Ditemukan 101459 dokumen yang sesuai dengan query
Ardiatma Mardhika
"Zaibatsu merupakan motor penggerak ekonomi Jepang pada jaman Meiji, Taisho sampai Showa. Karena hubungannya dengan pemerintah maka Zaibatsu merupakan lambang dari konglomerasi serta kolusi pada masa itu. Zaibatsu yang sebagian besar memulai hidupnya dari Seisho dapat berkembang begitu cepat berkat pendiversifikasian yang dilakukannya dan proteksi dari pemerintah.Hubungan Zaibatsu dengan pemerintah yang erat membuat Jepang dapat mencapai kemajuan ekonomi yang cukup pesat. Selama bertahun-tahun kombinasi keduanya dapat membawa Jepang kepada posisi yang penting di dunia.Peranan Zaibatsu pada ekonomi, dimana Zaibatsu menguasai sektor-sektor penting seperti industri berat dan perbankan, pada sebelum perang kedua, begitu hebatnya. Peranan Zaibatsu tersebut membuat Amerika merasa penting untuk membubarkan Zaibatsu agar dapat mendemokrasikan Jepang setelah Jepang diduduki oleh Amerika. Pembubaran Zaibatsu begitu penting bagi perekonomian Jepang karena hal tersebut menjadi dasar sistem perekonomian Jepang sekarang. Karena sebab itulah, maka hal ini terasa perlu diangkat sebagai topik Skirpsi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S13469
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Sri Murwani
"ABSTRAKSI. Jepang kini menduduki peringkat atas dalam percaturan perekonomian dunia. Jaringan perusahaan Jepang yang kuat serta loyalitas yang tinggi para karyawan dari tiap perusahaan Jepang, merupakan modal yang tak ternilai bagi Jepang sendiri. Hubungan yang terjalin antara pihak swasta dengan pemerintah sangat harmonis. Keadaan ini sudah muncul sejak jaman Meiji yaitu dengan terjalinnya zaibatsu dengan pemerintah dalam menyokong keuanga_n negara. Dalam memajukan industrialisasi nasional, pemerintah mendorong swasta untuk turut memajukan negara. Hubungan yang erat antara zaibatsu dengan pemerintah tidak saja dalam bidang keuangan, tetapi meliputi bidang politik pemerintahan. Karena kuatnya pengaruh zaibatsu dalam pemerintahan nasional, maka setelah Jepang kalah dalam Perang Dunia II dan selanjutnya ber_ada di bawah kekuasaan Pemerintah Pendudukan Amerika Serikat, pihak Amerika mengeluarkan kebijaksanaan pembubaran zaibatsu dan dilaksa_nakan oleh Komisi Likuidasi Perusahaan-perusahaan Induk yang diben_tuk pada tahun 1946. Alasan pihak Amerika Serikat ialah ingin mendemokrasikan perekono_mian Jepang dari zaibatsu. Disamping itu zaibatsu dianggap oleh Amerika telah ikut campur dalam militerisasi Jepang terutama dalam Perang Dunia II. Dengan alasan-alasan tersebut di atas, maka zaibatsu dibubar_kan oleh Amerika tetapi pada tahun 1952 lambat laun zaibatsu bangkit kembali dengan tatanan manajemen yang tidak jauh berbeda dari sebelumnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S13868
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Alexsandra Susila Asih
"
ABSTRAKDalam buku Sejarah Zaibatsy Jepang (Nihon Zaibatsu Shi) karangan Morikawa Hidemasa, zaibatsu merupakan perusahaan keluarga yang terdiri dari bermacam-macam industri dalam skala yang besar dan menjalankan perusahaan tersebut secara feodal2. Istilah zaibatsu itu sendiri dalam sejarah Jepang, muncul kira-kira pada awal zaman Meiji3. Zaibatsu ini sangat besar pengaruhnya terhadap pemerintahan Jepang, khususnya pada zaman Meiji. Kembalinya kekuasaan politik dari pemerintahan Bakufu kepada Kaisar pada tahun 1868 merupakan dimulainya zaman Meiji. Masyarakat tidak puas atas pemerintahan Tokugawa. Ketidakpuasan Masyarakat itu karena struktur masyarakat Jepang telah goyah dikarenakan bangkrutnya para daimyo. Para daimyo itu mempunyai hutang kepada para saudagar, sedangkan para daimyo itu merupakan kelas samurai, kelas tertinggi dalam stratifikasi (hirarki) masyarakat Jepang. Selain itu pemerintah mulai mengadakanhubungan dengan orang Barat, setelah Laksamana Perry membuka secara paksa hubungan dagang dengan Jepang. Pada zaman Tokugawa. pemerintahannya menjalankan kebijaksanaan politik menutup diri dari pengaruh luar yang dikenal dengan istilah Sakoku. Pihak luar tidak boleh memasuki wilayah Jepang dan sebaliknya orang Jepang sendiri tidak boleh keluar dari negeri Jepang. Tetapi setelah Laksamana Perry berhasil memaksa pemerintahan Tokugawa untuk membuka hubungan dagang dengan orang Barat, maka timbul rasa tidak puas di kalangan masyarakat atas pemerintahan Tokugawa. Sistem politik Tokugawa yang bersifat desentralisasi dihapuskan untuk mewujudkan politik integrasi seluruh negeri.
