penyebab utama terjadinya hikikomori. Kurangnya komunikasi antar orangtua dan anak terjadi karena kehidupan keluarga yang sudah berubah menjadi kehidupan individualitas. Dengan kehidupan keluarga yang sudah berubah inilah yang menyebabkan kurangnya peran serta orangtua dalam kehidupan anak."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S13944
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Rustin Rahayuni
"Mori Ogai, merupakan salah satu pengarang besar dalam Kesusastraan Jepang Modern, yang hidup pada masa Jepang tengah gencar-gencarnya melaksanakan pembaharuan di segala bidang, yakni yang disebut Restorasi Meiji (1868). Pada saat masuk ke dinas ketentaraan yang bertugas sebagai dokter, ia mendapat tugas belajar ke Jerman. Sesuai dengan suasana Jepang yang pada masa itu tengah membuka diri dan condong ke Eropa dan Amerika, Ogai pun tumbuh sebagai orang yang mempunyai pemikiran Eropa. Ketika di Jerman, ia telah mulai mengarang, dan karya pertamanya, Maihime, merupakan karya besar yang sampai sekarang masih banyak diteliti. Setelah pulang kembali ke Jepang, Ogai masih terus melanjutkan menulis, sehingga ia pun memutuskan untuk menjadi seorang pengarang disamping masih dinas sebagai dokter tentara, dan menghasilkan banyak karya. Novel Saigo no lkku, yang dibahas pada penulisan skripsi ini merupakan karyanya yang ditulis pada tahun 1915. Di dalamnya berkisah tentang seorang anak perempuan bernama Ichi, yang lahir sebagai anak tertua, yang berusaha menolong ayahnya yang akan dihukum gantung, dengan mengorbankan dirinya beserta adik-adiknya untuk menggantikan menjalani hukuman itu. Dalam usahanya itu, dia benar-benar memikirkannya sendiri, dan apa yang akan diperbuatnya itu telah dia perhitungkan sebelumnya. Ternyata, apa yang dilakukannya itu membuat para penguasa menjadi berfikir lebih lanjut terhadap kasus ayah Ichi ini, hingga akhirnya usaha Ichi tidak sia-sia, karena ayahnya tidak jadi dihukum mati, tetapi dihukum buang. Di dalam novel ini, Ogai ingin menyampaikan kepada pembaca, bahwa didalam tindakan Ichi ini, ada"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1997
S13582
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widyaningsih Peni Lestari
"Giongo dan Gitaigo merupakan salah satu aspek bahasa Jepang yang menarik bagi para pembelajar bahasa Jepang yang berbahasa ibu bahasa Indonesia Namun karena jumlahnya yang begitu banyak sementara padanannya dalam bahasa Indonesia sangat terbatas, kadang-kadang giongo dan Gitaigo ini menjadi salah satu kendala pada saat belajar bahasa Jepang. Giongo dan gitaigo yang terdiri dari empat suku kata dengan bentuk pengulangan utuh dua suku kata awal merupakan Giongo dan gitaigo yang paling banyak ditemukan dalam novel Madogiwa No Tottochan yaitu sebanyak 54 buah. Namun dengan mengetahui bentuk giongo dan gitaigo, tidak berarti mengetahui makna yang terkandung dalam giongo dan gitaigo tersebut.
Penelitian tentang hubungan antara bentuk giongo dan gitaigo yang terdiri dari empat suku kata dengan bentuk pengulangan utuh dua suku kata awal dengan makna yang terkandung di dalamnya, menggunakan konsep yang dilemukakan oleh Shoko Hamano yang terdapat dalam The Sound-Symbolic System Of Japanese. Hamano membuat suatu kesimpulan bahwa distribusi atau letak konsonan maupun vokal di dalam giongo dan gitaigo, mempengaruhi makna yang terkandung dalam giongo dan gitaigo tersebut.
Hasilnya menunjukkan bahwa ada hubungan antara distribusi atau letak konsonan maupun vokal di dalam giongo dan gitaigo dengan makna yang terkandung dalamnya. Namun tidak semua data menunjukkan makna sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Hamano. Ada beberapa perkeeualian yaitu pads giongo dan gitaigo seperti Bura-bura, gowa-gowa dan yore-yore. Adapun secara umum dapat diambil kesimpulan sebagai benkut: Pengulangan bentuk dasar secara utuh menunjukkan makna suatu gerakan atau kegiatan yang dilakukan berulang kali atau berkelanjutan; menunjukkan makna obyek yang rnelebar atau mengembang; juga menunjukkan makna keadaan yang tetap atau statis.
Konsonan awal yang mengalami palatalisasi seperti kyo atau cho menunjukkan makna adanya sifat yang kekanak-kanakan. Ada 33 kombinasi konsonan dan 16 kombinasi vokal yang ditemukan dalam 54 giongo dart gitaigo yang dianalisa dalam Bab III Penjelasan makna vokal yang dikemukakan oleh Hamano kurang spesifik atau terperinci sehingga lebih sulit untuk menguraikan makna berdasarkan kombinasi vokal dibandingkan dengan analisa berdasarkan kombinasi konsonan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S13934
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thermalita Lestari
"Skripsi ini membahas mengenai tema dalam cerpen Nalgae dengan menjelaskan gagasan-gagasan kecil serta unsur surealisme yang berkaitan dengan tokoh-tokohnya. Metode yang digunakan adalah metode close reading. Teori yang digunakan meliputi tema, tokoh dan penokohan, latar, dan surealisme. Hasil analisis yang diperoleh adalah unsur surealisme yang berupa tokoh dan latar berfungsi untuk menegaskan gambaran kondisi batin para tokoh yang dapat mendukung tema itu sendiri, yaitu ketidakmampuan aku dalam beradaptasi dengan kenyataan.

This thesis discusses about the theme of Yi Sang's work Nalgae by explaining its small ideas and surrealism elements associated with the characters. The method used in this study is a method of close reading. The theory used include themes, characters and characterizations, setting, and surrealism. Analytical results proved that the elements of surrealism in the form of character and setting serves to emphasize the mental condition of the characters that can support the theme itself, namely the inability of "I" to adapt in reality."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43259
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>