"
1995
S13467
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Riani Handayani
"Salah satu peran pers adalah memberikan berita, menyampaikan, merekam apa yang terjadi, dilakukan dan dipikirkan dunia dengan jelas dan terinci. Melalui pemberitaan pers, kondisi atau keadaan masyarakat pada suatu masa dapat diketahui. Melalui pemberitaan media masa perang dapat diketahui bagaimana peranan wanita saat itu. Pecahnya PD II yang melibatkan Australia telah menjadi berita hangat di berbagai media termasuk di majalah wanita The Australian Women's Weekly. Pada saat perang merupakan majalah yang memiliki jumlah edaran tertinggi dari media sejenis. Selama masa perang majalah tersebut banyak mengangkat berita perang dan partisipasi kaum wanita Australia di dalam beberapa kegiatan perang. Partisipasi wanita pada masa PD II mengalami peningkatan dari PD I, Khususnya kegiatan yang dilakukan di luar rumah dan terlibat dalam usaha perang. Pekerjaan sebagai perawat merupakan profesi wanita paling tua pada perang. Pada masa ini pula kesempatan wanita di bidang industri dan militer cukup terbuka lebar, karena pekerja pria sebelumnya meninggalkan lahan industri dan mereka lebih tertarik bergabung di militer selama perang berlangsung. Mobilisasi pekerja wanita terjadi pada masa perang, karena mereka mulai mengisi lahan pekerjaan yang kosong, untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Berita dan propaganda pemerintah di media untuk merekrut sebanyak mungkin tenaga kerja secara tidak langsung turut mempengaruhi kesadaran kaum wanita untuk bekerja. Mereka berusaha membagi waktu untuk pekerjaan dan keluarga. Kesempatan menjadi tentara baru diberikan pada PD II, memegang senjata dan ikut perang. Membuktikan mereka mempunyai kemampuan yang sama dengan pria, walaupun secara fisik mereka berbeda, tapi jika diberi kesempatan mereka dapat melakukan pekerjaan pria. Bidang industri, Land Army, dan beberapa kedinasan mulai menerima tenaga wanita sebagai pekerjanya. Kehidupan wanita Australia mulai dikenalkan pada pekerjaan di luar rumah dan mencoba lahan kerja kaum pria. Saat perang berakhir pekerja wanita bersedia kembali ke rumah, namun ada sebagian pekerja lainnya mempertahankan posisi mereka karena telah mendapat jabatan tertentu. Keadaan itu sempat membuat kaum pria bereaksi karena pada dasarnya mereka akan kembali menempati tempat kerja yang telah ditinggalkan sebelumnya, di militer merupakan pekerjaan sementara waktu selama perang masih berlangsung."
2000
S12429
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
PATRA 6(3-4) 2005 (1)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
PATRA 5 (1-2) 2004
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
PATRA 3 (3-4) 2002
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Riezky Darma Setyawan
"
ABSTRAKKebijakan pemerintah Amerika Serikat (AS) mengahadapi situasi Perang Dunia II adalah mempersiapkan pertahanan ke dalam yang tangguh. Untuk itu segala potensi industri dialihkan untuk pembangunan kekuatan militer. Dalam konteks sejarah AS di abad ke-20, kebijakan mengenai penggunaan aspek militer sebagai alat penentu keputusan politik luar negerinya adalah suatu hal yang sangat panting. Walaupun kita mengetahui bahwa tatanan politik dan sosial negara tersebut sangat jauh dari sifat yang militeristik. Kebijakan pertahanan tersebut memiliki doktrin yang terkait dengan aspek kematraan atau alam tempat bernaung suatu angkatan perang.
Pesawat pembom strategis dan aspek politik-ekonominya yang menjadi bahan penelitian di dalam skripsi ini terikat ke dalam sebuah doktrin bermatra udara. Doktrin ini dihasilkan dari sebuah perdebatan mengenai pengesahan konsepsinya pada tahun I 920'an. Perdebatan itu berpangkal dari belum terujinya konsep tersebut ke dalam situasi yang nyata. Doktrin itu kemudian bisa diwujudkan bersama dengan tujuan politik AS dalam percaturan dunia yang tengah dilanda perang. Kegiatan industri manufaktur saat itu yang merupakan inti dari kebesaran ekonomi dan kemenangan militer AS.
Kegiatan ini pula memberikan arti yang panting terhadap keberadaan industri swasta yang didorong oleh kebijakan pemerintah. Hal ini ditambah oleh peranan lembaga militer yang secara langsung menerapkan doktrin tersebut yang memiliki peranan dalam perancangan dan pengelolaan produksinya.
"
2001
S12401
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library